Anda di halaman 1dari 10

SKENARIO 3

Seorang laki-laki berusia 40 tahun berobat ke dokter gigi dengan keluhan langit-langit sakit,
rasa terbakar dan menggunakan gigi tiruan lengkap. Pemeriksaan intra oral terlihat bercak putih
yang dikelilingi warna kemerahan pada palatum, dan lesi dapat dikerok, meninggalkan daerah merah
dan berdarah. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan pseudo hifa (yeast). Dokter gigi memutuskan
untuk memberikan resep untuk penyakit tersebut.

Klarisifikasi Istilah

1. Pseudo hifa (yeast)


+ fungi seperti ragi yang dapat tumbuh yang menyerupai ragi pada selnya dan
menyerupai hifa.
+ mikroorganisme yang termasuk kedalam golongan fungi yang dibedakan
bentuknya dari mould (kapang) karena berbentuk uniseluler.
+ hifa semu pada reproduksi aseksual Ascomycota.
2. Bercak putih
Penebalan mukosa yang ditandai dengan warna putih atau putih kebiruan.
3. Palatum
Bagian langit-langit dimulut dan merupakan nama tulang dari bagian langit-langit
mulut atau palatal.
4. Dikerok
Suatu usaha yang dilakukan untuk mengikis suatu permukaan dengan sedikit
menekan permukaan yang akan dikerok.

Rumusan Masalah

1. Jamur apa saja yang ada dimulut.


2. Gejala klinis pseudo hifa (yeast).
3. Morfologi jamur pseudo hifa dirongga mulut.
4. Bagaimana mekanisme perkembang pseudo hifa (yeast) dirongga mulut.
5. Bagaimana tata laksana dental pada kasus infeksi jamur.
6. Penyakit yang ditimbulkan dari jamur pseudo hifa (yeast).
7. Patogenesis dari infeksi jamur.
8. Apasajakah faktor yang dapat menyebabkan infeksi jamur.
9. Bagaimana hubungan jamur pseudo hifa (yeast) dengan gigi tiruan yang lengkap.
10. Bagaimana cara pemeriksaan laboratorium pada pseudo hifa (yeast).
11. Bagaimana imnunologi jamur.
12. Bagaimana perawatan jamur kandidiasi oral.
13. Bagaimanakah pemberian obat pada penyakit tersebut.
14. Bagaimanakah cara mencegah penyebaran jamur dalam rongga mulut.
Curah Pendapat

1. Jamur apa saja yang terdapat didalam mulut


1) Jamur candida sp
2) candida yeast
3) candida glabarata
4) candida parasilosi
5) candida guilimondy
6) candida krusey
7) candida albicans
8) candida tropicalis

2. Gejala klinis pseudo hifa (yeast)


Gejala klinis dari pseudo hifa (yeast) yaitu dapat terlihat bercak putih yang dikelilingi warna
kemerahan pada palatum, dan lesi dapat dikerok, meninggalkan daerah merah atau berdarah.

3. Morfologi jamur pseudo hifa dirongga mulut dan Apa gejala klinis kandidiasis oral pada HIV AIDS
Ciri-ciri Jamur secara umum, hidup pada inang dan tempat yang lembab, tidak
berklorofil, dan memiliki hifa.
Sifat-sifat pseudo hifa, bersifat uniseluler, berreproduksi secara bertunas ,
berukuran 3-15nm secara mikroskopis susunan sel berupa rantai yang tidak beraturan dan
berkoloni seperti pasta.
+ berbentuk tubuh bersel banyak atau multiseluler berupa benang atau hifa.

4. Bagaimana mekanisme perkembang pseudo hifa (yeast) dirongga mulut


Kurang bersih perawatan terhadap gigi tiruan yang menyebabkan dapat tumbuhnya jamur
yang menyebabkan pseudo hifa (yeast) .

5. Bagaimana tata laksana dental pada kasus infeksi jamur


Lakukan pemeriksaan intra oral dan ekstra oral pada pasien.

6. Penyakit yang ditimbulkan dari jamur pseudo hifa (yeast)


Penyakit yang dapat timbul dari jamur pseudo hifa (yeats) yaitu Leukoplakia.
+ dampak Leukopalkia dapat mengganggu proses makan.

7. Patogenesis dari infeksi jamur


Kurang bersih perawatan terhadap gigi tiruan yang menyebabkan dapat tumbuhnya jamur
yang menyebabkan pseudo hifa (yeast) .

8. Apa sajakah faktor yang dapat menyebabkan infeksi jamur


Kurangnya kebersihan dari rongga mulut, sistem kekebalan tubuh yang lemah, faktor obat-
obatan tertentu dan penyakit kronis.

9. Bagaimana hubungan jamur pseudo hifa (yeast) dengan gigi tiruan yang lengkap
Berhubungan dengan kebersihan mulut.
10. Bagaimana cara pemeriksaan laboratorium pada pseudo hifa (yeast)
Lakukan kultur jamur untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.

11. Bagaimana imnunologi jamur


Imunologi tubuh terhadap infeksi jamur,mengeluarkan sel B –> sel plasma -> antibodi.
Bakteri dan jamur CD4.
Virus CD8 .

12. Bagaimana perawatan atau pengobatan pada penderita kandidiasis oral


Kandidiasis yaitu peradangan yang disebabkan oleh jamur.

13. Bagaimanakah pemberian obat pada penyakit tersebut


Diberikan antijamur untuk pengobatan.

14. Bagaimanakah cara mencegah penyebaran jamur dalam rongga mulut


Cara pencegahan, menjaga kebersihan dari rongga mulut dan kebersihan dari gigi tiruan.

Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang infeksi jamur.


2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang macam-macam infeksi jamur pada rongga mulut.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang patogenesis infeksi jamur.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang imunologi jamur.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang morfologi dan sifat jamur.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengobatan terhadap jamur.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang gambaran klinis infeksi jamur pada rongga mulut.
8. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang pada infeksi jamur.

PEMBAHASAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang infeksi jamur.


 Infeksi Candida merupakan infeksi yang sering terjadi didalam rongga mulut manusia.
Candidiasis dibagi 4, akut, kronis, angular, median, ----
 Infeksi jamur
 Infeksi bakteri candida albicans, berbentuk seperti telur, merupakan mikroorganisme
yang dapat berubah da tidak beraturan.
 Infeksi pada manusia, terdapat ditanah yang terkontaminasi oleh kotoran burung, jamur
kandida menyebabkan penyakit kandidiasis yang menyebabkan, ---- jamur dematovita
(kurap), jamur (panu), jamur ----.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang macam-macam infeksi jamur pada rongga mulut.
 Kandidiasis pseudomembran akut, kandidasis atrofikakut, kandidiasis atrofi kronis,
Kandidiasis Hyperplastic kronis, angularcheilitis, median rhomboid glositis.
 Macam-macam kandida, albicans, tropicalis, krusei, parapsilosis, guilermondi.
 Faktor sistemik, host.
Penggunaan obat-obatan seperti antibiotik spetrum luas dapat mempengaruhi flora
lokal oral sehingga menciptakan lingkugan yang sesuai untuk jamur kandida berproliferasi.
Penghentian obat-obatan ini akan mengurangi dari infeksi jamur kandida. Beberapa faktor
lain yang menjadi predisposisi dari infeksi kandidasis oral adalah merokok, diabetes, sindrom
cushing’s serta infeksi HIV.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang patogenesis infeksi jamur.


 Bentuk jamur didalam tubuh bersifat patogen, blastopora.
 Jamur dapat menghindar dari ------ . respon imun humoral tidak paten dan dapat
menyebabkan jamur menjadi progresif. ( Ahsani 2014)
Seperti pada umumnya infeksi oleh mikroorganisme lain seperti bakteri dan parasit,
respon imun tubuh terhadap jamur terdiri atas respon alamiah dan juga adaptif. Respon
imun alamiah berperan sebagai barier pertahanan pertama yang melawan masuknya
potagen ke dalam tubuh. Respon imun adaptif merupakan mekanisme lanjutan dari respon
imun alamiah untuk dapat mengeradikasi potagen di dalam tubuh.

 Patogenenesis dan patologi, berasal dari dalam dan luar tubuh. ( Denita)
Sumber utama infeksi candida adalah flora normal dalam tubuh pada pasien dengan
sistem imunyang menurun. Dapat juga berasal dari luar tubh, contohnya pada bayi baru lahir
mendapat candida dari vagina ibunya (pada waktu lahir atas masa hamil) atau dari staf
rumah sakit, dimana angka terbawanya candida sampai dengan 58%. meskipun masa hidup
candida dikulit sangat pendek. Infeksi candida dapat terjadi apabila ada faktor prodisposisi
baik endogen maupun eksogen.

 Menempelnya mikroorganisme didalam sel host.


Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel host menjadi syarat mutlak untuk
berkembangnya infeksi. Secara umum interaksi antara mikroorganisme dan sel penjamu
diperantarai oleh komonen spesifik dari dan fosfolipase. Candida albicans menyebabkan
penyakit sistemik progresif pada penderita yang lemah atau sistem imunnya tertekan,
terutama jika imunitas perantara sel terganggu.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang imunologi jamur.


 Saskia ----
Tubuh manusia yang kehilangan sistem imun menyebabkan organisme ini berubah
dari yeast from menjadi fungal form. Pembentukan parasitic fungal bergerak memasuki
mukosa gastrointestinal dengan merusak batas pertahanan antara intestinal tract dan
keseluruhan sirkulasi dalam tubuh. Keadaan ini menyebabkan sebagian digested dietary
proteins masuk ke dalam aliran darah (mempunyai kekuatan antigenik/antibody-stimulating)
berusaha menyerang pertahanan sistem imun tubuh. Aktivasi sistem imun terjadi aibat
penggunaan antibiotik yang berkepanjangan, pemakaian steroid, kontrasepsi oral, diet gula
yang berlebihan atau sters.

 Resistensi kandida bersifat kompleks,

 Ada 6 mekanisme jamur dalam pertahanan, penghindaran pengenalan struktur,


modulasi, pembentukan molekul pengumpan pada sel jamur, kemampuan bertahan,
enplasi komplemen. ( Fitri)
Sistem imun yang sempurna akan mampu mengeliminasi seluruh patogen (bakteri,
parasit, maupun jamur) yang masuk dalam tubuh host.
a) Menghindari pengenalan struktur PAMPs yang menginduksi respon inflamasi :
jamur mampu beradaptasi terhadap keadaan lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi perkembangannya melalui perubahan bentuk morfologi
(switching fenotip).
b) Modulasi sinyal inflamasi : c albicans an A. fumigatus mengindari sistem imun
seluler melalui induksi pengenalan PAPMs melalui TLR2. Aktivasi sistem imun
humoral akan menghambat aktivitas antihifa dan proses respiratory bust oleh
monosit.
c) Pembentukan molekul pengumpan pada permukaan sel jamur (shedding of decoy
conects) : pada dasarnya pembentukan molekul pengumpan yang mirip dengan
struktur PAMPs pada permukaan se jamur menggantikan fungsi pengenalan
antara PAMPS dengan PRRs yang sesuai.
d) Menghindari dari respon fagositosis : salah satu cara yang dilakukan oleh jamur
untuk dapat menghindari immune surveillance dan fagositosis, adalah dengan
cara bersembunyi pada sel yang bersiat nonfogositik.
e) Kemampuan bertahan dengan cara membentuk morfologi yang baru (persistance
despte adversity) : jamur yang telah diinternalisasi akan bertahan dari mekanisme
destruksi sel fagositik dengan cara membentuk morfologi yang baru.
f) Evasi komplemen : jamur memiliki dinding sel yang tebal bersifat resisten
terhadap pembentukan membrane attack complex (MAC oleh siste komplemen.

 Respon imun Th1 lebih menguntukngkan dari pada Th2. ( Ica)


Respon imun Th1 berperan sebagai faktor proteksi terhadap infeksi jamur
dibandingkan dengan Th2. aktivasi pada sistem imun harmonal digunakan oleh jamur untuk
menghindar dari sistem imun seluler. Hal ini dianggap menguntungkan bagi jamue oleh
karena jamur dapat menghindar dari aktivitas respiratory burst dan juga menghindar dari
terdapatnya sekresi antifungal yang diinduksi oelh aktivasi sel Th1.

 Aktifitas sistem imun aktif ketika diet berlebihan, ----


5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang morfologi dan sifat jamur.
 Nurmayunika -----
Candida secara morfologi mempunyai beberapa bentuk elemen jamur yaitu sel ragi
(biastospora /yeast) hifa dan bentuk intermedia/pseudohifa. Candida memperbanyak diri
dengan membentuk tunas yang akan terus memanjang membentuk hifa semu.
Pertumbuhan optimum terjadi pada pH antara 2,5-7,5 dan temperatur berkisar 200C - 380C.
Candida merupakan jamur yang pertumbuhannya cepat yaitu sekitar 48-72 jam.
Kemampuan candida tumbuh pada tumbuh pada suhu 370C merupakan karakteristik penting
untuk identifikasi. Spesies yang patogen akan tumbuh secara mudah pada suhu 250C-370C,
sedangkan spesies yang cenderung sapofit kemampuan tumbuhnya menurun pada
temperatur yang semakin tinggi.

 morfologi kandida melalui masa inkubasi, yang dapat ,membedakan dengan yang lain
nya.

 Morfologi jamur berupa benang tunggal yang dapat membentuk silum, berkembang biak
secara seksual dan aseksual, tubuh mengandung ----- ( Nabila )
Berupa benang tunggal/bercabang-cabang, mempunyai spora, memproduksi spora,
tidak mempunyai klorofil sehingga tidak berfotosintsis, berkembang biak secara seksual dan
aseksual, tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa dan manan.

 Jamur tumbuh bentuk kapang memiliki diameter 2micrometer – 10micrometer, dan ragi
berbentuk elips, memiliki diameter 3micrometer – 15micrometer. (Syerin)

 Kandida dapat tumbuh dalam suhu 37 0c.


Dua tes morfologi sederhana membedakan C. albicans yang paling patogen dari
spesies candida lainnya yaitun setelah inkubasi dalam serum selama sekitar 90 menit pada
suhu 370C.

 Spesies jamur yang bersifat patogen dan oportunistik, dapat berbentuk oval
berdiameter 3nm. Oportunistik menyerang saat kekebalan tubuh rendah.

6. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengobatan terhadap jamur.


 Obat antijamur berdasarkan 3 kelompok besar. ( Bima)
Obat anti jamur berdaarkan target kerja dapat dibagi menjadi 3 kelompok besar
yaitu antijamur yang bekerja pada membran sel jamur, asam nukleat jamur dan dinding sel
jamur serta ada satu antijamur yang tidak termasuk dalam ketiga kelompok besar diatas
yaitu griseofulvin yang bekerja pada mikrotubulus jamur.
 Menghindari beberapa faktor, diberi larutan, menghindari, sistemik,
a. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi : lesi-lesi lokal paling baik diobati
dengan menghilangkan penyebabnya, yaitu menghindari basah, mempetahankan
daerah-daerah tersebut tetap sejuk, dan penghentian pemakaian antibiotik.
b. Topikal : larutan ungu gentian 1/2-1 untuk selaput lendir, nistatin, amfoterisin B, grup
azol seperti mikonazol 2%, klotrimazol 1%, tiokonazol, siklopiroksolamin 1%, antiikotik
lain yang berspektrum luas.
c. Sistemik : tablet nistatin, amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik,
kentokonazol obat pilihan untuk pengendalian jangka panjang, kandidosis vaginalis,
antijamur spektrum luas.

 Keamanan, jenis obat, usia, sifat kimia, dan manfaat dan kerugian dari obat, serta dosis
yang akan diberikan. Mis: Itrafonazol 100mg efek samping, mual dan alergi. ( Edo)
1) Pemilihan obat yang tepat : rasio manfaat dengan resiko obat yang dipilih, keamanan
(efek samping, kontra indikasi) obat yang dipilih, jenis bahan obat (bahan baku,
formula standar, bahan generik, atau bahan paten) yang dipilih, pertimbangan biaya
atau harga obat.
2) Penetapan cara pemberian dan aturan dosisn yang tepat : cara pemberian obat yaitu
dengan tujuan terapi, kondisi pasien, sifat fisika-kima obat, bioaviabilitas obat, dan
manfaat (untung-rugi pemberian obat). Aturan dosis (dosis dan jadwal pemberian)
obat. Dosis yang ideal adalah dosis yang diberikan per individual. Jadwal pemberian
meliputi frekuensi, satuan dosis perkali dan saat atau waktu pemberian obat.
Frekuensi artinya berapa kali obat yang dimaksud diberikan kepada pasien. Saat atau
waktu pemberian, hal ini dibutuhkan bagi obat tertentu supaya dalam pemberiannya
memiliki efek optimal, aman dan mudah diikuti pasien. Lama pemberian obat
didasarkan perjalanan penyakit atau menggunakan pedoman pengobatan yang sudah
ditentukan dalam pustaka atau RS.
3) Pemilihan BSO yang tepat
4) Pemilihan formula resep yang tepat
5) Penulisan preskripsi dalam blanko resep yang benar : itulis secara jelas, lengkap dan
sesuai dengan aturan atau pedomanbuku serta menggunakan singkatan bahasa latin
baku, pada blanko standar.
6) Pemberian informasi bagi penderita yang tepat : cara atau aturan harus tertuli lengkap
dalam resep, namun dokter juga masih harus menjelaskan kepada pasien.

 Pengobatan mistatin obat pertama dalam kandidiasis oral yang tidak memiliki
efeksamping yang merlebihan, ampoterin b, efek samping nya toksitas pada ginjal,
kultimazol berbentuk krim dan tablet, menyebabkan mual dan muntah, seta rasa tidak
nyaman pada bagian yang diberikan obat.
Pada kunjungan awal, karena gambaran klinis nampak sebagai kandidiasis
pseudomembran maka diberikn obat antifungi Nystatin suspensi oral dan sirup parasetmol
jika ada peningkatan suhu badan, serta multivitamin dan instruksi diet TKTP cair sebagai
terapi suortif.multivitamin yang diberikan mengandung vitamin A 3000 IU, D 400 IU, B1 3
mg, B2 1,5 mg, B6 0,5 mg, B12 5 mcg, dan C 30 mg dengan dosis satu sendok takar sekali
sehari. Multivitamin diharapkan dapat membantu meningkatkan kondisi umum pasien yang
lemah. Vitamin A diperlukan untuk diferensiasi dan pertumbuhan jaringan epitel da
meningkatkan fungsi sistem imun. Vitamin B kompleks memegang peranan sebagai koenzim
pada banyak reaksi biokimia dan metabolisme tubh manusia, dan meningkatkan stamina
tubuh secara umum. Vitamin C berperan penting penting sebagai kofaktor pada hidroksilasi
residu prolin untuk sintesis kolagen, memlihara jaringan konektif serta membantu sintesis
jaringan konektif pada saat terjadi penyembhan.

 Mengukur kekuatan kandida yang membutuhkan waktu ingkubasi selama 10 hari


dengan suhu 300c.
Uji biokimiawi dilakukan dengan pemeriksaan asimilasi karbohidrat untuk konfirmasi
spesies kandida. Carbohydrate assimilation test yaitu mengukur kekuatan yeast dalam
memaksimalkan karbohidrat tertentu sebagai bahan dasar karbon dalam oksigen.
Pemeriksaan ini membutuhkan waktu inkubasi selama 10 hari pada suhu 370C. hasil produksi
berupa gas dibandingkan pH standar merupakan indikasi danya proses fermentasi.

 Pemberian antifungal secara topikal dan sistemik, digunakan gentianviolet digantikan


oleh mistatin, dan ampotetrisin b merupah preameblitas jamur.
Pemberian obat-obatan antifungal juga efektif dalam mengobati ineksi jamur.
Terdapat dua jenis obat antifungal, yaitu pemberian obat antifungal secara topikal dan
sistemik. Pengobatan antifungal topikal pada awal abad 20 yaitu dengan menggunakan
gentian violet, namun karena perkembangan resisten dan adanya efek samping seperti
meninggalkan stain pada mukosa oral, sehingga obat itu diganti dengan nystatin yang
ditemukan pada tahun 1951 dan amphotericin B pada tahun 1956. obat-obatan tersebut
bekerja dengan menigkat sterol pada membran sel jamur, dan mengubah permeabilitas
membran sel. Nytatin merupakan obat antifungal yang paling banyak digunakan. Obat
antifungal sistemik digunakan pada pasien yang tiak mempan terhadap obat antifungal
topikal dan pada pasien dengan resiko tinggi menderita infeksi sistemik.

7. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang gambaran klinis infeksi jamur pada rongga mulut.
 Kandidiasis dibedakan menjadi 3 kelompok.
a) Akut, dibedakan menjadi dua: - kandidiasis pseudomembranosus akut, secara kinis
terlihat sebagai plak mukosa yang putih atau kuning, seperti chesy material yang
dapat dihilangkan dan meninggalkan permukaan yang berarna merah. Kandidiasis
terdiri atas sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur dan umunya dijumpai pada
mukosa labial, mukosa bukal, palatum keras, palatum lunak, lidah, jaringan
periodontal dan orofaring. - kandidiasis atrofik akut, biasanya djumpai pada mukosa
bukal, palatum dan bagian dorsal lidah dengan permukaan tampak sebagai bercak
kemerahan.
b) Kronik, dibedakan menjadi tiga: - kandidiasis atrofik kronik, gambaran klinis denture
related berupa daerah eritema pada mukosa yang berontak dengan permukaan gigi
tiruan. Gigi tiruan yang menutupi mukosa dari saliva menyebabkan daerah tersebut
mudah terinfeksi jamur. - kandidiasis hiperplastik kronik, terlihat seperti plak putih
pada bagian komisura mukosa bukal atau tepi lateral lidah yang tidak bisa hilang bila
dihapus. Kondisi ini dapat berkembang menjadi displasia berat atau eganasan. -
median rhomboid glositis, tampak sebagai daerah atrofik pada bagian tengah
permukaan dorsal lidah, dan cenderung dihubungkan degan perokok dan penggunaan
obat steroid yang dihirup.
c) Keilitis angularis, merupakan infeksi campuran bakteri dan jamur kandida yang
umumnya dijumpai pada sudut mulut baik unilateral maupun bilateral. Sudut mulut
yang terinfeksi tampak merah dan sakit. Terjadi pada penderita anemia defisiensi besi,
defisiensi vitamin B12, dan pada gigi tiruan dengan vertikal dimensi oklusi yang tida
tepat.

 Infeksi kandida didalam rongga mulut terdiri atas, pseoudomembranous, erythematois,


hyperplastic, dan mucocutqneous.
a. Kandidiasis pseudomembranosa : memiliki presentasi dengan plak utih yang multipel
yang dapat dibersihkan. Plak putih tersebut merupakan kumpulan dari hifa. Mukosa
dapat terlihat eritma.
b. Kandidiasis atropik : ditandai dengan adanya kemerahan difus, sering dengan mukosa
yang relatif kering. Area kemerahan biasanya terdapat pada mukosa yang berada
dibawah pemakaian seperti gigi palsu.
c. Kandidiasis hiperplastik : ditandai dengan adanya plak putih yang tidak dapat
dibersihkan. Lesi harus disembuhkan dengan terspi antifungal secara rutin.
d. Kandidiasis eritematoa : lesi secara klinis lesi timbul eritema. Lesi sering timbul pada
lidah dan palatum. Tampilan klinis yang terlihat pada kandidiasis yaitu daerah yang
eritema atau kemerahan dengan adanya sedikit perdarahan di daerah sekitar dasar
lesi.
e. Keilitis angular : ditandai dengan pecah-pecah, mengelupas maupun ulerasi yang
mengenai bagian sudut mulut.

 Gambaran klinis dari kandidiasis pada erytema.


Penyakit jamur yang disebabkan oleh spesies candida disebut candidiasis, dapat
bersifat akut atau subakut dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru
kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis.

8. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang pada infeksi jamur.


 Pemeriksaan langsung dengan cara pemeriksaan dengan larutan, pemeriksaan dengan
pewarnaan gram, pemeriksaan dengan cara kultur jamur.
Pemeriksaan langsung dengan larutan KOH dapat berhasil bila jumlah jamur cukup
banyak. Keuntungan pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cara sederhana, dan terlihat
hubungan antara jumlah dan bentuk jamur dengan reaksi jaringan. Pemeriksaan langsung
harus segera dilakukan setelah bahan kinis diperoleh sebab C. albicans berkembang cepat
dalam suhu kamar sehingga dapat memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan keadaan
klinis. Gambaran pseudohifa pada sediaan langsung (apus) dapat dikonfirmasi melalui
pemeriksaan kultur, merupakan pilihan untuk menegakkan diagnosis kandidiasis superfisial.
 Pengambilan sampel, dan dilakukan pengamatan dilaboratorium, lakukan pembiakan
jamur.
Diagnosis kandida ditetukan berdasarkan gejala klinis yag menyebar dan tidk mudah
dibedakan dari infetious agent yang telah ada. Diagnosis laboratorium dapat dilakukan
melalui pemeriksaan spesimen mikroskopis, biakan dan serologi. Tujuan pemeriksaan
laboratorium aalah untuk menemukan C. albicans di dalam bahan klinis baik dengan
pemeriksaan langsung maupun dengan biakan. Cara mendaatkan bahan klinis harus
diusahakan dengan cara steril dan ditempatkan dalam wadah steril, untuk mencegah
kontaminasi jamur dari udara.

9. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tatalaksana dental.


 Pemeriksaan intra oral, meraba bagian sub mandibularis, lakukan anamnesis, dan
therapy. ( Edo)
 Kunjungan pertama, anamnesis, kunjungan kedua diberikan therapy, obat kumur,
kunjungan ketiga, obat oles dan obat kumur dihentikan karena sudah menunjukkan
kearah yang normal. (Denita)
Pada kunjungan awal, dari anamnesis dan pemeriksaan klinis, diagnosis tentatif
kasus ini adalah kandidiasis oral dengan diagnosis banding hairy tongue. Pertama pasien
dirujuk untuk pemeriksaan mikologi guna memastikan keterlibatan jamur. Setelah itu pasien
dianjurkan untuk membersihkan dorsum lidahnya, menghentikan pemakaian antibiotik dan
kontikosteroid topikal, meningkatkan kebersihan rongga mulut serta diberikan obat kumur
klorheksidin glukonat 0,25% yag digunakan 3 kali sehari setelah menyikat gigi.pasien
disarankan kontrol kembali seminggu kemudian.

 Menjaga kebersihan mulut (OH). ( wulan).

Anda mungkin juga menyukai