Seorang laki-laki berusia 40 tahun berobat ke dokter gigi dengan keluhan langit-langit sakit,
rasa terbakar dan menggunakan gigi tiruan lengkap. Pemeriksaan intra oral terlihat bercak putih
yang dikelilingi warna kemerahan pada palatum, dan lesi dapat dikerok, meninggalkan daerah merah
dan berdarah. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan pseudo hifa (yeast). Dokter gigi memutuskan
untuk memberikan resep untuk penyakit tersebut.
Klarisifikasi Istilah
Rumusan Masalah
3. Morfologi jamur pseudo hifa dirongga mulut dan Apa gejala klinis kandidiasis oral pada HIV AIDS
Ciri-ciri Jamur secara umum, hidup pada inang dan tempat yang lembab, tidak
berklorofil, dan memiliki hifa.
Sifat-sifat pseudo hifa, bersifat uniseluler, berreproduksi secara bertunas ,
berukuran 3-15nm secara mikroskopis susunan sel berupa rantai yang tidak beraturan dan
berkoloni seperti pasta.
+ berbentuk tubuh bersel banyak atau multiseluler berupa benang atau hifa.
9. Bagaimana hubungan jamur pseudo hifa (yeast) dengan gigi tiruan yang lengkap
Berhubungan dengan kebersihan mulut.
10. Bagaimana cara pemeriksaan laboratorium pada pseudo hifa (yeast)
Lakukan kultur jamur untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.
Tujuan Pembelajaran
PEMBAHASAN
Patogenenesis dan patologi, berasal dari dalam dan luar tubuh. ( Denita)
Sumber utama infeksi candida adalah flora normal dalam tubuh pada pasien dengan
sistem imunyang menurun. Dapat juga berasal dari luar tubh, contohnya pada bayi baru lahir
mendapat candida dari vagina ibunya (pada waktu lahir atas masa hamil) atau dari staf
rumah sakit, dimana angka terbawanya candida sampai dengan 58%. meskipun masa hidup
candida dikulit sangat pendek. Infeksi candida dapat terjadi apabila ada faktor prodisposisi
baik endogen maupun eksogen.
morfologi kandida melalui masa inkubasi, yang dapat ,membedakan dengan yang lain
nya.
Morfologi jamur berupa benang tunggal yang dapat membentuk silum, berkembang biak
secara seksual dan aseksual, tubuh mengandung ----- ( Nabila )
Berupa benang tunggal/bercabang-cabang, mempunyai spora, memproduksi spora,
tidak mempunyai klorofil sehingga tidak berfotosintsis, berkembang biak secara seksual dan
aseksual, tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa dan manan.
Jamur tumbuh bentuk kapang memiliki diameter 2micrometer – 10micrometer, dan ragi
berbentuk elips, memiliki diameter 3micrometer – 15micrometer. (Syerin)
Spesies jamur yang bersifat patogen dan oportunistik, dapat berbentuk oval
berdiameter 3nm. Oportunistik menyerang saat kekebalan tubuh rendah.
Keamanan, jenis obat, usia, sifat kimia, dan manfaat dan kerugian dari obat, serta dosis
yang akan diberikan. Mis: Itrafonazol 100mg efek samping, mual dan alergi. ( Edo)
1) Pemilihan obat yang tepat : rasio manfaat dengan resiko obat yang dipilih, keamanan
(efek samping, kontra indikasi) obat yang dipilih, jenis bahan obat (bahan baku,
formula standar, bahan generik, atau bahan paten) yang dipilih, pertimbangan biaya
atau harga obat.
2) Penetapan cara pemberian dan aturan dosisn yang tepat : cara pemberian obat yaitu
dengan tujuan terapi, kondisi pasien, sifat fisika-kima obat, bioaviabilitas obat, dan
manfaat (untung-rugi pemberian obat). Aturan dosis (dosis dan jadwal pemberian)
obat. Dosis yang ideal adalah dosis yang diberikan per individual. Jadwal pemberian
meliputi frekuensi, satuan dosis perkali dan saat atau waktu pemberian obat.
Frekuensi artinya berapa kali obat yang dimaksud diberikan kepada pasien. Saat atau
waktu pemberian, hal ini dibutuhkan bagi obat tertentu supaya dalam pemberiannya
memiliki efek optimal, aman dan mudah diikuti pasien. Lama pemberian obat
didasarkan perjalanan penyakit atau menggunakan pedoman pengobatan yang sudah
ditentukan dalam pustaka atau RS.
3) Pemilihan BSO yang tepat
4) Pemilihan formula resep yang tepat
5) Penulisan preskripsi dalam blanko resep yang benar : itulis secara jelas, lengkap dan
sesuai dengan aturan atau pedomanbuku serta menggunakan singkatan bahasa latin
baku, pada blanko standar.
6) Pemberian informasi bagi penderita yang tepat : cara atau aturan harus tertuli lengkap
dalam resep, namun dokter juga masih harus menjelaskan kepada pasien.
Pengobatan mistatin obat pertama dalam kandidiasis oral yang tidak memiliki
efeksamping yang merlebihan, ampoterin b, efek samping nya toksitas pada ginjal,
kultimazol berbentuk krim dan tablet, menyebabkan mual dan muntah, seta rasa tidak
nyaman pada bagian yang diberikan obat.
Pada kunjungan awal, karena gambaran klinis nampak sebagai kandidiasis
pseudomembran maka diberikn obat antifungi Nystatin suspensi oral dan sirup parasetmol
jika ada peningkatan suhu badan, serta multivitamin dan instruksi diet TKTP cair sebagai
terapi suortif.multivitamin yang diberikan mengandung vitamin A 3000 IU, D 400 IU, B1 3
mg, B2 1,5 mg, B6 0,5 mg, B12 5 mcg, dan C 30 mg dengan dosis satu sendok takar sekali
sehari. Multivitamin diharapkan dapat membantu meningkatkan kondisi umum pasien yang
lemah. Vitamin A diperlukan untuk diferensiasi dan pertumbuhan jaringan epitel da
meningkatkan fungsi sistem imun. Vitamin B kompleks memegang peranan sebagai koenzim
pada banyak reaksi biokimia dan metabolisme tubh manusia, dan meningkatkan stamina
tubuh secara umum. Vitamin C berperan penting penting sebagai kofaktor pada hidroksilasi
residu prolin untuk sintesis kolagen, memlihara jaringan konektif serta membantu sintesis
jaringan konektif pada saat terjadi penyembhan.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang gambaran klinis infeksi jamur pada rongga mulut.
Kandidiasis dibedakan menjadi 3 kelompok.
a) Akut, dibedakan menjadi dua: - kandidiasis pseudomembranosus akut, secara kinis
terlihat sebagai plak mukosa yang putih atau kuning, seperti chesy material yang
dapat dihilangkan dan meninggalkan permukaan yang berarna merah. Kandidiasis
terdiri atas sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur dan umunya dijumpai pada
mukosa labial, mukosa bukal, palatum keras, palatum lunak, lidah, jaringan
periodontal dan orofaring. - kandidiasis atrofik akut, biasanya djumpai pada mukosa
bukal, palatum dan bagian dorsal lidah dengan permukaan tampak sebagai bercak
kemerahan.
b) Kronik, dibedakan menjadi tiga: - kandidiasis atrofik kronik, gambaran klinis denture
related berupa daerah eritema pada mukosa yang berontak dengan permukaan gigi
tiruan. Gigi tiruan yang menutupi mukosa dari saliva menyebabkan daerah tersebut
mudah terinfeksi jamur. - kandidiasis hiperplastik kronik, terlihat seperti plak putih
pada bagian komisura mukosa bukal atau tepi lateral lidah yang tidak bisa hilang bila
dihapus. Kondisi ini dapat berkembang menjadi displasia berat atau eganasan. -
median rhomboid glositis, tampak sebagai daerah atrofik pada bagian tengah
permukaan dorsal lidah, dan cenderung dihubungkan degan perokok dan penggunaan
obat steroid yang dihirup.
c) Keilitis angularis, merupakan infeksi campuran bakteri dan jamur kandida yang
umumnya dijumpai pada sudut mulut baik unilateral maupun bilateral. Sudut mulut
yang terinfeksi tampak merah dan sakit. Terjadi pada penderita anemia defisiensi besi,
defisiensi vitamin B12, dan pada gigi tiruan dengan vertikal dimensi oklusi yang tida
tepat.