Anda di halaman 1dari 4

TEGANGAN, ARUS, DAN HAMBATAN

Nurul Mutmainnah*), Prastika Paramita Wirastiti

Pendidikan Fisika ICP A


Universitas Negeri Makassar

Latar Belakang
Apabila suatu penghantar diberikan potensial yang berbeda diantara kedua
ujungnya, maka dalam penghantar itu akan timbul arus listrik. Hukum Ohm
menjelaskan hubungan antara tegangan listrik dengan kuat arus listrik. Orang yang
pertama kali menyatakan hubungan antara tegangan dengan kuat arus listrik adalah
George Simon Ohm.
Pada praktikum kali ini akan dilakukan 4 kegiatan. Yaitu menduga nilai
hambatan dalam rangkaian seri, menduga besar panas disipasi pada hambatan
berangkaian seri, menduga nilai hambatan dari rangkaian paralel, dan menduga bebas
panas disipasi pada hambatan berangkaian paralel. Pada kegiatan menduga nilai
hambatan dalam, pertama yang dilakukan adalah menyusun alat seperti yang telah
ditunjukkan pada gambar, naikkan tegangan secara bertahap, catat besar tegangan dan
arus setiap terjadi perubahan. Panas disipasi dapat dihitung dengan merangkai
komponen yang dilakukan pertama kali adalah rangkaian disusun seperti pada gambar
yang ada. Tegangan pada sumber berada pada posisi maksimum lalu cata nilai
tegangan (V) dan kuat arusnya (I).
Hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari sudah sering dijumpai. Seperti pada
penggunaan alat-alat listrik seperti lampu, TV, dan kulkas juga alat elektrik lainnya
yang harus disesuaikan dengan tegangan. Hukum Ohm memberikan informasi
mengenai kuat arus atau tegangan suatu alat listrik. Bila alat listrik diberi tegangan
listrik yang lebih kecil dari seharusnya, arus akan mengecil sehingga alat itu tidak
bekerja normal (misalnya lampu akan redup).
Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar
mampu dialiri electron bebas secara terus menerus. Aliran inilah yang disebut dengan
arus. Sedangkan tegangan adalah beda potensial yang ada di antara titik rangkaian
listrik tersebut. Untuk menemukan hubungan di antara istilah-istilah yang ada dalam
sebuah rangkaian listrik diperlukan sebuah praktikum yang dapat membuktikannya.
Dengan melakukan praktikum yang berjudul Hukum Ohm ini kita dapat
mengetahui dan mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus pada suatu
rangkaian dan dapat digunakan untuk mengetahui sebuah hambatan listrik tanpa harus
menggunakan alat yang dinamakan ohmmeter.. Selain itu materi tentang hukum ohm
ini sangat berguna khususnya yang mendalami kelistrikan. Karena dengan adanya
hukum ohm kita dapat mengerti tentang kelistrikan.
Tujuan
1. Mengetahui pengaruh jumlah resistor terhadap kuat arus listrik.
2. Mengetahui pengaruh tegangan terhadap kuat arus listrik.
3. Mengetahui pengaruh nilai resistansi terhadap kurva arus listrik.
Alat dan Bahan
1. 1 buah Power Supply Variabel DC 0-12V
2. 4 buah Resistor
3. kabel
4. 1 buah Multimeter
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel Manipulasi : Hambatan (Ω)
2. Variaberl Kontrol : Tegangan (V)
3. Variabel Respon : Kuat Arus (A)
Kegiatan 2
1. Variabel Manipulasi : Tegangan (V)
2. Variaberl Kontrol : Hambatan (Ω)
3. Variabel Respon : Kuat Arus (A)
Prosedur Kerja
1. Siapkan tabel data.
2. Pada kegiatan pertama atur tegangan pada power supply sebesar 6 volt.
Kemudian susun dua buah resistor, sebuah multimeter dan power supply
secara seri.
3. Ujung positif power supply dihubungkan dengan salah satu ujung resistor
pertama dan ujung yang lain disambungkan pada salah satu ujung resistor
kedua.
4. Ujung lain pada resistor kedua dihubungkan pada positif multimeter
sedangkan bagian negative multimeter dihubungkan dengan negative power
supply.
5. Lakukan pengukuran dengan satu data untuk setiap kenaikan atau penambahan
satu buah resistor dalam rangkaian.
6. Untuk kegiatan kedua gunakan dua buah resistor dengan jenis rangkaian yang
sama (rangkaian seri).
7. Pengambilan data dilakukan dengan memanipulasi tegangan dengan tegangan
awal sebesar 2 volt dan terus hingga 10 volt dengan kenaikan 2 volt, 4 volt, 6
volt, 8 volt, dan 10 volt.
Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan


Kegiatan 1.
Vs = 6 Volt.
Jumlah Resistor Kuat Arus (A)

2 (1,2) 0.19

3 (1,2,3) 0.09

4 (1,2,3,4) 0

Kegiatan 2.
Jumlah resistor = 2 buah (1 dan 2)

Tegangan (V) Kuat Arus (A)

2 0.06

4 0.13

6 0.19

8 0.26

10 0.32

Ket: Jenis resistor


1 = 9,97 kΩ 2 = 20,41 kΩ
3 = 30,67 kΩ 4 = 40,10 kΩ

Pembahasan
Praktikum ini memiliki judul yaitu tegangan, arus, dan hambatan. Dalam
percobaan ini diketahui bahwa ketika ketiga elemen ini dirangkai maka kita dapat
membuktikan isi dari hukum ohm yang menyatakan bahwa besarnya kuat arus yang
mengalir pada rangkaian tertutup sebanding dengan beda potensial dan berbanding
terbalik dengan hambatannya.

Pada kegiatan pertama, dengan memanipulasi jumlah resistor dengan nilai


resistansi tertentu maka terlihat bahwa semakin banyak resistor yang digunakan
maka semakin kecil nilai kuat arus yang mengalir dalam rangkaian. Karena semakin
banyak jumlah resistor yang digunakan maka nilai resistansi hambatan dalam
rangkaian akan semakin besar.

Pada kegiatan kedua, dengan mengontrol jumlah resistor sekaligus mengontrol


nilai resistansi, nilai tegangan sumber diubah untuk membuktikan pernyataan dalam
hukum ohm bahwa beda potensial berbanding lurus dengan kuat arus, dari data yang
diperoleh terlihat bahwa semakin tinggi nilai tegangan sumber maka jumlah arus
yang mengalir dalam rangkaian semakin besar, dapat terlihat dari perbandingan nilai
kuat arus saat tegangan sumber sebesar 2 volt adalah 0,06 A sedangkan saat
tengangan sumber dinaikkan sebesar 10 volt maka nilai kuat arus meningkat menjadi
0,32 A.

Kesimpulan.
1. Besar kuat arus yang mengalir pada rangkaian sebanding dengan beda
potensialnya.
2. Besar kuat arus pada rangkaian berbanding terbalik dengan jumlah resistor
yaitu, semakin banyak resistor yang digunakan dalam rangkaian maka nilai
arus semakin mengecil.
3. Nilai resistansi berbanding terbalik dengan kuat arus sehingga terlihat jelas
bahwa ketika nilai resistansi melebihi tegangan sumber maka nilai kuat arus
sama dengan nol.
Daftar Pustaka
Bakri, Abdul Haris dkk. 2015. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar 1.
Makassar: Laboratorium Elektronika Dasar FMIPA UNM
Martawijaya, Agus dkk. 2015. Dasar-Dasar Elektronika. Makassar: Edukasi
Mitra Grafik
Oklilas, A.F. 2007. Elektronika Dasar

Anda mungkin juga menyukai