Disusun oleh :
Pembimbing :
dr. Indah Rahmawati, Sp.P
2015
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
Disusun oleh :
Suci Nuryanti G4A014076
Sudjati Adhinugroho G4A014078
Yanuar Firdaus G4A014080
Pembimbing,
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. W
Usia : 39 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Bulusari RT 05/01 Gandrung Mangu
Tanggal masuk : 2 Oktober 2015
Tanggal periksa : 5 Oktober 2015
No. CM : 00966871
II. SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Sesak nafas dan batuk
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Ny. W usia 39 tahun datang ke IGD RSMS pada hari Jumat 2
Oktober 2015. Pasien datang dengan keluhan sesak nafas dan batuk sudah
lama. Pasien mengaku sesak nafas dan batuk kambuh-kambuhan semakin
lama semakin memberat. Batuk darah juga pernah dialami oleh pasien.
Pasien sedang dalam pengobatan TB bulan ke-1 dan menyangkal pernah
mengalami sakit yang serupa.
Selain sesak nafas dan batuk, pasien juga mempunyai keluhan demam,
muntah-muntah dan nyeri kepala. Sudah 3 hari pasien tidak meminum obat
TB karena selalu muntah jika meminum obat tersebut. Keluhan dirasakan
sejak satu hari sebelum masuk RSMS.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat keluhan serupa : disangkal
b. Riwayat mondok : disangkal
c. Riwayat OAT : sedang dalam pengobatan bulan ke-1
d. Riwayat hipertensi : disangkal
e. Riwayat kencing manis : disangkal
f. Riwayat asma : disangkal
g. Riwayat alergi : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat keluhan serupa : disangkal
b. Riwayat mondok : disangkal
c. Riwayat hipertensi : disangkal
d. Riwayat kencing manis : disangkal
e. Riwayat asma : disangkal
f. Riwayat alergi : disangkal
5. Riwayat Sosial Ekonomi
a. Community
Pasien tinggal di lingkungan pedesaan yang cukup padat penduduk.
Rumah satu dengan yang lain jaraknya berdekatan. Hubungan antara
pasien dengan tetangga dan keluarga dekat baik. Dilingkungan rumah
pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien.
b. Home
Pasien tinggal di rumah dengan ukuran sekitar 20x15 meter dan dihuni
oleh 4 orang yaitu pasien, suami pasien dan anaknya. Lantai rumah
masih beralaskan tegel, dan ada beberapa buah jendela serta ventilasi
yang jarang dibuka. Rumah pasien terdiri dari 3 kamar tidur, satu ruang
tamu, satu dapur, dan satu kamar mandi. Pencahayaan rumah pasien
kurang baik.
c. Occupational
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Pembiayaan rumah sakit
selama dirawat pasien menggunakan biaya sendiri.
d. Personal habit
Pasien mengaku makan sehari 2-3 kali sehari, dengan nasi, sayur dan
lauk pauk seadanya. Pasien mengaku jarang mengonsumsi sayur-
sayuran dan lebih memilih goreng-gorengan. Pasien mengaku tidak
pernah merokok dan tidak menggunakan alkohol ataupun
mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
III. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : sedang
b. Kesadaran : compos mentis, GCS = E4M6V5
c. BB : 40 kg
d. TB : 159 cm
e. Vital sign
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 86x/menit
- RR : 32x/menit
- Suhu : 38,7oC
d. Status Generalis
1) Kepala
- Bentuk : mesochepal, simetris
- Rambut : warna hitam kecoklatan, tidak mudah dicabut,
Distribusi merata, tidak rontok
2) Mata
- Palpebra : edema (-/-) ptosis (-/-)
- Konjungtiva : anemis (-/-)
- Sklera : ikterik (-/-)
- Pupil :reflek cahaya (+/+), isokor, diameter 2 mm/
2mm
- Exopthalmus : (-/-)
- Lapang pandang : tidak ada kelainan
- Lensa : keruh (-/-)
- Gerak mata : normal
- Tekanan bola mata: nomal
- Nistagmus : (-/-)
3) Telinga
- otore (-/-)
- deformitas (-/-)
- nyeri tekan (-/-)
4) Hidung
- Nafas cuping hidung (-/-)
- Deformitas (-/-)
- Discharge (-/-)
5) Mulut
- Bibir sianosis (-)
- Bibir kering (-)
- Lidah kotor (-)
6) Leher
- Trakhea : deviasi trakhea (-/-)
- Kelenjar lymphoid : tidak membesar, nyeri (-)
- Kelenjar thyroid : tidak membesar
- JVP : nampak,tidak kuat angkat
7) Dada
a) Paru
- Inspeksi: bentuk dada simetris, ketinggalan gerak (-),retraksi
(-), jejas (-)
- Palpasi: vocal fremitus kanan =kiri
- Perkusi: sonor pada lapang paru kiri dan kanan
- Auskultasi : suara dasar vesikuler sama kanan dan kiri dan
ditemukan ronkhi basah halus dan ronkhi basah kasar tidak
ditemukan.
b) Jantung
- Inspeksi : ictus cordis nampak pada SIC V LMC sinistra
- Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V LMC sinistra,
tidak kuat angkat
- Perkusi : Batas jantung kanan atas : SIC II LPSD
Batas jantung kiri atas : SIC II LPSS
Batas jantung kanan bawah :SICIV LPSD
Batas jantung kiri bawah : SIC V LMCS
- Auskultasi : S1>S2, reguler, murmur (-), gallops (-)
8) Abdomen
- Inspeksi : datar
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Perkusi : timpani,tes pekak sisi (-), pekak beralih (-)
- Palpasi : tidak teraba
9) Ekstrimitas
- Superior :deformitas (-), jari tubuh (-/-), edema (-/-)
- Inferior : deformitas (-), jari tubuh (-/-), edema (-/-)
2. Pemeriksaan penunjang
a. Foto rontgen thoraks 25 Agustus 2015
b. Laboratorium
Darah Lengkap
Tanggal 2 Agustus 2015
Hemoglobin : 10,7 g/dl L
Leukosit : 13370 /uL H
Hematokrit : 32% L
Eritrosit : 5,0 ^6/ uL
Trombosit : 457.000/uL H
MCV : 62.6 Fl L
MCH : 21.3 pg
MCHC : 34.0%
RDW : 20.5% H
MPV : 9.3fL
Hitung Jenis
Basofil : 0.1 %
Eosinofil : 0.0% L
Batang : 1.2 % L
Segmen : 82.0% H
Limfosit : 10.6% L
Monosit : 5.3%
Kimia klinik
SGOT : 97 H
SGPT : 82 H
Ureum darah : 11.3 L
Kreatinin darah : 0.60 H
Glukosa sewaktu : 77
Natrium : 122 L
Kalium : 3.1 L
Klorida : 86 L
Microbiologi
BTA :Sewaktu : Negatif
Pagi : Negatif
Sewaktu : Negatif
DIAGNOSIS
1. TB paru BTA (-) lesi luas kasus baru
2. Meningitis Tb
3. CAP
IV. PLANNING
1. Terapi
a. Farmakologi
1) IVFD NaCl 20 tpm
2) Inj. Ranitidin 2x1 amp
3) Inj. Ceftriaxon 1xII syr Cth
4) Inj. Etambutol 1x 1000(2tab)
5) Inj. Streptomisin 1x750
6) Po. curcuma 3x1 tab
b. Non Farmakologi
1) Edukasi pasien dan keluarga pasien mengenai penyakit TB,
penyebab, penularan, pengobatan, efek samping obat dan
komplikasinya.
2) Edukasi mengenai kebersihan lingkungan rumah, seperti buka
ventilasi setiap hari agar sinar matahari dan udara masuk juga
edukasi untuk selalu membersihkan rumahnya dan edukasi agar
pasien tidak mambuang dahak di sembarang tempat.
3) Makan makanan yang bergizi
4) Screening pada anggota keluarga yang lain apabila ada yang
mengalami gejala yang sama dan untuk tindakan pencegahan juga
pengobatan lebih awal jika keluarga lain sudah tertular.
2. Monitoring
a. Keadaan umum dan kesadaran
b. Tanda vital
c. Evaluasi klinis.
- Evaluasi respon pengobatan dan ada tidaknya efek samping obat
serta ada tidaknya komplikasi.
- Evaluasi klinis meliputi keluhan, berat badan, pemeriksaan fisik.
d. Evaluasi bakteriologis
- Sebelum pengobatan dimulai
- Satu minggu pada akhir bulan ke 2 pengobatan (setelah fase intensif)
- Akhir bulan kelima pengobatan
- Pada akhir pengobatan
e. Evaluasi radiologi
- Sebelum pengobatan
- Pada akhir pengobatan
f. Evaluasi efek samping
- Periksa fungsi hati (SGOT, SGPT, bilirubin)
- Periksa fungsi ginjal (ureum, kreatinin)
- Periksa GDS, G2PP, asam urat
- Pemeriksaan visus
- Pemeriksaan keseimbangan dan pendengaran
g. Evaluasi keteraturan obat
3. Prognosis
Keberhasilan kesembuhan penyakit tuberculosis tergantung pada:
a. Kepatuhan minum obat
b. Komunikasi dan edukasi serta pengawasan minum obat
c. Umur penderita
d. Penyakit yang menyertai
e. Resistensi obat
Ad vitam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penegakan Diagnosis
TB milier BTA (-) lesi luas kasus baru
a. Anamnesis
1) Pasien perempuan berusia 39 tahun datang dengan keluhan utama sesak
nafas dan batuk sejak lama dan kambuh-kambuhan.
2) Gejala penyerta : batuk berdarah, mual,muntah dan nyeri kepala.
3) Pasien tinggal di rumah dengan ukuran sekitar 20x15 meter dan dihuni oleh
4 orang yaitu pasien, suami pasien dan anaknya. Anggota keluarga lain
yang tinggal serumah tidak memiliki keluhan serupa.
4) Pasien tinggal di daerah yang cukup padat penduduk, jendela rumah tidak
selalu dibuka, dan pasien memiliki pola makan yang tidak terlalu baik
karena sering telat makan. Pencahayaan rumah juga kurang baik diakui
oleh pasien terutama di kamar tidur.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Antropometri
BB: 44 Kg
TB: 159 cm
BMI : 17.40 kg/m2 (Mild thinness)
2) Vital Sign
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 86 x/menit
- RR : 32 x/menit
- Suhu : 38,7oC
3) Pemeriksaan Pulmo
- Inspeksi : bentuk dada simetris,ketinggalan gerak (-),retraksi (-),
jejas (-)
- Palpasi : vocal fremitus kanan =kiri
- Perkusi : sonor pada lapang paru kiri dan kanan
- Auskultasi: suara dasar vesikuler sama kanan dan kiri dan didapatkan
ronkhi basah halus.
c. Pemeriksaaan Penunjang
FotoThoraks PA tanggal 25 Agustus 2015
- Radiologis TB paru lesi luas
- Besar cor dalam batas normal
- Sistem tulang yang tervisualisasi baik
Meningitis TB
a. Anamnesis
Pasien mengalami demam, mual muntah dan nyeri kepala.
b. Pemeriksaan Fisik
Meningeal sign :
1) Kaku kuduk : (+) positif
2) Kernig sign : (-) negatif
3) Brudzinski I : (-) negatif
4) Brudzinski II : (-) negatif
c. Pemeriksaan tambahan
Pemeriksaan pungsi lumbal:
Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa jumlah sel
dan protein cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya
peningkatan tekanan intrakranial. a. Pada Meningitis Serosa terdapat
tekanan yang bervariasi, cairan jernih, sel darah putih meningkat, glukosa
dan protein normal, kultur (-). b. Pada Meningitis Purulenta terdapat
tekanan meningkat, cairan keruh, jumlah sel darah putih dan protein
meningkat, glukosa menurun, kultur (+) beberapa jenis bakteri (Cunha,
2015).
1. Community Acquired Pneumonia (CAP)
a. Anamnesis
- Batuk berdahak.
- Lemas
- Badan terasa pegal.
b. Pemeriksaan fisik
1) Vital sign
a) Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b) Nadi : 92 x/menit
c) RR : 20 x/menit
d) Suhu : 36 oC
Kesimpulan : tanda vital normal tidak ada demam, tidak
takipneu, dan tidak takikardi.
2) Pemeriksaan Paru
a) Inspeksi : Bentuk dada simetris, ketinggalan gerak (-),
retraksi (-), jejas (-), sela iga melebar.
b) Palpasi : Vocal fremitus lobus superior kanan = kiri
Vocal fremitus lobus inferior kanan = kiri
c) Perkusi : Sonor pada semua lapang paru, Batas paru
hepar SIC V LMCD
d) Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, ronki basah kasar
(-/-), Wheezing(-/-), ronkhi basah halus(-/-)
Hasil pemeriksaan fisik dalam status lokalis pulmo pada pasien
ini tidak didapatkan suara tambahan ronkhi basah kasar dan wheezing
tetapi ditemukan ronkhi basah halus.
c. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan leukositosis (16510 /uL)
dan penignkatan segmen. Hal ini dapat menandakan bahwa terjadi proses
infeksi bakteri dan respon inflamasi di dalam tubuh. Hasil pemeriksaan
fotot horaks didapatkan gambaran TB paru lesi luas.
Diagnosis pasti pneumonia komuniti (CAP) ditegakkan jika pada foto
toraks terdapat infiltrate baru atau infiltrate progresif ditambah dengan 2 atau
lebih gejala di bawah ini (PDPI, 2011):
a. Batuk-batuk bertambah
b. Perubahan karakteristik dahak / purulent
c. Suhutubuh>38 celsius (aksila) / riwayat demam
d. Pemeriksaan fisik : ditemukan tanda-tanda konsolidasi,
suara napas bronchial dan ronkhi
e. Leukosit>10.000 atau < 4500
2. Tindak Lanjut Penanganan Pasien
Pasien seharusnya mendapat terapi OAT kategori I (2RHZE/5R3H3)
karena pasien termasuk dalam tipe BTA negative rontgen positif lesi luas kasus
baru. Pemeriksaan foto thorax menunjukan gambaran tuberkulosis aktif. Namun
karena pasien jarang mengeluhkan batuk dan susah mengeluarkan dahak
sehingga tidak dilakukan pemeriksaan BTA. Selain itu karena hasil laboratorium
menunjukkan nilai SGOT dan SGPT yang kurang baik sehingga pemberian OAT
injeksi streptomisin dan etambutol.
Jika pasien direncakana mendapat obat antituberculosis tunggal,
maka dosis yang diberikan adalah sebagai berikut (PDPI, 2011):
- Rifampisin : dosis x BB
: 8-12 mg/kgBB/hari x 40 kg
: 320-480 mg/hari
- Isoniazid : dosis x BB
: 4-6 mg/kgBB/hari x 40 kg
: 160-240 mg/hari
- Pirazinamid : dosis x BB
: 20-30 mg/kgBB/hari x 40 kg
: 800-1200 mg/hari
- Ethambutol : dosis x BB
: 15-20 mg/kgBB/hari x 40 kg
: 600-800 mg/hari