Seismic Hazard Along The Great Sumatran Fault PDF
Seismic Hazard Along The Great Sumatran Fault PDF
Tema yang penulis pilih untuk diangkat menjadi sebuah gagasan dengan sudut
pandang atau pikiran dalam bentuk ulasan mengenai fakta maupun opini tentang bahaya
aktivitas seismik di sepanjang zona sesar sumatera ini sangat penting untuk dibahas oleh
geofisikawan, khususnya kita yang berada di Pulau Sumatera. Pulau Sumatera terletak
di zona aktif seismik, selain berada di zona subduksi, Pulau Sumatera juga memiliki
pola Strike-Slip Fault. Sesar Sumatera juga dikenal sebagai Sesar Semangko yang
besar gerakan Strike-Slip yang terkait dengan konvergensi antara lempeng Indo-
Australia dan Eurasia. Gempa maha dahsyat pernah terjadi di Samudra Hindia tahun
wilayah utara.
Urgensi penulisan ini adalah bagaimana penulis dan kita semua memahami
tentang bahaya aktivitas seismik di sepanjang sesar sumatera yang akan penulis bahas
melalui data dan informasi yang terkait dengan aktivitas seismik di pulau sumatera dan
bahaya atau ancaman, karena semua itu pasti terdapat sejuta berkah yang tersimpan
Dengan asumsi bahwa bahaya seismik kira-kira sebanding dengan slip-rate, perbedaan
slip-rate menunjukkan bahwa bahaya seismik lebih tinggi di sepanjang utara dari pada
Berdasarkan data kejadian gempa di sepanjang zona sesar sumatera telah terjadi
gempa besar pada 19 september 1936 yang berkekuatan Mw 7.2 di koordinat 3.685 ° N
97.535 ° E; pada 1943 terjadi gempa bumi alahan panjang pada 8-9 Juni 1943, gempa
ini merupakan gempa ganda dengan kekuatan Mw 7.2 dan 7.5 yang terjadi dalam kurun
waktu 7 jam, di Danau Singkarak; pada 2 april 1964 telah terjadi gempa di ujung utara
sumatera dan kota Banda Aceh dengan kekuatan Mw 7.0; pada Maret 2007 terjadi
Gempa bumi di Sumatra dengan kekuatan Mw 6.4 di Timur Laut Danau Singkarak;
selain itu gempa hebat terjadi pada 26 Desember 2004 di Samudra Hindia yang
mengakibatkan perubahan pada landform bumi, gempa maha dahsyat ini menyapu
dengan risiko bahaya yang tinggi, karena Pulau Sumatera berada pada zona subduksi
Sumatera yang sering kita sebut sebagai “Bukit Barisan”. Ada banyak gugusan gunung
api yang tentunya dapat membahayakan penduduk sekitar, mengancam harta benda,
Aktivitas gempa juga sering terjadi di zona sesar sumatera, ini tidak lain
dikarenakan Pulau Sumatera merupakan zona sesar besar. Terlepas dari semua itu, sisi
lain dari semua bencana dan bahaya ini menginsyaratkan bahwa ada berkah tersendiri
yang selama ini kita sebagai manusia lupa untuk membuka mata, contohnya saja setelah
kejadian gempa tektonik pada 26 Desember 2004 yang menghantam Aceh, 12 tahun
silam. Memberikan Aceh pesona baru, sebelumnya tidak ada yang peduli mengenai
bencana gempa, namun setelah kejadian gempa yang menghantam Aceh, ada begitu
banyak bantuan yang mengalir untuk Aceh, sehingga mata dunia terbuka untuk
memberikan Aceh bantuan, meskipun pada saat itu belum ada Undang-Undang yang
mengatur tentang kebebasan negara lain untuk dapat melewati kawasan territorial
perairan Indonesia, sehingga akan sulit untuk negara lain menyalurkan bantuan. Namun
dalam situasi yang darurat, Pemerintah Indonesia mulai membuat Peraturan Perundang-
Sudut pandang lain yang dapat kita lihat, dalam hal ini penulis memandang dari
wilayah Aceh, dalam waktu kurang dari 10 tahun tsunami Aceh berlalu, pembangunan
Infrastruktur di Aceh begitu pesat, gedung-gedung yang hancur di telan tsunami kini
berdiri tinggi dan kokoh. Tentu adanya bantuan dan kerja sama Pemerintah Aceh
dengan Pemerintah Pusat serta bantuan yang diberikan oleh negara-negara asing. Tentu
ini merupakan hikmah tersendiri bagi Aceh, tatanan kota yang kini jauh lebih baik.
Setelah gempa 26 Desember 2004, ada begitu banyak sorotan mata dunia untuk
mempelajari Aceh, kenapa? Tentu ada sudut pandang lain dari bencana ini. Ada begitu
banyak penelitian yang dilakukan Oleh Peneliti Asing di kawasan Aceh, Penulis
memandang, hal ini tidak lain dikarenakan aceh memiliki sumber daya alam yang
terbentang luas. Selain itu, perlu kita semua ketahui bahwa tanah aceh begitu subur,
hutan aceh masih sangat bersih, sangat nyaman untuk anak cucu kita tempati,
menjaganyalah yang menjadi tugas kita semua. Ada begitu banyak sumber daya alam
yang terdapat di Aceh, yang dapat kita manfaatkan untuk kelangsungan hidup sehari-
hari, ada potensi panas bumi, minyak dan gas bumi, flora dan fauna, hutan yang lebat,
budaya yang kental serta identitas yang kuat. Penulis memandang bahwa semua ini
memanfaatkannya dengan cara yang bijaksana. Anak pribumi yang memiliki Sumber
Daya Manusia yang tinggi wajib menjalankan semua berkah yang telah alam titipkan
untuk kita.
Dari gempa 26 Desember 2004 dengan kekuatan Mw 9.2 cukup membuat kita
sadar dengan dampak yang terjadi bagi keberlangsungan hidup manusia,serta makna
dibalik semua bahaya dan ancaman yang terjadi agar kita dapat menarik pelajaran
didalamnya, seperti Firman Allah SWT dalam Surah Ar-Rum ayat 41: telah tampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
Bencana maupun ancaman yang terjadi tetaplah menjadi sebuah proses alam
yang tidak dapat manusia hindari, tidak dapat manusia prediksi kapan bencana besar itu
akan terjadi lagi. Jadi, yang perlu kita lakukan adalah untuk tetap menjaga alam yang
telah dititipkan kepada kita, memanfaatkan dengan cara yang bijaksana, karena alam ini
akan jauh lebih hancur ketika ada tangan-tangan manusia yang senantiasa merusak.
Karena manusia adalah predator bagi alam semesta ini, bencana apapun yang terjadi
tidak lain hanyalah sebagai sebuah akibat dari tangan-tangan kotor yang ingin merusak
alam ini.
Ditulis oleh: Maimunah Dewi (1404107010010) Teknik Geofisika, Universitas Syiah Kuala