Anda di halaman 1dari 6

CHAPTER II

PENELITIAN ILMIAH

Penelitian Saintifik
Penelitian ilmiah lebih difokuskan pada pemecahan masalah dan mengikuti metode langkah
demi langkah yang logis, terorganisasi, dan ketat untuk mengidentifikasi masalah,
megumpulkan data, menganalisisnya, dan menarik kesimpulan yang valid dari hasil tersebut
Ciri-ciri Penelitian Ilmiah (Saintifik)
1. Tujuan jelas
Manager memulai penelitian dengan sebuah sasaran atau tujuan yang jelas.
Fokusnya adalah meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi, di
samping manfaat lain penelitian tersebut dalam banyak bidang. Peningkatan
komitmen karyawan akan terwujud dalam berkurangnya pergantian, absensi,
dan mungkin menaikkan level kinerja, yang kesemuanya tentu akan
menguntungkan organisasi.
2. Ketepatan
Dasar teori yang baik dan desain metodologi yang tepat akan menambah
ketepatan pada sebuah studi.dengan tujuan yang jelas. Ketepatan mengandung
arti tingat kehatian-hatian dalam investigasi penelitian.
3. Dapat Diuji
Bila setelah mewawancarai sekelompok acak karyawan organisasi dan
mempelajari penelitian sebelumnya yang dilakukan dalam bidang komitmen
organisasi, manajer atau peneliti membuat hipotesis tertentu mengenai
bagaimana meningkatkan komitmen karyawan, maka hal tersebut dapat diuji
dengan menerapkan uji statistik tertentu pada data yang dikumpulkan untuk
tujuan tersebut. Misalnya, peneliti mungkin menghipotesiskan bahwa karyawan
yang merasakan kesempatan lebih besar untuk terlibat dalam pengambilan
keputusan akan mempunyai level komitmen yang lebih tinggi. Ini adalah
hipotesis yang dapat diuji setelah data dikumpulkan.
4. Dapat Ditiru
Hasil uji hipotesis tersebut harus didukung lagi dan lagi ketika jenis penelitian
serupa diulangi dalam keadaan lain yang mirip. Bila hal tersebut terjadi
(misalnya, hasil ditiru atau terulang), kita akan memperoleh keyakinan dalam
sifat ilmiah penelitian kita. Dengan kata lain, hipotesis kita tidak hanya bersifat
kebetulan, tetapi merupakan refleksi dari keadaan populasi yang sebenamya.
5. Ketelitian dan Keyakinan
Ketelitian (precision) mengacu pada kedekatan temuan dengan "realitas"
berdasarkan sebuah sampel. Dengan kata lain, ketelitian mencerminkan tingkat
keakuratan atau keyakinan hasil berdasarkan sampel, terkait apa yang benar-
benar eksis dalam keseluruhan.
Keyakinan (confidende) mengacu pada probabilitas ketepatan estimasi kita.
Karena itu, tidaklah cukup hanya teliti, tetapi juga penting bahwa kita dapat
dengan yakin menegaskan bahwa 95% waktu hasil kita benar dan hanya 5%
kemungkinan salah. Hal ini, juga disebut sebagai tingkat keyakinan.
6. Objektivitas
Kesimpulan yang ditarik dari interpretasi hasil analisis data harus obfektif;
yaitu, harus berdasarkan fakta-fakta dari temuan yang berasal dari data aktual,
dan bukan nilai-nilai subjektif atau emosional kita. Misalnya, jika kita
mempunyai hipotesis bahwa partisipasi yang lebih besar dalam pengambilan
keputusan akan meningkatkan komitmen organisasi, dan hal tersebut tidak
didukung oleh .hasil penelitian, adalah percuma jika peneliti terus
memperdebatkan bahwa peningkatan kesempatan bagi partisipasi karyawan
akan tetap bermanfaat. Argumen semacam itu akan didasarkan pada opini
subjektif peneliti, bukan pada temuan penelitian berdasar data yang faktual.
Bila hal tersebut merupakan pendirian peneliti, maka tidak ada gunanya sama
sekali untuk melakukan penelitian.
7. Dapat Digeneralisasi
Dapat digeneralisasi mengacu pada cakupan penerapan temuan penelitian
dalam satu konteks organisasi ke konteks organisasi lainnya.Tidak dapat
dipungkiri lagi, semakin luas jangkauan penerapan solusi yang dihasilkan oleh
penelitian, semakin berguna penelitian tersebut bagi para pengguna. Misalnya,
jika seorang peneliti menemukan bahwa partisipasi dalam pengambilan
keputusan adalah benar terkait dengan peningkatan komitmen organisasi dalam
berbagai organisasi manufaktur, industri, dan jasa, dan tidak hanya dalam
organisasi tertentu yang diselidiki oleh peneliti tersebut, maka generalisasi
temuan tersebut pada konteks organisasi lain pun meningkat. Semakin
penelitian dapat digeneralisasi, semakin besar kegunaan dan nilainya.Tetapi,
tidak banyak temuan penelitian yang dapat digeneralisasi pada semua konteks,
situasi, atau organisasi lainnya.
8. Hemat
Kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau persoalan yang muncul, dan
dalam menghasilkan solusi masalah, selalu Iebih disukai untuk kerangka
penelitian yang kompleks yang meliputi jumlah faktor yang tidak dapat
dikendalikan. Sifat ekonomis dalam model penelitian dicapai jika kita
memasukkan ke dalam kerangka penelitian lebih sedikit jumlah variabel yang
akan menjelaskan varians (variance) secara jauh lebih efisien dibanding
seperangkat variabel kompleks yang hanya akan sedikit menambah varians
yang dijelaskan. Sifat hemat ini dapat dicapai dengan pemahaman yang baik
terhadap masalah dan faktor penting lainnya yang memengaruhi hal
tersebut.Model teoretis konseptual yang baik semacam itu dapat diperoleh
melalui wawancara terstruktur dan tidak terstruktur dengan pihak terkait, dan
tinjauan literatur yang menyeluruh terhadap hasil penelitian sebelumnya dalam
bidang masalah tertentu.

Tujuh Langkah Metode Hipotesis-Deduktif

1. Pengamatan
Pengamatan adalah tahap pertama, di mana seseorang merasakan bahwa perubahan
tertentu sedang terjadi, atau bahwa beberapa perilaku, sikap, dan perasaan baru
sedang mengemuka dalam lingkungan seseorang (dalam hal ini, tempat kerja).
2. Pengumpulan informasi awal
Pengumpulan informasi awal meliputi mencari informasi secara mendalam
mengenai hal yang diamati. Hal ini dapat dilakukan dengan berbicara secara
informal dengan beberapa orang dalam konteks kerja atau klien, atau kepada
sumber relevan lainnya, dengan demikian dapat mengumpulkan informasi
mengenai apa dan mengapa sesuatu hal terjadi.
3. Perumusan teori
Yaitu usaha untuk menggabungkan semua informasi dalam cara yang logis,
sehingga faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah dapat
dikonseptualisasi dan diuji. Kerangka teoretis yang dirumuskan sering
dituntun oleh pengalaman dan intuisi.Pada langkah ini, variabel kritis diuji
kontribusi dan pengaruhnya dalam menjelaskan mengapa masalah terjadi dan
bagaimana hal tersebut dapat diselesaikan.
4. Penyusunan hipotesis
Penyusunan hipotesis adalah langkah logis selanjutnya setelah perumusan
teori. Dari jaringan asosiasi teori di antara variabel, hipotesis atau perkiraan
tertentu yang dapat diuji pun bisa dihasilkan. Misalnya, pada poin ini, seseorang
mungkin menyusun hipotesis bahwa jika sejumlah item ditaruh di rak-rak,
ketidakpuasan konsumen akan sangat berkurang. Hal tersebut merupakan
sebuah hipotesis yang dapat diuji untuk menentukan apakah pemyataan
tersebut akan terbukti. Pengujian hipotesis disebut penelitian deduktif
(deductive).Terkadang, hipotesis yang tidak dirumuskan secara orisinil dihasilkan
melalui prossts induksi (induction).Yaitu, setelah data diperoleh, beberapa
gagasan kreatif muncul dan berdasarkan hal tersebut, hipotesis baru pun bisa
dihasilkan untuk diuji kemudian.Biasanya, dalam penelitian, pengujian
hipotesis melalui penelitian deduktif dan hipotesis yang dihasilkan dengan
induksi keduanya adalah lazim.
5. Pengumpulan data ilmiah lebih lanjut
Setelah menyusun hipotesis, data yang terkait dengan setiap variabel dalam
hipotesis perlu dikumpulkan. Dengan kata lain, pengumpulan data ilmiah lebih
lanjut adalah diperlukan unfuk menguji hipotesis yang dihasilkan dalam studi.
Misalnya, untuk menguji hipotesis bahwa menyediakan item yang memadai
akanmengurangi ketidakpuasan konsumen, seseorang perlu mengukur tingkat
kepuasan konsumen saat ini dan mengumpulkan data lebih lanjut mengenai tingkat
kepuasan konsumen kapan pun sejumlah item yang memadai disimpan dan
tersedia bagi konsumen. Data pada setiap variabel dalam kerangka teoretis di
mana hipotesis dihasilkan juga harus dikumpulkan.Data tersebut kemudian
menjadi dasar untuk analisis data lebih lanjut.
6. Analisis data
Dalam langkah analisis data, data yang dikumpulkan dianalisis secara statistik
untuk melihat apakah hipotesis terbukti. Misalnya, untuk melihat jika level
persediaan memengaruhi kepuasan konsumen, seseorang dapat menggunakan
analisis korelasi dan menentukan hubungan antara dua faktor. Hampir serupa,
hipotesis lain dapat diuji dengan analisis statistik yang tepat.
7. Deduksi
Deduksi adalah proses tiba pada kesimpulan dengan menginterpretasikan arti
dari hasil analisis data.

Perspektif Alternatif Untuk Menghasilkan Penelitian yang Baik

Melalui pendekatan ilmiah, peneliti dapat dengan mudah untuk memperoleh kebenaran
dari subjek penelitian. Atau kebenaran subjektif yang hanya bisa kita ciptakan dalam pikiran
kita? Semua penelitian berdasarkan pada segala sesuatu yang ada di sekitar kita (dalam ilmu
filosofi bisa disebut ontology) dan yang mungkin bisa kita temukan dalam penelitian. Namun,
perbedaan perspektif penelitian akan menghasilkan ide-ide yang berbeda pula. Perspektif-
perspektif tersebut ialah:
- Positivism, adalah percaya bahwa ada kebenaran obyektif di luar sana untuk memahami
dunia cukup baik sehingga kita mampu memprediksi dan mengontrolnya.
- Constructionism , adalah pendekatan yang sama sekali berbeda untuk penelitian dan
bagaimana penelitian harus dilakukan dengan konstruktivisme. Konstruksionisme
mengkritik positivis percaya bahwa ada kebenaran obyektif.
- Critical realism adalaht kedua pandangan penelitian yang saling bertentangan dan
tentang bagaimana penelitian harus dilakukan, ada banyak sudut pandang perantara.
- Pragmatism, dalam penelitian yang baik tidak memandang salah satu pandangan saja.
Mereka percaya bahwa penelitian pada kedua pandangan tersebut membawa gejala
yang tampak dan akan memberikan makna subjektif dapat menghasilkan ilmu yang
bermanfaat.

CRITICAL REVIEW Chapter II

Dalam Chapter II yang berjudul Penelitian Ilmiah, dijelaskan 8 hal ciri-ciri yang
terdapat pada penelitian ilmiah, diantaranya; tujuannya jelas, ketepatan, dapat diuji, dapat
ditiru, presisi dan keyakinan, bersifat objektif, umum, serta hemat. Penelitian ini dapat
dilakukan dengan menggunakan metode hipotesis deduktif. Dimana deduktif adalah proses
dimana kita sampai pada suatu kesimpulan beralasan melalui generalisasi logis dari sebuah
fakta yang kita temui.

Chapter ini juga dijelaskan bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi dalam
melakukan penelitian ilmiah, misalnya dalam bidang manajemen dan sosial yang
memungkinkan peneliti untuk tidak selalu melakukan investigasi 100% secara ilmiah.
Penulis telah menjelaskan dengan baik tentang penelitian ilmiah dan sudah dibagi-bagi
dalam sub bagian agar terlihat lebih mudah dipahami. Penulis juga memberikan suatu
introduksi pada bagian awal untuk memberitahukan kepada para pembaca tentang apa yang
sebenarnya akan dibahas di dalam tulisan tersebut. Dengan begitu pembaca yang membaca
bagian introduksi dan kemudian bagian simpulan yang memiliki koherensi, akan mampu
menggambarkan secara umum maksud dari penulis.

Anda mungkin juga menyukai