Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan

limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Kelompok

Khusu yang berjudul “Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klompok Lansia”.

Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan,

namun berkat bimbingan dan bantuan serta arahan dari berbagai pihak maka penulis dapat

menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini

perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Yeti Resnayati, S.Kp., M.kes. Selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes

Jakarta III sekaligus dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas

2. Ns. Ulty Desmarnita, S.Kp., M.Kes., Sp.Mat. Selaku Ketua Prodi Diploma III

Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III.

3. Dra. Pudjiati, S.Kp., M.Kes. Selaku penanggung jawab mata kuliah keperawatan

kelompok khusus

4. Mia Fatma Ekasari, S.Kep., M.Kep., Ns., Sp. Kep. Kom. Selaku dosen matakuliah

keperawatan kelompok khusus sekaligus pembimbing makalah

5. Tien Hartini, S.KM., M.Kep. Selaku dosen matakuliah keperawatan kelompok khusus

6. Aan Nurhasanah, S.KM., M.Kes. Selaku dosen matakuliah keperawatan kelompok

khusus

7. Eska Riyanti, S.Kp., M.KM. Selaku dosen matakuliah keperawatan kelompok khusus

8. Eros Siti Suryati, S.Pd., M.KM. Selaku dosen dosen matakuliah keperawatan kelompok

khusus
9. Dr. Ni Made Riasmini., M.Kes., S.Kom. Selaku dosen matakuliah keperawatan kelompok

khusus

10. Dr. Prayetni, M.Kes. Selaku dosen matakuliah keperawatan kelompok khusus

11. Rosidawati, S.KM., M.Kes. Selaku dosen matakuliah keperawatan kelompok khusus

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna

sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis

dan bagi pembaca.

Bekasi, Febuari 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ......................................................................................................................... 4
B. Tujuan ...................................................................................................................................... 4
C. Sistematika Penulisan .............................................................................................................. 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
TINJAUAN TEORI ........................................................................................................................ 6
A. Definisi .................................................................................................................................... 6
B. Tujuan Asuhan Keperawatan Gerontik ................................................................................... 6
C. Fokus Keperawatan Lanjut Usia.............................................................................................. 6
D. Pendekatan Perawatan Lanjut Usia ......................................................................................... 7
E. Asuhan Keperawatan Lanjut Usia ........................................................................................... 9
BAB III ......................................................................................................................................... 13
PENUTUP..................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas).
Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara
perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang terjadi.

Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk lima
besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni mencapai
18,1 juta jiwa pada 2010 atau 9,6 persen dari jumlah penduduk.Diantara jumalah lanjut
usia tersebut beberapa diantarannya mengalami penyakit stroke yang menghambat
aktivitas mobilisasi. Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000
penduduk. Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Nanggroe Aceh
Darussalam (16,6 per 1.000 penduduk) dan yang terendah adalah Papua (3,8 per 1.000
penduduk). Oleh karena itu, angka kejadian ini harus dikurangi dengan segera. Hal yang
dapat dilakukan sebagai perawat adalah dengan memberikan perawatan dan menentukan
prioritas masalah dengan benar dan tepat (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
2010).

B. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai oleh kami dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Tujuan Umum
Membuat pembaca (mahasiswa) mengetahui, memahami dan mampu memberikan
asuhan keperawatan pada lansia
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada kelompok Lansia
b. Mampu merumuskan diagnosa pada kelompok Lansia
c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada kelompok Lansia
d. Mampu melakukan implementasi pada kelompok Lansia
e. Mampu melakukan evaluasi pada kelompok Lansia

C. Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun dalam tiga bab yang terdiri dari:


1. Bab 1 : Pendahuluan, yang menguraikan tentang Latar Belakang, Tujuan, dan Sistematika
Penulisan.
2. Bab 2 : Tinjauan Teori, yang menguraikan tentang Pengertian Asuhan keperawatan
kelompok khusus Lansia , Tujuan Asuhan keperawatan kelompok khusus Lansia, Fokus
Asuhan keperawatan kelompok khusus Lansia, Pendekatan Asuhan keperawatan
kelompok khusus Lansia
3. Bab 3 : Penutup, yang menguraikan tentang Kesimpulan
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Proses asuhan keperawatan pada usia lanjut adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk
memberikan bantuan, bimbingan, pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut
usia secara individu, seperti di rumah/lingkungan keluarga, panti werda maupun puskesmas,
yang diberikan oleh perawat untuk asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh
anggota keluarga atau petugas social yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan
sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan
keperawatan di rumah atau panti (Depkes, 1993 1b).

B. Tujuan Asuhan Keperawatan Gerontik


Tujuan asuhan keperawatan pada lanjut usia menurut Maryam (2008). Adalah :

1. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan melalui jalan perawatan dan pencegahan.


2. Membantu dan mempertahankan serta memperbesar semangat hidup klien lansia.
3. Menolong dan merawat klien lansia yang menderita penyakit.
4. Melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan upay promotif, preventif dan
rehabilittif.

C. Fokus Keperawatan Lanjut Usia


1. Peningkatan kesehatan (health promotion)
2. Pencegahan penyakit (preventif)
3. Mengoptimalkan fungsi mental
4. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum
D. Pendekatan Perawatan Lanjut Usia
Ada beberapa pendekatan perawatan terhadap lanjut usia. Menurut Nugroho (2000),
Pendekatan tersebut adalah pendekatan fisik, pendekatan psikis, pendekatan sosial, dan
pendekatan spiritual.

1. Pendekatan Fisik
Perawat yang memerhatikan kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yang di
alami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat
kesehatan yang masih bisa di capai dan di kembangkan, dan penyakit yang dapat di cegah
atau di tekan progresivitasnya. Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat
di bagi atas dua bagian yaitu :
a. Klien lanjut usia yang masih aktif.
b. Klien lanjut usia yang pasif atau yang tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya
mengalami kelumpuhan atau sakit.

2. Pendekatan Psikis
Pada pendekatan psikis perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan
pendekatan edukatif pada klien lanjut usia. Perawat dapat berperan sebagai supporter,
interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, penampunga rahasia yang pribadi, dan
sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam
memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk
keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip
“Tripple S” yaitu sabar, simpatik, dan service. Pada dasarnya, Klien lanjut usia
membutuhkan rasa aman dan cinta kasih saying dari lingkungan, termasuk perawat yang
memberikan perawatan. Untuk itu perawat harus selalu menciptakan suasana yang aman
tidak gaduh dan membiarkan mereka dari lingkungan, termasuk perawat yang
memberikan perawatan. Untuk itu perawat harus selalu menciptakan suasana yang aman,
tidak gaduh, dan membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan
hobi di milikinya
Perawat harus membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam
memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat
dari ketidakmampuan fisik, dan kelainan yang di deritanya. Hal itu perlu di lakukan
karena perubahan psikologi terjadi dengan semakin lanjutnya usia. Perubahan-perubahan
ini meliputi gejala-gejala, seperti menurunnya daya ingat untuk peristiwa yang baru
terjadi. Berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan kewaspadaan, perubahan
pola tidur dengan suatu kecendrungan untuk tidur di waktu siang dan pergeseran libido.
3. Pendekatan Sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu upaya perawat
dalam pendekatan social. Memberikan kesempatan untuk berkumpul bersama dengan
sesame kklien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi, pendekatan social
ini merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang diahadapinya adalah
makhluk social yang membutuhkan orang lain. Dalam pelaksanaannya perawat dapat
menciptakan hubungan social antara lanjut usia dan lanju usia dan perawat sendiri.
Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lanjut usia untuk
mengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi, missal jalan pagi, menonton film, atau
hiburan-hiburan lain.
Para lanjut usia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia luar, seperti menonton
televise, mendengarkan radio, atau membaca surat kabar dan majalah. Dapat disadari
bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya denganh upaya
pengobatan medis dalam proses penyenbuhan atau ketenangan para klien lanjut usia.
Tidak sedikit klien tidak dapat tidur karena stress, stress memikirkan penyakit, biaya
hidup, keluarga yang di rumah sehingga menimbulkan kekecewaan, ketakutan atau
kekhawatiran, dan rasa kecemasan. Untuk menghilangkan rasa jemu dan menimbulkan
perhatian terhadap sekelilingnya perlu diberi kesempatan kepada lanjut usia untuk
menikmati keadaan di luar, agar merasa masih ada hubungan dengan dunia luar.
Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian di antara lanjut usia (terutama yang
tinggal dip anti werda), hal ini dapat diatasi dengan berbagai usaha, antara lain selalu
mengadakan kontak dengan mereka, senasib dan sepenanggungan, dan punya hak dan
kewajiban bersama. Dengan demikiian perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi
baik sesama mereka maupun terhadap mempunyai hubungan komunikasi baik sesame
mereka maupun terhadap petugas yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan
kesejahteraan social bagi lanjut usia dip anti werda.
4. Pendekatan Spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungan
dengan tuhan atau agama yang di anutnya, terutama jika klien dalam keadaan sakit atau
mendekati kematian.

E. Asuhan Keperawatan Lanjut Usia


1. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan gangguan hubungan sosial : menarik diri melalui
observasi (data objektif) dan komunikasi (data subjektif). Dalam keadaan klien menolak
untuk berkomunikasi, maka akan sukar didapat data subjektif. Mungkin klien akan
menjawab pertanyaan kita dengan singkat seperti : tidak, ya , tidak tahu. Pengkajian
diarahkan pada perilaku menarik diri, faktor pencetus, stresor pencetus, sumber koping,
dan mekanisme koping.
Secara objektif dapat ditemukan data seperti :
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
b. Menghindari dari orang lain (menyendiri). Klien tampak memisahkan diri dari
orang lain : pada saat makan.
c. Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain
atau perawat.
d. Tidak ada kontak mata. Klien lebih sering menunduk
e. Berdiam diri di kamar/tempat terpisah. Klien kurang mobilitasnya
f. Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan atau pergi
jika diajak bercakap-cakap.
g. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. Artinya perawatan diri dan kegiatan rumah
tangga sehari-hari tidak dilakukan.
h. Posisi janin pada saat tidur.
1) Wawancara
a) Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya
b) Kegiatan yang mampu dilakuakn lanjut usia
c) Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri
d) Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan, dan pendengaran
e) Kebiasaan gerak badan/olah raga/senam lanjut usia
f) Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, buang air besar/kecil
g) Perrubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
h) Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam
minum obat
i) Masalah-masalah seksual yang dirasakan
2) Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi untuk mengetahui perubahan system tubuh
b) Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik, yaitu head to toe dan
system tubuh
a. Psikologis
c) Apakah mengenal masalah-masalah utamanya?
d) Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan?
e) Apakah dirinya merasa dibutuhkan?
f) Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan?
g) Bagaimana mengatasi stress yang dialami?
h) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri?
i) Apakah lanjut usia sering menngalami kegagalan?
j) Apakah harapah pada saat ini dan yang akan dating?
k) Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses piker, alam
perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaian masalah

2. Diagnosa Keperawatan
Perawat menggunakan hasil pengkajian untuk menentukan diagnosis keperawatan.
Diagnosis keperawatan dapat berupa diagnosis keperawatan individu, diagnosis,
keperawatan keluarga dengan lansia, ataupun diagnosis keperawatan pada kelompok
lansia.
Masalah keperawatan yang di jumpai antara lain ketidakseimbangan nutrisi:
kurang/lebihdari kebutuhan tubuh; kerusakan sensori persepsi: penglihatan, pendengaran;
intoleransi aktivitas; risiko cedera; kerusakan mobilitas fisik; deficit perawatan diri;
Inkontinensia urin; gangguan pola tidur; isolasi sosial; perasaan berduka; harga diri
rendah; penguasaan individu tidak efektif.

3. Rencana Keperawatan
Perawat mengembangkan rencana keperawatan pada lansia yang berhubungan dengan
masalah kesehatan lansia dan hal-hal lain yang berkaitan. Dalam membuat rencana
keperawatan perlu dirumuskan pula tujuan, prioritas, serta pendekatan keperawatan yang
di gunakan dalam rencana perawatan.
Rencana keperawatan dapat berupa upaya promotif, preventif, dan rehabilitative dalam
meningkatkan derajat kesehatan lansia. Rencana keperawatan di tentukan dalam upaya
membantu klien memperoleh dan mempertahankan kesehatan pada tingkat yang paling
tinggi, kesejahteraan dan kualitas hidup, serta untuk mempersiapkan diri dalam menjelang
kematian secara damai.
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam membuat rencana keperawatan adalah :
a. Sesuaikan dengan tuuan yang spesifik
b. Libatkan klien dan keluarga dalam perencanaan
c. Kolaborasi dengan profesi kesehatan yang terkait
d. Dokumentasikan rencana asuhan keperawatan yang telah di buat

4. Tindakan Keperawatan
Perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana perawatan yang telah
di buat. Perawat memberikan pelayanan kesehatan untuk memelihara keampuan
fungsional lansia dan mencegah komplikasi serta meningkatkan ketidakmampuan.
Tindakan Keperawatan berdasarkan rencana keperawatan dari setiap diagnosis
keperawatan yang telah di buat, dengan didasarkan pada konsep asuhan keperawatan
gerontik.
Tindakan keperawatan yang di lakukan pada lansia dapat berupa
a. Menumbuhkan dan membina hubungan saling percaya
b. Menyediakan penerangan yang cukup: cahaya matahari, ventilasi rumah, hindarkan
dari cahaya yang silau.
c. Meningkatkan rangsangan panca indra melalui buku-buku yang di cetak besar, berikan
warna yang dapat dihat.
d. Mempertahankan dan melatih daya orientasi realitas; kalender, jam, foto, banyaknya
jumlah kunjungan
e. Memberi perawatan sirkulasi,
f. Member perawatan pernafasan
g. Memberi perawatan pada organ pencernaan
h. Memberi perawatan genitourinaria
i. Memberi perawatan kulit, Memberi perawatan Muskuloskeletal, Memberi perawatan
psikososial, Memelihara keselamatan.

5. Evaluasi
a. Perawat bertanggung jawab untuk mengevaluasi status dan kemajuan klien terhadap
pencapaian hasil dari tujuan keperawatan yang telah di tetapkan sebelumnya
b. Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemajuan status kesehatan klien,
membandingkan respons klien dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan
masalah dan kemajuan pencapaian tujuan keperawatan klien.
c. Perawat akan mencatat hasil evaluasi dalam lembar evaluasi atau dalam catatan
kemajuan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses asuhan keperawatan pada usia lanjut adalah kegiatan yang dimaksuddkan untuk
memberikan bantuan, bimbingan, pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut
usia secara individu, seperti di rumah/lingkungan keluarga, panti werda maupun puskesmas,
yang diberikan oleh perawat untuk asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh
anggota keluarga atau petugas social yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan
sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan
keperawatan di rumah atau panti (Depkes, 1993 1b).
Perawat mempunyai peranan penting mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut
usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang
asing, sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat
hendaknya memiliki kesabaran dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai
bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Perrawat harus selalu memegang
prinsip “Tripple S”, yaitu Sabar, Simpatik, dan Service.
Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari lingkugan,
termasuk perawat yang memberikan perawatan. Untuk itu perawat harus selalu menciptakan
suasana aman, tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas
kemampuan dan hobi yang dimilikinya.
Perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam
memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rasa rendah diri, rasa keterbatasan sebagai
akibat dari ketidakmampuan fisik, dan kelainan yang dideritanya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/67762304/Perkemihan-Pada-Lansia-Rahman. Di akses
tanggal 15 Februari 2018

Maryam, R. Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.

Mia fatma Ekasari. 2006. Panduan Pengalaman Belajar, Keperawatan keluarga, keperawatan
gerontik, keperawatan komunitas. Jakarta: EGC

Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik Ed: 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai