Anda di halaman 1dari 4

Reksadana

Cara Investasi Reksadana yang


Menguntungkan dan Mudah
Edited by • 30 Juni 2015

Percayalah, jangan menunggu hari tua untuk memulai investasi. Investasi menjaga kehidupan
finansial Anda di masa depan terjaga. Namun, dari mana modalnya? Bagaimana jika belum
punya banyak modal untuk berinvestasi? Anda tidak perlu khawatir karena saat ini ada produk
keuangan yang sedang populer, yaitu reksadana. Reksadana adalah kumpulan dana yang dikelola
untuk membeli saham, obligasi, atau instrumen keuangan lainnya. Kemudahan reksadana
terletak pada besaran investasi yang tidak perlu sebesar saham, yang memerlukan modal puluhan
juta. Sistemnya sederhana, Anda hanya perlu menaruh sejumlah modal yang dipercayakan
kepada profesional untuk membeli saham. Kemudahan ini membuat Anda tidak perlu pusing dan
memikirkan saham atau obligasi apa yang harus Anda beli. Anda hanya perlu menentukan
reksadana apa yang ingin Anda beli. Selanjutnya, manajer investasi yang akan mengelola modal
Anda.

Investasi reksadana mahal? Berdasarkan data dari Bareksa, anggapan tersebut ternyata salah.
Terdapat sejumlah 187 produk reksadana saham. Dari jumlah tersebut terdapat 43 produk
reksadana saham yang minimal pembeliannya dimulai dari Rp50.000 hingga Rp100.000. Selain
itu, return atau keuntungan yang dihasilkan reksadana juga tidak tergantung dari besar atau
kecilnya nilai pembelian awal investor. Besaran tersebut, tergantung dari pengelola atau manajer
investasi dalam mengelola reksadana tersebut.
Adapun, faktor-faktor yang lebih mempengaruhi, seperti contohnya saham apa saja menjadi
pilihan manajer investasi untuk dikelola. Ia akan melihat kondisi fundamental perekonomian
Indonesia. Sebagai contoh riil, pada reksadana Mandiri Investa Atraktif dan Manulife Dana
Saham, nilai minimal pembelian awal masing-masing sebesar Rp50.000 dan Rp100.000. Setelah
satu tahun, reksadana saham Mandiri Investa Atraktif memiliki keuntungan 24,98 persen dan
reksadana Manulife Dana Saham memiliki return 22,98 persen. Ternyata, keuntungan keduanya
lebih besar dari yang dicatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yaitu hanya sebesar 21,63
persen.

Investasi pada reksadana adalah salah satu investasi strategis bagi masyarakat pemodal, baik
pemodal institusional maupun individual. Hal ini juga termasuk bagi para pemodal kecil dan
orang-orang yang tidak memiliki banyak waktu dan pengetahuan yang mendalam mengenai
literasi keuangan, khususnya untuk menghitung resiko atas suatu investasi. Sebagai contoh, jika
Anda mulai menyisihkan uang sebesar Rp100.000 pada 30 November 2009, kemudian terus
menambah investasi sebesar Rp100.000 setiap bulannya. Pada tanggal 1 selama lima tahun pada
reksadana Manulife Dana Saham, uang Anda pada 28 November 2014 menjadi Rp7.784.544,76.
Dengan penambahan uang setiap bulannya, modal awal perusahaan bertambah menjadi total
Rp6.100.000. Sementara itu, return yang diperoleh dari investasi tersebut sebesar
Rp1.684.544,76. Jika dibandingkan dengan total investasi, return yang dihasilkan sebesar 27,62
persen.
Dari penjelasan di atas, tentunya Anda mulai memahami bagaimana cara investasi reksadana ini.
Untuk itu, selanjutnya, Anda perlu mengetahui bagaimana Anda memulai investasi ini. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut,

1. Tentukan Tujuan
Menentukan tujuan via static1.squarespace.com

Pertama-tama, tentukan tujuan Anda menginvestasikan uang yang ada untuk membeli reksadana.
Apakah sebagai modal anak sekolah hingga ke perguruan tinggi, rumah masa depan, ataukah
sebagai dana pensiun. Hal ini berhubungan dengan jangka waktu investasi dan jenis reksadana
yang tepat untuk Anda. Sebab, percuma juga kita berinvestasi tanpa ada tujuan yang jelas. Ada
berbagai tujuan yang biasanya digunakan orang-orang untuk berinvestasi reksadana. Jadi,
pikirkan dulu hal ini.

2. Kenali jenis-jenis Reksadana

Cari Tahu Dari Berbagai Sumber via kontan.co.id

Sebelum menginvestasikan uang Anda pada reksadana, sebaiknya Anda mengetahui lebih dulu
jenis-jenis reksadana yang ada. Ada beragam jenis reksadana, mulai dari reksadana pasar uang,
pendapatan tetap, terproteksi, campuran, saham, index, dollar, syariah, dan penyertaan terbatas.
Adapun, yang paling populer saat ini adalah reksadana pasar uang, dana pendapatan tetap, dana
terproteksi, campuran, dan saham. Berikut penjelasannya.

- Reksadana Pasar Uang

Reksadana ini seluruhnya ditempatkan pada deposito, SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan
obligasi. Jatuh temponya kurang dari satu tahun. Reksadana ini relatif lebih aman dari pada
reksadana lainnya, namun potensi keuntungannya hanya sedikit di atas deposito.

- Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana pendapatan tetap dananya dialokasikan ke obligasi minimal 80%. Return-nya lebih
tinggi dari pada reksadana pasar uang. Umumnya, return-nya bisa mencapai lebih dari 10% per
tahun.
- Reksadana Terproteksi

Reksadana terproteksi menempatkan sebagian dananya dalam instrumen obligasi yang dapat
memberikan perlindungan atas nilai investasi pada saat jatuh tempo. Reksadana ini memiliki
perlindungan 100% pada nilai pokok investasi jika dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang
telah ditentukan sebelumnya.

- Reksadana Campuran

Sesuai namanya, reksadana campuran mengalokasikan dananya di berbagai instrumen keuangan,


seperti deposito, obligasi, dan saham. Karena dapat berinvestasi saham, reksadana campuran
lebih beresiko. Akan tetapi, hasil return-nya yang lebih tinggi daripada reksadana pendapatan
tetap.
- Reksadana Saham

Reksadana saham menempatkan dananya minimal 80% ke saham. Sehingga, Anda berpotensi
mendapatkan keuntungan yang paling besar daripada reksadana yang lain. Namun demikian,
resikonya juga paling besar.

3. Tentukan Jangka Waktu Investasi


Tentukan jangka waktunya via teropongbisnis.com
Berinvestasi reksadana membutuhkan jangka waktu yang berbeda-beda. Ada yang untuk kurang
dari setahun, 1-3 tahun, 3-5 tahun, dan lebih dari 5 tahun. Untuk jangka waktu kurang dari
setahun, sebaiknya Anda memilih reksa dana pasar uang. Untuk investasi 1-3 tahun, Anda dapat
memilih reksa dana pendapatan tetap. Untuk jangka waktu 3-5 tahun, gunakanlah reksa dana
campuran. Terakhir, untuk Anda yang menginginkan investasi jangka panjang, yakni lebih dari 5
tahun, gunakanlah reksa dana saham.

4. Langkah-langkah Investasi Reksa Dana


Tentukan langkahnya via greenbiz.com
Tentukan mana yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Ingin uang lebih aman dengan hasil
keuntungan yang terbatas? reksa dana pasar uang jawabannya. Pendapatannya tetap dan
terproteksi. Jika anda ingin keuntungan yang lebih tinggi dan sanggup menerima resiko yang
lebih tinggi, reksa dana campuran dan saham adalah pilihan yang cocok.

Langkah kedua, pilih produk reksa dana yang sesuai dengan pilihan jenis reksa dana Anda. Lihat
rekam jejak keuntungannya selama 3 tahun terakhir. Pastikan keuntungannya konsisten.
Sehingga Anda tahu bahwa Anda tidak akan mengalami kerugian.

Anda dapat mencari informasi lebih lanjut mengenai reksa dana yang Anda butuhkan melalui
media internet atau menghubungi langsung pihak yang menjual reksa dana tersebut. Cari tahu
biaya yang dikenakan pada reksa dana yang Anda inginkan, mencakup biaya pembelian dan
penjualannya. Untuk memulainya, sisihkanlah minimal 20% pendapatan Anda untuk investasi
reksa dana setiap bulannya.

Baca juga: 3 Cara Efektif Menghindari Investasi Bodong


5. Pastikan Reksadana Memiliki Izin
OJK Selaku Regulator via vibiznews.com

Reksadana adalah investasi yang legal karena memiliki izin dari OJK. Perizinan ini memiliki
banyak syarat dan bersifat mutlak sehingga dapat dipercaya kebenarannya. Tidak hanya itu,
manajer investasi yang mengelola reksadana tersebut juga harus memiliki izin. Untuk itu,
pastikan dan cek perizinan dari reksadana dan manajer investasi Anda. Jika meragukan, Anda
berhak untuk menolak tawaran berinvestasi.
Selain itu, pegecekan izin ini juga merupakan bentuk upaya preventif agar Anda tidak tertipu
oleh bentuk investasi bodong atau abal-abal. Hal ini karena investasi bodong tentu saja tidak
memiliki izin karena tidak memenuhi standar dan persyaratan dalam mengelola investasi yang
bersih dan sehat.

Investasi bodong biasanya menawarkan keuntungan investasi yang sangat besar. Namun, bisa
jadi resiko yang ditanggung juga besar. Oleh karena itu, mau setingi apa pun potensi
keuntungannya, Anda tidak boleh tergiur jika pihak yang menawarkan tidak memiliki izin yang
resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!
Bandingkan Asuransi Kesehatan Terbaik!

6. Baca Prospektus Reksadana


Contoh Prospektus via sam.co.id

Bagaimana Anda mengetahui poin perizinan di atas? Tentunya, Anda harus membaca dan
memahami isi prospektus. Prospektus dapat dikatakan sebagai buku manual untuk berinvestasi di
reksadana. Segala macam informasi yang Anda butuhkan tentang reksadana ada di sini, mulai
dari perizinan, manajer investasi, kebijakan investasi, biaya-biaya investasi, hingga tata cara
pembelian dan penjualan reksadana.

Untuk itu, membaca prospektus adalah hal yang wajib dan mutlak bagi Anda. Tidak hanya
membaca, Anda pun harus memahami setiap detail isinya. Jika kebingungan, tidak perlu ragu
untuk bertanya. Jika Anda sudah terlanjur berinvestasi dan belum memahami isi prospektus,
sebaiknya Anda segera mengaksesnya. Pemahaman prospektus menjadi hal yang penting karena
menyangkut uang yang Anda investasikan. Tentunya Anda tidak ingin menyesal karena
minimnya informasi yang Anda punya bukan? Untuk itu pelajarilah prospektus.

Selain itu, alangkah lebih baik jika jasa reksadana Anda memiliki sistem online untuk
memutakhirkan informasi seputar reksadana. Biasanya, setiap kali akan melakukan investasi,
Anda akan diingatkan untuk membaca dan mengonfirmasi apakah Anda telah membaca
prospektus. Hal ini adalah jalan yang baik untuk sama-sama tahu. Sehingga Anda dapat
berinvestasi dengan aman dan nyaman. Tentu saja jika investasi palsu tidak akan memiliki
prospektus karena ciri dari hubungan investasi yang sehat adalah dengan adanya transparansi.
Baca juga: Cara Investasi Reksadana yang Menguntungkan dan
Mudah
Daftar Investasi Reksadana Dari Sekarang
Cukup mudah bukan untuk berinvestasi Reksa Dana? Apalagi ditunjang dengan kemajuan
teknologi saat ini mempermudah Anda untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai
investasi reksa dana. Saat ini beberapa manajer investasi dan bank penjual sudah banyak yang
menyediakan situs informatif tentang produk dan layanan reksa dana. Beberapa bahkan
memberikan layanan online untuk mempermudah investor membeli reksa dana.

Nah, sekarang sudah tahu kan bagaimana cara memulai investasi reksadana yang benar. Jadikan
hal itu sebagai salah satu hal yang bisa menjamin masa depan kita. Sebab, berbeda dengan
saham, reksadana lebih tepat dijadikan sebagai investasi jangka panjang. Bagi yang baru belajar
investasi, mulai saja dari produk yang modalnya di bawah Rp100.000. Jadi, tunggu apa lagi, yuk
mulai berinvestasi!

Anda mungkin juga menyukai