SKENARIO 1
GOUT ARTHRITIS
KELOMPOK B-6
0
SKENARIO 1
1
SASARAN BELAJAR
2
1. Memahami dan menjelaskan persendian
a. Definisi persendian
Sendi adalah tempat bertemu dua atau tiga unsur rangka, baik tulang
maupun tulang rawan, dikatakan sebagai sendi atau artikulasi. Sendi
merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh dapat
bergerak dengan baik, juga merupakan suatu penghubung antara ruas
tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang
tersebut dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang
diperantarainya. Sendi dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Sendi Temporer
terdapat selama masa pertumbuhan.
Contoh: epifisis tulang panjang menyatu dengan bagian batang
tulang melalui tulang rawan hiain dari diskus epifisis.
b. Sendi Permanen (Fibrosa, Kartilaginosa dan Sinovial)
3
1. Articulatio Subtalaris (talocalcanea)
Tulang : os. Talus dan os. calcenous
Jenis sendi : glidinng
Gerak sendi : Geser
2. Articulatio talocalcaneonavicularis
Tulang: os talus, os calceaneous dan os. cuboideum
Jenis sendi : Gliding
Gerak sendi : geser dan rotasi
3. Articulatio calcaneucuboidea
Tulang : os calcaneus dan os cuboideum
4. Articulatio tarsometatarsales
Tulang : os. Tarsi dan os. metatarsi
Jenis sendi : Plana
5. Articulatio metatarsopholangeales
Tulang : os. Metatarsi dan os. phalanges
Jenis sendi : Condyloidea / ellipsoidea
Gerak sendi : Fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi
4
5
Menjelaskan mikroskopis
Histologi Tulang
Tulang adalah jaringan ikat khusus yangterdiri atas materi antar
sel berkapur,yaitumatriks tulang dan 3 jenis sel
yaituosteosit,osteoblas,osteoklas.Jaringan tulangmenyangga
struktur berdaging ,melindungiorgan-organ vital,berfungsi
sebagaicadangan kalsium,fosfat dan ion-ion,yangdapat dilepaskan
atau disimpan dengan caraterkendali untuk
mempertahankankonsentrasi ion-ion penting di dalam cairan
tubuh.
Jenis-jenis:
1. Tulang Rawan :Tulang Rawan Hialin, Tulang Rawan
Elastis, Fibrokartilago
2. Tulang Keras(Osteon) :Tulang Pipa Tulang Pendek, Tulang
Pipih, Tulang tak beraturan
6
Gambar Fibrokartilago (pada Diskusintervetebralis)
7
1.3 Range of Movement
Rentang gerak mengacu pada jarak dan arah sendi dapat bergerak secara
maksimal. Setiap sendi tertentu memiliki kisaran normal gerak yang
dinyatakan dalam derajat setelah diukur dengan goniometer (yaitu,
sebuah alat yang mengukur sudut dari sumbu sendi).
(www.osteoarthritis.about.com)
1.3.1 Pesawat dan Axis
Gerakan didefinisikan dengan mengacu pada pesawat dan / atau
poros.
Terdiri dari 3 pesawat :
1) Sagital Plane
Garis vertical yang membantang dari depan ke belakang
membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri.
2) Frontal atau Lateral Plane
Garis yang membentang dari sisi ke sisi di sudut kanan ke
pesawat sagittal yang membagi tubuh menjadi bagian depan
dan bagian belakang
3) Melintang atau horizontal plane
Garis Horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas
dan bawah
8
Terdiri dari 3 axis :
1) Frontal Axis
Lewat dari sisi ke sisi di sudut kanan terhadap bidang sagital
2) Axis sagital atau Transverse
Melewati horizontal dari depan ke belakang berbaring di
sudut kanan ke bidang frontal
3) Axis longitudinal atau Vertikal
Lewat dari kepala sampai kaki di sudut kanan ke bidang
transversal
1) Spinal Column
Kolom vertebral memiliki rentang normal berikut gerakan:
Fleksi, Ekstensi, Fleksi Lateral dan Rotasi.
2) Korset bahu
Korset bahu memiliki rentang normal berikut gerakan:
Elevation, Depresi, Adduksi dan Penculikan.
9
3) Sendi bahu
Sendi bahu memiliki rentang normal berikut gerakan: Fleksi
(0-90o), Ekstensi (0-50 o), Adduksi (90-0 o), abduksi (0-90 o),
Rotasi medial (0-90 o) dan Rotasi lateral (0-90 o)
4) Sendi siku
Sendi siku memiliki rentang normal berikut gerakan: Fleksi
(0-160 o), Ekstensi (145-0 o), Pronasi (0-90 o) dan Supinasi
(0-90 o).
10
5) Pergelangan tangan
Pergelangan tangan memiliki rentang normal berikut
gerakan: Fleksi (0-90o), Ekstensi (0-70 o), Adduksi(0-65 o),
Abduksi(0-25 o) dan circumduction.
6) Sendi panggul
Sendi panggul memiliki rentang normal berikut gerakan:
Fleksi, Ekstensi, Adduksi, Abduction, Rotasi medial dan
lateral Rotasi.
7) Sendi lutut
Sendi lutut memiliki rentang normal berikut gerakan:
Fleksi(0-130 o) dan Ekstensi (120-0o)
11
Sendi pergelangan kaki memiliki rentang normal berikut
gerakan: Plantarfleksi (0-50 o), Dorsifleksi (0-20 o),
Inversi(0-35 o) dan Eversi (0-25 o)
(www.brianmac.co.uk)
Sayangnya, fakta ini masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat.
Akibatnya banyak orang suka menyamaratakan semua makanan. Orang
menyantap apa saja yang dia inginkan, tanpa mempertimbangkan
kandungan di dalamnya. Makanan sumber dari produk hewani biasanya
mengandung purin sangat tinggi.Produk makanan mengandung purin
tinggi kurang baik bagi orang-orang tertentu, yang punya bakat mengalami
gangguan asam urat. Jika mengonsumsi makanan ini tanpa perhitungan,
jumlah purin dalam tubuhnya dapat melewati ambang batas normal.
12
bagian lain yang terdapat dalam perut hewan --seperti hati, jantung, babat,
dan limfa.
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan
(salvage pathway).
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah
melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam
guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme
yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu:
5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase
(amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh
nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah
pembentukan yang berlebihan.
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa
purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini
tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas
(adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk
prekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua
enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin
13
fosforibosiltransferase (APRT).
Suatu kondisi dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat, sehingga
kristal asamurat yang berlebihan akan menumpuk di jaringan tubuh. Gout
ditandai denganpeningkatan kadar asam urat dalam tubuh dan menyebabkan
inflamasi (radang) padapersendian (artritis). Gout kronik (jangka panjang)
dapat menyebabkan penumpukanasam urat didalam dan sekitar persendian,
menurunkan fungsi ginjal dan membentuk batu ginjal. Terdapat, gout :
Primer
Pembentukan asam urat tubuh berlebihan atau akibat penurunan
ekskresi asam urat.
Sekunder
Pembentukan asam urat berlebihan atau ekskresi asam urat berkurang
akibatproses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.Masalah
14
timbul jika berbentuk kristal-kristal monosodium urat monohidrat
padasendi-sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk
jarum inimengakibatkan reaksi peradangan yang menimbulkan nyeri
hebat. Jika tidak diobati,endapan kristal akan menyebabkan kerusakan
hebat pada sendi dan jaringan lunak.
15
3.4 Patofisiologi Gout Arthritis
16
radang lain juga teraktivasi, yang akan menghasilkan mediator-mediator
kimiawi yang juga berperan pada proses inflamasi.
Peradangan pada arthitis gout adalah akibat penumpukan agen penyebab yaitu
kristal monosodium urat pada sendi. Mekanisme peradangan ini belum
diketahui secara pasti. Hal ini diduga oleh peranan mediator kimia dan selular.
Patofisiologi
Kristal asam urat akan merusak endotel (lapisan bagian dalam pembuluh
darah) koroner. Karena itu siapapun yang kadar asam uratnya tinggi harus
berupaya untuk menurunkannya agar kerusakan tidak merembet ke organ-
organ tubuh yang lain. Dalam kaitan ini juga terdapat fungsi ginjal yang
bekerja mengatur kestabilan kadar asam urat dalam tubuh dimana sebagian
sisa asam urat dibuang melalui air seni. Apabila asam urat berlebihan dan
ginjal tidak mampu lagi mengatur kestabilannya, maka asam urat in akan
menumpuk pada jaringan dan sendi, dan pada saat kadar asam urat tinggi
maka akan timbul rasa nyeri yang hebat terutama pada daerah persendian.
17
dapat berjalan. Keluhan utama bersifat artikuler berupa nyeri,
bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa
demam menggigil dan merasa lelah. Lokasi yang paling sering
adalah pada MTP 1, namun bisa dapat terkena sendi lain (pada
ektremitas atas/ bawah) saat proses penyakit berlanjut.
2. Stadium interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi
periode interkritik asimptomatik. Walaupun secara klinik tidak
didapatkan tanda-tanda radang akut, namun pada aspirasi sendi
ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses
peradangan tetap berlanjut, walau tanpa keluhan. Apabila tanpa
penanganan yang baik dan pengaturan asam urat yang tidak benar,
maka dapat timbul serangan akut yang lebih sering yang dapat
mengenai beberapa sendi dan biasanya lebih berat.
Pemeriksaan Fisik
Mencakup inspeksi deformitas; inspeksi ukuran, suhu, warna kulit di sekitar
benjolan; melihat cara berjalan/bergerak dan sikap/postur pasien;
mendengan bunyi krepitus halus sepanjang struktur yang terkena dengan
stetoskop; perkusi ginjal.
a. Inspeksi
Deformitas
Edema
b. Palpasi
Pembengkakan karena cairan/peradangan
Perubahan suhu kulit
Perubahan anatomi tulang/jaringan lunak
Nyeri tekan
Krepitus
Perubahan Range of Motion
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan LED, hitung leukosit, dan CRP untuk mendeteksi adanya
reaksi inflamasi; aspirasi cairan sendi dimana terdapat timbunan MSU
(relatif sulit dilakukan terutama pada sendi yang belum bengkak);
pemeriksaan asam urat dan kreatinin pada darah dan urin; pemeriksaan
enzim tubuh yaitu PRPP synthetase, enzim GPRT, xantin oksidase, glukosa
18
6 fosfatase (masih jarang digunakan).
a. Pemeriksaan darah lengkap
b. LED (Laju Endap Darah)
Mengukur kecepatan pengendapan sel darah dalam waktu tertentu.
Ketika sedang inflamasi, protein-protein darah akan mengendap. Jika
LED tinggi menunjukkan semakin parah inflamasi.
Pemeriksaan Radiologi
X-Ray
Tophus terlihat seperti pembengkakan jaringan lunak
Terjadi erosi pada tepi tulang
19
b. Sindrom Sjogren’s didefinisikan sebagai kombinasi RA dengan
keratokonjungtivitis sicca atau xerostomia atau kedua-duanya.
Rontgenografi pada sindrom Sjogren’s umumnya telah dibatasi
karakteristiknya dengan penemuan sialografi dari ectasia dan dikenal
baik sebagai ciri dari RA dan kalsifikasi vaskuler pada pergelangan
tangan dan kaki pada beberapa pasien dengan RA. Gambaran radiologis
RA lainnya ialah; Sendi yang tipis dan erosi, banyak sendi yang terlibat
dan inflamasi pada synovium serta rusaknya semua jaringan sendi.
c. Penemuan pada fase awal gout dimulai pada jaringan lunak. Penemuan
yang khas adalah pembengkakan yang tidak simetris disekitar sendi
yang terkena. Penemuan lain yang dapat terjadi pada fase awal gout
adalah edema pada jaringan lunak disekitar sendi. Pada penderita yang
mengalami episode gout yang multiple pada sendi yang sama, terdapat
gambaran area berkabut yang opak yang dapat dilihat pada pemeriksaan
radiologi film datar.
Fase lanjut dari gout, terjadi perubahan awal pada tulang. Pada
umumnya, perubahan awal pada area sendi metatarsophalangeal.
Purubahan awal pada umumnya terjadi di luar sendi atau pada daerah
juxta artikularis. Pada fase lanjut ini biasanya ditemukan gambaran lesi
luar, yang kemudian bisa menjadi sklerotik karena peningkatan
ukurannya.
Pada fase akhir gout, ditemukan tanda topus pada banyak persendian
20
tulang. Terjadinya perubahan lain pada gambaran radiografi film datar
pada stadium akhir adalah jarak persendian yang menyempit yang
sangat menyakitkan. Tanda deformitas juga dapat terjadi karena efek
dari penyakit pada fase akhir. Kalsifikasi pada jaringan lunak ditemukan
juga pada fase akhir gout.
CT Scan
Dapat digunakan pada efek dari gout pada area yang sulit divisualisasikan
dengan radiogradi filam datar.
MRI
Penggunaan MRI pada pemeriksaan gout bukanlah studi yang efektif, dan
tidak pernah dilaporkan. Walaupun pemeriksaan MRI merupakan studi yang
sangat potensial di masa yang akan datang.
Diagnosis
Mengacu pada kriteria yang ditetapkan oleh The American Reumatism
Association (ARA) tahun 1977. Kriteria tersebut sebagai berikut:
Diagnosis Banding
1. Arthritis Rheumatoid
Definisi : suatu penyakit autoimun dimana persendian secara simetris
mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan
seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. Biasanya
muncul pada usia antara 25-50 tahun, tapi bisa juga diluar usia itu
Penyebabnya : belum dapat diketahui secara pasti
Gejala yang ditimbulkan :
kaku pada persendian sekitarnya pada pagi hari yang berlangsung
21
lebih dari 1 jam
pembengkakan pada sendi ( minimal 3 sendi secara bersamaan )
misalnya : pada sendi jari-jari tangan / kaki, sendi pergelangan tangan /
kaki, sendi siku, sendi pinggul, atau sendi lutut
peradangan tersebut bisa terjadi pada kedua belah sisi, dapat disertai
timbulnya nodul / benjolan dibawah kulit
selain itu bisa timbul perubahan bentuk sendi (deformitas) akibat
kerusakan rawan sendi & erosi tulang disekitar sendi
pada RA juga bisa disertai dengan demam, lemah, dan nafsu makan
berkurang
Pada pemeriksaan laboratorium : Faktor Reumatoid serum menunjukkan
adanya titer abnormal.
Radiologis : pada sinar-X tangan / pergelangan tangan menunjukkan
adanya erosi/dekalsifikasi tulang pada sendi & sekitarnya.
1. OSTEOARTHRITIS (OA)
Definisi : Osteoartritis / penyakit sendi degeneratif merupakan suatu
penyakit yang mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendi, yang
berkembangnya secara lambat.
Penyebabnya : tidak diketahui.
Lokasi sendi yang terkena : sendi tangan / kaki, sendi-sendi besar yang
menanggung beban/berat badan tubuh kita (sendi tulang belakang, sendi
lutut, sendi panggul).
Faktor resiko Osteoarhtritis :
faktor usia ( sering pada usia diatas 60 tahun )
jenis kelamin ( frekuensi OA lebih banyak pada wanita diatas usia 50
tahun)
genetik (keturunan)
kegemukan
cedera sendi ( akibat pekerjaan & olahraga )
Gejala OA
nyeri sendi yang khas yaitu nyeri yang bertambah berat pada waktu
menopang berat badan atau waktu aktivitas (melakukan gerakan),
dan membaik bila diistirahatkan
gerakan sendi menjadi terhambat karena nyeri
pada beberapa penderita, nyeri sendi atau kaku sendi dapat timbul
setelah istirahat lama, misalnya duduk di kursi atau mobil (perjalanan
jauh), atau setelah bangun tidur di pagi hari
kadang disertai suara gemeretak/kemretek pada sendi yang sakit
penderita mungkin menunjukkan salah satu sendinya (sering lutut
atau tangan) secara perlahan membesar.
3.8 Komplikasi
22
urat di sekitar persendian seperti di tulang rawan sendi, sinovial, bursa
atau tendon. Tofi bisa juga ditemukan di jaringan lunak dan otot jantung,
katub mitral jantung, retina mata, pangkal tenggorokan.
3.9 Prognosis
Sendi yang sakit dan dibebani dapat timbul rasa nyeri yang parah, gerakan
sendi berkurang, dan terjadi kekakuan. Berlanjut menjadi Low back pain lebih
seringterjadi pada usia lanjut. Mortalitas meningkat pada obesitas, komplikasi
meliputi hipertensi, infark miokard, diabetes melitus, resiko paska
pembedahan, hernia, batu empedu, hernia hiatus, varises vena, dan
osteoarthritis. Pada wanita terjadi peningkatan insidensi hirsutisme dan kanker
payudara serta endometrium.
Penatalaksanaan
A. Preventif
Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl
dengan tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan membatasi diri
untuk mengonsmsi bahan makanan golongan B. Juga membatasi diri
23
mengonsumsi lemak serta disarankan untuk banyak minum air putih. Apabila
dengan pengaturan dietmasih terdapat gejala-gejala peninggian asam urat darah,
sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk penanganan lebih lanjut.Hal
yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat tanggap dan rutin
memeriksakan diri ke dokter. Karena sekali menderita, biasanya gangguan asam
uratakan terus berlanjut.
B. Kuratif
FARMAKOLOGI
Penatalaksanaan artritis gout:
Meredakan radang sendi (dengan obat-obatan dan istirahat sendi yang terkena).
Pengaturan asam urat tubuh (dengan pengaturan diet dan obat-obatan).
Urikosurik adalah Melancarkan ekskresi asam urat melalui urin. Dengan menghambat
resorbsi air di tubulus proksimal ginjal.
1. PROBENESID
Farmako dinamik : Berfungsi mencegah dan mengurangi kerusakan sendi
serta pembentukan tofi pada gout,tidak efekti untuk pirai akut. Probenesid
tidak berguna bila LFG <30 ml/menit.
Efek samping : Gangguan sal.cerna lebih ringan dari sulfinpirazon dan harus
hati-hati bila diberikan pada pasien dg riwayat ulkus peptik.
Interaksi obat : Salisilat menurunkan probenesid. Prbenesid mnghambat
ekskresi PAS, penisilin, sulfonamid, sulfinpirazon, indometasin dan berbagai
as.organik.
Indikasi : Gout kronik dan pengobatan hiperurisemia sekunder. Dosis 2x250
mg/hari selama seminggu diikuti 2x500 mg/hari
2. SULFINPIRAZON
Farmakodinamik : Mencegah dan mengurangi kelainan sendi dan tofi pada
penyakit pirai kronik berdasarkan hambatan reabsorpsi tubular as.urat.
Farmakokinetik : 10-15% menyebabkan gangguan pada saluran cerna
sehingga tidak boleh pada pasien yang dengan riwayat ulkus peptik.
24
Efek samping : Anemia, leukopenia dan agranulositosis dapat meningkatkan
efek insulin dan obat hipoglikemik oral sehingga harus dlm pengawasan ketat
bila diberi bersama obat lain.
Indikasi : Tidak dapat mengatasi pirai akut,malah dapat meningkatkan
serangan awal terapi. Dosis 2x 100-200 mg/hari, ditingkatkan sampai 400-800
mg dan dikurangi sampai dosis efektif minimal.
NSAID
Semua OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) iritan mukosa lambung. Terdapat
juga efek toksik pada ginjal.
Obat AINS dikelompokkan sebagai berikut:
Derivat asam salisilat, misalnya aspirin
Derivat paraaminofenol, misalnya parasetamol
Derivat asam propionat, misalnya ibuprofen, ketoprofen, naproksen.
Derivat asam fenamat, misalnya asam mefenamat
Derivat asam fenilasetat, misalnya diklofenak.
Derivat asam asetat indol, misalnya indometasin.
Derivat pirazolon, misalnya fenilbutazon dan oksifenbutazon
Derivat oksikam, misalnya piroksikam dan meloksikam
Efek analgesiknya telah kelihatan dalam waktu satu jam setelah pemberian per-oral.
Sementara efek antiinflamasi OAINS telah tampak dalam waktu satu-dua minggu
pemberian, sedangkan efek maksimalnya timbul berpariasi dari 1-4 minggu.
Setelah pemberiannya peroral, kadar puncaknya NSAID didalam darah dicapai dalam
waktu 1-3 jam setelah pemberian, penyerapannya umumnya tidak dipengaruhi oleh
adanya makanan. Volume distribusinya relatif kecil (< 0.2 L/kg) dan mempunyai
ikatan dengan protein plasma yang tinggi biasanya (>95%). Waktu paruh
eliminasinya untuk golongan derivat arylalkanot sekitar 2-5 jam, sementara waktu
paruh indometasin sangat berpariasi diantara individu yang menggunakannya,
sedangkan piroksikam mempunyai waktu paruh paling panjang (45 jam). Penampilan
farmakokinetik golongan asam anthranilat (fenamat dan glafenin) umumnya mirip
dengan derivat asma arylasetat. Efek samping umum OAINS 4 ialah :
Gangguan saluran cerna, Oleh karena itu umumnya OAINS diberikan pada saat
sedang makan atau sesudah makan agar dapat ditolerir
Nefrotoksisitas, acute interstitial nephritis dengan atau tanpa nephrotic
syndrome, functional renal fairule, acute renal fairule, analgesic nephropathy,
chronic interstitial disease
Perubahan kesetimbangan air dan elektrolit, yaitu retensi air dan natrium disertai
dengan hiperkalemia.
Indomethacine
a. Proses didalam tubuh
25
Absorpsi di dalam tubuh cepat dan lengkap, metabolisme sebagian berada di
hati, yang dieksresikan di dalam urine dan feses, waktu paruhnya 2-3 jam,
memiliki anti inflamasi dan efek antipiretic yang merupakan obat penghilang
sakit yang disebabkan oleh keradangan, dapat menyembuhkan rematik akut,
gangguan pada tulang belakang dan asteoatristis.
b. Efek samping
Reaksi gastrointrestianal: anorexia (kehilangan nafsu makan), vomting
(mual), sakit abdominal, diare.
Alergi: reaksi yang umumnya adalah alergi pada kulit dan dapat
menyebabkan asma.
Aspirin
Farmakodinamik
Merangsang pernafasan (hiperventilasi)
Keseimbangan asam basa : alkalosis respiratorik
Efek urikosurik jika digunakan dalam dosis tinggi
Efek terhadap darah : masa perdarahan meningkat
Efek terhadap hati dan ginjal : hepatotoksik
Efek terhadap saluran cerna : iritasi
Farmakokinetik
Mudah diabsorbsi melalui saluran cerna maupun kulit
Terdistribusi luas ke synovial, peritoneal, spinal, liur dan ASI
Metabolism terutama di hati
Piroksisam
Piroksisam merupakan derivate as enolat
Absorbsi berlangsung cepat
99% terikat protein
Waktu paruh panjang
Kadar plasma = kadar cairan synovial
Efek samping tersering gangguan saluran cerna
Karena ES saluran cerna, penggunaan oleh dokter spesialis sebagai lini kedua
Ibuprofen
Derivate as propionate
Efek analgesi dan antipiretiknya cukup kuat
90% terikat protein plasma
Mengurangi efek diuretic dari furosemide dan tiazid
Mengurangi efek antihipertensi beta bloker, prazosin dan kaptrofil
Mengantagonis aspirin sebagai kardioprotektif
Tidak dianjurkan bagi ibu hamil dan menyusui
Naproksen
Efektivitas sedikit lebih tinggi dengan efek samping lebih rendah dari golongan
asam propionate yang lain.
Asam mefenamat
26
Digunakan terutama sebagai analgesic
Terikat kuat pada protein plasma
Sifat iritatifnya kuat
Tidak dianjurkan pada usia <14 tahun
4.2 Non-Farmako
Selain itu juga terdapat cara-cara penatalaksanaan arthritis yang lain, seperti :
Psikologis
Penderita harus istirahat secara teratur dan melakukan olahraga.
Alat bantu orthopaedi
Menggunakan bidai untuk mencegah deformitas, selain tentunya memakai
tongkat.
Terapi fisik
Gerakan secara aktif, pemanasan dengan heating pads, lampu infrared.
Operasi
Prolikatik
Koreksi terhadap deformitas yang secara sekunder menimbulkan penyakit
degeneratif (subluksasi panggul, genu valgun, dan genu varum).
Jenis operasi :
Osteotomi : Mengembalikan kesegarisan sendi
Arthroplasty : Rekonstruksi sendi
Arthrodesis : Membuat sendi kaku, nyeri hilang tapi gerakan terbatas
Operasi jaringan lunak : melakukan release dari otot-otot yang tegang
(Neurektomi) tetapi hilangnya rasa sakit hanya untuk sementara.
27
Transplantasi sendi masih dalam percobaan, tetapi dapat berguna jika masalah
reject imunologik telah teratasi.
Terapeutik
Bukan sebagai jalan terakhir. Memerlukan pengalaman Chirurgis
untuk memutuskan dan menentukan waktu yang tepat.
Pengaturan diet
Orang yang kesehatannya baik hendaknya tidak makan berlebihan. Sedangkan
bagi yang telah menderita gangguan asam urat, sebaiknya membatasi diri
terhadap hal-hal yang bisa memperburuk keadaan. Misalnya, membatasi
makanan tinggi purin dan memilih yang rendah purin.
Pencegahan
kurangi makanan yang banyak mengandung purin.
Golongan A: tinggi purin (150-800 mg/100 gr makanan)
Hati dan jeroan lainnya, udang, remis, kerang, sarden, herring, ekstrak daging
(abon, dendeng), ragi (tape), alcohol, serta makanan dalam kaleng.
Golongan B: purin sedang (50-150 mg/100 gr makanan)
Ikan selain di gol A, daging sapi, kacang-kacangan kering, kembang kol,
bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun papaya, kangkung.
Golongan C: rendah purin (0-50 mg/ 100 gr makanan)
Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan.
Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl
dengan tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan membatasi diri
untuk mengonsmsi bahan makanan golongan B. Juga membatasi diri mengonsumsi
lemak serta disarankan untuk banyak minum air putih. Apabila dengan pengaturan
dietmasih terdapat gejala-gejala peninggian asam urat darah, sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk penanganan lebih lanjut.Hal yang juga
perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat tanggap dan rutin
memeriksakan diri ke dokter. Karena sekali menderita, biasanya gangguan asam
uratakan terus berlanjut.
DAFTAR PUSTAKA
28
1. Kumar V, Cotran R, Robbins S. Buku Ajar Patologi. 7rd ed. Jakarta: EGC;
2000. p. 864-8
2. Underwood JCE. General and Systemic Pathology. 4th ed. USA: Elsevier; 2004.
P. 729-30.
3. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta:
EGC; p. 317.
4. Sudoyo, W Aru, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi (2009). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III Ed.5, Jakarta. Interna Publishing.
5. Syamsir HM, Kinesiologi Gerak Tubuh Manusia. 2011. Jakarta.
6. (www.brianmac.co.uk)
29