PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah
2000).
Menurut beberapa data statistic pertumbuhan penduduk
dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Dan pada tahun 2010
sekitar 60 tahun.
Menua secara fisiologis ditandai dengan semakin
B. Tujuan Penulisan
I. TujuanUmum
II. TujuanKhusus
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam pembuatan asuhan keperawatan
kepustakaan.
4. Dokumentasi
Penulis mendokumentasikan semua data yang diperoleh dari
D. Sistematika Penulisan
1. Bab I Pendahuluan :
Berisikan latar belakang yang memuat alasan penulis
sistematika penulisan.
1. Bab II Tinjauan Teori :
Berisikan konsep dasar Hipertensi dan asuhan keperawaan
3. Bab IV Pembahasan :
Berisi tentang perbandingan antara tinjauan teori dengan
keperawatan.
4. Bab V Penutup
Berisikan kesimpulan dari asuhan keperawatan yng sudah
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Klasifikasi Hipertensi
Joint National Comitte on Detection Evolution and Treatmen
of High Blood Pressure, badan penelitian Hipertensi di
Amerika Serikat, menentukan batasan tekanan darah yang berbeda.
Pada laporan tahun 1993, dikenal dengan sebutan JPC-V (Aspiani, 2014)
Kategori Tekanan Sistolik Tekanan diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi
Stadium 1 140-159 90-99
(ringan)
Stadium 2 160-179 100-109
(sedang)
Stadium 3 180-209 110-119
(berat)
Stadium 4 ≥210 ≥120
(sangat berat)
3. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya Hipertensi terbagi menjadi
dua golongan.
a. Hipertensi Esensial (Hipertensi
Primer)
Merupakan 90% dari seluruh kasus Hipertensi adalah
Hipertensi esensial yang didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui
penyebabnya (idiopatik). Beberapa faktor yang diduga
berkaitan dengan berkembangnya Hipertensi esensial
seperti berikut ini:
a) Genetik: individu yang mempunyai riwayat keluarga
dengan Hipertensi, beresiko tinggi untuk mendapatkan
penyakit ini.
b) Jenis kelamin dan usia: laki-laki berusia 35-50
tahun dan wanita pasca menopause beresiko tinggi
untuk mengalami Hipertensi.
c) Diet: konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara
langsung berhubungan dengan berkembangnya
Hipertensi.
d) Berat badan: obesitas (>25% diatas berat badan
ideal) dikaitkan dengan berkembangnya Hipertensi
e) Gaya hidup: merokok dan mengkonsumsi alkohol dapat
meningkatkan tekanan darah, bila gaya hidup menetap.
b. Hipertensi Sekunder
Merupakan 10% dari seluruh kasus Hipertensi
adalah Hipertensi sekunder, yang didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi yang
ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan
tiroid. Etiologi Hipertensi skunder pada umumnya
diketahui. Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi
penyebab terjadinya Hipertensi skunder.
a) Penggunan Kontrasepsi Hormonal(Estrogen)
Kontraspsi oral yang berisi estrogen dapat
menyebabkan Hipertensi melalui mekanisme Renin-
Aldosteron_mediated volume expansion. Dengan
penghentian oral kontrasepsi, tekana darah normal
kembali setelah beberapa bulan.
4. Manifestasi Klinis
Pada umumnya Hipertensi tidak menimbulkan gejala yang
jelas dan sering tidak disadari kehadiranya, sehingga
Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer”. Pada
kasus Hipertensi berat, gejala yang dialami klien antara
lain; sakit kepala (rasa berat ditengkuk), palpitasi,
kelelahan, nausea, vomiting, ansietas,keringat berlebih,
tremor otot, nyeri dada, epistaksis, pandangan kabur atau
ganda, tinitus (telinga berdenging) serta kesulitan tidur.
5. Penatalaksanaan
Melaksanakan terapi anti Hipertensi perlu penetapan
jadwal rutin harian minum obat, Hipertensi yang tidak
terkontrol dapat menyebabkan stroke dan serangan jantung.
Mencatat obat-obatan yang diminum dan keefektifan
mendiskusikan informasi ini untuk tindak lanjut
(Stoskslager, 2008).
Pengendalian tekanan darah dan efek samping minimal
diperlukan terapi obat obatan sesuai, disertai perubahan
pola hidup.
Upaya non farmakologi menurut: Darmojo (2006) terdiri
atas:
1) Berhenti merokok
2) Penurunan berat badan yang berlebihan
3) Berhenti/mengurangi asupan alcohol
4) Mengurangi asupan garam, lemak jenuh dan
kolesterol
Upaya non farmakologi menurut: stanley (2007)
pencegahan primer dari Hipertensi esensial terdiri
atas:
1) Mempertahankan berat badan ideal
2) Diet rendah garam
3) Pengurangan stress
4) Latihan aerobik secara teratur
6. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla
diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan
Hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa
terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis
merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi,
kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang
dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke
ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan
Hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi
perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh
perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang
terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya
regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume
darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan
adanya “Hipertensi palsu” disebabkan kekakuan arteri
brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis
yang diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini
bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan
pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin
yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya
perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada
terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga
terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat
meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi
natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan
tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan
menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung.
( Suyono, Slamet. 1996 ).
7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul bila Hipertensi tidak
terkontrol adalah:
a. Krisis Hipertensi
b. Penyakut jantung dan pembuluh darah: penyakit jantung
koroner dan penyakit jantung Hipertensi adalah dua
bentuk utama penyakit jantung yang timbul pada
penderita Hipertensi.
c. Penyakit jantung cerebrovaskuler: Hipertensi adalah
faktor resiko paling penting untuk timbulnya stroke.
Kekerapan dari stroke bertambah dengan setiap kenaikan
tekanan darah.
d. Ensefalopati Hipertensi yaitu sindroma yang ditandai
dengan perubahan neurologis mendadak atau sub akut
yang timbul sebagai akibat tekanan arteri yang
meningkat dan kembali normal apabila tekanan darah
diturunkan.
e. Nefrosklerosis karena Hipertensi.
f. Retinopati Hipertensi.
Nursing pathway
Proses Aging
Jenis Kelamin Gaja Hidup Obesitas
HIPERTENSI
Pembuluh darah
Otak
Suplai O2 ke otak
Resistensi pembuluh Sistemik Koroner Jantung
menurun
darah otak
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit ginjal )
e. Makanan / Cairan
Gejala :
- Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan
tinggi garam, lemak dan kolesterol
- Mual
- Muntah
f. Riwayat penggunaan diuretic
Tanda :
- BB normal atau obesitas
- Edema
- Kongesti vena
- Peningkatan JVP
- Glikosuria
g. Neurosensori
Gejala :
- Keluhan pusing / pening, sakit kepala
- Episode kebas
- Kelemahan pada satu sisi tubuh
- Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur,
diplopia )
- Episode epistaksis
Tanda :
- Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek,
proses pikir atau memori ( ingatan )
- Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
- Perubahan retinal optic
h. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
- Nyeri hilang timbul pada tungkai
- Sakit kepala oksipital berat
- Nyeri abdomen
i. Pernapasan
Gejala :
- Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
- Takipnea
- Ortopnea
- Dispnea nocturnal proksimal
- Batuk dengan atau tanpa sputum
- Riwayat merokok
Tanda :
- Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris
pernapasan
- Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
- Sianosis
j. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien
k. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala :
- Factor resiko keluarga ; Hipertensi, aterosklerosis,
penyakit jantung, DM , penyakit serebrovaskuler,
ginjal
- Penggunaan obat / alcohol
2. Diagnosa keperawatan
I.Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan resistensi
pembuluh darah otak
II. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri
kepala
III. Resiko injuri berhubungan dengan penurunan suplai O2
ke otak
IV. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fatique atau
kelemahan
V.Nyeri dada berhubungan dengan infark miokard
3. Perencanaan
Diagnosa 1 :Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan
resistensi pembuluh darah otak
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1
x24 jam nyeri berkurang bahkan hilang
Kriteria Hasil
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- Tanda vital dalam rentang normal
Intervensi Rasional
- Kaji TTV klien - Mengetahui perubahan
- Anjurkan untuk mempertahan tanda-anda vital
tirah baring selama fase akut - Meminimalkan
- Berikan tindakan non stimulasi/
farmakologi untuk meningkatkan
menghilangkan sakit kepala relaksasi
misalnya kompres dingin pada - Tindakan yang
dahi, pijat punggung dan menurunkan tekanan
leher, tenang, redupkan lampu vaskuler dan yang
kamar, tehnik relaksasi memperlambat/memblok
respon simpatis
(panduan imajinasi dan epekif dalam
distraksi) dan aktivitas menghilangkan sakit
waktu senggang. kepala dan
- Anjurkan untuk menghilangkan komplikasinya
atau minimalkan aktivitas
vasokonriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala
misalnya mengejan saat BAB,
batuk panjang dan membungkuk.
- Bantu klien dalam ambulasi - Aktivitas yang
sesuai kebutuhan meningkatkan
vasokontriksi
- Kolaborasi dengan tim dokter menyebabkan sakit
dalam pemberian Analgesik kepala
- Pusing dan
penglihatan kabur
sering berhubungan
dengan sakit kepala.
Pasien juga dapat
mengalami episode
hipoensi postural.
- Dapat mengurangi
tegangan dan
ketidaknyamanan yang
diperberat oleh stres
BAB III
TINJAUAN KASUS
Keterangan :
= Laki-laki & perempuan = Garis keluarga
= Meninggal = Garis keturunan
= Klien = Orang yg serumah
Tn. S adalah anak ke 2 dari 4 bersaudara, Tn. S memiliki
5 orang anak yaitu anak pertamanya laki- laki, anak ke 2
dan 3 perempuan dan anak ke 4 dan 5 laki-laki.
C. Riwayat Pekerjaan
1. Pekerjaan saat ini
Tn. S bekerja sebagai supir truk
2. Pekerjaan sebelumnya
Tn. S mengatakan pekerjaan yang dilakukan sebelum
bekerja sembrautan, apa yang bias dikerjakan dia
lakukan.
3. Jarak tempat kerja dari rumah
Tn “S” mengatakn jarak kerjanya dengan rumah cukup
jauh, karna pekerjaanya sebagai supir.
4. Alat transportasi
Tn “S”mengatakan alat transportasi yang biasa
digunakan adalah Truk.
5. Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap
kebutuhan
Tn “S” mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari/sandang pangan diperoleh dari hasil pekerjaan
sendiri dan dari anak-anaknya.
E. Riwayat Rekreasi
1. Hobby/minat
Tn.s senang berkumpul dengan anak-anaknya dan cucunya
2. Keanggotaan organisasi
Tn.s mengatakan ikut serta bila diadakan kegiatan
pengajian maupun gontong royong di lingkungannya
3. Liburan perjalanan
Tn.s jarang ikut perjalanan liburan yang jauh, Tn.s
mengatakan liburan hanya di rumah bersama anak-anaknya
dan cucunya.
F. Sistem Pendukung
Terdapat Puskesmas yang berjarak 1 km dari rumah.
G. Diskripsi Kekhususan
1. Kebiasaan ritual
Tn.s selalu melaksanakan shalat wajib 5 kali sehari
dan shalat-shlat sunnah lainnya.
2. Yang lainnya
Tn.s mengatakan kadang mengaji pada malam hari.
H. Status Kesehatan
1. Status kesehatan selama setahun
Tn.s mengatakan selama setahun ini yang sering
dirasakan sakit kepala, kadang-kadang penglihatan
kabur, kadang susah tidur, nyeri pada tengkuk,
kesemutan dan nyeri pada punggung.
2. Status kesehatan selama 5 tahun yang lalu
Tn.s mengatakan mengalami tekanan darah tinggi, pernah
dirawat sebanyak 2 kali akibat tekanan darah tinggi,
Tn.s mengatakan tidak begitu tahu tentang penyakit
Hipertensi.
I. Keluhan Utama
Tn.s mengatakan sakit pada bagian tengkuk.
Provokative
Tn.s mengatakan sering sakit pada tengkuk
Quality
Tn.s mengatakan sakit yang dirasakan seperti ditusuk-
tusuk
Region
Tn.s mengatakan nyeri yang paling dirasakan didaerah
tengkuk atau belakan kepala
Scale
Tn.s mengatakan saat nyeri timbul Ny.M merasakan nyeri
berat dengan skala nyeri 7
Timming
Tn.s mengatakan nyeri kepala yang dirasakan hilang
timbul
Obat-obatan
No Nama Obat Dosis Keterangan/ Fungsi
1. Vitamin b compleks 1x1 Untuk menambah napsu
makan, meningkatkan
stamina.
Status imunisasi
Tn “S” tidak mengetahui apakah pernah diimunisasi atau tidak
Alergi
Tn “S” mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
Penyakit yang diderita
Klien mengatakan saat ini mengalami tekanan darah tinggi
(Hipertensi)
K. Tinjauan Sistem
Keadaan umum : penampilan rapi, klien tanpak segar.
Tingkatkesadaran :ComposMentis
GCS :membuka mata = 4, verbal = 5, psikomotor = 6
Tanda vital : nadi = 86x/menit, RR = 20x/menit, tensi =
140/100 mmHg.
1. Kepala : Rambut hitam dan sedikit putih dan tidak
terdapat lesi/benjolan pada kulit kepala.
2. Mata, telinga, hidung : Sklera tampak putih kekuningan
(agak keruh), pupil isokor, ada refleks terhadap cahaya
dan terdapat kantung mata. Telinga simetris, daun
telinga tampak bersih,pendengaran cukup. Rongga hidung
tidak ada polip/benda asing, tidak ada peradangan mukosa
hidung, letak septum dibagian tengah.
3. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening
ataupun kelenjar tyroid
4. Dada dan punggung : Dada/punggung tidak mengalami
kelainan bentuk, tidak ada dyspnea, saat palpasi getaran
dinding dada sama.
5. Abdomen dan pinggang : Inspeksi abdomen tampak datar,
tidak tampak adanya benjolan/masa, palpasi tidak ada
nyeri tekan pada abdomen, perkusi abdomen terdengar
tympani , auskultasi bising usus normal
6. Ekstermitas atas dan bawah : Tidak ditemukan kelumpuhan
ekstermitas, tidak ada patah tulang, kulit keriput,
tidak ada pembengkakan/edema. Tn “S” berjalan tanpa ada
kesulitan.
7. Sistem imune : Tidak dapat terkaji secara jelas karena
butuh pemeriksaan khusus.
8. Genetalia/ sistem reproduksi : Tidak terkaji
9. Sistem persyarapan : Bisa menggerak-kan bola mata ke
kiri kanan, atas bawah, tampak bisa tersenyum,
mengangkat alis, membuka dan menutup mulut, Reflek
patella ada
10. Sistem pengecapan : Tn “S”masih bisa merasakan asin,
manis, pahit dengan mata tertutup dan mampu menyebutkan
jenis makanan yang dirasakannya saat penkajian dilakukan
11. Sistem penciuman : Tn “S”masih mampu menyebutkan bau
merica saat matanya ditutup
M. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1. Ds : Hipertensi Nyeri akut
Tn “S”mengatakan
Resistensi
sering sakit kepala
pembuluh darah
dibagian tengkuk
otak meningkat
Provokative
Peningkatan
Tn “S”mengatakan
tekanan pembuluh
nyeri kepala timbul
darah otak
saat terlalu banyak
beraktifitas Nyeri
Quality
Tn “S”mengatakan
nyeri yang dirasakan
seperti ditusuk-
tusuk
Region
Tn “S”mengatakan
nyeri yang paling
dirasakan didaerah
tengkuk atau belakan
kepala
Scale
Tn “S”mengatakan
saat nyeri timbul Tn
“S” merasakan nyeri
berat dengan skala
nyeri 6
Timming
Tn “S”mengatakan
nyeri kepala yang
dirasakan hilang
timbul
Do :
Tanda vital
TD = 150/100 mmHg
Nadi = 82 x/menit
RR = 16 x/menit
2. Ds : Kurang informasi Kurangnya
Tn “S” mengatakan pengetahuan.
tidak begitu tahu Kurangnya
tentang penyakit mengenal masalah
Hipertensi, Tn “S” penyakit
hanya tahu penyakit
Hipertensi adalah
tekanan darah
tinggi.
Do :
Ketika ditanya
tantang Hipertensi
lebih lanjut Tn “S”
tampak bingung.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan resistensi
pembuluh darah otakditandai dengan TD 150/100 mmHg dan skala
nyeri 7
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya mengenal
masalah penyakit ditandai dengan Tn “S” mengatakan tidak
begitu tahu tentangHipertensi
II. INTERVENSI
Diagnosa 1 :Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan
resistensi
pembuluhdarah otak ditandai dengan TD 150/100 mmHg
dan
skala nyeri 7
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1
hari
nyeri berkurang bahkan hilang
Kriteria Hasil
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- Tanda vital dalam rentang normal
Intervensi Rasional
- Kaji TTV klien - Mengetahui perubahan tanda-
tanda vital
- Untuk mengetahui tingkat nyeri
- Kaji tingkat nyeri klien
klien dengan menggunakan
pengkaian PQRST
- Untuk mengetahui nyeri yang
dirasakan klien sehingga bisa
- Kaji lokasi, intensitas
ditentukan intervensi yang
dan skala nyeri
tepat selanjutnya
- Tindakan yang menurunkan
tekanan vaskuler dan yang
- Diskusikan tindakan non memperlambat/memblok respon
farmakologisuntuk simpatis epekif dalam
mengatasi nyeri menghilangkan sakit kepala dan
komplikasinya
III. IMPLEMENTASI
No Hari/tgl Dx.
Pukul Kep Implemenasi TTD
.
1. Kamis, I - Mengkaji TTV klien
12 - Mengkaji tingkat nyeri klien
- Mengkaji lokasi, intensitas dan
oktober
skala nyeri
2017
- Mendiskusikan tindakan non
15.30
farmakologis untuk mengatasi nyeri
wita
IV. EVALUASI
No Hari/tgl Diagnosa Evaluasi TTD
Pukul Kep. (SOAP)
1. Jumat, I S : Tn “S” mengatakan nyeri
13 kepala yang dirasakan
oktober berkurang dengan dengan
2017 teknik kompres hangat skala
15.15
nyeri 3
wita O : TD = 140/90 mmHg
RR = 20 x/menit
N = 90 x/ menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan no 2,
3
dan 4
2. Jumat, II S :Tn “S” mengatakan sudah
13 mengerti tentang konsep
oktober Hipertensi
O :Tn “S” mampu menjawab
2017
15.30 pengertian Hipertensi,
wita penyebab Hipertensi, tanda
dan gejala Hipertensi serta
pencegahan Hipertensi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan kesenjangan antara konsep dasar
teori dengan kenyataan yang ditemukan dilahan praktek berkaitan
dengan asuhan keperawatan pada lansia dengan diagnosa medis
Hipertensi.
A. Pengkajian
Dalam konsep dasar teori asuhan keperawatan lansia
dengan Hipertensi data yang perlu dikaji adalah nyeri,
aktivitas/istirahat, neurosensori, kardiovaskular,
makanan/cairan, hygiene, interaksi sosial, keamanan dan
integritas ego, sedangkan pada pengkajjian kasus ditampilkan
data demografi, riwayat pekerjaan, riwayat lingkungan hidup,
riwayat rekreasi, sistem pendukung, deskripsi kekhususan,
alasan mengapa kelayan masuk panti, keluhan utama yang
dirasakan kelayan, aktivitas sehari-hari, tinjauan sistem,
status kognitif, afektif dan sosial kelayan.
Dalam proses pengkajian kasus, didapatkan data-data
yang menunjukkan masalah-masalah kesehatan kelayan, antara
lain :
1. Nyeri pada kepala sampai leher.
2. Gangguan persepsi/sensori pendengaran
3. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya
4. Resiko penurunan curah jantung
Di dalam konsep teori, tidak ditampilkan diagnosa
intoleransi aktivitas, karena pada kenyataannya hal tersebut
tidak di alami oleh kelayan, sehingga penulis tidak
mengangkat masalah tersebut karena nantinya sangat menghambat
proses pemberian asuhan keperawatan jika masalah tersebut
diangkat. Disini muncul diagnosa baru yaitu ganggguan
persepsi/sensori pendengaran, hal ini berkaitan dengan
penurunan fungsi organ.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada tinjauan teori tentang konsep dasar asuhan
keperawatannya, terdapat 4 diagnosa, sedangkan pada tinjauan
kasus penulis mengangkat 3 diagnosa yang ada di teori. Dalam
proses pengkajian penulis tidak menemukan hambatan-hambatan.
C. PERANCANAAN
Dalam perencanaan teoritis, terdapat rencana
kolaborasi dengan tenaga medis lain seperti dokter untuk
pemberian terapi. Hal ini tidak direncanakan pada
perencanaan kasus karena disesuaikan dengan tenaga yang ada
di PSTW Puspakarma Mataram. Tidak semua perencanaan yang ada
diperencanaan teoritis dimasukkan dalam perencanaan kasus
karena disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan asuhan
keperawatan.
D. PELAKSANAAN
Pemberian tindakan keperawatan kepada kelayan
disesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat. Fokus
pelaksanaan tindakan keperawatan adalah health education
tentang bagaimana penanganan jika nyeri kepala sampai ke
leher dirasakan lagi. Ada tindakan keperawatan yang langsung
menangani nyeri kelayan karena pada saat pengkajian kelayan
sedang tidak merasakan nyeri. Sedangkan untuk masalah kurang
pengetahuan, tindakan di fokuskan pada health education
tentang penyakit Hipertensi dan sedikit memberikan informasi
tentang Hipertensi (tekanan darah tinggi).
E. EVALUASI
Dalam mengevaluasi keberhasilan pencapaian pelaksanaan
asuhan keperawatan kepada kelayan dilakukan setelah 1 x
pertemuan, tetapi eveluasi tindakan dilakukan setiap selesai
melaksanakan tindakan keperawatan.
Pada saat evaluasi akhir, menunjukkan pencapaian
kriteria evaluasi, misalnya untuk diagnosa I kelayan mampu
mendemonstrasikan cara menangani keluhan nyeri yang berarti
sesuai dengan kriteria hasil pada perencanaan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah
diastolic dan sistolik yang intermiten atau menetap.
Pengukuran tekanan darah serial 150/95 mmHg atau lebih tinggi
pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan
Hipertensi. Insiden Hipertensi meningkat seiring bertambahnya
usia
Dalam pengkajian pada klien yang menderita Hipertensi
yang harus dikaji seperti : aktivitas/ Istirahat, sirkulasi,
integritas ego,eliminasi, makanan/cairan, neurosensori,
nyeri/ ketidaknyamanan, keamanan, pernafasan.
B. Saran
Pada pasien yang menderita Hipertensi tidak bisa
melakukan aktivitas yang berat karena akan memperparah
keadaan, untuk itu diharapkan agar penderita lebih banyak
istirahat dan melakukan terapi pengobatan baik terapi
alternatif maupun non alternatif.