Anda di halaman 1dari 9

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal - 1
JENIS PEKERJAAN

Nama Program : Pembangunan Gedung

Nama Pekerjaan : Pemb. Gedung Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tahap IV

Pasal - 2
PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT & TEKNIS

Penggunaan syarat-syarat & teknis adalah :


a. Jika terdapat perbedaan antara rencana kerja dan Syarat-syarat dengan gambar kerja,
maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) dengan persetujuan Direksi/pengawas lapangan.
b. Jika ada perbedaan antara gambar-gambar dan ukuran-ukuran maka gambar-gambar
dalam ukuran skala besar yang harus diikuti atau ada kemungkinan lain suatu
pengecualian lain yang harus dengan persetujuan direksi.
c. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada
pelaksaan pekerjaan ini harus dibuat oleh kontraktor.
d. Untuk hal-hal yang menyangkut masalah teknis yang belum jelas, kontraktor
diwajibkan berkonsultasi dengan pihak direksi dan tidak diperkenankan mengambil
keputusan tanpa persetujuan direksi.

Pasal - 3
SYARAT-SYARAT UMUM

1. Peraturan-peraturan yang dinyatakan berlaku dalam pekerjaan ini adalah :


a. Peraturan umum bahan bangunan (PUBB) tahun 1956.
b. Peraturan beton bertulang Indonesia (PBI) 1971.
c. Peraturan konstruksi kayu Indonesia (PKKI) 1961.
d. Peraturan instalasi listrik Indonesia.
2. Jika terdapat ketidakcocokan antara peraturan-peraturan tersebut dalam pasal “ 02 point
a “dan dengan rencana kerja dan syarat-syarat serta tidak terdapat dalam penawaran,
maka harus dikonsultasikan dengan direksi untuk mengambil keputusan.

Pasal – 4
PENETAPAN SITE UKURAN-UKURAN / PERSIAPAN

1. Kontraktor dapat menggunakan beberapa ruangan pada lokasi pekerjaan yang dapat
digunakan sebagai kantor kontraktor dan tempat penyimpanan bahan dan alat, ukuran 5
x 4 M dengan material atap seng, dinding papan atau tripleks, lantai rabat, dapat dikunci
dan aman dari hujan, panas dengan kelengkapannnya sesuai kebutuhan hingga
selesainya pekerjaan dengan persetujuan pejabat yang berwenang.
2. Setelah pekerjaan selesai maka Direksi keet menjadi milik proyek.
3. Kontraktor harus menyiapkan kotak pertolongan kecelakaan P3K di kantor direksi.
4. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan, bentuk, ukuran-ukuran dan
mutu yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) pekerjaan.
5. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan segera
memberitahukan/berkonsultasi dengan direksi bilamana terdapat perbedaan ukuran-
ukuran satu sama lainnya.
6. Peil nol ( 0,00) ditetapkan di lapangan sesuai kondisi dan keinginan pada waktu rencana
awal pelaksanaan.
7. Kontraktor diwajibkan membuat tanda tetap untuk ukuran peil nol di atas patok yang
kuat, dan memeliharanya selama waktu pekerjaan berlangsung dan patok tersebut telah
disetujui oleh direksi.
8. Penentuan peil kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dengan teliti terhadap
letak bangunan, siku bagunnan maupun peil bangunan.
9. Kontraktor diwajibkan menyediakan air bersih yang memenuhi syarat untuk konstruksi
hingga selesainya pekerjaan dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

Pasal – 5
PEKERJAAN ACIAN

Sebelum plesteran kering betul, dapat dilakukan Pengacian tembok dengan campuran 1
pc : 8 Pcputih. Diaci/digosok hingga permukaannnya licin dan rata.

Pasal – 6
PEKERJAAN PLAFOND

1. Sebagai bahan penutup utama pada plafond menggunakan lembaran-lembaran gypsum


dengan ketebalan 9 mm dan berukuran 60 x 120 cm atau 120 x 240 cm.
2. Semua bahan plafond menggunakan Rangka Metal Furring dan Cross T dalam satu
bentuk dengan dimensi 60 x 60.
3. Cara pelaksanaan :
a. Sebelum pemasangan rangka plafond harus dileveling terlebih dahulu dengan
menggunakan alat bantu dan diukur sesuai dengan ketentuan yang diinginkan.
b. Sebelum Rangka Plafond dipasang terlebih dahulu Rangka Metal Furring (Hollow)
dipersiapkan di lokasi.
c. Rangka plafond harus kuat dan tidak mudah melendut terutama pada bagian tengah,
untuk menghindari hal tersebut maka gantungan rangka plafond dengan jarak 6 m2,
dengan menggantungkannya pada rangka atap baja ringan dengan menggunakan
ramset dan kabel baja untuk dipasang pada plat lantai (dak beton).
d. Pemasangan plafond gypsum board tbl. 9 mm dipasang tanpa nat. Pada sambungan
plafond menggunakan isolatif dan disertai dengan finishing compone untuk menutup
bagian nat sambungan dan difinishing akhir dengan cat penutup.

Pasal – 7
PEKERJAAN LANTAI

1. Lingkup pekerjaan lantai adalah Seluruh permukaan lantai yang dinyatakan dalam
gambar (BQ), termasuk teras, entrance dan terap tangga (jika ada).
2. Bahan untuk seluruh lantai utama menggunakan bahan dari keramik Granito ukuran 60
x 60 cm, keramik variasi lantai kamar mandi ukuran 20 x 20 cm dari jenis halus/licin
dan berkualitas baik (siku dan rata) tidak pecah. Alas lantai leburan/pasangan batu bata
satu lapis yang diisi pasir pada seluruh nat, setelah pasir urug dipadatkan.
3. Nat ubin keramik yang diizinkan adalah 1 mm harus rata dan lurus serta pemasangan
harus dileveling dengan memakai waterpass.
4. Keramik yang digunakan adalah produksi dalam negeri atau yang sekualitas dengan
ASIA, INA, IKAD, GRANITO, PLATINUM, HERCULES, LUX dll.
5. Nat tegel harus menggunakan semen yang serupa dengan aslinya dan sisa semen segera
dibersihkan agar tidak menjadi noda.
6. Ubin keramik untuk lantai yang cacat / retak / pecah tidak boleh dipasang, dengan tetap
memperhatikan permukaan dinding keramik yang harus rata dan pemasangannya rapih
dan bersih.
7. Cara pemasangan tegel Keramik :
a. Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan persiapan
yang baik terutama pemadatan pasir urugan yang menggunakan mesin stemper
dengan baik, permukaan lantai yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup
kering dan rata air. Harus disetujui oleh pengawas/direksi, baik kontrol rencana peil
lantai yang diinginkan maupun leveling.
b. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan letak-letak ruang, beda tinggi lantai,
pemasangan keramik lantai, dimulai dari tulangan/patokan yang telah
direncanakan.
c. Sebelum dipasang keramik lantai agar direndam dalam air terlebih dahulu.
d. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
e. Adukan semen kental untuk pemasangan keramik harus penuh, baik dipermukaan
dasar maupun dibadan belakang keramik yang terpasang, yang sementara terpasang.
f. Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata dianjurkan adalah : untuk lantai 1pc :
3 ps dengan ketebalan rata-rata  0,5 – 1,5 cm diatas lantai kerja.
g. Lebat Nat yang dianjurkan, untuk lantai  3 mm dengan adukan pengisi Nat dari
semen Tegel spesial hingga terisi penuh dan dioles dengan jari tangan atau dengan
menggunakan bahan dari karet atau gabus misalnya; potongan sendal jepit swallow
agar permukaannya menjadi mulus dan mengkilap dipandang mata.
h. Pemasangan semen nat, dilaksanakan paling cepat 24 jam sesudah pemasangan tegel
keramik lantai.
i. Pemotongan ubin harus dihindarkan bila terpaksa harus dipotong, maka potongan
terkecil tidak boleh kurang dari ½ ukuran ubin. Pemotongan harus dilakukan
dengan hati-hati dan memakai alat pemotong listrik.
j. Apabila mutu dan cara pemasangan tersebut diatas tidak memenuhi mutu standard
atau percontohan yang sudah disepakati, maka Direksi/pengawas wajib melakukan
perintah pembongkaran secara tertulis kepada pelaksana kontraktor dilapangan.
Sebelum pemasangan keramik, lantai terlebih dahulu dilakukan pemasangan Alas lantai
dari bahan Batu batu satu lapis yang dijejer dengan rapih, kemudian disiram air hingga
padat/kenyang. Barulah perekat semen siap dihampar.

Pasal – 8
PEKERJAAN ALUMUNIUM DAN KACA

4. Untuk bingkai daun pintu dan daun jendela menggunakan bahan alumunium atau kusen
baja galvanised untuk di pasang pada kusen alumunium.
5. Semua bahan bingkai daun pintu dan jendela alumunium dipasang penutup kaca dengan
ketebalan 5 mm dengan finishing cat powder coating warna coklat sehingga
menghasilkan produk yang berkualitas dan handal.
6. Cara pelaksanaan :
e. Sebelum pemasangan rangka bingkau daun pintu jendela harus diukur terlebih
dahulu dengan menggunakan alat bantu dan diukur sesuai dengan ketentuan yang
diinginkan.
f. Sebelum Rangka Galvanised/Daun Pintu Jendela Alumunium dipasang terlebih
dahulu dipasang kaca tbl. 5 mm.

Pasal – 9
PEKERJAAN CAT

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan termasuk pengadaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan
bahan-bahan yang berhubungan dengan semua pekerjaan pengecatan.
a. Pengecatan Plafond
b. Pengecatan Tembok dan Beton

2. Persiapan umum
Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan, lantai harus dicuci seluruhnya dan
kebersihan lokasi pekerjaan dijaga agar tidak ada debu beterbangan.
Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara yang telah
disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan.

3. Bahan, ketentuan-ketentuan khusus.


Dinding-dinding
Cat yang dipergunakan dapat dari merk-merk terkenal yang kualitasnya setaraf dan
disetujui seperti :
- Interor : Jotun, Dulux, Avitex, Jasmine,Cendana,Catilac, dll
- Eksterior : Jotun, Dulux, Mowilex, Levis, dll

4. Daftar bahan-bahan
Pemborong berkewajiban mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang akan dipakai
untuk pekerjaan pengecatan paling lambat 1 (satu) minggu sebelum memulai pekerjaan
pengecatan dan dikoreksi oleh Pemberi Tugas/Direksi. Semua bahan-bahan harus
disetujui oleh Pemberi Tugas/Direksi.
5. Pemilihan Warna
Semua warna harus dipilih oleh Arsitek/Direksi, dan pemborong harus memasukan
dalam penawarannya biaya untuk mengadakan contoh warna-warna untuk disetujui.
Pemborong harus menyerahkan contoh warna-warna tersebut kepada Arsitek pada suatu
potongan triplex atau asbes berukuran 30x30 cm masing-masing warna.

2. Metode Pelaksanaan
a. Persiapan dan pengecatan dasar untuk kayu ( Listplank )
1. Retak-retak, celah-celah dan lubang-lubang harus digosok, dicat dasar dan
diperbaiki dengan jalan menambal keras dan meratakannya. Penambalannya
yang keras harus dari merk yang disetujui. Mata kayu harus dipotong dan
diganti dengan kayu yang mulus atau dipotong dengan permukaannya
diperbaiki dengan tambalan, mata kayu yang kecil-kecil harus diberi dua lapisan
plamir yang tipis. Pekerjaan kayu yang halus yang sudah digabungkan harus
dicat dasar semua permukaannya di bengkel kerja memakai dasar cat sintetis,
pekerjaan kayu halus lainnya harus dicat begitu dipotong dan sebelum dipasang
harus dicat dasar dulu seperti yang sudah diuraikan.
2. Pekerjaan kayu halus yang dikirim setelah dicat dasar dan menjadi bergores
harus dicat lagi. Tambal semua lubang-lubang paku dan lain-lain cacat dengan
penambal yang keras. Sebelum merangkaikan pekerjaan kayu halus, semua
permukaan-permukaan tersembunyi harus dicat dengan 1 lapis cat dasar.
3. Pekerjaan kayu halus yang akan di cat harus digosok dan diamplas hingga
permukaannya lembut dan tidak cacat. Segera setelah segalanya siap baru
pengecatan lapisan pertama dilaksanakan.
4. Cat kayu mengkilat digunkan merk glotex, Avian atau berkualitas setara dan
sebelumnya harus menggunakan cat dasar, plamur, dempul, dan lain-lain. Tata
laksana pengecatan harus mengikuti patent atau petunjuk dari pabrik.
5. Bagian yang akan dicat kayu adalah :
a. listplank, serta bagian-bagian kayu yang nampak.

a. Persiapan dan pengecatan dasar plesteran


1. Plesteran harus diberi waktu secukupnya untuk mongering dan jangan dipulas
(dicat) sampai permukaannya betul-betul kering (kadar lembab 8%). Semua
pekerjaan plesteran atau semen yang cacat harus dipotong dan diperbaiki
dengan plesteran dari jenis yang sama.
2. Retak-retak sedikit (retak rambut) harus ditambal dengan penambal keras dan
tidak menyusut, retak-retak yang lebar harus dipotong dengan pinggir-
pinggirnya dan tambal dengan plesteran sekelilingnya. Sebelum permukaan
plesteran diberi satu lapisan cat dasar yang tahan sekali, debu-debu yang
menempel pada permukaan pada permukaannya harus dibersihkan dengan lap
yang kering dan kasar lalu dilanjutkan dengan menyekanya memakai lap yang
dibasahi dengan air bersih lalu dikeringkan.
b. Pengecatan dasar plesteran Cat Tembok/Plafond.
1. Cat Tembok yang dapat menggunakan beberapa merk Jotun, Dulux, Catylac,
Metrolite, atau merk yang lain yang berkwalitas sama (Ex.Indonesia), dan tata
laksana pengecatannya mengikuti patent pabrik.
2. Bagian yang akan dicat tembok adalah :
a. Seluruh permukaan tembok yang nampak dan telah (diplester + aci )
dengan rata.
b. Plafond keseluruhan
c. Seluruh permukaan beton yang nampak (Balok, ringbalk, kolom,
plat/tangga) dan telah diplester + aci dengan rata.
d. Listplank dari bahan beton (bila ada).
3. Sebelum dinding dicat terlebih dahulu harus diaci semen campuran 1 kapur : 8
pc dan diamplas kemudian diplamur dengan plamur tembok dan diamplas
hingga halus, barulah dilakukan pengecatan secara merata.
4. Pengecatan 2 atau 3 kali sampai merata, warna yang digunakan harus disetujui
oleh Direksi atau Bouwheer.

7. Keahlian
Pekerjaan memasang kaca dan mengecat hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang
yang sudah ahli dan berpengalaman dalam bidang ini, seorang mandor yang betul-betul
cakap harus selalu mengawasi di tempat tersebut selama pekerjaan itu dilaksanakan.

8. Bahan-bahan yang harus disediakan untuk masa pemeliharaan.


Setelah pekerjaan praktis selesai, Pemborong harus menyimpan sejumlah bahan-bahan
dan cat yang terpilih untuk persediaan jika da perbaikan-perbaikan yang dikehendaki
selama masa pemeliharaan. Pada waktu penyerahan pekerjaan kedua kalinya (final),
Pemborong harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas cat-cat untuk penyelesaian
menurut jumlah-jumlah daftar berikut :

Cat untuk tembok Cat untuk logam Cat Kayu


5 liter 2 Kg 1 Kg/2 Liter

Pasal – 10
PEKERJAAN INSTALASI AIR

1. Umum
Lingkup pekerjaan Pemborong termasuk semua persiapan, pengerjaan, pengadaan
peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan instalasi-instalasi plumbing
selengkapnya.
Untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut di bawah ini sampai selesai dan berfungsi baik, yaitu
: - Penyediaan air bersih
- Pembuangan air hujan, Saluran kotoran dan pembuangannya.

2. Standard
Semua pekerjaan harus dilakukan dengan baik dan penuh keahlian dan sesuai dengan
dengan spesifikasi dan gambar-gambar. Harus mentaati semua persyaratan standard
yang berlaku di Indonesia 1974 dan standard lain yang dapat dipakai seperti Uniform
Plumbing Code U.S.A.

3. Spesifikasi menufacture/pabrik.
Spesifikasi semua bahan dan eprlatan yang akan dipergunakan harus sudah ditunjukkan
kepada perencana untuk disetujui Pemberi Tugas sekurang-kurangnya 30 hari sebelum
pekerjaan.
4. Bahan- bahan yang harus dipakai

1. Air Bersih
a. Menggunakan pipa PVC standard Wavin AW, diameter ¾ “ untuk daerah
KM/WC yang tertanam.
b. Penggunaan lem (pada pemakaian pipa PVC) memakai bahan Ex Jepang dalam
kaleng. Tidak dibenarkan memakai bahan lem selain yang telah ditentukan dan
apabila ingin melaksanakan pemakaian lem tersebut terlebih dahulu harus
diketahui oleh direksi/pengawas lapangan.
c. Pemasangan pipa Instalasi air bersih tersebut ditanam ditembok,lantai atau
beton.

2. Air Kotor/buangan
a. Penyesuaian dengan sistem pengairan air.
Sedapat mungkin saluran pipa-pipa air hujan sesuai dalam segala hal dengan
ketentuan Pemerintah setempat tentang sistem pengairan air, jika ketentuan-
ketentuan tersebut berbeda dengan yang diuraikan dalam uraian dan syarat-
syarat atau gambar-gambar detail, maka Pemberi Tugas harus segera
diberitahu.

b. Penahan pipa Vertikal pada dinding (vertical support) “ bila ada “


- Untuk perletakan dekat/pada dinding agar pipa terpasang baik dengan
penahan.
- Untuk pipa yang ditanam pada dinding diberi kaitan terutama pada dinding
sehingga pipa letaknya baik.

c. Saluran pembuangan
- Saluran pembuangan dari site, jalan, parit-parit harus dibuat sesuai gambar
kerja.
- Pemborong harus memeriksa posisi saluran yang disesuaikan dengan
kondisi nyata di lapangan.
- Perubahan atau penyesuaian dengan lapangan supaya ditentukan bersama
dengan Pemberi Tugas.

Pasal 11
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan, baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar gambar-gambar dimana bahan-bahan
dan perlatan yang dipergunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifkasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, maka merupakan kewajiban
pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut.sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. Lingkup Pekerjaan dan Cara Pemasangan.


a. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk dalam keahlian ini meliputi penyediaan semua
bahan yang diperlukan dalam instalasi penerangan yang lengkap, instalasi tenaga
system penghubung ke bumi, termasuk papan-papan sekering, pemutus-pemutus
aliran utama, pembantu dan sebagainya.
Pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan dalam pasal ini, dimulai pada pemasukan kabel
tanah panil utama.
Pekerjaan listrik juga harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan menyala.
b. Cara pemasangan semua peralatan listrik (armatur lampu, kabel, saklar, lemari
pembagi dll), harus dilakukan dengan rapi, memenuhi persyaratan-persyaratan yang
ditetapkan oleh PLN setempat.
c. Semua peralatan yang digunakan harus dalam keadaan baru, memenuhi syarat-
syarat ketentuan listrik dan mekanis yang distandarkan dan disetujui terlebih dahulu
oleh pemilik atau badan yang ditunjuk oleh pemilik.
d. Pekerjaan Instalasi.
Semua pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh perusahaan yang ternama
dan dapat dipercaya atau pekerja-pekerja Pemborong yang ahli.
Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan sesuai dengan edisi paling
akhir dari “Peraturan Umum Instalasi-instalasi Listrik di Indonesia”, atau peraturan-
peraturan setempat lainnya yang lazim (berlaku), dan harus memerlukan
persetujuan Pemerintah dan Pemberi Tugas.
Perusahaan instalasi tersebut harus mempunyai izin usaha khusus untuk pekerjaan
instalasi yang disahlan oleh PLN pada lokasi eksplotasi dimana proyek dibangun.
Pekerjaan pada sub Kontraktor ini harus dengan sepengetahuan Pemberi Tugas.
e. Gambar-gambar
Diagram dari instalasi-instalasi listrik ditunjukkan dalam gambar kontrak. Diagram-
diagram ini hanya menunjukkan pekerjaan instalasi yang akan dipasang. Aliran dan
pengaturan saluran-saluran, kawat-kawat, kedudukan saklar (switc). Stopkontak-
stop kontak, papan sekering (panel board) dan sebagainya dalam garis besarnya
harus seperti yang ditunjukkan, dapat diperoleh jika dikehendaki untuk disesuaikan
dengan keadaan bangunan, tapi tergantung kepada persetujuan Pemberi Tugas,
meskipun persetujuan itu tidak membebaskan Pemborong dari tanggung jawab
untuk mendirikan instalasi dengan cara yang ahli, yang betul dan tepat fungsinya,
ukuran-ukurannya dan sifat-sifat pekerjaan selanjutnya.
Pemborong harus menyerahkan gambar kerja (shop drawings) tentang sakelar-
sakelar dan papan sekering dan untuk tiap satuan (unit) bangunan, menyediakan
gambar-gambar instalasi yang persis seperti yang dipasang (as installes drawing).
f. Garis besar lingkup pekerjaan listrik yang dimaksud adalah :
1. Pemasangan Panel Utama dan Penel Pembagi lengkap dengan MCB dan
komponennya.
2. Pemasangan Instalasi Penerangan, Stop Kontak dan pentanahan.
3. Pengadaan/Pemasangan Armateur Lampu (lengkap), Saklar, Stop Kontak, kabel;-
kabel dan lain-lain sebagainya.
3. Jenis Bahan.
a. Panel Tegangan Rendah
1. Panel tegangan Rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL.
2. Panel harus dibuat dari kotak plastik/viber tembus pandang dengan kemampuan
3 (tiga phase). Dengan memisahkan 1 phase : mata lampu, 1 phase stop kontak
dan cadangan/AC.
3. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemiakian rupa, sehingga apabila diperlukan pada
waktu perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-
komponen yang dimaksud maka hal itu dapat dengan mudah dilaksanakan tanpa
mengganggu komponen-komponen lainnya.
4. Ukuran dari tiap-tiap unit panel, harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan sesuai dengan yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan. Komponen-
komponen pengaman yang dapat digunakan, adalah yang sesuai pada Gambar.

b. Kabel-kabel
1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimal
0,6 KV dan 0,5 KV untuk kabel NYM dari merk yang lolos standard yang
diizinkan.
2. Pada prinsipnya, kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah; jenis NYK dan
NYM dan NYA untuk kabel penerangan.
3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan Bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada Direksi.
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipergunakan adalah 2,5 mm.
5. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan Bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada Direksi.
c. Lampu-lampu
1. Lampu SL yang digunakan merk Phillips, Visicom dan sejenisnya 18 watt
2. Lampu dipasang dengan sistem down light yang digunakan merk
Nasional/Chyoda atau setara 25 watt, berkualitas baik.
3. Fitting lampu dari type yang baik jenis Panasonic, Braco/Ellips. (sample
diperlihatkan)

d. Kotak Kontak dan Saklar.


1. Saklar yang akan dipasang pada dinding tembok adalah type pemasangan
masuk/inbow dan kotak-kotak Inbow dipasang pada dinding yang nampak di
Gambar.
2. Kotak kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 10 A dan
mengikuti Standard VDE sedangkan, kotak kontak khusus 1 ( satu) phase
(inbow), mempunyai rating 15 A.
3. Kotak kontak khusus 3 (tiga) phase (inbow), mempunyai rating minimal 15 A.
4. Kotak kontak dinding dan Saklar yang digunakan yaitu merk Broco, Clipsal atau
setara.
5. Jenis kotak Kontak untuk AC yang digunakan yaitu merk Broco, Clipsal dengan
kemampuan 500 VA.

e. Grounding
1. Kawat Grounding dapat dipegunakan kawat telanjang (BBC=Bare Copper
Conductor).
2. Besarnya kawat Grounding yang bisa digunakan, minimal berpenampang sama
dengan penampang kabel masuk, (incoming feeder).
3. Elektrode Pentanahan untuk grounding digunakan pipa Galvanized dengan
diameter minimal satu inchi. Diujung pipa tersebut dipasang Copper Rod
sepanjang 0,5 m. Elektrode Pentanahan yang dipantek di dalam tanah, minimal
sedalam 6 m atau sampai menyentuh tanah.

4. Persyaratan Teknis Pemasangan.


a. Panel-panel
1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horizontal).
2. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan Gland dari
karet, atau Penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
3. Panel harus di-tanah-kan.

b. Kabel-kabel.
1. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan Cable Merk yang jelas
dan tidak mudah lepas, untuk mengidentifikasikan arah beban.
2. Setiap Kabel Daya, pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya dengan PUIL.
3. Kabel Daya yang dipasang, harus diklem dan disusun dengan rapih.
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya penyambungan, kecuali pada
kabel penerangan.
5. Seluruh kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton, harus
dibuatkan Sleeve dari pipa PVC, dengan diameter minimum 2,5 kali penampang
kabel.

c. Lampu-lampu Penerangan
1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana Plafond dan
artistic serta disetujui oleh Direksi.
2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond.
3. Penggunaan Lampu sesuai gambar kerja dan BQ.
e. Pentanahan.
1. Semua bagian dari system listrik harus ditanahkan.
2. Elektroda Pentanahan harus ditanam dengan kedalaman sesuai standard.
3. Tahanan Pentanahan maximum adalah 20 Ohm.
f. Pengujian.
1. Sebelum semua peraltan utama dari system listrik itu dipasang, harus diadakan
terlebih dahulu pengeujian secara individual.
2. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat
pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta instansi
lain yang berwenang untuk itu.
Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujians ecara menyeluruh dari
system, untuk menjamin bahwa system tersebut berfungsi dengan baik.

Pasal – 12
PEKERJAAN LAIN-LAIN DAN PEMBERSIHAN

1. Semua pekerjaan Profil dan bentukan-bentukan beton harus dibuat sebagaimana yang
nampak dalam gambar TAMPAK atau yang telah dijelaskan dalam gambar detail profil.
Pelaksanaan harus rapih dan halus.
2. Setelah pelaksanaan pembangunan selesai dikerjakan, kontraktor harus membersihkan
semua kotoran sisa-sisa material akibat kegiatan pelaksanaan tersebut.
3. Memperbaiki kembali semua kerusakan-kerusakan pada bangunan lain atau jalan
disekitarnya akibat pekerjaan baru.
4. Dalam masa pemeliharaan, pembersihan tersebut harus tetap dilaksanakan sampai serah
terima kedua.

Pasal – 13
KETENTUAN TAMBAHAN

1. Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, semua ketentuan administrasi, pemeriksaan
bahan/mutu pekerjaan serta ketentuan lain dari pemeriksaan yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan ini, termasuk pula sebagai syarat-syarat yang harus
dipenuhi/ditaati.
2. Semua bahan-bahan yang akan digunakan harus melalaui persetujuan direksi dengan
menggunakan surat keterangan persetujuan terutama bahan-bahan produksi Industri
yang mempunyai banyak jenis merk.
3. Bilamana dalam pelaksanaan terjadi perbedaan ukuran-ukuran antara gambar dan
pelaksanaan di lapangan, khususnya pekerjaan-pekerjaan halus maka dapat ditoleransi
hingga –2 mm.
4. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru, menjadi tanggung
jawab kontraktor.

Anda mungkin juga menyukai