Anda di halaman 1dari 8

A.

SIFAT SIKLUS PENDAPATAN

Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari aktivitas – aktivitas


yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan
pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda juga memiliki sumber
pendapatan yang berbeda. Sebagai contoh, perusahaan barang dagang dan pabrikasi
yang melakukan penjualan; dokter, pengacara, akuntan publik yang menerima uang
jasa (fee); serta bioskop, bank serta lembaga keuangan yang menerima bunga dan
deviden. Kebanyakan pembahasan dan ilustrasi dalam makalah ini didasarkan pada
perusahaan barang dagang.

Usaha perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam


siklus pendapatan adalah :

1. Penjualan kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang)


2. Penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai)
3. Penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan pengurangan harga serta
piutang tak tertagih (penyisipan dan pengapusan).

# TUJUAN AUDIT

Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan bukti kompeten


yang cukup mengenai setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut
saldo serta transaksi siklus pendapatan. Tujuan yang ditunjukkan dalam tabel di
bawah ini tidak dimaksudkan untuk bersifat all-inclusive bagi semua situasi klien.
Namun, hal tersebut merupakan tujuan utama yang akan diberlakukan atas
sebagian besar barang dagang klien yang dijual secara kredit, dan merupakan
tujuan yang akan dibahas secara rinci dalam pembahasan ini.

Kelompok
Transaksi
Kategori Asersi atau Tujuan Audit Spesifikasi
Saldo
Keberadaan dan Transaksi Catatan transaksi penjualan menggambarkan barang-barang
Keterjadian yang dikirmkan atau jasa-jasa yang diberikan selama periode
berjalan.
Catatan transaksi penerimaan kas menggambarkan kas yang
diterima selama periode berjalan.
Catatan penyesuaian penjualan selama periode berjalan
menggambarkan diskon yang telah diorientasi, retur dan
pengurangan harga, serta piutang tak tertagih.
Saldo Piutang usaha menggambarkan jumlah tagihan kepada
pelanggan yang ada pada tanggal neraca.

Kelengkapan Transaksi Seluruh penjualan, Penerimaan, Kas, dan penyesuaian


penjualan, yang dilakukan selama periode berjalan telah
dicatat.
Saldo Piutang usaha; termasuk seluruh klaim kepada pelanggan
pada tanggal neraca.

Hak dan Transaksi Perusahaan mempunyai hak atas piutang dan kas yang
Kewajiban dihasilkan dari transaksi siklus pendapatan yang dicatat.
Saldo Piutang usaha pada tanggal neraca menggambarkan klaim
resmi perusahaan kepada pelanggan untuk membayar.

Penilaian atau Transaksi Seluruh penjualan dan penerimaan kas serta penyesuaian
alokasi penjualan telah dinilai dengan menggunakan GAAP dan
dijurnal, diikhtisarkan, serta diposting secara tepat.
Saldo Piutang usaha menggambarkan klaim kotor perusahaan
kepada pelanggan pada tanggal neraca dan sesuai dengan
jumlah pada buku pembantu piutang usaha.
Penyisihan untuk piutang tak tertagih menggambarkan
estimasi yang layak atas perbedaan antara piutang kotor dan
nilai bersih yang dapat direalisasikan.

Penyajian dan Transaksi Perincian penjualan, penerimaan kas, dan Penjualan,


Pengungkapan mendukung penyajiannya dalam laporan keuangan termasuk
klasifikasi serta pengungkapan yang terkait.
Saldo Piutang usaha telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan
benar dalam laporan keuangan.
Pengungkapan yang tepat telah dibuat atas piutang usaha
yang telah disetujui atau digadaikan.

# PENGGUNAAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI


KLIEN UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT

Pemahaman Bisnis dan Industri Klien

Auditor mengembangkan strategi audit berdasarkan risiko salah saji yang


material. Dimana langkah pertama dalam menilai risiko adalah memperoleh
pemahaman tentang bisnis dan industri klien karena hal itu juga akan dapat
membantu auditor dalam:

 Mengembangkan ekspektasi tentang total pendapatan dengan memahami


kapasitas klien, pasar, dan pelanggan klien.
 Mengembangkan ekspektasi tentang margin kotor dengan memahami pangsa
pasar atau market share dan keunggulan kompetitif klien pasar.
 Mengembangkan ekspektasi tentang piutang bersih berdasarkan periode
penagihan rata – rata untuk klien industri.

Namun di lain hal, proses dalam menghasilkan pendapatan ini juga


memerlukan beberapa beban dalam hal ini seperti harga pokok penjualan dan
beban penjualan. Sehingga pemahaman mengenai siklus pendapatan dapat
membantu dalam mengembangkan ekspekatasi pengeluaran perusahaan yang
berkaitan dengan siklus transaksi lainnya dan menilai risiko bahwa laba yang
mengandung salah saji material belum diaudit.

Auditor biasanya akan memperoleh pemahaman mengenai bisnis dan


industri klien melalui pengalaman sebelumnya dengan perusahaan bersangkutan,
memperoleh informasi dari asosiasi perdagangan, membaca majalah bisnis dan
surat kabar, serta dari publikasi informasi industri.

Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran seberapa besar aktivitas perusahaan.
Pendapatan biasanya melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan total
pendapatan merupakan hal yang sangat penting pada laporan keuangan yang
sering kali digunakan sebagai ukuran materialitas. Pendapatan juga dapat
menimbulkan piutang usaha dan kas akhir serta arus kas dari operasi. Piutang
usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hamper selalu bersifat
material terhadap neraca.

Pengetahuan tentang bisnis dan industri klien merupakan hal yang penting
dalam mempertimbangkan signifikansi transaksi penyesuaian penjualan, diskon
penjualan, serta retur penjualan yang sangat bervariasi dari satu industri dengan
industri lainnya.

Kelompok transaksi dan saldo akun yang menyertai siklus pendapatan


biasanya mempunyai pengaruh yang material terhadap laporan keuangan. Untuk
meningkatkan keefektifan dan keefisienan auditor dalam memenuhi tujuan audit
spesifik pada siklus ini, perhatian yang cermat harus diberikan guna
mempertimbangkan risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan risiko
pengendalian ketika menentukan strategi audit untuk setiap tujuan audit tersebut.

Risiko Inheren

Dalam menilai risiko inheren pada asersi siklus pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan faktor pervasive (pervasive) yang dapat mempengaruhi asersi
dalam beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan, serta faktor – faktor yang
hanya berkaitan dengan asersi tertentu dalam siklus pendapatan. Faktor – faktor
ini dapat mendorong manajemen untuk mensalah sajikan asersi siklus pendapatan,
seperti:

 Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi pendapatan dalam rangka


melaporkan pencapaian target pendapatan atau profitabilitas yang ditetapkan
atau normal industri yang sebenarnya tidak terpenuhi karena faktor – faktor
seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau regional, dampak
perkembangan teknologi terhadap kemampuan bersaing perusahaan, atau
buruknya manajemen. Dimana cara yang digunakan untuk menyatakan
pendapatan yang tinggi dengan pencatatan penjualan fiktif, penyelenggaraan
pembukuan terbuka untuk mencatat penjualan periode selanjutnya dalam
periode berjalan, dan pengiriman barang – barang yang tidak dipesan
pelanggan mendekati akhir tahun kemudian mencatat semua itu sebagai
penjualan tahun berjalan dan kemudian mengembalikannya ke periode
berikutnya.
 Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau
menyatakan terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih dalam rangka
melaporkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi untuk kebutuhan memenuhi
akad utang.

Faktor – faktor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi
siklus pendapatan termasuk hal –hal berikut:

 Volume penjualan, penerimaan kas, dan transaksi penyesuaian penjualan


seringkali tinggi, sehingga mengakibatkan sejumlah kesalahan terjadi.
 Penentuan waktu dan jumlah pendapatan yang akan diakui bertentang dengan
faktor – faktor seperti standar akuntansi yang mendua, kebutuhan untuk
membuat estimasi, kompleksitas perhitungan yang tercakup, dan hak pembeli
untuk mengembalikan barang.
 Pada saat piutang difaktorkan dengan tanggung renteng (recourse), klasifikasi
yang benar atas transaksi tersebut sebagai penjualan atau pinjaman akan
menjadi rancu.
 Piutang mungkin salah diklasifikasikan sebagai utang lancer atau tidak lancer
akibat kesulitan dalam mengestimasi kemungkinan di tahun mendatang atau
sumber peristiwa dimana penagihan bersifat kontinjen.
 Transaksi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang rentan terhadap
misapropriasi.
 Transaksi penyesuaian penjualan mungkin digunakan untuk menyembunyikan
pencurian kas yang diterima dari pelanggan dengan menetapkan terlalu tinggi
diskon, mencatat retur penjualan fiktif, atau menghapus saldo pelanggan
sebagai tak tertagih.

Karena potensi salah saji yang begitu besar dapat terjadi dalam
pengendalian yang tidak efektif. Maka auditor harus selalu memberikan
pertimbangan yang cermat atas risiko inheren dalam siklus pendapatan. Dengan
begitu, manajemen biasanya mengadopsi pengendalian internal yang ekstensif
atas berbagai masalah tersebut.

Risiko Prosedur Analitis

Risiko prosedur analitis merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur


analitis akan gagal mendeteksi salah saji yang material. Prosedur analitis
merupakan cara yang efektif dari segi biaya dan mengandalkan auditor tentang
bisnis dan industri klien.

Tahap pertama dalam melakukan prosedur analitis adalah memperoleh


pemahaman mengenai total pendapatan yang diberikan (1) kapasitas klien dan (2)
pasar produk-prosuk klien. Kapasitas klien adalah volume penjualan maksimum
yang dapat dihasilkan jika fasilitas dan tenaga kerja dimanfaatkan secara penuh
dalam memproduksi dan mengirimkan barang atau jasa.

Auditor harus sensitif terhadap kecenderungan pasar produk-produk klien.


Auditor harus mampu menilai kelayakan kenaikan pendapatan atas barang-barang
kebutuhan rumah tangga apabila hal tersebut secara nasional mulai menurun, atau
kelayakan tingkat minimum hunian dan tarif kamar untuk mata rantai hotel ketika
properti kompetitif yang baru memasuki pasar utama. Salah satu prosedur analitis
yang penting adalah memahami pangsa pasar klien, yang membandingkan
pendapatan klien dengan total pendapatan yang memiliki pangsa pasar.

# MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL

Dalam bagian ini kita akan membahas aplikabilitas lima komponen


pengendalian internal pada siklus pendapatan – lingkungan pengendalian,
penilaian risiko, informasi dan komunikasi (termasuk sistem akuntansi), dan
pemantauan (monitoring), serta penilaian awal atas risiko pengendalian dan
strategi audit pendahuluan.

Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian terdiri dari beberapa faktor yang dapat


mengurangi beberapa risiko inheren yang berkaitan dengan siklus pendapatan
yang telah dibahas sebelumnya. Disamping itu, faktor-faktor ini juga dapat
meningkatkan atau mengurangi keefektifan komponen pengendalian internal
lainnya dalam mengendalikan risiko salah saji pada asersi siklus pendapatan.

Faktor lingkungan pengendalian yang penting untuk mengurangi risiko


kecurangan pelaporan keuangan dalam menyajikan terlalu tinggi pendapatan dan
piutang, misalnya adalah adopsi manajemen serta ketaatan terhadap standar
integritas dan nilai-nilai etika yang tinggi. Aspek – aspek yang berkaitan meliputi
penghapusan insentif atas pelaporan yang tidak jujur seperti penekanan pada
pemenuhan penjualan atau target laba yang tidak realistis, serta penghapusan
templasi atau godaan seperti ketidaksesuaian atau ketidakefektifan dewan
komisaris atau komite audit.

Penilaian Risiko

Penilaian risiko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalah sama


dengan penilaian risiko inheren oleh auditor eksternal. Upaya yang cermat oleh
sebagian manajemen untuk mengidentifikasi jenis – jenis risiko yang berkaitan
dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan, bersama dengan komitmen untuk
mengawali aktivitas pengendalian atas risiko tersebut, harus mengurangi risiko
salah saji. Auditor terutama berkepentingan dengan bukti penilaian manajemen,
dan tanggapan atas, risiko yang muncul dari perubahan situasi seperti sumber
pendapatan baru, standar akuntansi baru untuk transaksi pendapatan, dan dampak
dari pertumbuhan yang cepat dalam aktivitas siklus pendapatan atau perubahan
personil terhadap akuntansi serta pelaporan.

Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)

Pemahaman atas system akuntansi pendapatan memerlukan pengetahuan


tentang bagaimana (1) penjualan diawali, (2) barang dan jasa diberikan, (3)
piutang dicatat, (4) kas diterima, dan (5) penyesuaian penjualan dilakukan
termasuk metode pemrosesan data serta dokumen penting dan catatan yang
digunakan.

Pemantauan (Monitoring)

Komponen ini harus memberikan manajemen umpan balik tentang apakah


pengendalian internal yang berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus
pendapatan telah beroperasi seperti yang diharapkan. Auditor hanya memperoleh
pemahaman tentang umpan balik ini dan apakah manajemen telah mengawali
setiap tindakan korektif berdasarkan informasi yang diterima dari aktivitas
pemantauan. Kemungkinan ini mencakup informasi yang diterima dari (1)
pelanggan yang mengalami kesalahan penagihan, (2) lembaga pengatur yang
memperhatikan ketidaksesuaian kebijakan pengakuan pendapatan atau hal-hal
yang berkaitan dengan pengendalian internal, dan (3) auditor eksternal yang
mempertimbangkan kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan material dalam
pengendalian internal yang ditemukan pada audit sebelumnya.

Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian dan Strategi Audit Pendahuluan

Dalam proses mendapat pemahaman atas empat komponen ini auditor


mungkin menyadari aktivitas pengendalian tambahan yang berhubungan dengan
asersi. Akan tetapi prosedur yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman tidak
dapat diperluas guan menentukan keefektifkan pengendalian semacam itu tanpa
bukti tentang seberapa efektif pengendalian internal ditempatkan dalam operasi,
penilaian awal auditor atau risiko pengadilan harus dimaksimumkan.

Bagi asersi siklus pendapatan dimana auditor tidak merencanakan untuk


menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah, auditor harus mempunyai
pengetahuan yang diperlukan untuk mengidentifikasi jenis potensi salah saji yang
akan terjadi dan diakibatkan oleh perancangan pengujian substantif. Strategi audit
tergantung pada sifat bisnis dan industri klien. Apabila pendapatan klien
terkonsentrasi pada beberapa sumber auditor dapat mengandalkan terutama pada
prosedur analitis dan pengujian substantif rincian.

Anda mungkin juga menyukai