Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No.

1, Januari 2011

PENGARUH PERUBAHAN MUKA AIR TANAH DAN TERASERING


TERHADAP PERUBAHAN KESTABILAN LERENG

I G. N. Wardana
Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
E-mail : wardana@civil.unud.ac.id

Abstrak : Pembasahan tanah akibat air hujan menyebabkan pengurangan kekuatan


tanah sejalan dengan bertambahnya kejenuhan tanah. Pengurangan kekuatan ini
mengurangi stabilitas lereng yang dapat menyebabkan kelongsoran seperti yang
terjadi pada musim hujan. Pada penelitian ini dilakukan simulasi lereng dengan
menggunakan program Stable 2004 dengan melakukan analisis terhadap variasi
geometri lereng serta terasering dan properties tanah yang berbeda. Pengaruh
pembasahan disimulasikan dengan perubahan letak muka air tanah pada lereng.
Pengaruh geometri lereng yang mengalami pembasahan, meliputi kemiringan
lereng dan ketinggian lereng dan pengaruh gempa juga diperhitungkan pada kajian
ini. Untuk mempermudah analisis, terasering dibagi menjadi 4 bagian kelompok
yaitu T1, T2, T3 dan T4 yang mempunyai 1 sampai 4 teras. Lereng tanpa terasering
disebut T0, kemiringan lereng bergerak dari 1:1, 1:2 dan 1:3 dengan jenis tanah
yang berbeda (lempung, pasir dan variasi lempung-pasir). Hasil analisis kenaikan
muka air tanah menyebabkan berkurangnya stabilitas lereng, untuk lereng dengan
kemiringan 1:1, 1:2 dan 1:3 angka keamanannya bertambah besar dengan
bertambahnya teras dari T1-T4, angka keamanan terbesar di dapat dari T4. Lereng
pasir dengan kemiringan 1:1 kenaikan angka keamanan dengan terasering T1
sangat kelihatan, sedang untuk tipe T2,T3 dan T4 tidak jauh berbeda. Lereng pasir
dengan kemiringan 1:2 dan 1:3 terasering T1-T4 rata-rata memberikan kenaikan
angka keamanan sangat kecil. Lereng tanah lempung untuk gempa 0,25 g rata-rata
memberikan pengurangan angka keamanan 43%, untuk gempa 0,45 g memberikan
pengurangan 55%. Gempa 0,25 g pada tanah pasir memberikan pengurangan angka
aman 50%, dan gempa 0,45 g sebesar 70%.

Kata Kunci: pembasahan lereng, geometri, terasering, gempa.

THE EFFECTS OF DIFFERENT WATER LEVEL AND TERRACE UPON


SLOPE STABILITY

Abstact: Drenched rain soil is a cause in reduction of the soil strength in line with
increasing ground saturation. Reduction of this strength reduces the slope stability
which can cause sliding during the rainy season. Research was conducted by
carrying out simulations on slopes using a Stable 2004 Program on different slope
geometries, number of terraces and soil properties. The effects of drenched rain soil
were simulated by changing ground water levels. The effects of slope geometries
including inclination and height of slopes and earthquake loads were considered in
the analyses. To ease the analyses, the terraces were grouped into 4 which were T1,
T2, T3, and T4 having 1, 2, 3 and 4 terraces respectively. The slope without terrace
is referred as T0, the slope inclination changed from 1:1 to 1:2 and 1:3 with
different type of soils (clay, sand and variation of clay-sand). The analysis results
showed that the increase in ground water level resulted in the reduction of slope
stability for the slope of 1:1, 1:2, and 1:3, the safety factors increased with
increasing number of terraces and the highest was thus in T4. For Sandy slope of
1:1 with T1 terrace, the increase in safety factor was noticeable, while for T2, T3,
and T4 types they were almost the same. Sandy slopes of 1:2 and 1:3 with terraces
changing from T1 to T4 causes the average safety factor increase in slightly. Clay
slope with earthquake loads of 0.25 g and 0.45 g gave the average reduction in
safety factor of 43% and 55% respectively. The earthquake loads of 0.25 g and

83
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011

0.45 g caused reductions on safety factors of sandy slopes by 50% and 70%
respectively.

Keywords: drenched rain slope, geometry, terrace, earthquake

PENDAHULUAN dengan perkolasi. Kelongsoran lereng pa-


da musim hujan, disebabkan terutama oleh
Salah satu pemicu terjadinya peristiwa infiltrasi air hujan ke dalam tanah yang
kelongsoran adalah karena hujan yang le- menyebabkan tanah menjadi jenuh disertai
bat sehingga terjadi pembasahan pada ta- perubahan pada karakteristik tanah teruta-
nah yang mengakibatkan berkurangnya ma kekuatannya. Brand (1982) melapor-
kekuatan geser tanah karena butir-butir kan bahwa faktor utama yang menyebab-
tanah menyerap air. Penyerapan air ini kan kelongsoran adalah berkurangnya
seiring dengan waktu sampai terjadi jenuh suction (air pori negatif) sampai mencapai
sehingga tanah menjadi tidak stabil dan nol oleh infiltrasi. Hasil ini diperkuat oleh
akhirnya terjadi kelongsoran, seperti yang Ng et al (2001) yang menyimpulkan bah-
terjadi di daerah Penelokan, Kintamani wa pada tanah dengan muka air yang da-
dan Lod Tunduh, Gianyar, dimana semua lam, infiltrasi hanya mengurangi suction
kelongsoran tersebut terjadi setelah ada- tanah tanpa pengaruh yang berarti pada
nya hujan yang lebat beberapa hari. Pada muka air tanah. Kuwano and Chen (1990)
daerah kemiringan yang besar, untuk me- juga melaporkan bahwa kelongsoran yang
ngurangi kelongsoran dibuat sistem tera- terjadi pada tanah berlereng setelah hujan
sering. Perubahan kestabilan lereng akibat lebat, tidak hanya disebabkan oleh karena
pembasahan air hujan seharusnya diperhi- naiknya tegangan air pori seiring dengan
tungkan sejak awal dengan besar curah naiknya permukaan air tanah, tetapi juga
hujan tertentu, untuk menentukan kondisi oleh berkurangnya kekuatan geser tanah
lereng yang paling kritis. Karena banyak- akibat naiknya derajat kejenuhan tanah
nya kasus longsor akibat turunnya hujan, atau berkurangnya suction tanah. Berku-
maka diperlukan suatu grafik hubungan rangnya suction tanah kelempungan akibat
antara perubahan tinggi muka air tanah infiltrasi, secara umum pasti terjadi saat
dengan stabilitas lereng. Grafik ini me- terjadi hujan. Air yang memasuki tanah
mungkinkan untuk memprediksi secara yang kering berasal dari permukaan tanah,
cepat pengaruh perubahan muka air tanah dengan jalan masuk yang tetap yaitu pori-
dan stabilitas lereng. Sistem ini diharap- pori tanah. Meskipun jumlah pori-pori
kan menambah angka keamanan stabilitas dapat dianggap tetap, tetapi volume pori
terhadap longsor. Hal ini disebabkan oleh dapat berubah-ubah. Pada tanah lempung,
karena massa tanah yang akan bergerak swelling akibat pembasahan dapat mengu-
berkurang oleh terbentuknya terasering rangi volume pori-pori tanah berukuran
tersebut. besar yang mempengaruhi laju infiltrasi
dan kapasitas infiltrasi.
MATERI DAN METODE
Pengaruh Air Terhadap Karakteristik
Infiltrasi Tanah dan Stabilitas Lereng
Air hujan yang sampai ke permukaan Tanah adalah sistem liquid-in-solid
tanah yang tidak kedap air dapat bergerak dan bukan solid-in-liquid. Meskipun begi-
ke dalam tanah akibat gaya gravitasi dan tu, karakteristik tanah sangat dipengaruhi
kapiler dalam suatu aliran yang disebut oleh kadar air yang ada di dalam tanah.
infiltrasi. Infiltrasi adalah proses masuk- Selain perubahan volume, karakteristik-
nya air ke permukaan tanah, air yang telah karakterisik lain seperti kekuatan, kemam-
ada di dalam tanah kemudian akan berge- pumampatan, plastisitas, dan kondukti-
rak ke bawah oleh gravitasi dan disebut vitas hidrolik berubah drastis sesuai de-

84
Pengaruh Perubahan Muka Air Tanah dan Terasering ………........……...………...... Wardana

ngan perubahan yang terjadi pada kadar dari lapangan. Setelah itu dianalisis de-
air tanah. ngan teori yang digunakan. Ada dua teori
Air tinggal di dalam rongga-rongga yang sering digunakan yaitu teori leleh
tanah; karena itu perubahan pada kadar air dan teori kegagalan. Teori leleh menyata-
tanah dapat terjadi dari perubahan propor- kan bahwa kekuatan batas tanah dicapai
si air dan udara di dalam rongga tanah setelah tanah mengalami leleh, yaitu keti-
atau dari perubahan volume rongga tanah. ka tanah dalam keadaan deformasi plastis.
Air yang tinggal di dalam tanah, bertahan Sementara teori kegagalan menyatakan
dari gaya gravitasi dan penguapan. bahwa kuat batas tanah tercapai ketika ta-
Penyimpanan air ini, disebabkan oleh nah mulai kehilangan ketahanan gesernya
gaya kapiler yang timbul dari tegangan atau beberapa saat setelah itu. Pada tanah
permukaan pada tempat pertemuan udara lempung, kuat gesernya tidak hanya dipe-
dan air di dalam rongga tanah, atau oleh ngaruhi oleh gaya gravitasi dan ukuran
gaya-gaya permukaan yang mengikat butirannya semata-mata tetapi juga pada
molekul-molekul air. Gaya-gaya kapiler faktor-faktor lain seperti konsistensi (ka-
tergantung dari ukuran rongga, dan gaya- dar air), mineral lempung yang dikandung
gaya permukaan sesuai jumlah dan sifat tanah (termasuk struktur, jenis adsorbed
permukaan dari butir-butir tanah. Penam- cations dan sifat-sifat khas mineral), dan
bahan air pada tanah akan menaikkan susunan fabrik (dipengaruhi juga oleh
kadar air tanah sehingga menaikkan gaya kadar air) yang ada.
tolak antar partikel yang mendorong terja-
dinya swelling pada tanah. Naiknya kadar Analisis Angka Keamanan Stabilitas
air juga berarti mempengaruhi konsistensi Lereng
tanah yang kemudian akan mempengaruhi Gambaran mengenai keadaan stabil
kekuatan tanah. Pada umumnya semakin suatu lereng biasanya dinyatakan dalam
cair suatu tanah maka kekuatannya akan bentuk angka keamanan, FS, yang didefi-
semakin menurun. Berkurangnya kadar air nisikan sebagai hasil bagi antara dua kate-
dengan pengeringan dapat mengubah gori: kapasitas ∑Mr ( jumlah gaya atau
susunan fabrik tanah, yang mengubah momen yang menahan) dan, permintaan
ukuran dan distribusi pori-pori tanah ∑Md (jumlah gaya atau momen yang
(Yong and Warkentin, 1975). Perubahan mendorong);
pada ukuran dan distribusi pori tanah akan ΣMr
mengubah kekuatan geser tanah, kompre- FS = (1)
ΣMd
sibilitas, dan permeabilitas tanah. Peru- Prosedur desain kemudian menyatakan
bahan volume dan perubahan kekuatan bahwa FS harus lebih besar atau sekurang-
geser tanah dapat terjadi oleh proses kurangnya sama dengan nilai yang
pengeringan dan pembasahan (Indarto, diijinkan; FS ≥ 1,25-1,50. Jika kriteria
2000 dan Indarto dan Soemitro, 2001). pada persamaan di atas dipenuhi, lereng
Perubahan pada volume tanah berkaitan dapat dinyatakan aman.
dengan perubahan kadar air tanah Nilai numerik dari angka keamanan
sementara perubahan kekuatan tanah tergantung kepada tiga variabel, yaitu be-
dipengaruhi oleh keadaan air pori tanah ban dan perubahannya terhadap waktu,
yang mempengaruhi tegangan air pori material lereng dan prosedur analisis yang
tanah yang mempengaruhi besar dan digunakan. Setiap variabel mengandung
kecilnya kuat geser efektif tanah. beberapa derajat ketaktentuan yang meng-
hasilkan ketaktentuan dalam nilai numerik
Kuat Geser FS. Hal inilah yang melatarbelakangi
Kuat geser tanah biasanya ditentukan adanya nilai angka keamanan minimum
di laboratorium dengan melakukan tes yang biasanya diambil lebih besar atau
terhadap spesimen tanah yang diambil sama dengan FS .

85
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011

Analisis Metode Keseimbangan Batas dapat dibuat dengan hasil yang cukup
dengan Metode Irisan akurat, meskipun gaya-gaya antar irisan
Asumsi dasar analisis dengan metode diabaikan (Chowdhury, 1978).
keseimbangan batas adalah bahwa kriteria Persamaan kuat geser dalam tinjauan
leleh coulomb harus dipenuhi sepanjang tegangan efektif yang dapat dikerahkan
permukaan longsor. Analisisnya dilakukan tanah, hingga mencapai kondisi keseim-
dengan memisahkan lebih dulu bentuk bangan batas dengan memperhatikan fak-
permukaan bidang longsor suatu lereng. tor aman:
Setelah itu dengan menggunakan syarat-   1 
Σ c' li + (Wi − ui hi ) tan φ '  
syarat keseimbangan serta asumsi-asumsi F= 
 cos α i (1 + tan α i tan φ ' / F  
yang diperlukan akan diperoleh besaran ΣWi sin α i
kuantitatif angka keamanan lereng terse- (3)
but. Dalam kajian ini digunakan program Pemakaian faktor aman Bishop ini le-
Stable 2004 yang menggunakan metode bih sulit dibanding dengan metode Felle-
ini dengan mengadopsi dua metode per- nius, karena nilai faktor aman F didapat-
hitungan yaitu metode Bishop yang dise- kan dengan melakukan iterasi mengingat
derhanakan dan metode Fellenius. Kedua bahwa nilai F ada pada kedua sisi persa-
metode ini dibuat berdasarkan metode maan. Metode Bishop yang disederhana-
keseimbangan batas dengan metode irisan, kan ini, memberikan hasil yang lebih
dimana massa tanah yang longsor dibagi- mendekati hasil perhitungan dengan meto-
bagi menjadi beberapa irisan vertikal . de yang lebih teliti. Duncan and Wright
(1980) menggarisbawahi bahwa untuk
Metode Fellenius lereng yang mempunyai bidang longsor
Analisis stabilitas lereng cara kritis membentuk busur lingkaran, angka
Fellenius (1927), menganggap gaya-gaya keamanannya dapat dicari dengan meng-
yang bekerja pada sisi kanan-kiri dari gunakan metode Bishop yang disederha-
sembarang irisan mempunyai resultan nol nakan dengan hasil yang memuaskan dan
pada arah tegak lurus bidang longsornya. dapat dipercaya.
Dengan anggapan ini, keseimbangan arah
vertikal dari gaya-gaya yang bekerja Pengaruh Gempa Terhadap Kestabilan
dengan memperhatikan tekanan air pori Lereng
adalah: Gempa bumi dapat mengakibatkan
Σ(cl + N i tan φ ) (2) gerakan dan keruntuhan lereng alam
F=
ΣWi sin α i maupun buatan. Oleh karena itu perlu di-
Atau: perhatikan dalam hitungan faktor aman
Σ(cl + (Wi cos α i − ui li ) tan φ ) lereng. Akibat lain dari gempa bumi ada-
F=
ΣWi sin α i lah adanya Liquefaction pada massa tanah,
Bila terdapat pengaruh air pada lerengnya, terutama pada tanah-tanah granular, ada-
tekanan air pori pada bidang longsor tidak nya perubahan tekanan air pori dan tega-
berpengaruh pada jumlah momen penahan ngan efektif dalam massa tanah dan tim-
(Md) karena resultan gaya akibat tekanan bulnya retak-retak vertikal yang dapat me-
air pori lewat titik pusat lingkaran. reduksi kuat geser tanah.
Untuk memperhitungkan pengaruh
Metode Bishop yang Disederhanakan gravitasi akibat gempa, hal yang sering di-
Pada metode ini, Bishop membuat lakukan dalam analisis stabilitas lereng
sebuah penyederhanaan terhadap metode- adalah dengan menggunakan konstanta
nya yang lebih teliti dengan mengabaikan numerik yang biasanya disebut koefisien
gaya-gaya yang bekerja antar sisi-sisi gempa (kg). Koefisien ini diberikan dalam
irisan. Hal ini dilakukan karena Bishop persen dari gravitasi. Sebagai contoh, koe-
berkesimpulan bahwa penyederhanaan ini fisien gravitasi 10% (0,1g) sering diguna-

86
Pengaruh Perubahan Muka Air Tanah dan Terasering ………........……...………...... Wardana

kan dalam hitungan. Jadi, gaya-gaya dina- Rancangan Penelitian


mis dianggap sebagai gaya statis, yang Dalam penelitian ini dilakukan simu-
kadang-kadang disebut pseudostatic ana- lasi terhadap lereng tanah kelempungan
lysis. Analisis Stabilitas Lereng yang pa- yang mengalami pembasahan oleh infiltra-
ling sederhana adalah analisis pendekatan si air hujan. Simulasi ini dikerjakan terha-
Pseudostatik, dimana efek dari gempa di- dap beberapa geometri dan kondisi pem-
gantikan akselerasi horizontal atau verti- basahan yang berbeda dengan bantuan
kal konstan. Bentuk yang paling umum program Stable. Pada simulasi ini ada be-
dari analisis Pseudostatik adalah dengan berapa pembatasan yang perlu dilakukan
mengganti gaya percepatan gempa hori- untuk menyederhanakan persoalan yang
zontal dan vertikal menjadi gaya Statis Fk kompleks di lapangan supaya simulasi da-
dan Fv. pat dilakukan, terutama penyederhanaan
a .W
Fk = k
a .W
= k k .W dan Fv = v = k v .W
infiltrasi dan kedalaman pembasahan, se-
g g lain pembatasan geometri lereng dan me-
dimana: tode analisis yang dilakukan. Karena
ak= percepatan pseudostatik horizontal; parameter yang kompleks maka diperlu-
av = percepatan pseudostatik vertikal; kan beberapa pembatasan dalam analisis
kk = koefisien pseudostatik horizontal; ini, yaitu tanah adalah homogen isotropis
kv = koefisien pseudostatik vertikal; sehingga laju infiltrasi sama pada setiap
W = berat dari masa tanah yang runtuh. titik yang bersesuaian, pembasahan yang
terjadi berdasarkan kedalaman tanah.
Magnitude dari percepatan pseudostatik
harus mempunyai kaitan dengan kekuatan Geometri lereng
dari gerakan tanah yang akan terjadi. Geometri lereng yang ditinjau dalam
Maka faktor keamanan menjadi: hal ini ada tiga yaitu berdasarkan keting-
FK =
Gaya Penahan gian, sudut kemiringan lereng dan peru-
Gaya Gempa (4) bahan geometri dengan membuat trap te-
clab + [(W − Fv ) cos β + Fk sin β ] tan φ rasering. Pada hal ketinggian ada 2 jenis
=
(W − Fv ) sin β + Fk cos β ketinggian: 10 meter dan 15 meter. Se-
dimana: mentara kemiringan lereng berdasarkan
c = kohesi tanah (kg/cm2); φ = sudut geser ratio tinggi : panjang yaitu 1:1 , 1:2, 1:3.
dalam tanah (o); lab= panjang bidang Untuk terasering akan dibagi dalam 2 ba-
keruntuhan (m). gian, 3 bagian, dan 4 bagian teras. Kemi-
ringan dan ketinggian lereng ini akan di-
Metode Penelitian kombinasi sehingga mencapai 6 geometri.
Selanjutnya akan dianalisis dengan peru-
Material bahan muka air tanah.
Tanah yang akan dipakai dalam pene-
litian ini adalah bervariasi antar kohesi Pembasahan Tanah
tanah dengan sudut gesek dalam. Untuk Dalam penelitian ini untuk menyeder-
tanah dengan kohesi tinggi berarti tanah hanakan geometri lereng yang dipakai ma-
itu dominan lempung, sedangkan untuk ta- ka digunakan model dengan pembasahan
nah dengan sudut gesek besar artinya ta- ditinjau terhadap kedalaman, artinya keda-
nah itu dominan pasir. Kohesi tanah lem- laman pembasahan ditentukan lebih dahu-
pung akan diambil dari lempung lunak, lu dengan mengabaikan lamanya waktu
medium, dan kaku, sedangkan untuk pasir yang dibutuhkan air resapan untuk mem-
diambil data dari pasir lepas, sedang, dan basahi tanah dengan kedalaman tersebut.
padat. Di samping itu juga akan divariasi- Dalam hal ini ditinjau setiap kedalaman
kan antara pasir dan lempung. 0,2H dengan perubahan muka air tanah
yang tetap. Perubahan karakteristik tanah

87
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011

akibat pembasahan dengan jarak rentang Pada penelitian ini dipergunakan ber-
dari keadaan awal sampai kondisi jenuh bagai macam propertis tanah mulai dari
100%. Di bawah ini diberikan model tanah lempung lunak sampai tanah pasir.
simulasi lereng awal serta akhir dengan Besaran masing-masing dari propertis
perubahan muka air tanah setiap 0,2 H tanah terdiri atas kohesi, sudut geser, dan
meter. berat jenis tanah. Untuk variasinya dibuat
kombinasi dari tanah lempung lunak sam-
HASIL DAN PEMBAHASAN pai kaku dengan pasir lepas sampai padat
dan diperoleh 15 macam propertis tanah
Propertis Tanah seperti pada Tabel 1.

Tabel 1 Propertis tanah


No. Jenis Tanah C kN/m2 φoo γokN/m3
1 L. Lunak 18 0 12
2 L. Sedang 48 0 15
3 L. Kaku 100 0 17
4 Pasir Lepas 0 28 14
5 Pasir Sedang 0 32 16
6 Pasir Padat 0 38 20
7 LL --- PL 18 28 13
8 LL --- PS 18 32 15
9 LL ---- PP 18 38 18
10 LS --- PL 48 28 14
11 LS --- PS 48 32 15
12 LS --- PP 48 38 18
13 LK --- PL 100 28 15
14 LK --- PS 100 32 16
15 LK --- PP 100 38 18
Sumber Braja (1990)
Keterangan: LL = Lempung Lunak, LS = nilai safety factor (Fs) untuk masing-ma-
Lempung Sedang, LK = Lempung Kaku, sing kondisi geometri tanah.
PL = Pasir Lepas, PS = Pasir Sedang, PP
= Pasir Padat. Tanah Lempung :
Nilai angka keamanan lereng (FS) un-
Pengaruh Geometri Lereng yang Me- tuk kelandaian 1:1, 1:2, dan 1:3 akibat
ngalami Pembasahan Terhadap Sta- perubahan ketinggian muka air tanah ba-
bilitas wah lereng dapat dilihat pada Gambar 1.
Pengaruh geometri di sini adalah ke- Dari grafik pada Gambar 1 terlihat
tinggian lereng serta kemiringannya. Pada bahwa nilai FS semakin besar akibat peru-
penelitian ini akan dianalisis 2 buah ke- bahan kemiringan suatu lereng yang se-
tinggian lereng 10 m dan 15 meter dengan makin landai. Semakin tinggi muka air
kemiringan 1:1, 1:2, dan 1:3. Semua va- tanah dari dasar lereng akan memperkecil
riasi geometri tersebut akan mengalami angka ke-amanan lereng. Untuk pengaruh
proses pembasahan air hujan yaitu peru- ketinggi-an lereng dimana yang dicoba
bahan muka air tanah dari dasar sampai adalah tinggi 10 meter dan 15 meter, pada
puncak lereng. Pada kondisi ini ketinggian kelandaian yang sama lereng yang lebih
muka air tanah dibagi menjadi 5 bagian (0 tinggi mempunyai angka keamanan yang
m, 0,2H m, 0,4H m, 0,6H m, 0,8H m dan lebih rendah yang dapat dilihat pada
1H m). Di bawah ini akan diberikan hasil grafik.

88
Pengaruh Perubahan Muka Air Tanah dan Terasering ………........……...………...... Wardana

Gambar 1 Nilai FS akibat perubahan muka air tanah bawah lereng lempung sedang

Tanah Pasir: nilai FS (safety factor) lereng dengan


Tanah pasir dibedakan menjadi pasir kelandaian 1:1, 1:2, 1:3 perubahan muka
lepas, pasir sedang dan pasir padat. Pada air tanah pada lereng dan depan lereng.
Gambar 2 di bawah ini disajikan grafik

Gambar 2 Nilai FS akibat perubahan m a t bawah lereng pasir sedang

Pengaruh kenaikan muka air tanah lima bagian untuk melihat pengaruhnya
pada lereng pasir pada umumnya me- terhadap stabilitasnya. Semua kondisi
nurunkan angka keamanan lereng. Untuk lereng tersebut akan mengalami proses
pengaruh kelandaian makin landai angka pembasahan (perubahan muka air tanah
keamanan makin besar pada lereng yang dari bawah ke puncak lereng). Geometri
mengalami pembasahan. Faktor ketinggi- lereng dibuat 1:1, 1:2, dan 1:3 dengan
an lereng juga berpengaruh terhadap ang- ketinggian 10 meter dan 15 meter.
ka keamanan lereng dimana semakin ting-
gi lereng angka keamanan semakin berku- Geometri lereng 1:1 Tanah Lempung
rang. Untuk kombinasi tanah, (properties Sedang
tanah yang lain) perilaku perubahan angka Pada Gambar 3 diberikan nilai FS
keamanan lereng hampir sama. lereng pada jenis tanah lempung sedang
dengan variasi jumlah terrace yaitu dari
Pengaruh Terasering Lereng yang T0-T4. Pengaruh terasering T1 dan T4
Mengalami Pembasahan Terhadap yaitu memberikan peningkatan angka ke-
Stabilitas amanan lereng yang cukup nyata.
Terasering pada lereng dibuat menjadi
dua bagian, tiga bagian, empat bagian, dan

89
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011

Gambar 3 Nilai FS lereng terasering lempung sedang

Geometri lereng 1:1 Tanah Pasir variasi jumlah terrace yaitu dari T0-T4.
Sedang Pengaruh T1 sangat memberikan pening-
Pada Gambar 4 ditunjukkan nilai FS katan nilai FS.
lereng 1:1 pada jenis pasir sedang dengan

Gambar 4 Nilai Fs lereng 1:1 dengan terasering pasir sedang

Geometri lereng 1:2 Tanah Pasir SNI 03-1726-2003 dimana Bali termasuk
Sedang wilayah gempa 5. Untuk akselerasi tanah
Nilai FS pada tanah pasir sedang di- 0,45 g diberikan untuk mengantisipasi
berikan pada Gambar 5. Pengaruh terase- gempa yang lebih besar sampai 7,8 skala
ring T1, T2, dan T3 cukup jelas sedang- ritcher.
kan T4 berimpit dengan T3 artinya terase- Gambar 6 dan 7 masing-masing menun-
ring T4 sedikit sekali mempengaruhi nilai jukkan nilai Fs pada tanah lempung dan
angka keamanan lereng. Untuk geometri tanah pasir. Pada tanah Lempung,
1:3 tanah pasir pengaruh terasering sama pengaruh gempa 0,25 g menurunkan FS
dengan geometri 1:2. sampai 39%, dan untuk gempa 0,45 g
menurunkan angka keamanan lereng
Pengaruh Gempa Pada Lereng yang 53,8%.
Mengalami Pembasahan Terhadap Pengaruh gempa 0,25 g pada lereng pasir
Stabilitas mengurangi angka keamanan lereng
Gempa yang akan ditinjau pada lereng sampai 50%, untuk gempa 0,45 g akan
yang mengalami pembasahan adalah gem- menurunkan angka keamanan lereng pasir
pa dengan akselerasi 0,25 g dan 0,45 g. sampai 72 %.
Gempa 0,25 g diberikan sesuai dengan

90
Pengaruh Perubahan Muka Air Tanah dan Terasering ………........……...………...... Wardana

Gambar 5 Nilai Fs lereng 1:2 dengan terasering pasir sedang

Gambar 6 Nilai Fs akibat gempa 0,25 g dan 0,45 g Lempung

Gambar 7 Nilai Fs akibat gempa 0.25 g dan 0,45 g tanah pasir

SIMPULAN makin kecil angka keamanan lereng.


Untuk pengaruh ketinggian semakin tinggi
Pengaruh geometri lereng yang mengala- lereng angka keamanan semakin kecil.
mi pembasahan, meliputi kemiringan le- Hasil analisis ini menunjukkan bahwa
reng dan ketinggian lereng. Untuk penga- untuk lereng dengan kemiringan 1:1, 1:2
ruh kemiringan, semakin curam lereng se- dan 1:3 angka keamanannya bertambah

91
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011

besar dengan bertambahnya teras dari T1- DAFTAR PUSTAKA


T4, angka keamanan terbesar di dapat dari
T4. Lereng pasir dengan kemiringan 1:1, Putra, A. D., (2008). Analisis dan Justifi-
kenaikan angka keamanan dengan terase- kasi Faktor-Faktor Pemicu Kelong-
ring T1 sangat kelihatan, sedang untuk soran Lereng. Prosiding Seminar
tipe T2, T3 dan T4 tidak jauh berbeda. Nasional dan Teknologi Universitas
Lereng pasir dengan kemiringan 1:2 dan Lampung, 17-18 November 2008.
1:3 terasering T1 sampai T4 rata-rata Bowles, (1986) Sifat-sifat Fisis dan
memberikan kenaikan angka keamanan. Geoteknik Tanah, Erlangga, Jakarta
Lereng tanah lempung untuk gempa 0,25 Brand, E. W., (1981). Some Thoughts on
g rata-rata memberikan pengurangan ang- Rain Induced Slope Failure. Procee-
ka keamanan 43%, untuk gempa 0,45 g dings of The Tenth International Con-
memberikan pengurangan 55%. Gempa ference of Soil Mechanics and Foun-
0,25 g pada tanah pasir memberikan pe- dation Engineering, Stocklom, Swedia,
ngurangan angka aman 50%, dan gempa Vol 3, 15-19 June.
0,45 g sebesar 70%. Braja M. Das, (1990). Principles of
Foundation Engineering, PWS-KENT
Publishing Company Boston.

92

Anda mungkin juga menyukai