Anda di halaman 1dari 21

10/29/2014

Hidrogeologi

 Hidrogeologi:
ilmu yang mempelajari airtanah meliputi
(bahan – wadah – aliran) :
 keterdapatan, kejadian, serta sifat-sifatnya
 hubungannya dengan kondisi geologi,
serta air permukaan/ air hujan
 potensi, kualitas, maupun keterbatasannya
 pengelolaan, pemanfaatan, dan pelestarian
nya
 potensinya sebagai kendala dalam
pekerjaan sipil dan pertambangan, dll

1
10/29/2014

 Air

 Air di bumi terdapat dalam bentuk:


 Air laut (97 %)
 Air permukaan lainnya (sungai, danau,
dll.)
 Es dan salju (di kutub dan puncak-puncak
gunung)
 Uap air/ awan
 Air di dalam bumi (airtanah)

 Air tawar (tidak asin)


 dapat dikonsumsi maupun dimanfaatkan
oleh manusia dan makhluk hidup lainnya
(irigasi, industri, dll)
3

 Airtanah (groundwater):
 Berada di bawah permukaan tanah (di
dalam tanah)
 Mengisi rongga/ pori-pori tanah/ batuan,
pada zona jenuh air
 Gerakan/ alirannya dipengaruhi oleh gaya
gravitasi
 Airtanah Bebas (unconfined
groundwater): airtanah yang berada relatif
dekat permukaan tanah dan berhubungan
langsung dengan udara bebas (atmosfer)

o Airtanah Tertekan (confined


groundwater): airtanah yang berada dalam
suatu akuifer yang bagian atas dan
bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air
(akuifug)
4

2
10/29/2014

Skema Siklus Hidro(geo)logi

Wadah Airtanah

3
10/29/2014

Definisi:
 Akuifer => batuan yang dapat
menyimpan dan mengalirkan air dalam
jumlah yang berarti
 Akuitar/ akuiklud => batuan yang
(sedikit) mampu menyimpan air, tetapi
tidak dapat meluluskan air
 Akuifug => batuan yang tidak dapat
menyimpan air maupun meluluskan air
 Porositas (n) => perbandingan volume
rongga terhadap volume total contoh
batuan (%)

 Permeabilitas (K) => kemampuan


batuan meluluskan air dalam waktu
tertentu (m/ det, cm/ det, inch/ sec)
7

Airtanah dalam batuan sedimen (media


berpori)

4
10/29/2014

Rongga-rongga yang dapat terisi air

Kondisi geologi:
Litologi (porositas-permeabilitas):
Batuan beku:
• Terkekarkan => permeabel
• Berongga => permeabel
• Masif => impermeabel
Batuan sedimen:
• Formasi muda (unconsolidated) =>
permeabel
• Formasi tua (konsolidated) => impermeabel
Batuan metamorf:
• Masif => impermeabel
• Sekis => impermeabel
• Terkekarkan => permeabel
10

5
10/29/2014

 Struktur geologi (sesar, sistem


kekar/ rekahan)
 Masif => tidak menyimpan dan/ atau
meneruskan air
 Berstruktur (mempunyai rekahan) =>
dapat menyimpan dan meneruskan air
 Bukaan struktur dapat menjadi
penghubung antar akuifer
 Pergeseran perlapisan dapat pula
memben dung aliran air atau malahan
membuka salur an air

11

Airtanah pada rongga batuan : rekahan/ kekar pada batuan


masif mengubah batuan menjadi permeabel

12

6
10/29/2014

Sistem Airtanah

13

 Sistem Airtanah:
 Sistem airtanah bebas (unconfined
groundwater)
 airtanah di dalam akuifer yang berhubungan
langsung dengan permukaan bumi
 tekanan (head) yang dialami muka airtanah
bebas adalah tekanan atmosfer

 Sistem airtanah tertekan (confined


groundwater)
 airtanah di dalam akuifer yang berada di antara
dua lapisan batuan yang kedap air
 besarnya tekanan (head) yang dialami muka
airtanah terte-kan bergantung pada posisinya
terhadap muka airtanah bebas pada sistem yang
bersangkutan 14

7
10/29/2014

Aliran Airtanah

15

Aliran Airtanah:
 Mengalir dari tekanan (head) tinggi
ke tekanan rendah
 Mengalir mengikuti hukum Dar’cy (
aliran diffuse/ antar butir); pada
kondisi tertentu bisa dalam saluran/
rekahan)
 Pada zona tak jenuh air gaya tarik
butiran - air, gaya gravitasi dan gaya
kapiler
 Pada zona jenuh air hanya oleh
gaya gravitasi
16

8
10/29/2014

Penggambaran kontur airtanah (interpolasi)

17

Penggambaran kontur airtanah (interpolasi)

18

9
10/29/2014

Peta data posisi muka airtanah

19

ANALISIS STATISTIK DATA


CURAH HUJAN
 Analisis curah hujan dilakukan
dengan metode analisis frekuensi
langsung (direct frecquency ana-
lysis)
 Tujuan :

Menentukan curah hujan rencana


berdasarkan data curah hujan
yang tersedia

10
10/29/2014

Analisis Frekuensi Langsung

Data curah hujan disajikan dalam dua


cara :
Seri Tahunan (Annual Series)
Seri Sebagian (Partial Series)

Seri tahunan dipakai bila data curah


hujan dalam jumlah banyak.
Seri sebagian dipakai bila data curah
hujan dalam jumlah sedikit.

Jika jumlah data dan sebaran relatif terbatas,


penentuan curah hujan rencana lebih tepat
menggunakan analisis Series Partial.

Cara ini menggunakan ambang batas curah


hujan maksimum, yang perhitungannya dila-
kukan terhadap curah hujan di atas nilai
ambang batas curah hujan.

11
10/29/2014

Data yang ada diolah dengan menggunakan


Distribusi Gumbell :
Xt = X + k.S
k = (Yt + Yn) / Sn
Keterangan :
Xt : Curah hujan rencana (mm/hari)
X : Curah hujan rata-rata (mm/hari)
Yn : Reduced mean
Sn : Reduced standar deviation
k : Reduced variate factor
Yt : Reduced variate
S : Standar deviasi

DATA CURAH HUJAN DI DAERAH STUDI


TAHUN 1990 - 2000

12
10/29/2014

DATA JUMAH HARI HUJAN DI DAERAH STUDI


TAHUN 1990 - 2000

Dalam melakukan rancangan, nilai batas


curah hujan diambil 26,78 mm/hari. Nilai
ambang batas ini diperoleh dari curah hujan
tahunan maksimum berdasarkan data curah
hujan dari tahun 1985 s/d 1995 dibagi
dengan jumlah hari hujan rata-rata setahun.
Dari data di atas diketahui curah hujan
tahunan maksimum = 2759 mm dan hari
hujan rata-rata tahunan = 103 hari, maka
nilai ambang batas = 2759/103 = 26,78
mm/hari.

13
10/29/2014

A. PERIODE ULANG DAN RESIKO HIDROLOGI


Penentuan periode ulang dan resiko hidrologi
dihitung dengan menggunakan rumus :
Pr = 1 – (1- (1/Tr))TL
Keterangan :
Pr : Resiko hidrologi
Kemungkinan suatu kejadian akan terjadi
minimal 1 kali dalam periode tersebut.
Tr : Periode Ulang Hujan
TL : Umur bangunan (umur tambang)

Contoh Perhitungan :
Tr = 2 tahun
Pr = 1 – (1-½)8 = 99,60%

Resiko Hidrologi Pada Periode Ulang Berbeda

14
10/29/2014

B. Perhitungan Reduced Mean dan Reduced


Standard Deviasi

1. Reduced Mean
Nilai reduced mean dapat diterapkan
dengan menggunakan rumus sbb :
Yn = -ln [-ln {(n+1-m)/(n+1)}]
Keterangan :
n : jumlah sampel
m: urutan sampel (m=1,2,3….)

Contoh perhitungan :
n = 11
M=2

Yn = -ln [-ln {(11+1-2)/(11+1)}]


Yn = 1,70198 ~ 1,70 (hasil perhitungan
selanjutnya lihat tabel berikut)

15
10/29/2014

2. Reduced Variate

Yt = -ln [-ln ((T-1)/T)]


Keterangan :
T = Periode ulang (tahun)
Contoh perhitungan :
T= 5 tahun
Yt = -ln [-ln ((5-1)/5)] = 1,4999
= 1,50 (hasil perhitungan selanjutnya
lihat tabel berikut)

3. Reduced Standar Deviasi


Nilai dari Reduced Standar Deviasi
dihitung dengan rumus :

Nilai Standar Deviasi dihitung dengan


rumus :

16
10/29/2014

ANALISIS DATA CURAH HUJAN DI DAERAH STUDI


TAHUN 1990 - 2000

1. Nilai Batas Curah Hujan

Nilai batas curah hujan adalah 27,87 mm/hari.


Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan
rumus-rumus di atas :

Rata-rata curah hujan= 3788/99 = 38,26


= 38 mm/hari
Standar Deviasi (S) = 58,53
Reduced mean (Yn) = 0,95
Reduced Standar Deviasi (Sn) = 0,79

17
10/29/2014

2. Curah hujan Rencana dengan


Periode Ulang Tertentu

3. Intensitas Hujan Rencana


Besarnya intensitas hujan 1 (satu) jam
dengan menggunakan rumus Mononobe,
sebagai berikut :

Keterangan :
R24 : Curah hujan dalam 24 jam (1 hr)
t : Lamanya hujan dalam satu hari

18
10/29/2014

Berdasarkan analisis data yang ada,


curah hujan rencana dalam 24 jam
adalah 78,74 mm.
Jadi Intensitas Hujan Rencana setiap
jam adalah :

Rancangan Saluran Terbuka


Masalah yang cukup penting dalam
merancang sistem penyaliran tambang
adalah penentuan dimensi saluran ter-
buka.
Perhitungan dimensi saluran terbuka
dengan menggunakan rumus :

19
10/29/2014

Bentuk-Bentuk Saluran Tebuka :


 Trapesium
 Persegi panjang
 Segitiga
 Setengah Lingkaran

Hidrogeologi (hidro- berarti air, dan -geologi berarti


ilmu mengenai batuan) merupakan :
Bagian dari hidrologi yang mempelajari penyebaran
dan pergerakan air tanah dalam tanah dan batuan di
kerak Bumi (umumnya dalam akuifer).
Istilah geohidrologi sering digunakan secara
bertukaran. Beberapa kalangan membuat sedikit
perbedaan antara seorang ahli hidrogeologi atau ahli
rekayasa yang mengabdikan dirinya dalam geologi
(geohidrologi), dan ahli geologi yang mengabdikan
dirinya pada hidrologi (hidrogeologi).

20
10/29/2014

Pustaka :

• Domenico, P.A. & Schwartz, W., 1998. Physical and


Chemical Hydrogeology Second Edition, Wiley. ISBN 0-471-
59762-7
• Driscoll, Fletcher, 1986. Groundwater and Wells, US Filter /
Johnson Screens, ISBN 0-9616456-0-1
• Freeze, R.A. & Cherry, J.A., 1979. Groundwater, Prentice-
Hall, ISBN 0-13-365312-9
• Porges, Robert E. & Hammer, Matthew J., 2001. The
Compendium of Hydrogeology, National Ground Water
Association, ISBN 1-56034-100-9
• Todd, David Keith, 1980. Groundwater Hydrology Second
Edition, John Wiley & Sons., ISBN 0-471-87616-X

21

Anda mungkin juga menyukai