Anda di halaman 1dari 1

IHDAUL HIDAYAT adalah salah satu dari ratusan pembudidaya ikan arwana di Kapuas

Hulu. Kabupaten ini memang dikenal sebagai penghasil ikan arwana terbaik di
Kalimantan Barat, bahkan di Indonesia. Lokasi budidaya arwana miliki pria berusia 36
tahun ini ada di Putussibau. Arealnya tidak terlalu besar. Dia punya tiga kolam satu
kolamnya hanya seluas 7 x 20 meter persegi saja. Namun dalam setahun dia mampu
meraup omzet hingga Rp300an juta.

“Di lahan saya itu ada 3 kolam, beda-beda ukurannya, tergantung usia ikannya. Ada
yang isinya 8 bibit, 18 bibit dan paling banyak 34 bibit. Dalam setahun saya mampu
memanen sebanyak tiga kali. Sekali panen sekitar 50-60 ekor. Saya pernah dalam
setahun bisa menghasilkan Rp300 juta. Lumayan lah,” ujar orang yang sudah lima
tahun berbudidaya ikan arwana ini kepada Pontianak Post, kemarin (10/3).

Pria yang karib disapa Haji Caul ini mengatakan, panen ikan arwana berbeda dengan
budidaya ikan konsumsi. Ikan konsumsi, kata dia, siap panen ketika sudah dewasa
alias siap dikonsumsi. Namun ikan arwana dapat dipanen kapan saja. Bahkan anakan
ikan arwana pun punya pasar yang cukup besar.

“Namanya ikan hias, usia ikan berapapun orang ambil. Tetapi risikonya tentu saja
perawatan yang harus lebih teliti, karena merawat ikan dewasa tentu lebih mudah. Saya
malah lebih banyak menjual anakan arwana, karena orang menganggap harganya lebih
murah,” kata orang yang juga berdomisili di Jalan Parit Haji Husein II, Pontianak ini.

Dijelaskan dia, harga anakan ikan arwana tipe super red dengan kualitas bagus ukuran
1 x 5 centimeter bisa tembus Rp3,5 juta. Namun kata dia, saat ini sudah semakin
banyak orang berternak arwana, sehingga terjadi penyesuaian harga. “Sekarang rata-
rata Rp1-1,5 juta untuk anakan arwana,” sebutnya.

Sementara untuk arwana super red dewasa (berusia 3 tahun) mampu tembus belasan
hingga puluhan juta rupiah. “Saya beli arwana super red dewasa untuk pembibitan.
Harganya Rp18 juta. Di tingkat kolektor bisa lebih mahal lagi, tergantung keunikannya,”
sambung dia.

Sementara itu, pembudidaya lain asal Kapuas Hulu, Abdurrahman mengatakan,


menjadi peternak ikan arwana membutuhkan totalitas dan ketelatenan. Ikan ini, kata
dia, adalah ikan yang sangat sensitif terhadap makanan dan kualitas air. “Jangan dikira
pembudidaya ikan arwana selalu untung. Kalau musim hujan tiba itu adalah saat yang
buruk. Ikan arwana akan membuang telurnya sendiri. Tidak akan jadi anakannya,”
sebut dia.

Sedangkan untuk kualitas air, kata dia, kebersihan dan kadar keasaman wajib dikontrol.
Apabila tidak sesuai, maka ikan akan mati. Begitu juga dengan makanan. Ikan arwana
senang dengan makanan hidup, seperti jangkrik dan anak kodok. Ikan ini juga senang
dengan udang yang punya kualitas tinggi. “Biaya untuk pakannya cukup besar. Jadi
tidak heran kalau harga jual ikan arwana tinggi,” tukas dia.

Arwana merupakan salah satu ikan hias habitat air tawar yang sangat populer, karena
memiliki daya tarik kuat untuk dipelihara serta bernilai ekonomis tinggi. Ikan ini memiliki
warna sisik yang sangat cantik, sering disebut ikan naga (dragon fish).

Awalnya, dia tidak tertarik membudidayakannya, lantaran ikan famili osteoglossidae ini
harus mendapat perlakuan ekstra serta memkan biaya besar. “Kuncinya kesabaran dan
belajar dari setiap kegagalan. Kalau sudah tau caranya akan lebih gampang,”
ungkapnya. (*)

Anda mungkin juga menyukai