5.1. INTRODUKSI.
Ir.B.INDRAYADI,M.T.
F.T. UNIBRAW MALANG
PLB - 2
M 21 M 51
M 11
M 22
M 52
M 31 M 41
M 52
M 23
Gambar. 5-1. Contoh Susunan Mesin Untuk Proses Produksi Perakitan (assembly)
2.Lintasan Fabrikasi.
Adalah suatu lintasan produksi yang terdiri dari sejumlah operasi pengerjaan yang
bersifat membentuk atau merubah sifat (bentuk) benda kerja.
Ir.B.INDRAYADI,M.T.
F.T. UNIBRAW MALANG
PLB - 3
Tujuan dari penggunaan keseimbangan lintasan ini adalah untuk mengurangi atau
meminimalkan waktu menganggur (balance delay) pada lintasan yang dilalui benda
kerja sehingga peralatan atau operator dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Sedangkan tujuan akhir dari penyeimbangan lintasan adalah untuk memaksimalkan
kecepatan di setiap stasiun kerja agar dicapai efisiensi kerja yang tinggi.
Untuk mencapai keseimbangan lintasan produksi, maka minimal beberapa data
berikut ini harus diketahui :
1. Kapasitas atau volume produksi masing-masing mesin / stasiun kerja .
2. Mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi.
3. Macam / jenis operasi pengerjaan serta urutan ketergantungan proses.
4. Waktu yang diperlukan untuk setiap operasi.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari perencanaan lintasan produksi yang
baik adalah :
1.Pembagian tugas kerja terbagi secara merata dan disesuaikan dengan keahlian
pekerja.
2.Operasi berjalan secara simultan (serentak), setiap operasi dikerjakan pada saat
yang sama diseluruh lintasan.
3.Gerakan benda kerja tetap, dan gerakannya sesuai dengan set up dari lintasan yang
bersifat tetap.
4.Proses memerlukan waktu minimum.
5.Meningkatkan target efisiensi.
Ir.B.INDRAYADI,M.T.
F.T. UNIBRAW MALANG
PLB - 4
Ir.B.INDRAYADI,M.T.
F.T. UNIBRAW MALANG
PLB - 5
Ir.B.INDRAYADI,M.T.
F.T. UNIBRAW MALANG
PLB - 6
Model nomor 2 dan 3 lebih layak untuk lintasan perakitan manual, sedangkan nomor
1 biasanya lebih sesuai untuk perakitan otomatis. Namun pada prinsipnya ketiganya
bisa diterapkan baik untuk model manual flow line maupun automated flow line.
Ir.B.INDRAYADI,M.T.
F.T. UNIBRAW MALANG
PLB - 7
Secara fisik suatu lintasan yang tidak seimbang dapat dilihat dari adanya gejala
menganggurnya beberapa orang / peralatan disuatu pihak dan sibuknya beberapa
orang/ peralatan di bagian lintasan produksi yang lain. Gejala lain yang dapat
dideteksi adalah adanya penumpukan barang setengah jadi ( work in process) antara
mesin yang satu dengan yang lain atau stasiun kerja satu dengan stasiun kerja satu
dengan stasiun kerja yang lain.
Dalam upaya menyeimbangkan lintasan produksi, maka tujuan yang ingin dicapai
adalah tingkat efisiensi yang tinggi di setiap stasiun kerja dan berusaha untuk
memenuhi rencana produksi yang telah ditetapkan. Sehingga diupayakan untuk
mengurangi perbedaan waktu antar stasiun kerja dan memperkecil idle time,
sehingga pada gilirannya akan memperkecil waktu siklus produksi.
Keseimbangan lintasan juga memerlukan ketrampilan (skill) dari supervisor dan
operator yang ditempatkan secara layak pada stasiun-stasiun kerja yang ada.
Ir.B.INDRAYADI,M.T.
F.T. UNIBRAW MALANG
PLB - 8
5.5.2.Metode Heuristic.
Heuristic adalah suatu prosedur pemecahan masalah yang didasarkan atas
logika dan pengertian umum dengan langkah-langkah (algoritma) tertentu /
terencana. Heuristic merupakan pengembangan dari metode Trial And Error yang
menghasilkan kajian yang tidak Optimum, namun cukup baik / memuaskan,
metode ini tak dapat dioptimalkan karena banyak faktor-faktor yang tak terkendali.
Ir.B.INDRAYADI,M.T.
F.T. UNIBRAW MALANG
PLB - 9
3. Meskipun pendekatan dengan Metode Heuristic hasil yang diperoleh tidak optimal,
tetapi mudah untuk diaplikasikan kedalam Program Komputer, sehingga pemecahan
menjadi lebih cepat dan memberikan hasil yang memuaskan.
Ir.B.INDRAYADI,M.T.
F.T. UNIBRAW MALANG
PLB - 10
Ir.B.INDRAYADI,M.T.
F.T. UNIBRAW MALANG
PLB - 11
5.6. ASUMSI-ASUMSI.
Ir.B.INDRAYADI,M.T.
F.T. UNIBRAW MALANG
PLB - 12
Ir.B.INDRAYADI,M.T.
F.T. UNIBRAW MALANG
PLB - 13
1. Waktu Normal.
Adalah waktu yang diperoleh dari waktu rata-rata untuk mengerjakan suatu
pekerjaan dan telah memperhitungkan dengan factor penyesuaian pekerjaan pada
saat melaksanakan pekerjaan tersebut
Ir.B.INDRAYADI,M.T.
F.T. UNIBRAW MALANG
PLB - 14
5. Balance Delay.
m
K. Tc - ∑ T ei
D = i=1 x 100 % ( - 6)
K. Tc
Keterangan : K = jumlah stasiun kerja
Tc = waktu siklus
Tei = waktu operasi atai elelemen
m = jumlah operasi
7. Effisiensi Lintasan.
η = 100 % - D ( -7)
Ir.B.INDRAYADI,M.T.
F.T. UNIBRAW MALANG
PLB - 15
8. Allowance Time.
Adalah sejumlah waktu yang ditambahkan pada waktu normal untuk tujuan
personal allowance, fatique allowance, delay allowance bagi operator.
Faktor kelonggaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam:
1. Kelonggaran waktu untuk kebutuhan pribadi ( Personal Allowance).
Misalnya: ke kamar kecil, minum sekedarnya, bercakap-cakap denganteman kerja
2. Kebutuhan waktu untuk melepas lelah (Fatique Allowance)
3. Kelonggaran waktu karena keterlambatan ( Delay Allowance)
Pada umumnya disebabkan oleh beberapa faltor yang sulit dihindarkan
(unavoidable delay) yang umumnya disebabkan oleh : Mesin , Opeartor, ataupun
hal lain diluar control, misalnya : kerusakan mesin atau peralatan, menerima
arahan dari pimpinan dll.
9. Performane Rating.
Ir.B.INDRAYADI,M.T.
F.T. UNIBRAW MALANG
PLB - 16
Jika operator bekerja secara wajar atau normal maka rating factor akan
sama dengan satu ( P =1 atau P = 100 %). Biasanya untuk kondisi kerja
dimana operasi secara penuh dilaksanakan oleh mesin.
Metode ini dikembangkan oleh Bedworth. Pada prinsipnya, metode ini berusaha
membebankan terlebih dahulu pada operasi yang memiliki tanggung jawab
keterdahuluan yang besar.
Langkah-langkah pemecahan masalah dengan metode ini adalah:
1. Hitung waktu siklus yang diinginkan. Waktu siklus aktual adalah waktu siklus yang
diinginkan atau waktu operasi terbesar jika waktu terbesar tersebut lebih besar
dari waktu siklus yang diinginkan.
2. Bagi jaringan kerja ke dalam wilayah-wilayah dari kiri ke kanan.
Gambar ulang jaringan, sedapat mungkin tempatkan seluruh pekerjaan yang
diinginkan pada daerah yang paling ujung kanan.
3.
Ir.B.INDRAYADI,M.T.
F.T. UNIBRAW MALANG