Anda di halaman 1dari 4

 Tokoh-Tokoh di setiap masing” teori (Biografi sedikit)

 Francis Bacon
Merupakan filsuf, negarawan, sekaligus penulis yang berasal dari Inggris. Francis
Bacion berpendapat bahwa "Untuk memahami dunia ini, pertama orang mesti
mengamatinya. Pertama, kumpulkan fakta-fakta. Kemudian ambil kesimpulan dari
fakta-fakta itu dengan cara argumentasi induktif yang logis".

  Thomas Hobbes
Dilahirkan di Malmesbury (1588-1679). Hobbes berpendapat bahwa filsafat
adalah suatu ilmu pengetahuan tentang efek-efek atau akibat-akibat berupa fakta
yang dapat diamati. Segala yang ada ditentukan oleh sebab tertentu, yang
mengikuti hukum ilmu pasti dan ilmu alam. Yang nyata adalah yang dapat diamati
oleh indera manusia, dan sama sekali tidak tergantung pada rasio manusia
(bertentangan dengan rasionalisme).
  John Locke
John Locke lahir di Bristol Inggris pada tahun 1632. Jonh Lucke terkenal dengan
teori tabularasanya. Pemikiran John termuat dalam tiga buku pentingnya yaitu
Essay Concerning Human Understanding (1600), Letters on Tolerantion (1689-
1692), dan Two Treatises on Government (1690). John berpendapat bahwa anak
yang baru dilahirkan dapat diumpamakan seperti kertas putih yang belum ditulisi
(a sheet of white paper avoid of all characters).

  David Hume
David Hume lahir di Edinburgh pada 26 April 1711. Ia merupakan filosof
Skotlandia, ekonom, dan seorang sejarawan. David Hume berpendapat bahwa
seluruh pemikiran merupakan hasil dari pengalaman, yang disebut dengan istilah
persepsi. Persepsi terdiri atas kesan-kesan (impressions), dan gagasan (ideas).

 Pengertian di setiap masing” teori (bahasa, istilah, secara umum,


menurut para ahli)
Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam
memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme di ambil dari bahasa
Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai suatu doktrin empirisme
adalah lawan dari rasionalisme. Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan tentang kebenaran
yang sempurna tidak diperoleh melalui akal, melainkan di peroleh atau bersumber dari panca
indera manusia, yaitu mata, lidah, telinga, kulit dan hidung. Dengan kata lain, kebenaran adalah
sesuatu yang sesuai dengan pengalaman manusia.

 Sejarah di setiap masing” teori (bagaimana munculnya teori tersebut)


Salah satu pemikiran Locke yang paling berpengaruh di dalam sejarah filsafat adalah mengenai
proses manusia mendapatkan pengetahuan. Ia berupaya menjelaskan bagaimana proses manusia
mendapatkan pengetahuannya. Menurut Locke, seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman
manusia. Posisi ini adalah posisi empirisme yang menolak pendapat kaum rasionalis yang
mengatakan sumber pengetahuan manusia yang terutama berasal dari rasio atau pikiran manusia.
Meskipun demikian, rasio atau pikiran berperan juga di dalam proses manusia memperoleh
pengetahuan. Dengan demikian, Locke berpendapat bahwa sebelum seorang manusia mengalami
sesuatu, pikiran atau rasio manusia itu belum berfungsi atau masih kosong. Situasi tersebut
diibaratkan Locke seperti sebuah kertas putih yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni
anak lahir ke dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari
lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Dengan demikian,
dipahami bahwa aliran empirisme ini, seorang pendidik memegang peranan penting terhadap
keberhasilan peserta didiknya.
Rasio manusia hanya berfungsi untuk mengolah pengalaman-pengalaman manusia menjadi
pengetahuan sehingga sumber utama pengetahuan menurut Locke adalah pengalaman.
Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang
berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang
dewasa dalam bentuk pendidikan. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar pemegang
peranan yang sangat penting. Pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak dan anak
akan menerima pendidikan sebagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah
laku, sikap,serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.

 Kelebihan dan kelemahan di setiap masing” teori


 Kelebihan empirime adalah pengalaman indera merupakan sumber pengetahuan
yang benar, karena faham empiris mengedepankan fakta-fakta yang terjadi di
lapangan.

 2. Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman. Sedangkan
kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dikesampingkan. Padahal, ada
anak yang berbakat dan berhasil meskipun lingkungan tidak mendukung. Selain
kelamahan diatas terdapat kelemahan yang lain yaitu:

 a. Indra terbatas. Benda yang jauh kelihatan kecil. Apakah benda itu kecil benda
itu kecil? Tidak. Keterbatasan kemampuan indera ini dapat melaporkan objek
salah.
 b. Indera menipu. Pada orang yang sakit malaria, gulara rasanya pahit, udara
panas dirasakan dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah
juga.
 c. Objek yang menipu. Contohnya ilusi, fatamorgana. Jadi, objek itu sebenarnya
tidak sebagaimana ia tangkap oleh alat indera; ia membihongi indera. Ini jleas
dapat menimbulkan inderawi yang salah.
 d. Indera dan objek sekaligus. Dalam hal ini indera (di sini mata) tidak mampu
melihat seekor kerbau secara keseluruhan, dan kerbau itu juga tidak dapat
memperlihatkan badannya secara keseluruhan. Jika melihatnya dari depan, yang
kelihatan adalah kepala kerbau, dan kerbau pada saat itu memang tidak mampu
sekaligus memperlihatkan ekornya. Kesimpulannya ialah empirisme lemah
karena keterbatasan indera manusia.

 Penerapan di setiap masing” teori dalam kehidupan manusia


 Pada saat fase pertama hidup manusia, yaitu bayi, kita belajar menggunakan panca indera
kita. Seperti mendengarkan suara-suara, menangis, dan memperhatikan hal yang ada
disekitar kita. Dari kegiatan tersebut, kita berfikir dan mendapatkan pengetahuan. Contoh
sederhananya ketika bayi mencoba menggunakan indera pengecapnya. Dia belum
mengerti bahwa rasa itu apa, namun dia dapat mengerti bahwa hal itu menyenangkan
sehingga dia sudah dapat menerima atau menolak sesuatu yang diberikan pada indera
pengecapnya. Dari situlah dia mulai mendapatkan pengetahuan dihidupnya.
 Seseorang yang membuat novel atau film. Dalam membuat karya itu maka sebelumnya ia
pernah mengalami berbagai hal yang akan ia ceritakan dalam novel atau film yang dibuat.
Walaupun, ada yang ditambahkan dari imajinasinya agar cerita itu menarik, Kemudian
disampaikan kepada pembaca atau penonton. Dari hal tersebut, manusia akan menyadari
bahwa apa yang telah manusia alami merupakan sebuah pengetahuan dari pengalaman.
Lalu manusia akan berfikir dari pengalaman yang menyenangkan hingga tidak
menyenangkan, baik atau buruk hal yang dilakukan kepada orang lain atau dirinya sendiri.
Dan bagaimana tanggapan orang lain terhadap diri kita yang telah melakukan berbagai
hal.
 Hal nyatanya adalah sebuah cerita yang dianggap mitos dan legenda tentang suatu tempat
atau suatu hal yang belum jelas adanya. Misalnya legenda kota Atlantis. Meski
keberadaanya diyakini banyak orang dan ceritanya telah mendunia namun hal tentang
keberadaan kota tersebut belum dapat dibuktikan. Pelacakan tentang legenda tersaebut
menunjukkan sedikit keterangan tentang keberadaannya. Penelitian telah banyak
dilakukan untuk mencari keberadaan kota Atlantis tersebut. Legenda kota Atlantis belum
dapat dilacak keberadaan dan kebenaraannya, sehingga belum dapat disebut sebagai
pengetahuan.
 Lain halnya dengan mitos yang menyatakan bahwa buah nanas muda dapat
menggugurkan kandungan. Pada kasus ini pelacakan munculnya mitos tersebut
dijalankan. Ternyata memang pada zaman dahulu terjadi kasus keguguran karena
memakan nanas muda. Penelitian tentang mitos tersebut dilakukan, dan ternyata memang
benar nanas muda mengandung zat-zat yang menimbulkan reaksi keras terhadap rahim.
Maka dengan adanya zat-zat tersebut dalam buah nanas kemungkinan besar keguguran
dapat terjadi. Sehingga mitos tentang nanas muda dapat menggugurkan kandungan dapat
dijadikan suatu ilmu pengetahuan.
 Seseorang yang disebut Amir yang dijadikan tersangka pencurian. Tapi sebernarnya
bukan Amir yang mencuri. Sebenarnya, Badru yang mencuri. Karena tindakan kejahatan
pelaku terlihat oleh saksi mata yang kebetulan lewat, maka Badru memindahkan barang
curiannya ke tas Amir. Korban yang merasa barangnya hilang menuduh Amir pencuri
karena barang miliknya berada padanya. Untunglah, ada saksi yang melihat kejadian
tersebut sehingga Amir tidak dijadikan tersangka dan dianggap tidak bersalah. Dilihat dari
contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa saksi dengan indra penglihatannya dapat
mengetahui kebenaran tentang kejadian pencurian tersebut.
 Tujuan di setiap masing” teori

Tujuan teori Empirisme, yaitu:

1. Sebagai faktor penentu bagi perkembangan seseorang yang bersumber dari berbagai
sistem pendidikan.
2. Mendorong seseorang dalam penguasaan terhadap bidang pengetahuan,
3. Agar pendidikan seseorang menjadi relevan dan paling efektif yangberorientasi pada
pemberdayaan pendidikan dan pengalaman anak-didik itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai