Anda di halaman 1dari 4

Kajian Pustaka

Energi
Energi didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk melakukan kerja. Energi juga
merupakan suatu besaran yang dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Energi
juga merupakan besaran yang kekal, artinya enegi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan,
tetapi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Pada dasarnya sumber energi di
dunia banyak dan tersebar dimana-mana. Tetapi hanya sebagian saja yang dimanfaatkan oleh
manusia yaitu energi dari minyak bumi, bahan fosil dan gas alam, sedangkan sumber energi
lain seperti sampah dedaunan, kayu, angin, air, matahari, dan gelombang pasang sedikit
sekali dimanfaatkan. Menurut dari sumber didapatnya energi, energi terbagi menjadi 2 antara
lain :
1. Sumber Energi Tak Terbaharui
Ialah sumber daya alam yang apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Sumber
energi ini yaitu yang berasal dari minyak bumi, bahan fosil, dan gas alam. Semua sumber ini
memerlukan proses yang panjang untuk mendapatkannya dan kemudian dapat dimanfaatkan,
sebagai contoh minyak bumi membutuhkan proses berjuta-juta tahun. Sebaliknya,
pengekplotasianya dilakukan terus-menerus dan bisa dibayangkan pasti persediaannya akan
menipis dan mungkin akan habis. Hal inilah mengakibat harga minyak bumi dunia melonjak
dengan tajam sampai mendekati 100 dolar AS/barel. Menurut data Blueprint Pengelolaan
Energi Nasional 2005 – 2025 yang dikeluarkan oleh Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral (DESDM) pada tahun 2005, cadangan minyak bumi di Indonesia pada tahun 2004
diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 18 tahun dengan rasio cadangan/produksi pada
tahun tersebut. Sedangkan gas diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 61 tahun dan
batubara 147 tahun. Oleh karena itu sekarang ini para ahli berlomba untuk mencari alternatif
sumber energi. Biasanya sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui berasal dari barang
tambang (minyak bumi dan batu bara) dan bahan galian (emas, perak, timah, besi, nikel dan
lain-lain). Sumber energi ini banyak digunakan disegala sektor sekarang ini.
2. Sumber Energi Terbaharui
Konsep energi terbaharui diperkenalkan pada tahun 1970 sebagai bagian dari usaha mencoba
bergerak melewati pengembangan bahan bakar nuklir dan fosil. Definisi paling umum adalah
sumber energi yang dapat dengan cepat diisi kembali oleh alam, proses berkelanjutan. Di
bawah definisi ini, bahan bakar nuklir dan fosil tidak termasuk ke dalamnya. Sumber energi
ini belumlah banyak dimanfaatkan oleh banyak orang. Sumber energi ini dapat berasal dari
alam sekitar yaitu angin, air, biogas, biomass dan energi matahari. (Astra, 2010).
Bahan Bakar Fosil
Bahan bakar fosil merupakan sumberdaya alam yang mengandung hidrokarbon
seperti batubara, minyak bumi dan gas alam. Bahan bakar fosil tersebut dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk keberlangsungan hidup manusia dalam
berbagai sektor. Seiring dengan bertambahnya populasi dan peningkatan pembangunan
mengakibatkan kebutuhan akan energi terus meningkat, sementara sebagai sumberdaya alam
yang tidak terbarukan bahan bakar fosil menjadi semakin langka dan semakin mahal.
Maka diperlukan sumber energi alternatif untuk menggantikannya. Selain itu,
pemanfaatan bahan bakar fosil mempunyai efek negatif yakni pembakarannya menghasilkan
gas karbon dioksida yang dipercaya menyebabkan pemanasan global.
Kerusakan Lingkungan
Manusia memiliki berbagai jenis kebutuhan, baik kebutuhan pokok atau primer
maupun kebutuhan sekunder. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut, manusia
memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Semakin banyak jumlah manusia, semakin
banyak pula sumber daya alam yang digali, diolah dan dijadikan berbagai produk yang siap
digunakan.
Dalam proses pengambilan, pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam, terdapat
sisa yang digunakan. Sisa tersebut dibuang karena tidak dibutuhkan pada saat itu. Sisa dari
proses tersebut kemudian mencemari lingkungan perairan, udara dan daratan, sehingga lama
kelamaan lingkungan menjadi rusak.
Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 4 tahun 1982 yang disempurnakan dengan Undang-
Undang Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997 pasal 1 menyebut pengertian lingkungan
hidup sebagai berikut.
“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.”
Lingkungan hidup sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang tersebut merupakan
suatu sistem yang meliputi lingkungan alam hayati, lingkungan alam nonhayati, lingkungan
buatan, dan lingkungan sosial. Semua komponen-komponen lingkungan hidup seperti benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup berhimpun dalam satu wadah yang menjadi tempat
berkumpulnya komponen itu disebut ruang. Pada ruang ini berlangsung ekosistem, yaitu
suatu susunan organisme hidup dimana diantara lingkungan abiotik dan organisme tersebut
terjalin interaksi yang harmonis dan stabil, saling memberi dan menerima kehidupan.
Kerusakan lingkungan hidup terjadi karena adanya tindakan yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak langsung sifat fisik dan/atau hayati sehingga lingkungan hidup
tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan (KMNLH, 1998).
Penyebab Kerusakan Lingkungan
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu:
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah
menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang
memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang
meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam
sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan
tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi berupa, Hujan abu vulkanik yang
menyebabkan gangguan pernafasan, lava panas yang merusak dan mematikan apa pun yang
dilalui, awan panas yang juga dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui, gas yang
mengandung racun, material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan
lain-lain.
b. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal,
diantaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun
karena gerakan lempeng di dasar samudra.
Mengakibatkan : Berbagai bangunan roboh, tanah di permukaan bumi merekah, jalan
menjadi putus, tanah longsor akibat guncangan, terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul,
gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
c. Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke
kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu
udarayang mencolok.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan
atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya.
Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup
dalam bentuk : Merobohkan bangunan, rusaknya areal pertanian dan perkebunan,
membahayakan penerbangan, serta menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan
kapal.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia


Penyebab kerusakan alam akibat ulah manusia merupakan penyebab tertinggi dan sangat
berpengaruh daripada faktor alam yang terjadinya tidak setiap hari Beberapa bentuk
kerusakanlingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak
adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan. (Marasabessy.
2014).
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak
pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
Daftar Rujukan
Marasabessy Firdawaty., 2014. Pembangunan dan Perencanaan Wilayah (Kerusakan
Lingkungan)., FKIP Universitas Khairus Ternate.
Astra I Made., 2010. Energi dan Dampaknya Terhadap Lingkungan., FMIPA Universitas
Negeri Jakarta., Jurnal Meteorologi daan Geofisika Vol. 11 No.2
Kementrian Lingkungan hidup., 2002. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta: KMNLH

Anda mungkin juga menyukai