Grasindo (BS
Tsim tel)
CnINATACPENGANTAR. cies ali adie ecoiiceiaanes 0
BAB 1 TANTANGAN KEPUTUSAN MANAJERIAL ... 1
1.1 Pendahuluan f ]
1.2 Pembuatan Keputusan dan Pemecahan Masalah..... 1
1.3 Situasi Pembuatan Keputusan....ssssisssseeresessseees 2
1.4 Pembuatan Keputusan dalam Perusahaan 6
1.5 Cakupan Pembuatan Keputusan.. 7
1.6 Lingkungan Situasi Pembuatan Keputusan x
1.6.1 Tujuan Individual dalam Organisasi........+01 8
1:6:2 Kategori Keputusan winissaswnacctsssiaanievccai 5
1.7__Manajer dan Strategi Keputusan ....sssssssseeremeeeee ll
1.7.1 Strategi dalam Kategori Keputusan .........00 14
1.7.2 Tugas Manajemen 14
1.8 Perspektif dalam Keputusan Manajerial . 16
1.9 Ikhtisar 17
Daftar IsiBab 2 SITUASIONAL PEMBUATAN KEPUTUSAN.. 18
2.1 Pendahuluan titties 18
2.2 _Proses Pembuatan Keputusan ........ 19
2.2.1 Pembuatan Keputusan dalam Situasi Terstruktur_ 20
2.2.2 Pembuatan Keputusan dalam Situasi Tidak
Terstruktur. 22
2.2.3 Penyelesaian Situasi Tidak Terstruktur 30
2.2.4 Kategori Situasi Keputusan ....ecccne 32
2.3 Ikhtisar cosecsessssssssssssscsnsssssssssassessstesseasseeseene 3B
BAB 3 DASAR KUANTITATIF PEMBUATAN
KEPUTUSAN 35
3.1 Pendahuluan 35)
3.2 Ukuran Kuantitatif Manfaat dan Biaya 36
3.3 Situasi Tanpa Ukuran Manfaat dan Biaya 37
3.4 Utilitas 38
3.4.1 Percobaan Pengukuran Ut 41
3.4.2 Evaluasi Konsep Utilitas ....... 42
3.4.3 Situasi Tanpa Ukuran Kuantitatif, Manfaat,
BAB 4 DASAR KUALITATIF PEMBUATAN KEPUTUSAN 46
4.1 Pendahuluan 46
4.2 _Revisi Opini Probabilistik .... 47
4.3 Pengaruh Situasional dan Individual 49
4.3.1 Kepribadian dan Pembuatan Keputusan 50
4.3.2 Gaya Kognitif dan Pembuatan Keputusan... 52
4.3.3 Perilaku Keputusan Kondisional ... 55
4.4 Pengamatan Dunia Nyata terhadap fasting a 57.
Teori Pembuatan Keputusan
Baha4.4.1 Penilaian Probabilitas Kejadian Masa Depan.. 58
4.4.2 Ekstrapolasi Statistik.ssssescsecnneene 60
AD) BR GN OTC ccsciscccimnnnnnenciaeniaaie——0 |
4.4.4 Pertimbangan dalam Peramalan wees 63
AS) Tihtisat® ———sssewssstcessiosnsscccsnsvennsssasnsssvevossennsstsanse 67
BAB 5 PENDEKATAN BERBASIS HUBUNGAN
IMANUSTA coisa SL cece OO
5.1 Pendahuluan 68
5.2 _Pembuatan Keputusan Atribut Berganda.. —
5.2.1 Klasifikasi Metode Atribut Berganda............ 68
5.2.2 Situasi Persaingan dengan Beberapa Pembuat
Keputusan 70
5.3 _Situasi Keputusan Murni Bersaing.... 71
5.3.1 Strategi Campuran dalam Permainan Zero-Sum 73
5.3.2 Keputusan Murni Bersaing ww 74
5.3.3 Prosedur Permainan Tunggal dalam Situasi
Murni Bersain; 76
5.3.4 Realitas Keputusan Murni Bersaing...........-+.0 Te
5.4 Situasi Keputusan Tidak Murni Bersaing ai 78
5.5 Penetapan Ukuran Kuantitatif Manfaat dan Biaya.. 81
POE ACTS sesesernsercencesnose cnmtnnercennessssuvecsanecesens 87
5.7 __Alokasi Sumber Daya dan Permasalahan Negosiasi.. _ 90
5.7.1 Pemodelan Permasalahan Alokasi Sumber Daya 91
5.7.2 Penentuan Variabel, Sumber Daya, dan
Keuntungan... 92
5.7.3, Penentuan Strategi untuk Tiap Wilayah 93
5.8 Penilaian Manfaat dan Biaya Bagi Strategi 94
5.8.1 Manfaat dalam Skala Sama .. 95
5.8.2 Perbandingan Kepentingan Relatif dari Manfaat 99
Daftar Isi5.9
5.8.3 Penentuan Manfaat dan Biaya Setiap Paket.. 100
5.8.4 Analisis Sensitivitas
5.8.5 Tahapan Utama dalam Analisis .........sess008 104
Model Negosiasi
6.1.2 Pembobotan Atribut 2 BS
6.1.3 Bobot dari Rangking
i
6.1.5 Kuantifikasi Rating Kualitatif.cmeeee 119
6.1.6 Normalisasi Rating Atribut . 120
6.2 Metode Noncompensatory 122
6.2.1 Dominasi ... 122
6.2.2 Metode Satisficing ... 125
6.2.3 Metode Kongjungtif. 125
6.2.4 Metode Disjungtif 126
Metode Eliminasi Berurutan .
6.2.5.1 Metode Lexicographic...sesssereee 127
6.2.5.2 Metode Eliminasi dengan Aspek.... 129
6.2.6 Metode Berorientasi Sika 131
6.2.7 Maximin..... 131
612.8) Metis: Masini iiaiinaladi iain 134
6.3 _Metode Compensatory... 135
6.3.1 Metode Simple Additive Weighting. 135
6.3.2 Metode Weighted Product eee
win
Teori Pembuatan KeputusanBAB 7
Fel
Pod,
7.3
7.4
JEMBATAN MENGHADAPI KETIDAKPASTIAN 143
Pendahuluan ecm 143
7.1.1 Pengenalan Ketidakpastian dalam Pembuatan
Keputusan 144
7.1.2 Penggunaan Model Probabilistik 145
7.1.3 Simulasi .... 149
7.1.4 Hasil Studi Situasi dengan Ketidakpastian..... 151
Perilaku Individual dalam Pembuatan Keputusan
dalam Ketidakpastian... 152
7.2.1 Pesimis dan Optimis. 153
7.2.2. Penyesalan..... « ASS
7.2.3, Menghindari Ketidakpastian .........000c000 155
Keterbatasan Rasio 156
Penggunaan Estimasi Probabilitas Subjekti 156
7.4.1 Akseptabilitas Kriteria Nilai Harapan
Maksimum.... 158
7.4.2 Pohon Keputusan 159
7.4.2.1 Nilai Informasi Sempurna...... 161
7.4.2.2 Pengaruh Perubahan Alternatif...... 162
7.4.2.3, Nilai Informasi Parsial .....
7.4.2.4 Revisi Probabilitas Bayesian
7.4.2.5 Keunggulan dan Kelemahan Metode
163
165
Pohon Keputusan .. 166
7.6 Ikhtisar 167
8.1 Pendahuluan 168
8.2 Anatomi Sebuah Keputusan 169
8.3 Keterbatasan Rasion: 169
8.4 Bias 170
8.5 Ikhtisar 200
Daftar Isi
ixBAB 9 MODIFIKASI KOGNISI PERTIMBANGAN.... 202
9.1 Pendahuluan 202
9.2 Pembingkaian Informas 202
9.3. Pembingkaian Permasalahan Berisiko ..... 206
9.3.1 Pengaruh Pembingkaian Pilihan . 207
9.3.2 Pengaruh Pembingkaian Hasil 209
9.3.3 Bagaimana Pengaruh Bingkai Kepastian 211
9.3.4 Reaksi terhadap Pembingkaian “Membayar
Premi” versus Kerugian yang Pasti Terjadi..... 213
9.3.5 Pengaruh Cara Penyajian Sebuah Transaksi
Terhadap Evaluasi Kualitas Transaksi ............ 214
9.3.6. Pengaruh Penjumlahan Keuntungan dan Kerugian
Terhadap Keputusan ...........-.0::cc0sceceeeeees 215
9.3.7 Pengaruh Pembingkaian Masalah dengan Nilai
dari Waktu... 216
9.3.8 Pengaruh Kepemilikan Terhadap Pen:
Komiditi .... 217
9.3.9 Rasionalitas Pilihan Antarwaktu . 219
9.4 Ikhtisar 222
BAB 10 PENDORONG KOMITMEN BERBAHAYA ..... 224
10.1 Pendahuluan 224
10.2 Eskalasi Komitmen non Rasional 225
10.2.1 Paradigma Eskalasi Unilateral .. 227
10.2.2 Paradigma Eskalasi Persaingan 230
10.2.3Sumber Eskalasi 232
10.3 Ikhtisar 237
BAB 11 PANDUAN PSIKOLOGIS NEGOSIASI..
11.1 Pendahuluan ssanseeessecnssenessssenssse 238
11.2 Keputusan Rasional Melibatkan Dua Pihak . 238
11.2.1 Analisis Keputusan pada Negosiasi................ 239
Teori Pembuatan KeputusanBAB 12
11.3 Kognisi Negosiator 241
11.3.1 Persepsi Kue Negosiasi Tetap 242
11.3.2Pembingkaian Pertimbangan Negosiato: 244
11.3.3 Eskalasi Nonrasional dalam Konflik 247
11.3.4Kepercayaan Diri Berlebih pada
Negosiator 249
11.3.5 Mengabaikan Kognisi Pihak Laii 250
11.4 Ikhtisar 252
FENOMENA KEPUTUSAN KELOMPOK 253
12.1 Pendahuluan 253
12.2 Persaingan Tender.... 254
12.3 Peranan Pihak Ketiga 255
12.3.1 Perspektif Menyeluruh 257
12.3.2Kebutuhan 257
12.3.3 Modal 258
12.3.4Kesetaraan. 258
12.3.5 Penambatan 259
12.4 Pembuatan Keputusan Kelompok 260
12.4.1 Pergeseran Risiko . 261
12.4.2 Pikiran Kelompok 262
12.4.3 Pengaruh Heuristik dalam Keputusan
Kelomi pole. sis. ssiscisivesnnniesnnesinesisnnasennssiasavsuens 264
12.4.4Negosiasi ae 264
12.5 Koalisi a 268
12:5. 1 Peribenedban Koalisi 270
BAB 1
13.1
12.5.2 Stabilitas Koalisi
STRATEGI PERBAIKAN PERTIMBANGAN...
Memperbaiki Pembuatan Keputusan ....suecssesseee
13.1. iSaere 1: Mendapatkan Pengalaman dan
Daftar Isi
aI13.1.2Strategi 2: Menghilangkan Bias Pertimbangan 280
13.1.3 Strategi 3: Penggunaan Model Linier Berdasarkan
Pertimbangan Ahli.... 284
13.1.4Strategi 4: Melakukan Penyesuaian Terhadap
Prediksi Tntuiti€ ssscvssssvssssvsssssscsssosezeasessesnssseass 287
1302. cTRHGSAE ——_sssansosaventasnasnexscaxsecseveveezennavaneeasaisens 291
DAFTAR PUSTAKA eosssssssssssnsssesseesesseencnsenscencsnensenscenees 294
BIOGRAFI SINGKAT 303
ma Teori Pembuatan KeputusanKATA PENGANTAR
Buku ini mencoba merangkai buah pikir dari banyak sumber dalam
satu bahasan pokok teori pembuatan keputusan. Tak terbilang para ahli
yang banyak menuangkan waktu mereka untuk membantu pembuatan
keputusan dalam melaksanakan kegiatan dan tanggung jawabnya secara
benar, baik, dan pada akhirnya indah. Kebenaran suatu keputusan dan
keputusan yang baik, bagaimana cara melakukannya tidak dapat murni
ditopangkan pada penggunaan alat pembuatan keputusan. Alat tersebut
hanya merupakan tambahan bantuan bagi yang menggunakannya,
karena Sang Pencipta sebenarnya telah memberikan tak terhingga
bantuan bagi manusia dalam menjalani hidupnya. Hidup berarti
membuat keputusan dan untuk itu hampir semua yang ada dalam tubuh
dan jiwa manusia membantunya dalam melaksanakan misi ini.
Pendekatan yang ditawarkan para ahli pun beragam, ada yang menilik
proses pembuatan keputusan dan segala hal yang berkaitan dengannya
dari sudut pandang teknik dan alac bantu di luar diri manusi itu sendiri,
dan ada pula yang melihatnya ke dalam diri manusia dan proses pem-
buatan keputusan yang biasa dilakukannya.
Metode pembuatan keputusan dapat dikategorikan dalam dua model
berdasar cara pendekatannya, yaitu normatif dan deskriptif. Model
normatif berupaya untuk menetapkan cara yang seharusnya digunakan
Kata Pengantaroleh seorang pembuat keputusan, dengan tujuan membantu pembuat
keputusan untuk membuat keputusan yang optimal. Model normatif
banyak digunakan dalam manajemen sain, statistik, maupun ilmu
ekonomi. Model ini terdiri atas serangkaian aksioma dan prinsip pemandu
yang harus dipatuhi oleh seorang pembuat keputusan secara sadar dalam
mengambil keputusan.
Model deskriptif berupaya menjelaskan cara para pembuat keputusan
dalam dunia nyata dalam mengambil keputusan, karena sangat empiris
dan memiliki nuansa klinis. Jika ahli dalam pendekatan ini membuktikan
bahwa seorang pembuat keputusan secara kognitif tidak selalu berlaku
rasional, karena pembuat keputusan akan secara sistematis melanggar
aksioma dan prinsip yang ditetapkan dalam model normatif (diajukan
olch Tversky dan Kahneman, 1974,1981). Pengguna model ini berlatar
belakang ilmu perilaku manusia, psikologi, atau pemasaran.
Buku ini tidak hanya mengungkap model yang menjelaskan perilaku
pemilihan keputusan oleh manusia, tetapi juga menjelaskan model yang
memandu dalam pencapaian keputusan yang optimal. Pendekatan ini
diambil karena dalam dunia nyata yang kita hidup di dalamnya, pembuatan
keputusan merupakan campuran dari keadaan yang dijelaskan oleh kedua
model tersebut. Kombinasi kedua pendekatan ini oleh Tversky (1988)
disebut sebagai model preskriptif.
Buku ini diharapkan dapat merentangkan benang merah sehingga
perilaku alamiah manusia dapat dijelaskan dan kesalahan yang terkandung
di dalamnya dapat dihindari serta pemandu dapat digunakan secara
manusiawi.
Arti penting pembuatan keputusan bagi seorang khalifah dalam suatu
perusahaan yang dalam bahasa pengelolaan perusahaan modern dikenal
dengan titel manajer menjadi begitu penting. Mengapa demikian?
Jawabannya jelas, karena manusia dalam hal ini pemilik modal sangat
tidak rela jika hartanya berkurang akibat tidak tepatnya keputusan yang
diambil agentnya ini. Berdasarkan penelitian para abli, ditemukan bahwa
kekhawatiran para pemilik modal ini beralasan, karena memang sebagian
besar keputusan yang diambil manajer tidak memuaskan dalam konteks
pencapaian tujuan perusahaan. Dengan semangat untuk membentuk
; Teori Pembuatan Keputusan
XIVimage
not
availableBAB 1
TANTANGAN KEPUTUSAN
MANAJERIAL
1.1 Pendahuluan
Pembuatan keputusan sebagai tugas utama manusia secara umum dapat
didekati baik secara normatif maupun dengan jalan deskriptif. Normatif
yang dimaksud di sini adalah pendekatan ideal dalam pembuatan
keputusan, artinya pembuat keputusan dipandang sebagai salah satu
unsur dalam sebuah proses yang berjalan dengan logika dan aturan baku.
Pembuatan keputusan juga didekati para ahli dengan menempatkan
manusia sebagai bagian sentral dengan peranan mayoritas dalam ter-
laksananya sebuah keputusan, pendekatan ini dikenal dengan pendekatan
deskriptif. Proses pembuatan keputusan diamati secara empiris dan
ditelaah dari sudut pandang manusia merupakan jalan pendekatan
deskriptif. Pendekatan deskriptif menggunakan banyak disiplin sosial
dalam telaahnya, sementara pendekatan normatif menggunakan metode
kuantitatif sebagai alat utama pemandu pembuatan keputusan. Dalam
Bab ini akan diungkap definisi dan keadaan mendasar serta tantangan
pembuatan keputusan dari sudut pandang manajemen dan manajerial.
1.2 Pembuatan Keputusan dan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah oleh Anderson didefinisikan sebagai proses yang
ditawali dengan pengamatan perbedaan di antara keadaan aktual dengan
Tantangan Keputusan Manajerialimage
not
availableimage
not
availableimage
not
availablesendiri lebih berharga dibandingkan kemungkinan penghasilan dalam
jangka pendek?
Hal kedua dari contoh di atas adalah bahwa permasalahan ini me-
libatkan ketidakpastian. Pembuat keputusan merasa tidak pasti terhadap
pendapatan yang akan diperoleh sebagai konsultan, juga tidak pasti
pekerjaan konsultasi apa yang akan Anda perolch (apakah akan mem-
berikan kepuasan kerja seperti yang dibayangkan?). Pembuat keputusan
juga merasa gamang tentang prospek yang akan dihadapi jika bisnis
konsultasi ini gagal. Hal ini sangat terkait dengan sikap pembuat
keputusan terhadap risiko (attitude roward risk). Apakah ia seorang yang
secara alamiah menyenangi risiko dan mudah untuk bertoleransi dengan-
nya dalam keputusan situasi keputusan tersebut, atau malah sebaliknya,
ia memilih untuk meminimalkan faktor risiko dalam setiap keputusan?
Penyebab terbesar dari rasa frustasi dalam upaya memahami per-
masalahan pembuatan keputusan muncul dari struktur yang rumit dari
permasalahan yang dihadapi. Diakibatkan banyaknya langkah yang dapat
dipilih (di antaranya apakah saya harus tetap dalam pekerjaan ini, mencari
pekerjaan lain, membuka perusahaan konsultan, dsb?) dan secara alamiah
beberapa keputusan merupakan urutan keputusan, dalam arti satu
keputusan akan diikuti dan mempengaruhi keputusan lain. Sebagai
ilustrasi, jika pembuat keputusan akan membuka bisnis ini maka
kemudian harus diputuskan apakah akan juga menyewa kantor, dan
kalau menyewa kantor apakah akan mempekerjakan seorang sekertaris?
Hal lain yang tak kurang pentingnya adalah, apakah ia telah mem-
pertimbangkan seluruh pilihan yang mungkin untuk dipilih ataukah
masih memungkinkan untuk menciptakan pilihan-pilihan baru yang
dapat saja lebih menarik dari yang saat ini Anda pertimbangkan? Misal-
nya, mungkin saja perusahaan Anda yang sekarang membolehkanya
untuk bekerja secara paruh waktu. Hal ini akan memungkinkan pembuat
keputusan memanfaatkan sisa waktu untuk membangun praktik kon-
sultansi tersebut.
Permasalahan ini juga bukan milik pembuat keputusan pribadi; karena
melibatkan pasangan hidup serta anggota keluarga lainnya, sehingga
dapat dilatakan permasalahan yang kelihatannya personal tadi merupakan
Tantangan Keputusan Manajerialkeputusan yang melibatkan sejumlah penanggung risiko (multiple stake-
holders). Pasangan hidup pembuat keputusan mungkin melihat
permasalahan ini dengan cara yang berbeda. Sang istri mungkin memiliki
tujuan yang sangat berbeda dengan yang saat ini ingin diwujudkan
pembuat keputusan. Terlebih lagi mungkin saja ia memiliki pandangan
yang berbeda tentang peluang sukses bisnis ini, tentunya juga terhadap
peluang keberhasilan keputusan Anda tersebut dan mungkin juga istri
pembuat keputusan tersebut memiliki kecenderungan terhadap risiko
yang berbeda dengannya.
Empat hal di atas menghasilkan situasi keputusan yang rumit baik
hadir secara terpisah terlebih lagi jika hadir secara bersamaan dalam sebuah
situasi keputusan. Keempat hal yang dimaksud adalah
1, tujuan berganda (multiple objectives),
2. ketidakpastian (uncertainty),
3. struktur rumit (complex structure), dan
4. sejumlah penanggung risiko (multiple stakeholder).
1.4 Pembuatan Keputusan dalam Perusahaan
Perusahaan tidak lain merupakan kumpulan orang yang berupaya men-
capai tujuan bersama dengan memberikan komitmen berdasar kedudukan-
nya. Dalam mencapai tujuannya disadari oleh seluruh anggota akan adanya
keterbatasan sumber daya yang dimiliki schingga keputusan dalam
penggunaannya harus benar dan baik agar dapat mencapai tujuan bersama.
Dalam rangka ini maka dibuatlah pengaturan kedudukan anggota
perusahaan agar jelas wewenang dan tanggung jawab semua pihak.
Manajemen adalah kedudukan yang mempunyai wewenang dalam pem-
buatan keputusan dan karena itu bertanggung jawab terhadap per-
timbangan yang menjadi dasar dalam pembuatan keputusan perusahaan.
Keputusan-keputusan yang dibuat manajemen puncak dengan sendiri-
nya mengikat seluruh anggota organisasi dalam langkah tertentu.
Keputusan yang dibuat oleh manajemen jenjang lebih rendah merupakan
implementasi keputusan strategik yang dibuat manajer puncak dalam
kegiatan operasi perusahaan.
es Teori Pembuatan Keputusan1.5 Cakupan Pembuatan Keputusan
Terkait dengan pengaturan dalam organisasi (perusahaan) maka
terdapat empat tingkat cakupan pembuatan keputusan, yaitu
1, pembuatan keputusan individu;
2. pembuatan keputusan kelompok (departemen);
3. pembuatan keputusan organisasi;
4.
. pembuatan keputusan metaorganisasi.
eo
2 Metaorganisasi =~.
- —-<
-- x x
-
¢ ¢ Organisasi Meg ‘
ey = Ss
:
Input Keputusan,“ =, - ‘\. Tingkatan
(Tujuan, / Kelompok \interaksi
efor NES” oF ‘
sumber daya)) ; ;
! !
' 1
‘ 1
!
Batasan Ou
Permeable Keputisan
ra (Tindakan
Sie o transaksi,
See eee hasil)
Lingkungan Luar
GAMBAR 1.1 TINGKATAN CAKUPAN PEMBUATAN
1.6 Lingkungan Situasi Pembuatan Keputusan
Organisasi dan individu yang terlibat dalam pembuatan keputusan
beroperasi dalam lingkungan dan bereaksi terhadap rangsangan dari
lingkungan. Lingkungan luar sebuah organisasi atau individual mungkin
berupa organisasi lain ataupun individu lain yang bersaing untuk
Tantangan Keputusan Manajerialimage
not
availableLebih lanjut mereka menjelaskan hubungan antara tujuan individual
dengan tujuan organisasi seringkali ditentukan dalam bentuk proses tawar
menawar. Searah dengan proses ini, serangkaian tindakan kompensasi
(side payment) dinegosiasikan sebagai upaya mencapai kesepakatan dan
untuk meniadakan potensi konflik. Bentuk kompensasi ini dapat berupa
kompensasi moneter, benefit pegawai selain moneter, dan mungkin juga
berupa penyesuaian kondisi kerja. Semua ini didesain untuk memuaskan
hasrat paling tidak sebagian anggota-anggota individual dalam mencapai
tujuannya. Pada saat yang sama upaya mencapai tujuan organisasi terus
dilaksanakan.
1.6.2. Kategori Keputusan
Sejumlah penulis telah membuat pembedaan di antara situasi pem-
buatan keputusan. Herbert A. Simon termasuk kelompok awal dalam
melakukan ini, ia menyebut keputusan sebagai terprogram dan tidak
terprogram. la menjelaskan keputusan terprogram sebagai keputusan-
keputusan yang sering dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga
menjadi hal rutin karena seringnya bertemu dengan situasi keputusan
seperti ini. Keputusan ini dikatakan dapat diprogram karena prosedur
khusus dapat dibuat dan dilatih dalam mencari langkah terbaik. Prosedur
ini didasarkan pada pengalaman dalam menghadapi sejumlah situasi
yang serupa. Jika telah dimiliki prosedur termaksud maka dalam seluruh
situasi yang serupa dapat diterapkan prosedur standar. Satu-satunya
aktivitas yang dapat digolongkan inovatif dalam situasi seperti ini adalah
pengujian/pemeriksaan terhadap kelayakan untuk menggunakan
prosedur standar tadi dalam situasi tersebut.
Keputusan terprogram biasanya muncul dalam operasi rutin serta
pada pekerjaan-pekerjaan adiministratif dalam sebuah organisasi. Jenis
pekerjaan yang sering didapati pada tingkat manajemen menengah ke
bawah. Data inputan yang digunakan dalam pembuatan keputusan tipe
ini seringkali lengkap dan terdefinisi dengan baik. Prosedur detail dalam
pemecahan permasalahan terprogram dikenal dengan baik dan disetujui
oleh semua yang terlibat dengan masalah ini. Manajemen senior berfungsi
Tantangan Keputusan Manajerial ayimage
not
availableimage
not
availableimage
not
availablejalan yang dipilih dengan titik yang dituju serta perhitungan seberapa
cepat kendaraan yang kita tumpangi dapat melaju dengan bahan bakar
berupa sumber daya organisasi. Strategi yang digunakan karena itu
adalah strategi perhitungan.
Seluruh organisasi merupakan jalinan hubungan di antara anggota-
anggotanya. Hubungan antara manusia yang merupakan makhluk banyak
sisi dengan sendirinya tidak sederhana. Kadang terdapat ketidak-
sepahaman dan perbedaan keinginan dalam menghadapi hal yang sama.
Wewenang dan tanggung jawab yang telah direkatkan dalam organisasi
juga tidak dapat menjadi aturan yang kaku karena pelaksananya bersifat
dinamis. Keadaan yang muncul akibatnya tidak serta merta dapat di-
potong pendek berdasar aturan dan cara bermain di dalam organisasi,
tetapi lebih memerlukan sentuhan pertimbangan. Pertimbangan yang
bersifat spatial (terikat ruang dan waktu), artinya memiliki nuansa
dinamis dalam setiap kemunculannya. Strategi kedua yang dapat dan biasa
digunakan oleh manajer dalam pembuatan keputusan adalah strategi
pertimbangan.
Setiap individu di dalam organisasi yang diserahi wewenang dan
tanggung jawab akan secara sadar memperjuangkan tugas dan tanggung
jawabnya dalam upaya mencapai tujuan, baik tujuan organisasi maupun
tujuan pribadi individu tersebut. Secara alamiah pekerjaan di dalam
satu organisasi sangat beragam, mulai dari tinjauan produksi dan operasi
perusahaan, pemasaran dan penjualan produk dan jasa yang dihasilkan,
pengaturan dan pengendalian keuangan, aspek sumber daya manusia dan
sebagainya, kesemuanya memiliki nuansa yang tidak sama. Keadaan
alamiah yang berbeda ini merupakan lapangan tempat manajer melaksana-
kan tugasnya dalam membuat keputusan. Oleh karena itu manajer akan
selalu bersama-sama anggota organisasi lain dalam membuat keputusan
dengan sasaran akhir mencapai tujuan organisasi. Untuk itulah manajer
melakukan kompromi dalam situasi seperti ini. Strategi kompromi
digunakan manajer dalam situasi seperti ini agar tercipta keseimbangan
di dalam organisasi yang terdiri atas anggota dengan berbagai disiplin
dan berbagai kepribadian.
Tantangan Keputusan Manajerial ii}aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.image
not
availableaa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.image
not
availableimage
not
availableimage
not
available2.2.1.1 Pembentukan Persepsi terhadap Situasi yang Dihadapi
Langkah pertama dalam prosedur ini meliputi hal-hal berikut:
(1) membaca lingkungan yang memerlukan keputusan;
(2) mengumpulkan informasi situasi yang dihadapi scbanyak mungkin,
terutama dari sudut pandang waktu dan biaya;
(3) membentuk persepsi terhadap setiap situasi dengan menggunakan
informasi yang ada;
(4) menempatkan setiap situasi dalam kategori yang sesuai dengan karak-
teristiknya.
Pemahaman terhadap kunci situasi yang dihadapi hanya dimiliki
oleh pembuat keputusan yang benar-benar efektif. Mercka pula yang
mengerti bahaya dari kesalahan pendefinisian situasi. Dalam pendefinisian
situasi terkadang definisi yang dibuat kelshatannya benar dan dapat di-
terima. Kesalahan definisi seperti ini merupakan hal utama yang harus di-
hindari oleh pembuat keputusan. Ilustrasi berikut ini layak untuk disimak
Industri mobil Amerika menghadapi masalah dalam definisi
permasalahan keamanan mobil yang mereka produksi. Definisi yang
mereka miliki kelihatannya benar dan dapat diterima.
Pada tahun 1966 Kongres Amerika melakukan serangan telak pada
industri mobil di sana terkait masalah tidak amannya mobil-mobil yang
diproduksi. Kurangnya kesadaran yang benar terhadap hal yang me-
nycbabkan kondisi tidak aman membuat produsen mobil panik dan
tidak tahu harus berbuat apa karena industri ini telah mengeluarkan
banyak dana untuk penelitian bagaimana struktur jalan raya yang aman,
serta melakukan pelatihan pengendara tentang cara mengemudi yang
aman. Induswi percaya bahwa hal inilah yang harus dicermati karena
dalam pemahaman mereka kecelakaan terjadi karena kondisi jalan yang
tidak aman serta pengendara yang tidak terlatih untuk berkendara secara
aman. Ternyata, definisi ini kelihatannya benar dan dapat diterima.
Pandangan yang sama dimiliki oleh banyak pihak lainnya. Upaya yang
dilakukan produsen mobil memang menurunkan rasio kecelakaan
terhadap jumlah mobil (juga menurunkan rasio kecelakaan terhadap
panjang jalan raya), tetapi jumlah total kecelakaan serta tingkat keparahan
oy Teori Pembuatan Keputusanimage
not
availableimage
not
availableaa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.image
not
availableimage
not
availableimage
not
availableaa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.image
not
availableimage
not
availableimage
not
availableaa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.aa
You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this
book.image
not
availableimage
not
availableimage
not
availableakan cocok untuk diwakilkan dengan ukuran numerik, seperti halnya
skala numerik.
Penelitian yang dilakukan oleh Mosteller dan Nogee membuktikan
bahwa jika subjek penelitian diekspose pada situasi judi yang melibatkan
uang nyata, maka kurva utilitas standar yang diberikan teori utilitas
tidak dapat digunakan dalam memprediksi kurva utilitas bagi subjek
penelitian, sehingga tiga hal berikut menyebabkan hasil kerja para peneliti
terhadap utilitas tidak dapat mewakili secara memuaskan kondisi
pembuatan keputusan yang biasa dihadapi manajer, hal tersebut adalah
sebagai berikut:
(1) penelitian yang dilakukan di dalam laboratorium (tidak melibatkan
dunia nyata);
(2) melibatkan orang dengan respons seketika yang jauh berbeda dari
eksekutif;
(3) melibatkan jumlah uang yang jauh lebih kecil dari kondisi nyata
(yang biasa dihadapi eksekutif).
Pengukuran skala interval dari utilitas dapat digunakan sebagai
deskriptif, yang menggambarkan preferensi dan perilaku individu di
masa yang lalu. Tidak ditemukan alasan langsung yang dapat diterima
untuk dapat menggunakan ukuran ini sebagai alat dalam meramalkan
masa yang akan datang karena sangat mungkin telah terjadi perubahan
kondisi sejak saat ukuran tersebut dibuat.
3.4.3 Situasi Tanpa Ukuran Kuantitatif, Manfaat,
dan Biaya
Situasi yang memiliki ukuran kuantitatif yang jelas bagi seluruh manfaat
dan biaya untuk seluruh pembuat keputusan terbatas jumlahnya. Banyak
keprihatinan terhadap keterbatasan dalam penggunaan ukuran proxy.
Sementara, untuk konsep utilitas yang menarik secara intuitif ditemukan
banyak sekali pertanyaan dan keraguan, terutama dalam pengukuran
utilitas serta pada penerapannya dalam situasi yang melibatkan lebih
dari sekadar keuntungan dan kerugian komiditi, Dengan mengetahui
Dasar Kuantitatif Pembuatan Keputusan 43image
not
availableimage
not
availableimage
not
availableimage
not
availableimage
not
availableimage
not
availableimage
not
availableberlebih (overconfident) terhadap hasil penilaiannya. Mereka sering
mengemukakan kepercayaan 100% atau mendekati itu untuk penilaian
yang bersifat numerik, dan mereka jarang mengemukakan tingkat
kepercayaan yang bersifat moderat, sedangkan orang dogmatis jarang
sekali mengatakan bahwa dirinya tidak tahu jawaban dari pertanyaan
yang diberikan.
Dalam sebuah penelitian subjek diberikan tugas untuk menentukan
calon manajer penjualan terbaik dari tiga orang kandidat. Beragam
ukuran digunakan selama simulasi, termasuk jumlah informasi yang
diperlukan subjek, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keputusan,
serta keyakinan terhadap keputusan yang diambil. Para peneliti menemu-
kan hubungan yang bersifat moderat antara dogmatisme (diukur
menggunakan ukuran kepribadian) dan keyakinan terhadap keputusan
perilaku. Pembuatan risiko ditemukan memiliki korelasi yang sangat
rendah dengan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keputusan.
Atribut-atribut pembuatan keputusan yang lain seperti umur, pengalaman
dalam pembuatan keputusan sumber daya manusia, dan intelejensia
hanya memberikan kontribusi kecil dalam perbedaan individual di antara
subjek penelitian.
Peneliti lain meneliti hubungan antara kepribadian dengan ketiga
permasalahan dalam pembuatan keputusan, mereka menemukan bahwa
individu yang cenderung pada risiko di dalam mengambil
keputusan dicirikan sebagai tidak mudah menyerah, efektif
dalam berkomunikasi, percaya diri dan mudah bergaul,
agresif, efisien dan jernih dalam berpikir, serta manipulatif dan
oportunistik dalam berhubungan dengan orang lain.
Penelitian terakhir yang diungkap dalam bagian ini adalah penelitian
yang mencoba menilai subjek dalam melakukan judi dengan taruhan
hipotetis. Peneliti membagi subjek dalam dua kelompok. Anggota
kelompok yang pertama tidak memahami statistik dan tidak dapat
memberikan definisi yang tepat atau contoh tentang nilai harapan (ex-
pected value), sementara anggota kelompok kedua telah mempelajari
statistik elementer dan memahami konsep nilai harapan. Ditemukan
Dasar Kualitatif Pembuatan Keputusan Cyimage
not
availableimage
not
availableimage
not
availableSebagai kesimpulan, seluruh upaya membedakan gaya kognitif
pembuatan keputusan yang mencirikan individu dalam berbagai tugas
dan situasi keputusan hingga kini belum memberikan hasil memuaskan.
Gaya kognitif tersebut tidak dapat ditentukan secara meyakinkan karena
itu upaya lanjutan untuk merancang metode penyajian informasi yang
dikhususkan untuk kategori pembuat keputusan tertentu hanya akan
sia-sia. Huber menyimpulkan hal tersebut dengan alasan sebagai berikut.
(1) Banyak perbedaan satu individu dengan yang lain dalam hal pem-
buatan keputusan, sehingga tugas untuk membangun desain model
normatif berdasar empiris yang memperhitungkan semua efek yang
mungkin munaul adalah hal yang luar biasa sulit.
(2) Walaupun kita dapat membangun model seperti itu, model tersebut
tidak akan dapat digunakan semua oleh pembuat keputusan karena
terdapat perbedaan individual lainnya yang diakibatkan interaksi
antarsifat individual. Selanjutnya, akan dilakukan analisis lebih dalam
terhadap sifat kondisional pembuatan keputusan.
4.3.3 Perilaku Keputusan Kondisional
Dalam sebuah studi Lichtensen dan Slovick meminta subjek meng-
evaluasi judi dengan sebuah prosedur pilihan dan juga dengan sebuah
prosedur taruhan. Prosedur pilihan mengharuskan subjek mengindikasi-
kan jenis permainan judi mana yang lebih mereka sukai, sementara
prosedur taruhan menugaskan subjek untuk menyebutkan jumlah uang
yang mereka anggap memberikan kepuasan serba-sama antara mem-
pertaruhkannya pada satu jenis judi tertentu atau memiliki uang tersebut
(tidak mempertaruhkannya), hal ini ditanyakan untuk semua jenis
permainan judi. Hasil yang diperoleh kedua peneliti ini mengejutkan,
untuk subjek yang sama hasil kedua prosedur ini tidak berkorelasi.
Seringkali subjek mengindikasikan lebih menyukai permainan judi ter-
tentu saat menggunakan prosedur pilihan dan mereka akan memper-
taruhkan jumlah uang yang lebih besar pada permainan judi lainnya
saat didekati dalam menggunakan prosedur taruhan. Saat diminta memilih
Dasar Kualitatif Pembuatan Keputusan 55image
not
availableimage
not
availableimage
not
availableproses kognitif yang berbeda dengan yang digunakan dalam me-
nempatkan probability untuk hal yang lalu dan telah ada di dalam ingatan
subjek (general knowledge verification). Secara umum orang tidak banyak
menggunakan penilian pasti (certainty assessment) dalam pertimbangan
peramalan sehingga peramalan cenderung lebih terkalibrasi. Sebuah
contoh pertimbangan peramalan yang diproduksi secara rutin adalah
peramalan cuaca. Murphy dan rekan-rekannya meneliti peramalan
subjektif ini dan menemukan bahwa untuk cuaca tertentu hasil peramalan
subjektif lebih akurat dibanding teknik statistik. Untuk menghasilkan
ramalannya seorang pembuat ramalan cuaca memiliki jumlah informasi
yang sangat banyak, termasuk di dalamnya hasil perhitungan
menggunakan teknik statistik. Mereka memperoleh umpan balik atas
hasil ramalannya dan juga memiliki kesempatan untuk memperolch
pengalaman meramalkan cuaca untuk kondisi meteorologi yang luas.
Lebih lanjut lagi, mereka memiliki banyak pengalaman dalam menilai
secara kuantitatif ketidakpastian yang mereka rasakan (internal uncer-
tainty). Keadaan dengan seluruh ciri tersebut sangat ideal untuk diterap-
kannya peramalan berdasarkan pertimbangan dan akan lebih berhasil
dibandingkan dengan peramalan yang murni kuantitatif.
Selain peramalan cuaca para peneliti menemukan situasi peramalan
dengan dasar pertimbangan yang terkalibrasi dengan baik, di antaranya
adalah balapan kuda, prediksi suku bunga oleh bankir, dan prediksi
kebethasilan proyek penelitian dan pengembangan (research and devel-
opment).
Tampaknya kinerja yang diperlihatkan para ahli dalam pertimbangan
probability disebabkan oleh penerapan yang berulang-ulang serta umpan
balik kinerja yang terus mencrus.
Einhom dan Hogart berpendapat bahwa sebagian besar pertimbangan
dilakukan tanpa umpan balik yang akurat. Menurut Einhorn kesulitan
pemberian umpan balik yang akurat dikarenakan dua faktor yaitu,
pertama karena kurangnya pencarian dan penggunaan bukti yang tidak
mendukung (disconforming evident) hasil pertimbangan (peramalan) dan
yang kedua karena penggunaan ingatan yang tak terbimbing (unguided)
dalam pengkodean, pengurutan dan pemanggilan informasi.
Dasar Kualitatif Pembuatan Keputusan ry)