Sistem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengendalian
manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang selaras; artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Sistem formal dapat dibagi kedalam dua kategori: “aturan-aturan”, dalam arti luas, dan metode-metode sistematis untuk perencanaan dan mempertahankan pengendalian. Struktur yang berbeda digunakan untuk menjalankan strategi di berbagai jenis organisasi; suatu sistem pengendalian manajemen yang efektif harus dirancang agar sesuai dengan struktur tertentu. Keselarasan Tujuan (Goal Congruence) Tujuan utama dari sistem pengendalian manajemen adalah memastikan (sejauh mungkin) tingkat “keselarasan tujuan (goal cogruence)” yang tinggi. Dalam proses yang sejajar dengan tujuan, manusia diarahkan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan kepentingan pribadi mereka sendiri, yang sekaligus juga merupakan kepentingan perusahaan. Faktor-faktor Informal yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan - Faktor-faktor Eksternal Faktor-faktor eksternal adalah norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan di dalam masyarakat, di mana organisasi menjadi bagiannya. Norma-norma ini mencakup sikap, yang secara kolektif sering disebu sebagai etos kerja, yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi, keuletan, semangat, dan juga kebanggaan yang dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas. Beberapa sikap diatas besifat lokal yaitu spesifikasi untuk kota atau wilayah di mana organisasi beroperasi. - Faktor-faktor Internal Budaya Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu sendiri, yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan yang secara eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi. Gaya Manajemen Faktor internal yang barangkali memiliki dampak yang paling kuat terhaadap pengendalian manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya sikap-sikap bawahan mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka, dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak pada apa yang menjadi sikap CEO. (Dengan kata lain,”sebuah institusi adalah perpanjangan bayangan seseorang.”) Organisasi Informal Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan hubungan-hubungan formal yaitu, pemegang otorisasi resmi dan tanggung jawab dari setiap manajer. Dalam situasi yang sangat ekstrim, di mana manajer produksi disibukkan oleh aktivitas berkomunikasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan sedemikian rupa sehingga menyebabkan dia lupa untuk memperhatikan pesan- pesan yang disampaikan oleh manajer umum. Persepsi dan Komunikasi Dalam upaya meraih tujuan-tujuan organisasi, para manajer operasi harus mengetahui tujuan dan tindakan-tindakan yang harus diambil untuk mencapainya. Mereka menyerap informasi ini dari berbagai jalur, baik itu jalur formal (seperti anggaran dan dokumen-dokumen resmi lainnya) ataupun jalur informal (seperti dari bahan obrolan yang tak resmi). Meskipun jalurnya sangat beragam, namun tidak selalu jelas apa yang sesungguhnya diinginkan oleh pihak manajer senior. Sebuah organisasi adalah sebuah entitas komplek, dan tindakan-tindakan yang diambil oleh berbagai bagian dari organisasi untuk mencapai tujuan bersama tersebut tidak bisa dinyatakan secara jelas, bahkan dalam situasi yang terbaik sekalipun. Aturan-aturan Kita menggunakan istilah “aturan-aturan” sebagai seperangkat tulisan yang memuat semua jenis instruksi dan pengendalian, termasuk di dalamnya adalah: instruksi-instruksi jabatan, pembagian kerja prosedur standar operasi, panduan-panduan, dan tuntutan-tuntutan etis. Aturan-aturan ini beragam sifatnya, mulai dari yang sangat remeh hingga aturan yang sangat penting. Beberapa aturan adalah pedoman kerja; yaitu para anggota organisasi diizinkan, dan bahkan diharapkan, untuk menyimpang dari pedoman tersebut, baik dalam situasi-situasi khusus atau ketika mereka menilai bahwa penyimpanan tersebut akan berakibat baik bagi organisasi. Sejumlah aturan bernilai positif (seperti, latihan menghadapi kebakaran). Aturan-aturan lain adalah larangan terhadap tindakan-tindakan yang tidak etis, ilegal, atau tindakan-tindakan lain yang tidak diinginkan. Akhirnya, ada aturan-aturan yang tidak boleh dilanggar dalam keadaan apapun: aturan yang melarang suap-menyuap. Beberapa jenis aturan bisa dilihat di bawah ini: - Pengendalian Fisik Penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, ruang besi, password komputer, televisi pengawas, dan pengendalian fisik lainnya mungkin merupakan bagian dari struktur pengendalian. - Manual Ada banyak pertimbangan untuk memutuskan aturan-aturan mana yang harus dituliskan ke dalam panduan, mana yang mesti diklasifikasikan sebagai pedoman, seberapa banyak toleransi yang diperbolehkan dan beberapa pertimbangan lainnya. Manual dalam organisasi birokratis jauh lebih rinci dibandingkan dengan aturan di organisasi lain. - Pengamanan Sistem Berbagai pengamanan dirancang kedalam sistem pemrosesan informasi untuk menjamin agar informasi yang mengalir melalui sistem itu akan bersifat akurat dan untuk mencegah (atau setidaknya meminimalkan) kecurangan. Hal ini meliputi: pemeriksaan silang secara terinci; pembubuhan tanda tangan dan bukti-bukti lain bahwa sebuah transaksi telah dijalankan; melakukan pemilihan; menghitung uang yang ada dan aktiva-aktiva yang mudah dibaawa sesering mungkin; serta sejumlah prosedur lain yang akan diuraikan dalam buku teks mengenai auditing. - Sistem Pengendalian Tugas Kebanyakan dari tugas-tugas itu dikendalikan melalui peraturan-peraturan. Jika sebuah tugas dijalankan menggunakan mesin otomatis, maka sistem otomatis itu sendiri akan menyediakan pengendalian. Sistem pengendalian tugas tidak tercakup dalam tema bahasa buku ini. Jenis-jenis Organisasi Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap strukturnya. Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu sangat beragam, setidaknya organisasi bisa dekelompokkan ke dalam tiga kategori umum: 1. Struktur fungsional : manajer bertanggung jawab atas fungsi yang terspesialisasi seperti produksi. 2. Struktur unit bisnis : para unit manajer bertanggung jawab atas aktivitas dari masing-masing unit. 3. Struktur matriks : untit fungsional yang memiliki tanggung jawab ganda. Organisasi-organisasi fungsional Bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang manajer yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum yang kurang memiliki pengetahuan khusus. Terdapat kelemahan pada struktur fungsional: 1. Dalam sebuah organisasi fungsional terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer fungsional secara terpisah karena tiap-tiap fungsional tersebut sama-sama memberikan kontribusi pada hasil akhir. 2. Perselisihan antarpara manajer dari fungsi-fungsi berbeda hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan berasal dari tingkatan organisasi yang lebih rendah. 3. Struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan dengan produk dan pasar yang beragam. Akhirnya, organisasi fungsional cenderung menciptakan “sekat-sekat” bagi tiap fungsi yang dimilikinya sedemikian rupa sehingga menghambat kemungkinan diadakannya koordinasi lintas fungsi di bidang-bidang seperti pengembangan produk baru. Unit-unit Bisnis Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat pada struktur fungsional. Suatu unit bisnis, yang juga disebut sebagai divisi, bertanggung jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam produksi dan pemasaran sebuah produk. Keuntungan dari bentuk perusahaan unit bisnis ini adalah bahwa struktur ini bisa berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi manajemen secara umum. Keuntungan yang lain adalah bahwa karena unit bisnis lebih dekat dengan pasar dari produk-produknya. Kerugian dari unit bisnis ini adalah adanya kemungkinan bahwa masing-masing staf unit bisnis menduplikasi sejumlah pekerjaan yang dalam organisasi fungsional dikerjakan di kantor pusat. Kerugian lain adalah perselisihan yang terjadi di antara spesialis fungsional dalam organisasi perusahaan fungsional digantikan dengan perselisihan di antara unit-unit bisnis dalam organisasi unit bisnis. Implikasi terhadap Rancangan Sistem Kemudahan dalam pengendalian merupakan satu-satunya kriteria, maka semua perusahaan akan diorganisasikan ke dalam unit-unit bisnis. Setiap manajer unit harus bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan setiap produk yang dihasilkan oleh unitnya guna menghasilkan laba, melakukan perencanaan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan elemen-elemen yang berpengaruh pada kemampuan itu. Fungsi Kontroler Kontroler adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan sistem pengendalian manajemen. Terdapat fungsi-fungsi kontroler: 1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian. 2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada para pemegang saham dan pihak- pihak eksternal lainnya. 3. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur pengendalian. Relasi ke Jajaran Organisasi Fungsi pengendalian adalah fungsi staf. Seorang pengendali barangkali bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menganalisis tolok ukur yang digunakan untuk melakukan pengendalian serta merekomendasikan tindakan yang diperlukan ke pihak manajemen. Para kontroler juga memainkan peranan penting dalam mempersiapkan perencanaan strategis dan anggaran. Mereka sering diminta untuk melakukan penelitian secara cermat atas laporan kinerja untuk menjamin akurasi dan untuk menarik perhatian jajaran manajer terhadap pos-pos yang membutuhkan penyelidikan. Kontroler Unit Bisnis Para kontroler unit bisnis mau tidak mau telah membagi loyalitas mereka. Pada satu sisi, mereka berutang kesetiaan pada kontroler korporat, yang memegang tanggung jawab operasi sistem pengendalian secara keseluruhan. Di sisi lain, mereka juga berutang kesetiaan pada para manajer di unit mereka, yaitu pihak kepada siapa mereka memberikan bantuan. Di beberapa perusahaan, kontroler unit bisnis memberikan laporan kepada manajer unit bisnis dan mereka dihubungkan dengan garis putus-putus ke kontroler korporat. Manajer umum adalah atasan langsung kontroler memiliki wewenang dalam melatih, memindahkan, memecat dll. Akan tetapi, keputusan itu jarang dibuat tanpa masukan dari kontroler korporat.