Anda di halaman 1dari 23

Pengertian Kecerdasan Kinestetik Menurut Para Ahli

Orang yang memiliki kecerdasan kinestetik akan menunjukkan minat dan bakat tertentu yang
sesuai dengan kemampuannya. Anda dapat memahami lebih jauh melalui pengertian minat
menurut para ahli dan pengertian bakat menurut para ahli. Untuk lebih memahami tentang apa
sebenarnya kecerdasan kinestetik tersebut, simaklah beberapa definisi dari para ahli berikut ini:

 Armstrong

Menurut Armstrong, kecerdasan kinestetik adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan


seluruh tubuh atau fisiknya untuk mengekspresikan ide dan perasaan, serta keterampilan
menggunakan tangan untuk mengubah atau menciptakan sesuatu. Yang dimaksud kecerdasan
kinestetik berarti berpikir dengan menggunakan tubuhnya, yang ditunjukkan dengan ketangkasan
tubuh untuk memahami perintah dari otak. Hal ini mengarah pada sejumlah kemampuan fisik
yang lebih spesifik, seperti kemampuan koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan,
kelenturan, dan kecepatan serta kemampuan menerima rangsangan (disebut juga dengan
proprioceptive) dan beberapa hal yang berhubungan dengan sentuhan (disebut juga dengan
tactile dan haptic). Ketahuilah juga 4 karakter manusia, yaitu diantaranya tipe kepribadian
melankolis dan karakter phlegmatis.

 Gardner

Sedangkan menurut Howard Gardner, kecerdasan kinestetik adalah saat dimana kita mampu
menggunakan gerakan – gerakan yang bagus, seperti berlari, menari, membangun sesuatu seperti
seni atau kerajinan tangan. Kecerdasan kinestetik adalah salah satu dari delapan teori Multiple
Intelligence atau delapan macam – macam kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner, dan
masing – masing kecerdasan tersebut dapat berdiri sendiri terpisah dari yang lainnya. Itu berarti,
jika memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi pada satu hal, tidak berarti pada bidang kecerdasan
lainnya juga berlaku hal yang sama.

Jenis Kecerdasan Kinestetik


Orang yang memiliki kecerdasan kinestetik akan belajar dengan paling baik apabila mereka
diijinkan untuk menggunakan pergerakan motoriknya sebagai bagian dari proses belajar. Meraka
seringkali lebih memilih terlibat langsung dalam praktek menggunakan materi tertentu daripada
belajar dari buku. Murid – murid dengan kecerdasan kinestetik dapat mengerti jauh lebih mudah
ketika mereka terlibat secara aktif pada suatu praktek secara langsung. Pada seseorang dapat
ditemukan beberapa jenis kecerdasan kinestetik seperti :

 Closed Skills

Closed skills atau kemampuan tertutup adalah ketika hanya ada satu pilihan dalam kecerdasan
kinistetik tersebut dan harus mengikuti suatu pola yang telah ditentukan, seperti belajar menari.
Dalam suatu tarian telah ada gerakan – gerakan tertentu yang harus diikuti dan tidak dapat
dilakukan dengan menyimpang atau akan mengubah makna dari tarian tersebut. Ketahuilah juga
mengenai tahap perkembangan kepribadian yang mengarah kepada beberapa tipe kepribadian
manusia, salah satunya adalah kepribadian ambivert.

 Open Skills

Yang dimaksud dengan open skills adalah keterampilan yang memerlukan lebih banyak
fleksibilitas dalam proses belajarnya. Contohnya adalah dalam suatu tim olah raga. Seseorang
yang berada dalam sebuah tim akan mempelajari berbagai taktik berbeda, dan juga rutinitas yang
berbeda agar dapat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi yang mungkin muncul saat
pertandingan, karena tidak ada pertandingan olahraga yang berlangsung sama persis antara satu
dengan lainnya. Ketahui juga beberapa teori psikologi yang ada, seperti teori psikologi sastra,
teori psikologi perkembangan, teori belajar humanistik dan teori belajar behavioristik.

Sponsors Link

Kemampuan Dalam Kecerdasan Kinestetik


Peran keluarga dalam pendidikan anak sangat penting agar tidak terjadi hambatan perkembangan
anak dan juga untuk cara meningkatkan prestasi belajar pada anak. Seseorang yang memiliki
kecerdasan kinestetik biasanya akan memiliki beberapa kemampuan yang menonjol.
Kemampuan tersebut sangat mudah dilihat berdasarkan pergerakan yang dia lakukan, yaitu:

 Menggunakan fisiknya dalam melakukan kemampuan atau keterampilan yang tinggi,


untuk tujuan mengekspresikan diri dan juga berorientasi pada hasilnya.
 Bekerja dengan terampil dengan menggunakan objek, antara lain dengan melibatkan
gerakan motorik yang baik dari jari dan tangan serta mengeksploitasi kemampuan
motorik lain pada tubuhnya. Misalnya menggambar, memahat dan pekerjaan lain yang
memerlukan keterampilan tangan.
 Mengontrol gerakan tubuh dan kapasitas untuk menangani suatu objek.
 Mengontrol anggota tubuh untuk menghasilkan suatu gerakan yang gesit dan cekatan.
 Mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa non verbal atau dengan gerakan
tubuh untuk menyampaikan maksudnya.
 Mampu mempelajari hal – hal yang membutuhkan kemampuan gerak dan menguasainya
dengan cepat seperti bersepeda, menari, dan olahraga lainnya.
 Dapat menirukan gerakan tubuh orang lain dengan sangat baik ketika diberi contoh.
 Dapat mengkoordinasikan anggota tubuhnya dengan baik, misalnya berlari, melompat,
dan menari mengikuti irama musik.

Penerapan Kecerdasan Kinestetik


Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik akan sangat menyukai aktivitas gerak seperti
menggambar, memahat, membuat model, menyusun sesuatu, melakukan praktek sains. Profesi
yang cocok antara lain seperti penari, atlet, pematung atau pemahat, seniman, dan pembuat
kerajinan tangan. Kecerdasan kinestetik dapat diterapkan melalui cara – cara berikut :
 Menari – Tarian sangat berguna untuk melatih keseimbangan dan meningkatkannya,
menyelaraskan gerak tubuh, serta menguatkan dan melenturkan otot tubuh terutama pada
masa kanak – kanak.
 Bermain peran – Kecerdasan kinestetik juga dapat berkembang melalui kegiatan drama
atau bermain peran, melalui tuntutan untuk berekspresi sesuai peran yang didapatkannya.
 Olahraga – Banyaknya kegiatan olahraga yang dapat dilakukan seorang anak seperti
berenang, bermain bola, senam dan lainnya dapat melatih kecerdasan kinestetik anak
serta menjaga kesehatan tubuhnya.
 Melatih Keterampilan Fisik – Latihan ini dilakukan antara lain dengan berlari,
meloncat, dan berguling atau melakukan senam irama, dengan aktivitas mengayunkan
lengan, kaki, membungkuk dan sebagainya untuk melatih kekuatan otot anak dan
keseimbangan tubuhnya.
 Musik – Mendorong anak untuk bergerak bebas dengan mengikuti irama musik untuk
melatih kepekaan geraknya dan menyesuaikan gerakan dengan tempo serta irama musik.
 Kerajinan tangan – Menstimulasi motorik halus anak dengan kegiatan seperti membuat
prakarya, meronce, menjahit, menggunting, termasuk juga menggambar dan membentuk
sesuatu, misalnya membuat benda dari bahan clay.

ads

Ciri – ciri Anak dengan Kecerdasan Kinestetik

Anak dengan kecerdasan kinestetik memiliki beberapa ciri tertentu. Walaupun tidak semua ciri –
ciri ini akan tampak pada seorang anak ataupun orang dewasa, pada umumnya orang dengan
kemampuan kinestetik akan menunjukkan sebagian besar dari beberapa hal di bawah ini:

 Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik akan menunjukkan beberapa karakteristik


tertentu seperti berikut:
 Memiliki kebutuhan untuk selalu bergerak dan melakukan aktivitas.
 Mempunyai memori fisik yang hebat.
 Tampak berbakat pada bidang olahraga, menari, dan aktivitas fisik lainnya.
 Memiliki gerakan yang sangat terkoordinasi dan mempunyai naluri yang bagus tentang
gerakan tubuhnya, seperti koordinasi tangan- mata dan refleks serta reaksi yang baik.
 Mereka belajar paling baik melalu aktivitas yang menggunakan tangan.
 Cepat kehilangan minat terhadap sesuatu hal.
 Kesulitan memahami prosedur atau langkah – langkah dari suatu kegiatan.
 Mudah teralihkan oleh lingkungannya.

Kemampuan kinestetik akan berkembang pesat apabila orang tua mampu mengenali secara
sederhana beberapa ciri yang ditunjukkan anak. Pola asuh anak usia dini yang dilakukan orang
tua akan menjadi cara membentuk karakter anak usia dini dan tahap perkembangan emosi
anaknya dengan benar sehingga kemampuannya pun dapat berkembang. Begitu juga dengan para
pendidik yang perlu memahami psikologi pendidikan serta aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik dari seorang anak untuk menyalurkan kemampuannya dengan benar.

Kebanyakan orang tua akan merasa kewalahan dengan tingkah laku anak yang aktif terlebih lagi
jika ada orang luar yang awam langsung menyatakan anak tersebut sebagai hiperaktif. Sebaiknya
tidak terburu – buru memberi label pada anak yang tidak bisa diam sebagai anak hiperaktif,
karena untuk mencapai diagnosa tersebut dibutuhkan perjalanan yang sangat panjang melalui
konsultasi dengan psikolog anak yang kompeten dengan mengamati berbagai ciri – ciri anak
hiperaktif.

Dengan demikian, jika kebetulan anak Anda adalah anak yang aktif bergerak, jangan sampai
terburu – buru memarahinya karena ia tampaknya tidak bisa tenang. Bisa saja ia mempunyai
kecerdasan kinestetik yang tinggi. Untuk memastikannya, sebaiknya memang dilakukan
konsultasi dengan dokter anak. Anak dengan kecerdasan kinestetik memiliki kebutuhan untuk
menyalurkan keinginannya bergerak dengan benar dan lebih banyak daripada anak lainnya.

Sponsors Link
Pendekatan, Jenis dan Metode Penelitian Pendidikan
Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang
digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan penelitian yang dipilih. Prosedur,
teknik, serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian
yang ditetapkan. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti perlu menjawab sekurang-kurangnya
tiga pertanyaan pokok (Nazir, 1985) yaitu:

1. Urutan kerja atau prosedur apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan suatu
penelitian?
2. Alat-alat (instrumen) apa yang akan digunakan dalam mengukur ataupun dalam
mengumpulkan data serta teknik apa yang akan digunakan dalam menganalisis data?
3. Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?

Jawaban atas ketiga pertanyaan tersebut memberikan kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan
yang terus dilakukan dalam suatu penelitian. Hal ini sangat membantu peneliti untuk
mengendalikan kegiatan atau tahap-tahap kegiatan serta mempermudah mengetahui kemajuan
(proses) penelitian. Metode penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi
prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan
cara apa data tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis. Dalam prakteknya terdapat sejumlah
metode yang biasa digunakan untuk kepentingan penelitian.

Berdasarkan sifat-sifat masalahnya, Suryabrata (1983) mengemukakan sejumlah metode


penelitian yaitu sebagai berikut

1. Penelitian Historis yang bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara
sistematis dan obyektif.
2. Penelitian Deskriptif yang yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.
3. Penelitian Perkembangan yang bertujuan untuk menyelidiki pola dan urutan
pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.
4. Penelitian Kasus/Lapangan yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif latar
belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungansuatu obyek
5. Penelitian Korelasional yang bertujuan untuk mengkaji tingkat keterkaitan antara
variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi
6. Penelitian Eksperimental suguhan yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab akibat dengan melakukan kontrol/kendali
7. Penelitian Eksperimental semu yang bertujuan untuk mengkaji kemungkinan
hubungan sebab akibat dalam keadaan yang tidak memungkinkan ada kontrol/kendali,
tapi dapat diperoleh informasi pengganti bagi situasi dengan pengendalian.
8. Penelitian Kausal-komparatif yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab-akibat, tapi tidak dengan jalan eksperimen tetapi dilakukan dengan
pengamatan terhadap data dari faktor yang diduga menjadi penyebab, sebagai
pembanding.
9. Penelitian Tindakan yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau
pendekatan baru dan diterapkan langsung serta dikaji hasilnya.

McMillan dan Schumacher (2001) memberikan pemahaman tentang metode penelitian dengan
mengelompokkannya dalam dua tipe utama yaitu kuantitatif dan kualitatif yang masing-masing
terdiri atas beberapa jenis metode penelitian sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut.

Jenis-Jenis Metode Penelitian

Jenis-jenis metode penelitian lain dapat dibedakan atas dasar beberapa sumber referensi berikut
ini.

Jenis-Jenis Metode Penelitian Menurut Ahli

Banyaknya jenis metode penelitian sebagaimana dikemukakan di atas, dilandasi oleh adanya
perbedaan pandangan dalam menetapkan masing-masing metode. Uraian selanjutnya tidak akan
mengungkap semua jenis metode yang dikemukakan di atas tetapi membahas secara singkat
beberapa metode penelitian sederhana yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan.

A. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-
masalah actual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian
deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat
perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang
diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dan satu variabel.

B. Studi Kasus

Penelitian Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu atau
kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya, mempelajari secara khusus
kepala sekolah yang tidak disiplin dalam bekerja. Terhadap kasus tersebut peneliti
mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurun waktu cukup lama. Mendalam, artinya
mengungkap semua variable yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai
aspek.

Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan apa yang dia lakukan dan
bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Untuk
mengungkap persoalan kepala sekolah yang tidak disiplin peneliti perlu mencari data berkenaan
dengan pengalamannya pada masa lalu, sekarang, lingkungan yang membentuknya, dan kaitan
variabel-variabel yang berkenaan dengan kasusnya. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti
rekan kerjanya, guru, bahkan juga dari dirinya. Teknik memperoleh data sangat komprehensif
seperti observasi perilakunya, wawancara, analisis dokumenter, tes, dan lain-lain bergantung
kepada kasus yang dipelajari.

Setiap data dicatat secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu sama lain, kalau perlu
dibahas dengan peneliti lain sebelum menarik kesimpulankesimpulan penyebab terjadinya kasus
atau persoalan yang ditunjukkan oleh individu tersebut. Studi kasus mengisyaratkan pada
penelitian kualitatif. Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah, bahwa peneliti dapat
mempelajari subjek secara mendalam dan menyeluruh.

Baca juga : Contoh Kata Pengantar Makalah

Namun kelemahanya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya
subyektif, artinya hanya untuk individu yang bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan
untuk kasus yang sama pada individu yang lain. Dengan kata lain, generalisasi informasi sangat
terbatas penggunaannya. Studi kasus bukan untuk menguji hipotesis, namun sebaliknya hasil
studi kasus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji melalui penelitian lebih lanjut. Banyak
teori, konsep dan prinsip dapat dihasilkan dan temuan studi kasus.

C. Penelitian Survei

Penelitian survei cukup banyak digunakan untuk pemecahan masalah-masalah pendidikan


termasuk kepentingan perumusan kebijaksanaan pendidikan. Tujuan utamanya adalah
mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekolompok obyek (populasi). Survei dengan
cakupan seluruh populasi (obyek) disebut sensus. Sedangkan survei yang mempelajari sebagian
populasi dinamakan sampel survei. Untuk kepentingan pendidikan, survei biasanya mengungkap
permasalahan yang berkenaan dengan berapa banyak siswa yang mendaftar dan diterima di suatu
sekolah? Berapa jumlah siswa rata-rata dalam satu kelas? Berapa banyak guru yang telah
memenuhi kualifikasi yang telah ditentukan? Pertanyaan-pertanyaan kuantitatif seperti itu
diperlukan sebagai dasar perencanaan dan pemecahan masalah pendidikan di sekolah. Pada tahap
selanjutnya dapat pula dilakukan perbadingan atau analsis hubungan antara variabel tersebut.

D. Studi Korelasional
Seperti halnya survei, metode deskriptif lain yang sering digunakan dalam pendidikan adalah
studi korelasi. Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana
variasi dalam satu variable berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan
variable-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien
korelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk
menyatakan besar-kecilnya hubungan antara kedua variabel.

Studi korelasi bertujuan menguji hipotesis, dilakukan dengan cara mengukur sejumlah variabel
dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel tersebut, agar dapat ditentukan
variabel-variabel mana yang berkorelasi. Misalnya peneliti ingin mengetahui variabel-variabel
mana yang sekiranya berhubungan dengan kompetensi profesional kepala sekolah.

Semua variabel yang ada kaitannya (misal latar belakang pendidikan, supervisi akademik, dll)
diukur, lalu dihitung koefisien korelasinya untuk mengetahui variabel mana yang paling kuat
hubungannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah.

E. Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun


hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan metode
inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam metode penelitian
eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan
memanipulasi, dan observasi. Dalam metode penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau
subjek yang diteliti menjadi 2 kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan
dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan.

F. Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang dilakukan oleh para
partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktek yang
dilakukan sendiri. Dengan demikian akan diperoleh pemahaman mengenai praktek tersebut dan
situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan. Terdapat dua esensi penelitian tindakan yaitu
perbaikan dan keterlibatan. Hal ini mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area
yaitu: (1) Untuk memperbaiki praktek; (2) Untuk pengembangan profesional dalam arti
meningkatkan pemahaman/kemampuan para praktisi terhadap praktek yang dilaksanakannya; (3)
Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan.

G. Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)

Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah strategi atau
metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. Yang dimaksud dengan
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses
atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada agar dapat dipertanggung jawabkan. Produk tersebut tidak selalu
berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran
di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program
komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium,
ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem
manajemen, dan lain-lain.

Demikianlah beberapa metode penelitian dalam pendidikan, sumber utama dari penulisan
metode penelitian ini yaitu dari Surya Dharma, MPA., Ph.D, (2008) Pendekatan, Jenis, Dan
Metode Penelitian Pendidikan : Jakarta
MACAM-MACAM METODE PENELITIAN

A. Pengertian Metode Penelitian

Pengertian metode, berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau
menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja
(sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk
menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk
keabsahannya (Rosdy Ruslan,2003:24).

Sedangkan pengertian penelitian, diantaranya :

1. Penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan, yang dilakukan dengan metode-metode ilmiah ( Sutrisno Hadi, 2007:3 ) [1].
John Dewey di dalam bukunya How We Think (1910) mengatakan bahwa metode ilmiah
ialah langkah-langkah pemecahan suatu masalah yaitu sebagai berikut:

a. Merasakan adanya suatu masalah atau kesulitan, dan masalah atau kesulitan ini mendorong
perlunya pemecahan.

b. Merumuskan dan atau membatasi masalah/kesulitan tersebut. Di dalam hal ini diperlukan
observasi untuk mengumpulkan fakta yang berhubungan dengan masalah itu.

c. Mencoba mengajukan pemecahan masalah/ kesulitan tersebut dalam bentuk hipotesis-


hipotesis. Hipotesis-hipotesis ini adalah merupakan pernyataan yang didasarkan pada
suatu pemikiran atau generalisasi untuk menjelaskan fakta tentang penyebab masalah
tersebut.
d. Merumuskan alasan-alasan dan akibat dari hipotesis yang dirumuskan secara deduktif.

e. Menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan, dengan berdasarkan fakta-fakta yang


dikumpulkan melalui penyelidikan atau penelitian. Hasil penelitian ini bisa menguatkan
hipotesis dalam arti hipotesis diterima, dan dapat pula memperlemah hipotesis, dalam arti
hipotesis ditolak. Dari langkah terakhir ini selanjutnya dapat dirumuskan pemecahan
masalah yang telah dirumuskan tersebut.

Adapun Noto Atmojo mengungkapkan bahwa metode ilmiah memiliki criteria, antara lain
:

a. Berdasarkan fakta d. Menggunakan hipotesis

b. Bebas dari prasangka e. Menggunakan ukuran objektif

c. Menggunakan prinsip analisis

2. Webster’s New Collegiate Dictionary yang mengatakan bahwa penelitian adalah “ penyidikan
atau pemeriksaan bersungguh-sungguh, khususnya investigasi atau eksperimen yang
bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah diterima”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Metode penelitian


adalah cara untuk memecahkan masalah ataupun sebagai cara pengembangan ilmu pengetahuan
dengan menggunakan metode-metode ilmiah yang sistematis dan logis.

B. Macam - macam Metode Penelitian

Banyak metode penelitian yang biasa digunakan dalam penelitian social dan
pendidikan. Mc. Milan membagi macam-macam metode penelitian berdasarkan pendekatan yang
digunakan, antaralain[2]:

1. Pendekatan Kualitatif

a. Metode Etnografis
Metode etnografis ialah metode yang digunakan untuk menginterpretasi budaya, kelompok
social dan suatu system masyarakat. Penelitian etnografi bertujuan untuk mendeskripsikan
cara berpikir, adat, bahasa, kepercayaan dan prilaku hidup suatu masyarakat. Proses
penelitian ini biasanya dilaksanakan di lapangan dalam waktu yang cukup lama, dengan
bentuk observasi dan wawancara alamiah dengan partisipan serta mengumpulkan dokumen
atau benda-benda (artifak). Hasil akhir penelitian ini biasanya sangat komprehensif dan
menggambarkan kompleksitas suatu kehidupan. Contoh penelitian dalam pendidikan : ”
Pelaksanaan kurikulum Berbasis Kompetensi”.

b. Metode Historis

Historis / Sejarah ialah studi tentang masa lalu dengan menggunakan paparan dan
penjelasan. Metode Historis ialah metode yang bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu
secara sistematis dan obyektif dengan mengumpulkan , menilai, memverifikasi, dan
mensintesis bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat
dipertahankan dan dalam hubungan hipotesis tertentu [3].

Ciri khas penelitian historis ialah periode waktu : kegiatan, peristiwa, karakteristik, dan
nilai-nilai dikaji dalam konteks waktu. Contoh penelitian ini misalnya : ” Manajemen
Pembuatan Kurikulum Berbasis Kompetensi “

c. Metode Fenomenologis

Metode Fenomenologis ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang mencari arti
dari pengalaman kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep,
pendapat, pendirian, sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau
pengalaman dalam kehidupan. Tujuan penelitian ini ialah menemukan makna dari hal-hal
yang esensi atau mendasar dari suatu pengalaman.Penelitian ini dilakukan melalui
wawancara mendalam dari partisipan.Hasil studi ini diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman pembaca tentang penghayatan kehidupan oranglain.

d. Metode Studi Kasus

Metode Studi Kasus ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan
terhadap suatu “kesatuan system”, baik itu berupa program, kegiatan, peristiwa, atau
sekelompok individu yang terikat oleh tempat ataupun waktu. Penelitian ini diarahkan
untuk menghimpun data, mengambil makna,dan memperoleh pemahaman dari kasus
tersebut. Suatu kasus tidak dapat mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk
memperoleh kesimpulan dari populasi.Keismpulan sudi kasus hanya berlaku bagi kasus
yang diteliti. Karena tiap kasus bersifat unik dan memiliki karakteristik yang berbeda
antara yang satu dengan yang lain. Studi kasus memiliki beberapa kelemahan,antaralain[4]:

1. Sulit dibuat inferensi kepada populasi

2. Mudah dipengaruhi pandangan subjektif

Adapun keunggulan studi kasus ini ialah:

1. Dapat memberi hipotesis untuk penelitian lanjutan

2. Mendukung studi-studi besar dikemudian hari

3. Dapat digunakan sebagai contoh ilustrasi

e. Metode Teori Dasar

Metode Teori Dasar ialah merode yang digunakan dalam penelitian dasar yang diarahkan
pada penemuan atau penguatan suatu teori. Penelitian teori dasar harus melalui beberapa
langkah penelitian, antaralain:

1. Peneliti memiliki gambaran sifat-sifat realitas empiris

2. Permulaan penelitian dimulai dengan pernyataan dasar mengenai dunia empiris yang
dimasuki lapangan

3. Peneliti harus menetapkan data apa yang akan diambil

4. Peneliti harus melakukan ekplorasi

5. Peneliti harus mampu melakukan inspeksi


6. Peneliti harus mampu menganalisa dan melakukan rekonstrsuksi penemuan untuk
bangunan hipotesis barunya.

f. Metode Studi Kritis

Metode Studi kritis ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang berkembang dari
teori kritis, feminis, ras dan pascamodern yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan
bebrsifat subjective. Peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh orientasi
kelas, status, ras ,suku bangsa,jenis kelamin, dll. Peneliti feminis memusatkan perhatiannya
pada masalah jender, ras, sedangkan peneliti pascamodern memusatkan pada institusi
social dan kemasyarakatan. Dalam penelitian kritis, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antaralain:

1. Peneltian kritis tidak bersifat deskrit.

2. Penelitian kritis menggunakan pendekatan studi kasus

2. Pendekatan Kuantitatif

a. Metode Deskriptif

Metode deskriptif ialah suatu metode penelitian yang digunakan dalam Penelitian
deskriptif untuk menggambarkan fenomena yanga ada. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang memberi uraian mengenai gejala social yang diteliti dengan
mendeskripsikan tentang nilai variable bedasarkan indicator yang diteliti tanpa membuat
hubungan dan perbandingan dengan sejumlah variable yang lain. Tujuan metode deskriptif
ini ialah:

1.Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala.

2.Mengidentifikasi masalah dan memeriksa praktik yang berlaku.

3.Menetapkan keputusan apabila oranglain menghadapi situasi yang sama

Syarat penelitian deskriptif:


1.Peneliti harus memiliki sifat represif. Ia harus mencari,bukan menguji.

2.Peneliti harus memiliki kekuatan integrative.

3.Peneliti tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan variable

Contoh penelitian :” Kecerdasan Emosi Siswa SMA 1 Kab.Pelalawan Riau

b. Metode Komparatif

Metode Komparatif ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang diarahkan untuk
mengetahui apakah antara dua variable ada perbedaan dalam suatu aspek yang diteliti.
Dalam penelitian ini tidak ada manipulasi dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alami,
dengan mengumpulkan data dengan suatu instrument. Hasilnya dianalisis secara statistic
untuk mencari perbedaan variable yang diteliti.

c. Metode Korelasional

Metode Korelasional ialah metode yang mencari hubungan atau korelasi diantara variable-
variabel yang dicari.. Korelasi antara dua variable atau lebih dapat berupa, sebaaai berikut

1. Korelasi Positif, yaitu korelasi dimana jika salah satu variable meningkat, maka variable
lain cenderung meningkat pula, atau sebaliknya bila salah satu variable turun, maka
variable yang lain cenderung turun.

2. Korelasi Negatif, yaitu korelasi dimana jika salah satu variable meningkat, maka variable
yang lain akan cenderung menurun, begitu pula sebaliknya.

3. Tidak ada Korelasi, yaitu kedua variable tidak menunjukkan adanya hubungn antara
keduanya.

4. Korelasi sempurna, yaitu korelasi dimana kenaikan dan penurunan variable yang satu
berbanding seimbang dengan yang lain.
Tujuan metode korelasional ini ialah untuk meneliti sejauh mana variable pada satu factor
berkaitan dengan factor lainnya. Metode ini digunakan untuk:

1. Mengukur hubungan antar variable

2. Meramalkan variable tak bebas dari pengetahuan kita tentang variable bebas

3. Meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental

d. Metode Survey

Metode Survey ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dalam
pengamatan langsung terhadap suatu gejala dalam populasi besar atau kecil. Proses
penelitian survey merupakan suatu fenomena social dalam bidang pendidikan yang
menarik perhatian peneliti. Penelitian survey menggambarkan proses transformasi
komponen informasi ilmiah, yakni [5]:

e.

f. Metode Ekpos Fakto


Metode Ekpos Fakto ialah metode yang digunakan dalama penelitian yang meneliti
hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi oleh peneliti. Adanya hubungan sebab
akibat didasarkan atas kajian teoritis, bahwa suatu variable tertentu mengakibatkan variable
tertentu. Umpamanya : peningkatan pengetahuan tentang gizi pada ibu hamil menyebabkan
kesehatan bayi meningkat. Penelitian ekpos fakto ini dapat dilakukan dengan baik bila
dengan menggunakan kelompok pembanding.

g. Metode Tindakan

Metode Tindakan ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang diarahkan pada
pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses
maupun peningkatan hasil kegiatan. Contohnya guru mengadakan pemecahan masalah
terhadap masalah-masalah yang ada dalam kelas.

C. Manfaat Metode Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dengan mengetahuinya metode penelitian ini ialah [6]:

1. Mengetahui arti pentingnya penelitian

2. Menilai hasil-hasil penelitian

3. Dapat melahirkan sikap dan pola piker yang skeptic, analitik, kritik dan kreatif

4. Dapat digunakan untuk skripsi, tesis dan research.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Iqbal, ”Metodologi Penelitian dan Aplikasinya “, Jakarta : GI, 2002

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta : GP, 2010.

Nazir, Muhammad, ” Metode Penelitian “, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003

Sukmadinata, Nana Syaudih,” Metode Penelitian” , Bandung : Rosdakarya, 2006


Home » Pengertian » METODE PENELITIAN : Pengertian Jenis Contoh Metodologi Penelitian
Saturday, 6 May 2017 Pengertian

METODE PENELITIAN : Pengertian Jenis Contoh Metodologi


Penelitian

Metode Penelitian atau Metodologi Penelitian adalah istilah atau bab yang selalu ada dalam
sebuah karya tulis ilmiah, jurnal dan skripsi. Pada bab ini sebuah karya tulis maupun skripsi
menentukan bagaimana prosedur yang digunakan, teknik-teknik dalam penelitian, alat yang
digunakan, serta desain penelitian yang digunakan. Beberapa hal tersebut dirumuskan dalam
metodologi penelitian sebelum dilakukan penelitian itu sendiri, dimana sekurangnya tiga
pertanyaan pokok dalam penelitian harus dijawab terlebih dahulu oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian, yaitu:

1. Urutan kerja, rumusan kerja atau prosedur yang sesuai dalam melakukan penelitian tersebut
agar hasilnya dapat mendekati kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2. Alat-alat apa yang perlu digunakan dalam proses melakukan penelitian. Alat atau instrumen ini
berfungsi sebagai alat ukur maupun sebagai pengumpul data yang dibutuhkan dalam penelitian
serta teknik apa yang digunakan dalam penelitian.
3. Bagaimana proses pelaksanaan penelitian tersebut.
Mengacu pada tiga pertanyaan pokok diatas, maka peneliti dituntut untuk menentukan
urutan-urutan pekerjaan dalam penelitiannya. Jika alur kerja dalam sebuah penlitian sudah
disusun dengan baik dan terstruktur akan sangat membantu peneliti baik dalam pelaksanaan,
pengendalian kegiatan, dan mempermudah mengetahui perkembangan (progress) penelitiannya.
Baca juga : Pengertian Asuransi.

“Metodologi penelitian” berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang tepat untuk
melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi artinya
cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu
tujuan. Sedangkan “Penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan
menganalisis sampai menyusun laporannya.

Pengertian Penelitian Menurut Beberapa Ahli

1. David H. Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang
pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
2. J. Suprapto MA
Penelitian ialah penyelididkan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk
memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis.

3. Sutrisno Hadi MA
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

4. Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau
melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan
secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya
Pengertian Metode Penelitian

Sehingga pengertian metode penelitian adalah gambaran rancangan sebuah penelitian yang
meliputi aturan, prosedur, urutan, langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu yang diperlukan,
sumber data sebagai acuan, maupun cara/teknik yang dipakai dalam memperoleh data dan
analisis data. Oleh karena itu metode penelitian akan terbagi menjadi beberapa jenis mengacu
pada kepentingan penelitian.

Pengertian Metodologi Penelitian adalah ilmu tentang jalan yang dilewati untuk mencapai
pemahaman. Jalan tersebut harus ditetapkan secara bertanggung jawab ilmiah dan data yang
dicari untuk membangun/ memperoleh pemahaman harus melalui syarat ketelitian, artinya harus
dipercaya kebenarannya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian menurut sifat masalah dan tujuannya oleh Suryabrata (1983) yaitu:

1. Penelitian Historis
Penelitian ini bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif.
2. Penelitian Deskriptif
Penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.
3. Penelitian Perkembangan
Penelitian jenis ini bertujuan untuk menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan dan/atau
perubahan sebagai fungsi waktu.
4. Penelitian Kasus/Lapangan
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang dan
interaksi lingkungan suatu obyek.
5. Penelitian Korelasional
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan
variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.
6. Penelitian Eksperimental suguhan
yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan melakukan
kontrol/kendali
7. Penelitian Eksperimental semu
yang bertujuan untuk mengkaji kemungkinan hubungan sebab akibat dalam keadaan yang tidak
memungkinkan ada kontrol/kendali, tapi dapat diperoleh informasi pengganti bagi situasi
dengan pengendalian.
8. Penelitian Kausal-komparatif
yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat, tapi tidak dengan jalan
eksperimen tetapi dilakukan dengan pengamatan terhadap data dari faktor yang diduga
menjadi penyebab, sebagai pembanding.
9. Penelitian Tindakan
yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru dan
diterapkan langsung serta dikaji hasilnya.

Jenis Metode Penelitian

Berikut akan kami jabarkan jenis-jenis metode penelitian yang umum digunakan baik di
Indonesia maupun luar negeri.

1. Metode Historis

Metode penelitian pertama yaitu metode historis yang penggunaan metode ini bertujuan
merekonstruksi masa yang lalu secara sistematis dan obyektif dengan cara mengumpulkan,
menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti untuk menetapkan fakta dan mendapatkan
kesimpulan yang dapat dipertahankan, seringkali dalam hubungan hipotesis tertentu.

Dengan menggunakan metode historis ini, seorang peneliti historis khususnya ilmuwan sosial
yaitu orang yang telah mengajukan beberapa pertanyaan terbuka mengenai peristiwa yang terjadi
di masa lalu kemudian memberi jawaban dengan beberapa fakta terpilih yang disusun dalam
bentuk paradigma penjelasan.

Oleh karenanya, sebuah penelitian dengan menggunakan metode historis merupakan penelitian
yang sangat kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan sosial, serta pengalaman di masa
lalu, menimbangnya secara teliti, hati-hati terhadap kebenaran dari sumber-sumber sejarah serta
interprestasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.

2. Metode Deskriptif

Tujuan metode penelitian deskriptif adalah untuk mengumpulkan informasi secara aktual dan
rinci yang menjelaskan gejala-gejala yang ada, mengenali masalah atau memeriksa kondisi dan
praktek-praktek yang berlaku, membuat komparasi / perbandingan atau mengevaluasi dan
menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama selanjutnya
belajar melalui pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang
akan datang.

Dengan demikian penggunaan metode penelitian deskriptif adalah untuk melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang
secara aktual dan cermat. Selain menjabarkan sebuah analisa, metode deskriptif juga
memadukan. tidak hanya melakukan pengelompokan / klasifikasi, tetapi juga organisasi. Metode
penelitian deskriptif pada hakikatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori. Metode ini
menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah.

3. Metode Korelasional

Jenis metode penelitian setelah metode deskripsi adalah metode korelasional. Jika sebelumnya
pada metode deskriptif, terlebih dahulu menghimpun data, disusun secara sistematis, faktual dan
cermat, tetapi biasanya data tersebut tidak menjelaskan hubungan diantara masing-masing
variabel, tidak melakukan uji hipotesis atau prediksi.

Pada metode korelasional ini, menjelaskan hubungan antara variabel yang diteliti. Pencarian
hubungan ini disebut sebagai korelasi. Jadi, metode korelasional mencari hubungan di antara
variabel-variabel yang diteliti.

Tujuan metode korelasi akan meneliti seberapa jauh variabel pada satu faktor yang berkaitan
dengan variasi pada faktor lainnya. Disebut korelasi sederhana jika hanya dua variabel yang
dihubungkan, dan disebut korelasi berganda jika lebih dari dua variabel yang dihubungkan. Dalam
mencari hubungan (korelasi) antara dua variabel menggunakan koefisiesn korelasi atau koefisien
determinasi.

4. Metode Eksperimental

Metode eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
eksperimental memungkinkan peneliti memanipulasi dan mengubah-ubah variabel dan meneliti
akibat-akibatnya. Pada metode eksperimental ini variabel-variabel dikontrol sedemikian rupa,
sehingga variabel luar yang mungkin dapat mempengaruhi dapat dihilangkan.

Metode eksperimental bertujuan untuk mencari dan mendapatkan hubungan sebab akibat
dengan merubah atau memanipulasikan satu atau lebih variabel, pada satu atau lebih kelompok
eksperimental dan kemudian membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak
mengalami manipulasi. Manipulasi adalah mengubah secara sistematis sifat-sifat atau nilai-nilai
variabel bebas. Kontrol merupakan kunci metode eksperimental, sebab tanpa kontrol manipulasi
dan observasi akan menghasilkan data yang diragukan kebenarannya.

5. Metode Kuasi Eksperimental

Metode kuasi eksperimental merupakan salah satu dari jenis akhir dari metode penelitian.
Metode kuasi eksperimental hampir menyerupai metode ekperimental, perbedaannya peneliti
tidak dapat mengatur sekehendak hati variabel bebasnya.

Metode kuasi eksperimental mempunyai dua ciri utama, yaitu sebagai berikut :
(1) peneliti tidak mampu meletakkan subjek secara random pada kelompok eksperimental atau
kelompok kontrol. Yang dapat dilakukan peneliti adalah mencari kelompok subjek yang diterpa
variabel bebas dan kelompok lain yang tidak mengalami variabel bebas.
(2) Peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas kapan dan kepada siapa saja yang
dikendakinya

Anda mungkin juga menyukai