Anda di halaman 1dari 11

Pemeriksaan Hematologi dan Normalnya

Pemeriksaan panel hematologi (hemogram) terdiri dari leukosit, eritrosit, hemoglobin, hematokrit, indeks eritrosit dan trombosit. Pemeriksaan hitung darah lengkap terdiri dari hemogram
ditambah leukosit diferensial yang terdiri dari neutrofi l (segmented dan bands), basofi l, eosinofi l, limfosit dan monosit.
Hematokrit (Hct) Nilai normal: Hal yang harus diwaspadai
Hematokrit menunjukan persentase sel darah
Pria : 40% - 50 % SI unit : 0,4 - 0,5 Nilai Hct <20% dapat menyebabkan gagal
merah tehadap volume darah total.
Wanita : 38% - 47%SI unit : 0.35 - 0,45 jantung dan kematian; Hct >60% terkait
dengan pembekuan darah spontan

Hemoglobin Nilai normal : Hal yang harus diwaspadai


Secara umum, jumlah hemoglobin kurang dari 12 Pria : 13 - 18 g/Dl SI unit : 8,1 - 11,2 mmol/L Nilai Hb <5,0g/dl adalah kondisi yang dapat
Wanita: 12 - 16 g/dl SI unit : 7,4 – 9,9 mmol/L
gm/dl menunjukkan anemia memicu gagal jantung dan kematian. Nilai
>20g/dl memicu kapiler clogging sebagai
akibat hemokonsenstrasi
Eritrosit (sel darah merah) Nilai normal:
Fungsi utama eritrosit adalah untuk mengangkut Pria: 4,4 - 5,6 x 106 sel/mm3 SI unit: 4,4 - 5,6 x 1012 sel/L
Wanita: 3,8-5,0 x 106 sel/mm3 SI unit: 3,5 - 5,0 x 1012 sel/L
oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dan
mengangkut CO2 dari jaringan tubuh ke paru-paru
oleh Hb
Susunan Sel Darah Merah
1). Mean Corpuscular Volume (MCV) (Volume korpuskuler rata – rata) Penurunan nilai MCV terlihat pada pasien anemia kekurangan besi, anemia
pernisiosa dan talasemia, disebut juga anemia mikrositik.
Indeks untuk menentukan ukuran sel darah merah
Peningkatan nilai MCV terlihat pada penyakit hati, alcoholism, terapi
Perhitungan : MCV (femtoliter) = 10 x Hct (%) : Eritrosit (106 sel/μl) antimetabolik, kekurangan folat/vitamin B12, dan terapi valproat, disebut juga
anemia makrositik
Nilai normal : 80 – 100 (fl)

2). Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)


(Hemoglobin Korpuskuler rata – rata)
Nilai yang mengindikasikan berat Hb rata-rata di dalam sel darah merah Peningkatan MCH mengindikasikan anemia makrositik
Dan oleh karenanya menentukan kuantitas warna
Penurunan MCH mengindikasikan anemia mikrositik
(normokromik, hipokromik, hiperkromik) sel darah merah
Perhitungan : MCH (picogram/sel) = hemoglobin/sel darah merah
Nilai normal : 28– 34 pg/ sel

3). Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)


MCHC menurun pada pasien kekurangan besi, anemia
(Konsentrasi Hemoglobin Korpuskuler rata – rata) mikrositik, anemia karena piridoksin, talasemia dan
MCHC mengukur konsentrasi Hb rata-rata dalam anemia hipokromik
Sel darah merah; semakin kecil sel, semakin tinggi konsentrasinya
MCHC meningkat pada sferositosis, bukan anemia
Perhitungan : MCHC = hemoglobin/hematokrit
pernisiosa
Nilai normal : 32 – 36 g/dl

4). Retikulosit Perhitungan Jika jumlah retikulosit tidak meningkat pada pasien
Retikulosit (%) = [Jumlah retikulosit / Jumlah eritrosit] X 100 anemia, hal ini menandakan sumsum tulang tidak
memproduksi eritrosit yang cukup (misal anemia
Nilai normal : 0,5-2%
kekurangan besi, anemia aplastik, anemia pernisiosa,
Retikulosit adalah sel darah yang muda, tidak berinti merupakan infeksi kronik dan terapi radiasi).
Bagian dari rangkaian pembentukan eritrosit di sumsum tulang

Leukosit (sel darah putih) Nilai normal : Hal yang harus diwaspadai
3200 – 10.000/mm3 SI : 3,2 – 10,0 x 109/L
Fungsi utama leukosit adalah melawan infeksi, Nilai krisis leukositosis: 30.000/mm3.
melindungi tubuh dengan memfagosit organisme Lekositosis hingga 50.000/mm3
asing dan memproduksi atau mengangkut/ mengindikasikan gangguan di luar sumsum
mendistribusikan antibodi tulang (bone marrow). Nilai leukosit yang
sangat tinggi (di atas 20.000/mm3) dapat
disebabkan oleh leukemia. Penderita kanker
post-operasi (setelah menjalani operasi)
menunjukkan pula peningkatan leukosit
walaupun tidak dapat dikatakan infeksi

Hal yang harus diwaspadai


Neutrofil- Neutrofil- Eusiofil Basofil Limfosit Monosit
Segment Bands

Presentase% 36-73 0-12 0-6 0-2 15-45 0-10

Jumlah 1.260-7.300 0-1440 0-500 0-150 800-4000 100-800


Absolute
(/mm)
Deskripsi:
 Neutrofil melawan infeksi bakteri dan gangguan radang
 Eosinofil melawan gangguan alergi dan infeksi parasit
 Basofil melawan diskrasia darah dan penyakit myeloproliferatif
 Limfosit melawan infeksi virus dan infeksi bakteri
 Monosit melawan infeksi yang hebat
Trombosit (platelet) Nilai normal : Hal yang harus diwaspadai
Trombosit adalah elemen terkecil dalam 170 – 380. 103/mm3 SI : 170 – 380. 109/L
 Pada 50% pasien yang mengalami peningkatan
pembuluh darah
platelet ditemukan keganasan
 Pada pasien yang mengalami peningkatan jumlah
platelet yang ekstrim (>1000 x 103/mm3) akibat
gangguan myeloproliferatif, lakukan penilaian
penyebab abnormalnya fungsi platelet.

Laju Endap Darah (LED) Nilai normal:  Nilai meningkat terjadi pada: kondisi infeksi akut
dan kronis, misalnya tuberkulosis, arthritis
LED atau juga biasa disebut Erithrocyte Pria <15mm/1 jam Wanita <20mm/1 jam
reumatoid, infark miokard akut, kanker, penyakit
Sedimentation Rate (ESR) adalah ukuran Hodkin’s, gout, Systemic Lupus Erythematosus
(SLE), penyakit tiroid, luka bakar, kehamilan
kecepatan endap eritrosit,
trimester II dan III
menggambarkan komposisi plasma serta  Nilai menurun terjadi pada: polisitemia, gagal
jantung kongesti, anemia sel sabit,
perbandingan eritrosit dan plasma
Hipofibrinogenemia, serum protein rendah Interaksi
obat dengan hasil laboratorium: etambutol, kuinin,
aspirin, dan kortison.
Waktu protrombin Nilai normal:  Nilai meningkat pada defi siensi faktor
tromboplastin ekstrinsik, defi siensi vit.K, DIC
(Prothrombin time/PT) 10 – 15 detik (dapat bervariasi secara
(disseminated intravascular coagulation),
Mengukur secara langsung kelainan bermakna antar laboratorium) hemorrhragia pada bayi baru lahir, penyakit hati,
obstruksi bilier, absorpsi lemak yang buruk, lupus,
secara potensial dalam sistem
intoksikasi salisilat.
tromboplastin ekstrinsik (fibrinogen,  Nilai menurun apabila konsumsi vit.K meningkat
protrombin, faktor V, VII dan X).
International Normalized Ratio (INR) Nilai normal: Implikasi klinik:
Menstandarkan nilai PT antar 0,8 – 1,2 Sama dengan PT
laboratorium. Digunakan untuk memantau
penggunaan warfarin
Aptt Nilai normal :  Meningkat pada penyakit von Willebrand, hemofi
(activated Partial Thromboplastin 21 – 45 detik ( dapat bervariasi antar lia, penyakit hati, defi siensi vitamin K, DIC. Obat
Time) laboratorium) Rentang terapeutik selama terapi yang perlu diwaspadai: heparin, streptokinase,
Mendeteksi defi siensi sistem heparin biasanya 1,5 – 2,5 kali nilai normal urokinase, warfarin)
thromboplastin intrinsik (faktor I, II, V, (bervariasi antar laboratorium)  Menurun pada DIC sangat awal, hemorrhagia akut,
VIII, IX, X, XI dan XII). Digunakan kanker meluas (kecuali mengenai hati)
untuk memantau penggunaan heparin
Waktu Thrombin (Thrombin Time/TT) Nilai normal : dalam rentang 3 detik dari  Meningkat pada DIC, fi brinolisis, hipofi
Pemeriksaan yang sensitif untuk defisiensi nilai kontrol (nilai kontrol: 16-24 detik), brinogenemia, multiple mieloma, uremia, penyakit
fibrinogen. bervariasi antar laboratorium. hati yang parah.
 Menurun pada hiperfi brinogenemia, hematokrit
>55%
Fibrinogen Nilai normal:  Meningkat pada: penyakit infl amasi contoh: arthritis
Memeriksa lebih secara mendalam 200 – 450 mg/dl atau 2,0 – 4,5 g/L (SI unit) reumatoid, infeksi, infark miokard akut, stroke,
abnormalitas PT, aptt, dan TT. Menapis Nilai kritis: kanker, sindrom nefrotik, kehamilan dan eklampsia.
adanya DIC dan fibrinogenolisis < 50 atau > 700 mg/dl  Menurun pada: DIC, penyakit hati, kanker, fi
brinolisis primer, disfi brinogenemia, meningkatnya
antitrombin III
D - Dimer Nilai normal: Meningkat pada DIC, DVT, Emboli paru, gagal hati
Menilai salah satu produk degradasi Negatif atau < 0,5 mcg /ml atau < 0,5 mg/L atau gagal ginjal, kehamilan trimester akhir,
fibrin. Terdiri dari berbagai ukuran fibrin SI preeklamsia, infark miokard, keganasan, infl amasi,
terkait silang (cross-linked) Peningkatan palsu: pada kondisi titer infeksi parah, pembedahan dan trauma.
reumatoid faktor yang tinggi, adanya tumor
marker (penanda) CA-125, terapi estrogen dan
kehamilan normal

Pemeriksaan Elektrolit
Pemeriksaan elektrolit Nilai normal : Hal yang harus diwaspadai
135 – 144 meq/l si unit : 135 – 144 mmol/l Nilai kritis untuk natrium:
Natrium merupakan kation yang banyak
<120 meq/l lemah, dehidrasi
terdapat di dalam cairan ekstraseluler.
90-105 meq/l gejala neurologi parah, penyebab vascular
> 155 meq/l gejala kardiovaskular dan ginjal
> 160 meg/l gagal jantung
Kalium (K+) Nilai normal:  Hiperkalemia. Faktor yang mempengaruhi
0 - 17 tahun : 3,6 - 5,2 meq/L SI unit : 3,6 - 5,2 mmol/L
Kalium merupakan kation utama yang ≥ 18 tahun : 3,6 – 4,8 meq/L SI unit :3,6 – 4,8 mmol/L penurunan ekskresi kalium yaitu: gagal ginjal,
kerusakan sel (luka bakar, operasi), asidosis,
terdapat di dalam cairan intraseluler,
penyakit Addison, diabetes yang tidak terkontrol dan
(bersama bikarbonat) berfungsi sebagai transfusi sel darah merah.
buffer utama  Hipokalemia, adalah konsentrasi kalium dalam
serum darah kurang dari 3,5 mmol/L. Kondisi
hipokalemia akan lebih berat pada diare, muntah,
luka bakar parah, aldosteron primer, asidosis tubular
ginjal, diuretik, steroid, cisplatin, tikarsilin, stres
yang kronik, penyakit hati dengan asites, terapi
amfoterisin
Klorida (cl-) Nilai normal : Hal yang harus diwaspadai:
97 - 106 meq/l si unit : 97 - 106 mmol/l Nilai kritis klorida: <70 atau > 120 meq/l atau mmol/l
Anion klorida terutama terdapat di
Nilai klorida berguna dalam menilai gangguan asam-
dalam cairan ekstraseluler. Klorida
basa yang menyertai gangguan fungsi ginjal.
berperan penting dalam memelihara Konsentrasi klorida dalam plasma dapat dijaga agar
keseimbangan asam basa tubuh dan tetap mendekati nilai normal, walaupun dalam keadaan
gagal ginjal.
cairan melalui pengaturan tekanan
osmotis
Glukosa (fasting blood sugar/fbs) Nilai normal : Peningkatan gula darah (hiperglikemia) atau intoleransi
≥ 7 tahun : 70 - 100 mg/dl si unit : 3,89 - 5,55mmol/l
Glukosa dibentuk dari hasil penguraian glukosa (nilai puasa > 120 mg/dl) dapat menyertai
12 bulan - 6 tahun: 60-100 mg/dl si unit : 3,33 - 5,55
mmol/l penyakit cushing (muka bulan), stres akut,
karbohidrat dan perubahan glikogen
feokromasitoma, penyakit hati kronik, defi siensi
dalam hati kalium, penyakit yang kronik, dan sepsis.
Calsium (ca++) Nilai normal : Hal yang harus diwaspadai:
8,8 – 10,4 mg/dl si unit : 2,2 – 2,6 mmol/ 1.Nilai kritis total kalsium
Kation kalsium terlibat dalam kontraksi
2. < 6 mg/dl (1,5 mmol/l) dapat menyebabkan tetanus
otot, fungsi jantung, transmisi impuls
dan kejang
saraf dan pembekuan darah 3.13 mg/dl (3,25 mmol/l) dapat menyebabkan
kardiotoksisitas, aritmia, dan koma)
4.Terapi cepat pada hiperkalsemia adalah kalsitoni
Fosfor anorganik (PO4) Nilai normal :  Hiperfosfatemia dapat terjadi pada gangguan fungsi
Pria; ginjal, uremia, kelebihan asupan fosfat,
Fosfat dibutuhkan untuk pembentukan 0-5 tahun : 4-7 mg/dl SI unit:1,29-2,25 mmol/L
hipoparatiroidisme, hipokalsemia, kelebihan asupan
jaringan tulang, metabolisme glukosa 6-13 tahun: 4-5,6 mg/dl SI unit : 1,29-1,80mmol/L
14-16 tahun:3,4-5,5 mg/dl SI unit 1,09-1,78mmol/L vitamin D, tumor tulang, respiratori asidosis,
dan lemak, pemeliharaan keseimbangan 17-19 tahun: 3-5 mg/dl SI unit: 0,97-1,61 mmol/L asidosis laktat dan terapi bifosfonat.
≥20 tahun: 2,6-4,6 mg/dl SI unit: 0,89-1,48 mmol/L
asam-basa serta penyimpanan dan wanita;  Hipofosfatemia dapat terjadi pada
0-5 tahun: 4-7 mg/dl SI unit :1,29-2,25 mmol/L hiperparatiroidisme, rickets, koma diabetik,
transfer energi dalam tubuh
6-10 tahun: 4,2-5,8 mg/dlsi unit: 1,35-1,87mmol/L hyperinsulinisme, pemberian glukosa iv secara terus
11-13 tahun: 3,6-5,6 mg/dlsi unit : 1,161,8mmol/L menerus pada nondiabetik, antasida, tahap-tahap
14-16 tahun: 3,2-5,6 mg/dl SI unit : 1,031,8mmol/L
diuretik pada luka bakar parah dan respiratori
≥17 tahun: 2,6-4,6 mg/dl SI unit: 0,84-1,48 mmol/L
alkalosis.
Asam urat Nilai normal :  Hiperurisemia dapat terjadi pada leukemia, limfoma,
Pria ; syok, kemoterapi, metabolit asidosis dan kegagalan
Asam urat terbentuk dari penguraian ≥ 15tahun:3,6-8,5mg/dl si unit :214 506μmol/l
Wanita; fungsi ginjal yang signifi kan akibat penurunan
asam nukleat
> 18 tahun: 2,3 – 6,6 mg/dl si unit:137 393μmol/l ekskresi atau peningkatan produksi asam urat.
 Nilai asam urat di bawah nilai normal tidak bermakna
secara klinik.
 Obat yang dapat meningkatkan kadar urat darah
meliputi: tiazid, salisilat (< 2 g/hari), etambutol,
niasin dan siklosporin
Magnesium (Mg2+) Nilai normal:  Defisiensi magnesium dapat menyebabkan
1,7 - 2,3 mg/dL SI unit : 0,85 – 1,15 mmol/L hipokalemia yang tidak jelas dan menyebabkan
Magnesium dibutuhkan bagi ATP
iritabilitas neuromuskular yang parah
sebagai sumber energi. Magnesium juga
 Peningkatan magnesium dapat memberikan efek
berperan dalam metabolisme sedatif, menekan aktivitas jantung dan neuromuskular
karbohidrat, sintesa protein, sintesa
asam nukleat, dan kontraksi otot.

Analisa Gas Darah (AGD)


Deskripsi: Analisis dilakukan untuk evaluasi pertukaran oksigen dan karbon dioksida dan untuk mengetahui status asam basa. Pemeriksaan dapat dilakukan pada
pembuluh arteri untuk melihat keadaan pH, pCO2, pO2, dan SaO2
Saturasi Oksigen (sao2) Nilai Normal:  Saturasi oksigen digunakan untuk mengevaluasi
Jumlah oksigen yang diangkut oleh 95-99% O2 kadar oksigenasi hemoglobin dan kecukupan oksigen
hemoglobin, ditulis sebagai persentasi pada jaringan
total oksigen yang terikat pada  Tekanan parsial oksigen yang terlarut di plasma
hemoglobin menggambarkan jumlah oksigen yang terikat pada
hemoglobin
Tekanan Parsial Oksigen (pao2) Nilai normal (suhu kamar, tergantung umur) :  Penurunan nilai pao2 dapat terjadi pada penyakit
Pao2 adalah ukuran tekanan parsial yang 75-100 mmhg SI : 10-13,3 kpa paru obstruksi kronik (PPOK), penyakit obstruksi
dihasilkan oleh sejumlah O2 yang paru, anemia, hipoventilasi akibat gangguan fisik
terlarut dalam plasma. Nilai ini atau neuromuskular dan gangguan fungsi jantung.
menunjukkan kemampuan paru-paru Nilai pao2 kurang dari 40 mmhg perlu mendapat
dalam menyediakan oksigen bagi darah. perhatian khusus.
 Peningkatan nilai pao2 dapat terjadi pada
peningkatan penghantaran O2 oleh alat bantu
(contoh: nasal prongs, alat ventilasi mekanik),
hiperventilasi, dan polisitemia (peningkatan sel
darah merah dan daya angkut oksigen)
Tekanan Parsial Karbon Dioksida Nilai normal :  Penurunan nilai paco2 dapat terjadi pada hipoksia,
(paco2) 35-45 mmhg SI : 4,7-6,0 kpa anxiety/nervousness dan emboli paru. Nilai kurang
Paco2 menggambarkan tekanan yang dari 20 mmhg perlu mendapat perhatian khusus.
dihasilkan oleh CO2 yang terlarut dalam  Peningkatan nilai paco2 dapat terjadi pada gangguan
plasma. Dapat digunakan untuk paru atau penurunan fungsi pusat pernafasan. Nilai
menentukan efektifi tas ventilasi paco2 > 60 mghg perlu mendapat perhatian.
alveolar dan keadaan asam-basa dalam
darah
Ph Nilai normal :  Umumnya nilai ph akan menurun dalam keadaan
Serum ph menggambarkan 7,35-7,45 asidemia (peningkatan pembentukan asam)
keseimbangan asam basa dalam tubuh Nilai kritis:  Umumnya nilai ph meningkat dalam keadaan
< 7,25 atau >7,55 alkalemia (kehilangan asam)
Karbon dioksida (co2) Nilai normal :  Peningkatan kadar co2 dapat terjadi pada muntah
Dalam plasma normal, 95% dari total 22 - 32 meq/l si unit : 22 - 32 mmol/l yang parah, emfi sema, dan aldosteronisme
co2 terdapat sebagai ion bikarbonat  Penurunan kadar co2 dapat terjadi pada gagal ginjal
(hco3-1), 5% sebagai larutan gas co2 akut, diabetik asidosis dan hiperventilasi
terlarut dan asam karbonat (h2co3).
Anion gap (ag) Nilai normal :  Nilai anion gap yang tinggi (dengan ph tinggi)
Anion gap digunakan untuk 13-17 meq/l menunjukkan penciutan volume ekstraseluler atau
mendiagnosa asidosis metabolik pada pemberian penisilin dosis besar.
 Anion gap yang rendah dapat terjadi pada
hipoalbuminemia, dilution, hipernatremia,
hiperkalsemia yang terlihat atau toksisitas litium
 Anion gap yang normal dapat terjadi pada metabolik
asidosis akibat diare, asidosis tubular ginjal atau
hiperkalsemia
Sistem buffer bikarbonat Nilai normal :  Peningkatan bikarbonat menunjukan asidosis
Sistem buffer bikarbonat terdiri atas 21-28 meq/l respiratori akibat penurunan ventilasi
asam karbonat (h2co3) dan bikarbonat  Penurunan bikarbonat menunjukan adanya alkalosis
(hco3). respiratori (akibat peningkatan ventilasi alveolar dan
pelepasan co2 dan air) atau adanya asidosis metabolik
(akibat akumulasi asam tubuh atau hilangnya
bikarbonat dari cairan ekstraseluler).

Urinalisis (UA)
UA dapat digunakan untuk evaluasi gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan hematologi, infeksi saluran kemih dan diabetes mellitus.

Parameter Nilai normal


1,001-1,035
Berat jenis spesifik Kekuning-kuningan, kuning
Deskripsi 4,5-8,5
pH 0-terlacak (Tr); < 50 mg/dL atau < 0,5 mg/L
Protein Negatif
Glukosa Negatif
Keton Negatif *RBC, WBC,sel epitel, bakteri, kristal
Darah Negatif
Sedimen urin*
Pewarnaan Gram's
Berat jenis spesifik (Specifi c gravity)
Urinalisis dapat dilakukan sewaktu atau pada pagi hari.
Pemeriksaan berat jenis urin dapat digunakan untuk mengevaluasi penyakit ginjal pasien.
Berat jenis normal adalah 1,001-1,030 dan menunjukkan kemampuan pemekatan yang baik, hal ini dipengaruhi oleh status hidrasi pasien dan
konsentrasi urin.
Berat jenis meningkat pada diabetes (glukosuria), proteinuria > 2g/24 jam), radio kontras, manitol, dekstran, diuretik. Nilai berat jenis
menurun dengan meningkatnya umur (seiring dengan menurunnya kemampuan ginjal memekatkan urin) dan preginjal azotemia
Warna urin
Warna urin dipengaruhi oleh konsentrasi, adanya obat, senyawa eksogen dan endogen, dan pH

WARNA IMPLIKASI KLINIK


Merah coklat Hemoglobin, myoglobin, pigmen empedu, darah klorpromazin,
haloperidol, rifampisin, doksorubisin, fenitoin, ibuprofen, urin bersifat
asam (karena metronidazol) atau alkali (karena laksatif, metildopa)
Kuning merah (merah muda) Sayuran, bit, fenazopiridin atau katartik fenolftalein, ibuprofen, fenitoin,
klorokuin
Biru-hijau Pasien mengkonsumsi bit, bakteri Pseudomonas, pigmen empedu,
amitriptilin,
Kuning kecoklatan Primakuin, sulfametoksazol, bilirubin, urobili
Hitam Alkaptonuria
Gelap Porfiria, malignant melanoma (sangat jarang)
Keruh Urat, fosfat atau sel darah putih (pyuria), polymorphonuclear (pmns),
bakteriuria, obat kontras radiografi.
Berbusa Protein atau asam empedu

pH urin (normal 5,0-7,5)


Dipengaruhi oleh diet dan vegetarian dimana asupan asam sangat rendah sehingga membuat urin menjadi alkali. Ph urin mempengaruhi terbentuknya Kristal.
PH alkalin disebabkan Ph asam disebabkan
Adanya organisme pengurai yang memproduksi Emfisema pulmonal
protease seperti proteus, Klebsiella atau E. Coli Diare
Ginjal tubular asidosis akibat terapi amfoterisin Dehidrasi
Penyakit ginjal kronik Kelaparan (starvation)
Intoksikasi salisilat Asidosis diabetik

Protein
Jumlah protein dapat dilacak pada pasien yang berdiri dalam periode waktu yang panjang.
Protein urin dihitung dari urin yang dikumpulkan selama 24 jam.
Proteinuria (dengan metode dipstick) : +1 = 100 mg/dl, +2 = 300 mg/dl, +4 = 1000 mg/dl.
Dikatakan proteinuria bila lebih dari 300 mg/hari.
Hasil positif palsu dapat terjadi pada pemakaian obat berikut:
 Penisilin dosis tinggi,
 Klorpromazin,
 Tolbutamid
 Golongan sulfa .
Glukosa
Korelasi antara urin glukosa dengan glukosa serum berguna dalam memonitor dan penyesuaian terapi antidiabetik
Keton
Dapat ditemukan pada urin malnutrisi, pasien DM yang tidak terkontrol, dan pecandu alkohol.
Terjadi pada :
 Gangguan kondisi metabolik seperti: diabetes mellitus, ginjal
 Glikosuria
 Peningkatan kondisi metabolik seperti: hipertiroidism, demam, kehamilan dan menyusui
 Malnutrisi, diet kaya lemak
Sedimen
Tes ini memberikan gambaran adanya infeksi saluran kemih, batu ginjal atau saluran kemih, nefritis, keganasan atau penyakit hati

Cell cast : Menunjukkan acute tubular necrosis.


Sedimen Urin Nilai Normal
White cell cast biasanya terjadi pada acute pyelonephritis atau interstitial nephritis Red
Cell cast Negatif cell cast timbul pada glomerulonefritis akut

White cell cast 0-5/hpf RBC : Peningkatan nilai menunjukkan glomerulonefritis, vaskulitis, obstruksi ginjal atau
penyakit mikroemboli, atau proteinuria
RBC 0-3/hpf
WBC : peningkatan nilai menunjukkan penyakit ginjal dengan infl amasi
Epitel 0-2/hpf
Bakteri : jumlah bakteri > 105/mL menunjukkan adanya infeksi saluran kemih.
Bakteri < 2/hpf atau 1000/mL
Kristal : meliputi kristal kalsium oksalat, asam urat, amorf, triple fosfat. Adanya kristal
Kristal Negatif menunjukkan peningkatan asam urat dan asam amino

Pemeriksaan Faal Ginjal


Fungsi pemeriksaan faal ginjal adalah:
1. untuk mengidentifi kasi adanya gangguan fungsi ginjal
2. untuk mendiagnosa penyakit ginjal
3. untuk memantau perkembangan penyakit
4. untuk mengetahui pengaruh obat terhadap fungsi ginjal
5. untuk memantau respon terapi
6. untuk mengetahui pengaruh obat terhadap fungsi ginjal
Kreatinin Nilai normal :  Konsentrasi kreatinin serum meningkat pada
Kreatinin adalah produk antara hasil peruraian 0,6 – 1,3 mg/dL SI : 62-115 μmol/L gangguan fungsi ginjal baik karena gangguan
kreatinin otot dan fosfokreatinin yang diekskresikan fungsi ginjal disebabkan oleh nefritis,
melalui ginjal. Produksi kreatinin konstan selama masa penyumbatan saluran urin, penyakit otot atau
otot konstan. Penurunan fungsi ginjal akan
dehidrasi akut.
menurunkan ekskresi kreatinin.
 Kreatinin serum 2 - 3 mg/dL menunjukan fungsi
ginjal yang menurun 50 % hingga 30 % dari
fungsi ginjal normal.
Kreatinin Urin (Clcr) J Creatinine clearance Nilai normal :
Kreatinin terbentuk sebagai hasil dehidrasi kreatin otot Pria : 1 - 2 g/24 jam
dan merupakan produk sisa kreatin. Kreatinin difi ltrasi Wanita : 0,8 - 1,8 g/24 jam
oleh glomerulus ginjal dan tidak direabsorbsi oleh
tubulus pada kondisi normal

Derajat kegagalan
Klirens Kreatinin (ml/menit) Serum Kreatinin (mg/dl)
ginjal
Normal > 80 1,4
Ringan 57 – 79 1,5 - 1,9
Moderat 10 – 49 2,0 - 6,4
Berat < 10 > 6,4
Anuria 0 > 12

Perhitungan Klirens Kreatinin dari Konsentrasi Kreatinin Serum


1) Menurut Traub SL dan Johnson CE, untuk anak 1 – 18 tahun
Clcr=[0,48×(tinggi)]/Scr
Keterangan;
Clcr = kreatinin klirens dalam mL/min/1,73 m2
Scr = serum kreatinin dalam mg/dL
2) Metode Jelliffe, memperhitungkan umur pasien, pada umumnya dapat dipakai untuk pasien dewasa yang berumur 20-80 tahun. Dengan
metode ini makin tua pasien makin kecil klirens kreatinin untuk konsentrasi kreatinin serum yang sama.
Pria : Clcr=[98-0,8x(umur-20)]/Scr
Wanita: Hendaknya menggunakan 90% dari Clcr yang diperoleh pada pria atau hasil dari pria x 0,90
3) Metode Cockroff dan Gault juga digunakan untuk memperkirakan klirens kreatinin dari konsentrasi kreatinin serum pasien dewasa. Metode
ini melibatkan umur dan berat badan pasien.
Pria : Clcr={[140-umur(tahun)]×berat badan (kg)}/[72×Scr(mg/dL)]
Wanita : Untuk pasien wanita menggunakan 85 % dari harga Clcr yang diperoleh pada pria atau hasil dari pria x 0,85

Analgesik: naproksen, salisilat, fenoprofen, ibuprofen


Anestesi: ketamine
Antibiotik: kolistin, oksasilin, tetrasiklin, aminoglikosida,
vankomisin, eritromisin, rifampisin, sulfonamide
Antiretroviral, asiklovir
Preparat besi
Diuretik: furosemid, tiazid, manitol
Koloid: dextran
Sitostatika: siklofosfamid, cisplatin
Obat-Obat Yang Bersifat Nefrotoksik Antijamur: amfoterisin
Imunosupresan: siklosporin, takrolimus
Antitrombotik: klopidogrel, ticlid
Antidislipidemia: statin
Golongan bifosfonat
Antidepresan: amitriptilin
Antihistamin
Allopurinol
Antikonvulsi: fenitoin, asam valproat
Ulcer healing drugs: H2-blocker, penghambat pompa proton

Klirens kreatinin (Clcr)


Klirens kreatinin adalah pengukuran kecepatan tubuh Umur Pria (mL/menit) Wanita (mL/menit)
(oleh ginjal) membersihkan kreatinin, terutama 0-6 bulan 40-60 40-60
pengukuran kecepatan fi ltrasi glomerolus (GFR).
7-12 bulan 50-75 50-75
13 bulan- 4 tahun 60-100 60-100
5-8 tahun 65-110 65-110
9-12 tahun 70-120 70-120
13 tahun keatas 80-130 75-120
Tingkat kerusakan ginjal parah < 10 mL/menit, sedang 10-30 mL/menit, ringan 30-70 /menit

Pemeriksaan Gastrointesinal
Serum Amylase Nilai normal :  Peningkatan kadar amilase dapat terjadi pada
Amilase adalah enzim yang mengubah amilum 20 – 123 U/L SI = 0,33 – 2,05 μkat/L pankreatitis akut, kanker paru-paru, kanker
menjadi gula, dihasilkan oleh kelenjar saliva, esophagus, kanker ovarium, gastrektomi parsial,
pankreas, hati dan tuba falopi. obstruksi saluran pankreas, ulkus peptikum,
penyakit gondok, obstruksi atau infl amasi
saluran atau kelenjar saliva, kolesistitis akut,
trauma serebral, luka bakar, syok trauma,
diabetes ketoasidosis dan aneurism.
 Penurunan kadar amilase dapat terjadi pada
pankreatitis akut yang sudah pulih, hepatitis,
sirosis hati, atau keracunan kehamilan.
Lipase Nilai normal :  Peningkatan kadar lipase dapat terjadi pada
Lipase mengubah asam lemak menjadi gliserol. 10 – 140 U/L SI = 0,17 – 2,3 μkat/L pankreatitis, obstruksi saluran pankreas,
Sumber utama adalah pankreas, lipase dalam kolestatis akut, sirosis, penyakit ginjal yang
pembuluh darah menyebabkan kerusakan parah dan penyakit radang usus, sirosis,
pankreas gangguan ginjal yang parah.
 Nilai kritis lebih dari 500 U/L

Pemeriksaan Fungsi Hati


Tes fungsi hati adalah tes yang menggambarkan kemampuan hati untuk mensintesa protein (albumin, globulin, faktor koagulasi) dan memetabolisme zat yang terdapat di dalam darah.
Albumin Nilai Normal :  Nilai meningkat pada keadaan dehidrasi
Albumin di sintesa oleh hati dan mempertahankan 3,5 – 5,0 g% SI: 35-50g/L  Nilai menurun pada keadaan: malnutrisi,
keseimbangan distribusi air dalam tubuh (tekanan sindroma absorpsi, hipertiroid, kehamilan,
onkotik koloid). gangguan fungsi hati, infeksi kronik, luka bakar,
edema, asites, sirosis, nefrotik sindrom, SIADH,
dan perdarahan.
Prothrombin Time Jlihat bagian 3.1.g Waktu protrombin
untuk mengetahui kemampuan hati dalam mensintesa faktor-faktor koagulasi (faktor I, II, V, VII, IX, X) kecuali faktor VIII.
Alanin Aminotransferase (ALT) dahulu SGPT Nilai normal : Peningkatan kadar ALT dapat terjadi pada penyakit
Konsentrasi enzim ALT yang tinggi terdapat pada 5-35 U/L hepatoseluler, sirosis aktif, obstruksi bilier dan
hati. ALT juga terdapat pada jantung, otot dan hepatitis
ginjal.
Aspartat Aminotransferase (AST) dahulu Nilai normal :  Peningkatan kadar AST dapat terjadi pada MI,
SGOT 5 – 35 U/L penyakit hati, pankreatitis akut, trauma, anemia
AST adalah enzim yang memiliki aktivitas hemolitik akut, penyakit ginjal akut, luka bakar
metabolisme yang tinggi, ditemukan di jantung, parah dan penggunaan berbagai obat, misalnya:
hati, otot rangka, ginjal, otak, limfa, pankreas dan isoniazid, eritromisin, kontrasepsi oral
paru-paru.  Penurunan kadar AST dapat terjadi pada pasien
asidosis dengan diabetes mellitus
Gamma Glutamil transferase (GGT) Nilai normal :  Peningkatan kadar GGT dapat terjadi pada
GGT terutama terdapat pada hati, ginjal; terdapat Laki-laki ≤94 U/L SI : ≤1,5 μkat/L kolesistitis, koletiasis, sirosis, pankreatitis,
dalam jumlah yang lebih rendah pada prostat, Perempuan ≤70 U/L SI: <1,12 μkat/L atresia billier, obstruksi bilier, penyakit ginjal
limfa, dan jantung. Enzim ini berfungsi dalam kronis, diabetes mellitus, pengggunaan
transfer asam amino dan peptida barbiturat, obat-obat hepatotoksik (khususnya
yang menginduksi sistem P450). GGT sangat
sensitif tetapi tidak spesifi k. Jika terjadi
peningkatan hanya kadar GGT (bukan AST,
ALT) bukan menjadi indikasi kerusakan hati.
Alkalin Fosfatase (ALP) Nilai normal : 30 - 130 U/L  Peningkatan ALP terjadi karena faktor hati atau
Enzim ini berasal terutama dari tulang, hati dan non-hati. Peningkatan ALP karena faktor hati
plasenta. Konsentrasi tinggi dapat ditemukan terjadi pada kondisi : obstruksi saluran empedu,
dalam kanakuli bilier, ginjal dan usus halus kolangitis, sirosis, hepatitis metastase, hepatitis,
kolestasis, infi ltrating hati disease
 Penurunan kadar ALT dapat terjadi pada
hipofosfatemia, malnutrisi dan hipotiroidisme
Bilirubin Nilai normal :  Peningkatan bilirubin yang disertai penyakit hati
Bilirubin terjadi dari hasil peruraian hemoglobin Total ≤ 1,4 mg/dL SI = <24 μmmol/L dapat terjadi pada gangguan hepatoseluler,
dan merupakan produk antara dalam proses Langsung ≤ 0,40 mg/dL SI = <7 μmmol/L penyakit sel parenkim, obstruksi saluran empedu
hemolisis. Bilirubin dimetabolisme oleh hati dan atau hemolisis sel darah merah.
diekskresi ke dalam empedu sedangkan sejumlah  Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi
kecil ditemukan dalam serum dapat terjadi pada anemia hemolitik, trauma
disertai dengan pembesaran hematoma dan
infark pulmonal.
Laktat dihidrogenase (dahulu LDH) Nilai normal :  Peningkatan kadar LD dapat terjadi pada infark
LD merupakan enzim intraseluler, LD 90-210 U/L SI : 1,5-3,5 μkat/L miokard akut, leukemia akut, nekrosis otot
terdistribusi secara luas dalam jaringan, terutama rangka, infark pulmonal, kelainan kulit, syok,
hati, ginjal, jantung, paru-paru, otot rangka. Enzim anemia megalobastik dan limfoma. Penggunaan
glikolitik ini mengkatalisasi perubahan laktat dan bermacam obat-obatan dan status penyakit juga
piruvat. LD bersifat non spesifi k, tetapi dapat meningkatkan kadar LD.
membantu menegakkan diagnosis infark miokard  Penurunan kadar LD menggambarkan respon
atau infark pulmonal bersamaan dengan data yang baik terhadap terapi kanker.
klinik lain.

Pemeriksaan Lemak
LDL (low density lipoprotein) Nilai normal :  Nilai LDL tinggi dapat terjadi pada penyakit
LDL adalah B kolesterol <130 mg/dL SI: < 3,36 mmol/L pembuluh darah koroner atau hiperlipidemia
Nilai batas : bawaan. Peninggian kadar dapat terjadi pada
130 - 159 mg/dL SI: 3,36 - 4,11 mmol/L sampel yang diambil segera. Hal serupa terjadi
Risiko tinggi: pula pada hiperlipoproteinemia tipe Ha dan Hb,
≥160 mg/dL SI: ≥ 4,13 mmol/L DM, hipotiroidism, sakit kuning yang parah,
sindrom nefrotik, hiperlipidemia bawaan dan
idiopatik serta penggunaan kontrasepsi oral yang
mengandung estrogen.
 Penurunan LDL dapat terjadi pada pasien dengan
hipoproteinemia atau alfa-beta-lipoproteinemia.
HDL (High density lipoprotein) Nilai normal :  Peningkatan HDL dapat terjadi pada
HDL merupakan produk sintetis oleh hati dan Dewasa: 30 - 70 mg/dL SI = 0,78 - 1,81 alkoholisme, sirosis bilier primer, tercemar racun
saluran cerna serta katabolisme trigliserida mmol/L industri atau poliklorin hidrokarbon. Peningkatan
kadar HDL juga dapat terjadi pada pasien yang
menggunakan klofi brat, estrogen, asam
nikotinat, kontrasepsi oral dan fenitoin.
 Penurunan HDL terjadi dapat terjadi pada kasus
fibrosis sistik, sirosis hati, DM, sindrom nefrotik,
malaria dan beberapa infeksi akut. Penurunan
HDL juga dapat terjadi pada pasien yang
menggunakan probucol, hidroklortiazid,
progestin dan infus nutrisi parenteral.
Trigliserida Nilai normal :  Penurunan trigliserida dapat terjadi pada
Trigliserida ditemukan dalam plasma lipid dalam Dewasa yang diharapkan obstruksi paru kronis, hiperparatiroidism,
bentuk kilomikron dan VLDL (very low density Pria : 40 - 160 mg/dL SI: 0,45 - 1,80 hipolipoproteinemia, limfa ansietas, penyakit
lipoproteins) mmol/L Wanita : 35 - 135 mg/dL SI: 0,4 parenkim hati, malabsorbsi dan malnutrisi
- 1,53mmol/L  Vitamin C, asparagin, klofi brat dan heparin
dapat menurunkan konsentrasi serum trigliserida

Imunologi & Serologi


Tes Human Immunodefi ciency Virus (HIV)
HIV adalah retrovirus (virus RNA), yang menyerang sel sistem imun terutama CD4+ limfosit T, yang melemahkan pertahanan host,
menyebabkan infeksi oportunistik dan Acquired Immune Defi ciency Syndrome (AIDS) pada hampir semua kasus
Beberapa tes digunakan untuk menentukan pasien yang kemungkinan terinfeksi HIV, yaitu: antibodi HIV, tes Western Blot, tes antigen HIV,
HIV RNA, CD4+, beban virus.
Tes Antibodi HIV (penapisan HIV), dengan metoda: Enzyme Linked Immunosorbent Assay (Elisa) atau Enzyme Immunoassay (EIA)
Tes penapisan antibodi terhadap virus penyebab AIDS, HIV1. Sebagian besar tes penapisan juga meliputi HIV2. Antibodi (Ab) muncul
setelah seseorang terinfeksi selama 4-8 minggu. Jika seseorang mempunyai antibodi dalam darahnya maka akan bereaksi dan mengikat
antigen (Ag) HIV pada permukaan. Ikatan Ag-Ab menimbulkan reaksi warna yang dapat dievaluasi sebagai negatif, positif, atau tidak dapat
ditetapkan. Hasil tes positif dan tidak dapat ditetapkan harus diulang dan kemudian dikonfi rmasi dengan tes Western Blot.
Hasil ELISA positif palsu dapat terjadi apabila pasien menerima imunoglobulin hepatitis B dalam 6 minggu, wanita multigravida, dan adanya
faktor-faktor reumatoid. Hasil ELISA negatif palsu terjadi pada stadium lanjut HIV atau awal infeksi (sebelum terbentuk antibodi).

Tes positif menunjukan orang tersebut terinfeksi atau berpotensi terinfeksi dan memiliki risiko tinggi untuk
berkembang menjadi menderita penyakit simptomatik dalam beberapa tahun. Apabila tes dilakukan segera
setelah terinfeksi dapat terjadi hasil negatif palsu karena belum terbentuk antibodi. Jika dilakukan pengujian
ulang setelah 6-12 minggu akan menunjukkan hasil positif. ELISA juga dapat menunjukkan hasil positif
palsu, sehingga orang yang tidak terinfeksi dapat dinyatakan terinfeksi. Oleh karena itu hasil tes positif
dengan ELISA atau EIA harus dikonfi rmasi dengan Western Blot.

Tes Western Blot


Rangkaian protein virus HIV dipisahkan
Western blot positif memastikan bahwa seseorang terinfeksi HIV.
berdasarkan berat molekul dengan menggunakan
elektroforesis dan terikat pada strip tes.
Tes Antigen HIV Seseorang yang terinfeksi mungkin tidak memiliki antibodi di dalam darahnya (misalnya di awal
infeksi) tetapi orang tersebut pasti memiliki antigen HIV (protein) di darah.
HIV RNA DENGAN POLIMERASE CHAIN Kegunaan utama PCR pada HIV adalah untuk memonitor terapi pada awal penggunaan ART
REACTION (PCR) dalam 2-4 minggu. Jika hasilnya ≥1 log beban virus atau HIV RNA >10.000 kopi maka terapi
Tes ini mengukur beban virus (jumlah partikel dapat dilanjutkan. Jika hasilnya <0,5 log beban virus atau HIV RNA > 100.000 kopi, maka perlu
virus) di dalam darah. dilakukan penyesuaian dosis atau penambahan/penggantian ARV. Kegunaan PCR pada
monitoring HIV selanjutnya dilakukan setiap 4-6 bulan. Jika beban virus 0,3-0,5 log maka terapi
ARV tidak efektif dan harus diganti dengan tipe ARV yang lain.
HITUNGAN CD4+Limfosit T
Jumlah sel CD4+ merupakan hasil dari jumlah limfosit total dan persentase sel CD4. Sebelum dikembangkan penetapan beban virus, sel CD4
dihitung untuk memonitor perjalanan penyakit dan terapi

Umur 18+
Sel Limfosit T Persen (%) Jumlah absolut/mm3
CD3 58-82 690 – 1900
CD3+ CD4+ 38-64 500-1300
CD3+ CD8+ 15-33 210-590
CD3- CD19+ 4-16 65-300
CD3- /CD16+ CD56+ 2-23 35-240

Panel Hepatitis Nilai normal : Jenis virus hepatitis:


Terdapat minimal empat jenis virus hepatitis. Negatif 1. hepatitis A; infeksius hepatitis,
Bentuknya secara klinis sama, tetapi berbeda 2. hepatitis B; hepatitis serum /transfusi,
dalam imunologi, epidemiologi, prognosis dan 3. hepatitis D; selalu berhubungan dengan
profi laksis. hepatitis B,
4. Hepatitis C; dahulu non A atau non B.
Orang yang berisiko hepatitis: pasien
dialisis, pasien onkologi/hematologi,
pasien hemofi li, penyalahguna obat suntik,
homoseksual.
Hepatitis A
HAV-ab/IgM; dideteksi 4 – 6 minggu setelah terinfeksi dan menunjukkan tahap hepatitis A akut.
HAV-ab/IgG; dideteksi setelah 8 -12 minggu setelah terinfeksi dan menunjukkan pasien sebelumnya pernah terpapar hepatitis A.
Hepatitis B
HBs-Ag merupakan antigen permukaan hepatitis B yang ditemukan pada 4-12 minggu setelah infeksi. Hasil positif menunjukkan hepatitis B
akut (infeksi akut dan kronik)
Hasil positif antibodi HBs-Ab terhadap antigen permukaan hepatitis B, terjadi setelah 2-10 bulan infeksi. Menunjukkan pasien sebelumnya
telah terinfeksi /terpapar hepatitis B tetapi tidak ditemukan pada tipe hepatitis yang lain. Merupakan indikator perbaikan klinik, juga dapat
ditemui pada individu yang telah berhasil diimunisasi dengan vaksin hepatitis B.
Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) Nilai normal:  Hasil tes positif ditemukan bila infeksi terjadi setelah
VDRL adalah uji pengendapan yang digunakan untuk Negatif 4-6 minggu (1-3 minggu setelah terbentuk chancres).
mendiagnosa dan memantau tahapan penyakit Sifilis. Hasil positif harus dikonfi rmasi dengan tes fl
uorescent treponemal antibody absorbed (FTA-ABS).
 Beberapa pasien yang menderita sifilis primer atau
sekunder dapat saja mempunyai titer yang tinggi;
serum yang tidak diencerkan tidak reaktif, tetapi
serum yang diencerkan menunjukkan hasil positif.
Tes Kulit Tuberculin (PPD) Hasil Normal: tidak adanya warna merah  Antigen tuberkulin diberikan untuk menentukan
Tuberkulin adalah fraksi protein (Purifi ed Protein pada kulit atau endurasi (penebalan/ apakah pasien mengalami tuberkulosis aktif atau
Derivative) dari hasil pertumbuhan Mycobacterium pengerasan), hal ini menunjukkan tes kulit dorman. Akan tetapi tes ini tidak dapat digunakan
tuberculosis atau Mycobacterium Boris yang larut. negatif. untuk membedakan antara infeksi aktif atau dorman.
Antigen diberikan secara intradermal (0,1 ml), Abnormal: indurasi pada kulit, kemerahan,
menghasilkan bleb pada tempat injeksi intradermal udema dan nekrosis sentral. Semakin besar
(biasanya aspek volar atau dorsal pada lengan) diameter bengkak maka semakin positif hasil:
a. hasil negatif jika diameter < 5 mm,
b. tidak pasti atau mungkin 5-9 mm,
c. positif ≥ 10 mm.
Tes kulit positif menujukkan pernah terpapar
basil tuberculosa (TB) atau pernah divaksin
BCG (Baccile Calmette Guerin).
Uji kultur Tuberkulosis  Penentuan TB dapat dilakukan dengan tes
Untuk menentukan kepastian seseorang menderita pewarnaan kultur dan tes kultur mikobakteri, jika
tuberkulosis dapat dilakukan baik dengan kultur, dibandingkan keduanya, yang pertama simpel, cepat
menggunakan metode terbaru seperti molecular line dan tidak mahal tetapi sensitifi tasnya lebih rendah.
probe, maupun biakan sputum bakteri tahan asam Sensitifi tas bakteri tahan asam lebih rendah pada
(pewarnaan Ziehl Neelsen). TB ekstrapulmonal, pasien yang menderita HIV dan
pasien yang menderita mikobakteria non
tuberkulosis. Bakteri tahan asam tidak dapat
membedakan mikobakteria tuberkulosis dan
mikobakteria non tuberkulosis.

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
Pewarnaan Gram Hasil: Kemampuan untuk membedakan bakteri gram
Pewarnaan gram merupakan prosedur sampel Mikroba gram positif menghasilkan warna positif dan negatif dan pengetahuan pola sensitifi
dengan larutan gram. Pewarnaan gram ini ungu gelap; mikroba gram negatif tas antibiotika membantu pemilihan terapi
merupakan metode penapisan yang relatif cepat memberikan warna merah muda. antibiotika empirik yang sesuai sampai indentifi
untuk mengidentifi kasi bakteri penginfeksi kasi mikroba selesai.
Uji Sensitifitas  Istilah sensitif menunjukkan bahwa bakteri yang
Uji sensitifi tas mendeteksi jenis dan jumlah diuji memberikan respon terhadap antimikroba
antibiotika atau kemoterapetik yang dibutuhkan  Beberapa mikroba bekerja sebagai bakterisid
untuk menghambat pertumbuhan bakteri (membunuh mikroba); sebagian lain bekerja
sebagai bakteriostatika yang berarti menghambat
pertumbuhan mikroba tetapi tidak membunuh.

Bersifat Bakterisid Bersifat Bakteriostatik


Aminoglikosida Kloramfenikol
Sefalosporin’ Sulfonamid
Metronidazol Eritromisin
Penisilin Tetrasiklin
Kuinolon
Rifampisin
Vankomisin
Contoh antimikroba

Malaria Mikroorganisme Plasmodium pertama kali  Analisis darah akan memperlihatkan anemia dan
Malaria merupakan penyebab anemia hemolitik menginfeksi sel hati, dan kemudian adanya parasit (Plasmodium). Bentuk sel masing-
yang berhubungan dengan infeksi sel darah merah berpindah ke eritrosit masing parasit berbeda sehingga pemeriksaan
oleh protozoa spesies Plasmodium yang ditularkan Infeksi menyebabkan hemolisis masif sel hapusan darah dapat digunakan untuk mengidentifi
ke manusia melalui air liur nyamuk. darah merah. Pada titik ini, semakin kasi jenis Plasmodium penyebab infeksi..
banyak parasit yang dilepaskan ke dalam
sirkulasi dan terjadi siklus infeksi
berikutnya.
Siklus infeksi biasanya berlangsung setiap
72 jam
Ig G dan Ig M

Peningkatan IgG terjadi pada kondisi IgG menurun pada kondisi


1. Infeksi granulomatosus kronik 1. Agamaglobulinemia
2. Hiperimunisasi 2. Limfoid aplasia
3. Penyakit hati 3. Defi siensi IgG, IgA
4. Malnutrisi (parah) 4. Mieloma IgA
5. Disproteinemia 5. Proteinemia Bence-
6. Penyakit yang berhubungan Jones
dengan hipersentitifi tas 6. Leukemia limfoblastik
granuloma, gangguan kronik
dermatologi, dan mieloma IgG
7. Reumatiod artritis

Peningkatan nilai IgM pada dewasa terjadi pada Ig M menurun pada kondisi
kondisi
1. Makroglobulinemia Waldenstrom 1. Agammaglobulinemia
2. Tripanosomiasis 2. Gangguan Limfoproliferatif
3. Malaria 3. Mieloma IgA dan IgM
4. Infeksius Mononucleosis 4. Disgammaglobulinemia
5. Lupus Erimatosus 5. Leukemia limfoblastik kronik
6. Reumatoid Artritis
7. Disgamaglobulinemia (Kasus Tertentu)
8. Pada Bayi Baru Lahir, Kadar Igm > 20 Mg/Dl
Mengindikasikan Utero Stimulasi Sistem Imun
(Misalnya Virus Rubela, Sitomegalovirus, Sifi
Lis Toksoplasmosis).

Tes Widal (Felix Widal)  Sensitivitas dan spesifi sitas tes ini tidak tinggi (sedang). Tes ini memberikan hasil negatif
Tes ini mengukur tingkat antibodi aglutinasi pada 30% kasus yang mungkin disebabkan oleh penggunaan antibiotik sebelumnya.
terhadap antigen O dan H. Tingkat antibodi diukur  Hasil positif palsu dapat terjadi akibat reaksi silang epitop dengan enterobakteriase. Hasil
menggunakan pengenceran serum ganda. positif palsu juga dapat terjadi pada penyakit seperti malaria, tifus, bakteremia yang
Biasanya antibodi O akan muncul pada hari ke 6- disebabkan oleh mikroba lain dan sirosis.
10 dan antibodi H pada hari ke 10-12 setelah onset
penyakit

Anda mungkin juga menyukai