Pendidikan ABK Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang memiliki hambatan atau berkebutuhan khusus yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
2. Landasan dan pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 14 bahwa : “ pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Penjelasan : Pertumbuhan dan perkembangan fisik seperti koordinasi motorik halus dan kasar. Pertumbuhan dan perkembangan rohani seperti, sikap, perilaku dan agamanya. Pentingnya pendidikan anak usia dini : Pendidikan bagi ABK usia dini itu penting, karena anak harus diberi stimulus yang baik disekolahnya sehingga baik untuk perkembangan anak selanjutnya dan pada masa ini juga anak mengalami perkembangan otak yang sangat pesat yang akan selalu diingat oleh anak tersebut sehingga pendidikan ABK usia dini itu sangatlah penting.
3. Potensi dan keunggulan-keunggulan yang akan dikembangkan pada
pendidikan anak usia dini 8 kecerdasan (Howard Gardner) a. Kecerdasan linguistik Kecerdasan linguistik diartikan sebagai kecerdasan yang dimiliki oleh anak dalam mengolah kata secara efektif, baik lisan amaupun tulisan. Kecerdasan linguistik merupakan hal yang sangat penting bagi diri anak, karena kecerdasan ini turut menentukan cara berpikir anak. Pada umumnya anak-anak yang mempunyai kecerdasan linguistik akan lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain. Ciri-ciri : Suka mendengarkan cerita Merasa mudah dan percaya diri (mengekspresikan diri) Mengeja dengan sangat baik b. Kecerdasan logic tematik Anak-anak dengan kcerdasan matematika logis yang baik itu akan mempunyai kemampuan untuk melakukan penalaran dengan benar. Dapat menggunakan angka-angka dan mencerna pola logis yang berhubungan dengan angka secara baik, serta dapat mengolah alur pikiran yang panjang dngan baik. Ciri-ciri : Senang dengan angka Gemar melakukan percobaan untuk melihat cara kerja suatu hal Senang dengan permainan puzzle atau sesuatu yang membutuhkan kemampuan berpikir logis. c. Kecerdasan Visual dan Spasial Kecerdasan Visual spasial merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memahami bangunan 3 dimensi atau ruang secara tepat. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada unsur, garis, warna, bentuk, ruang, dan hubungannya antara unsur-unsur tersebut. Ciri-ciri : Menyukai seni, memiliki cita rasa yang baik akan warna Menggambar dengan cukup baik Menikmati permainan seperti puzzle d. Kecerdasan Musik Kecerdasan musical adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan berbagai macam bentuk musik. Ciri-ciri : Menyukai atau dapat memainkan alat musik Dapat bernyanyi sesuai nada Dapat mengingat irama hanya dengan mendengarkan beberapa kali saja Suka dan sering mendengarkan musik e. Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan yang dimiliki seseorang dalam mengamati dan mengerti maksud, sikap dan perasaan oranglain. Kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan untuk bisa memahami dan menghadapi sikap dan perasaan oranglain. Ciri-ciri : Senang bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok atau komite Lebih suka belajar kelompok daripada belajar sendiri Penuh simpati Menyukai segala hal yang dilakukan secara berkelompok f. Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal merupakan kecerdasan pada anak yang berhubungan dengan kemampuan daya tahan, mampu mengenali dirisendiri, serta bisa mengatasi permasalahan yang dialaminya. Ciri-ciri : Sering menyendiri/lebih pendiam Mempunyai hobi atau kesenangan yang bersifat pribadi yang tidak banyak anda bagikan atau ungkapkan kepada oranglain g. Kecerdasan Kinestetik Kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengontrol gerakannya atau mengolah gerakan tubuhnya dengan baik. Ciri-ciri : Gemar berolahraga atau melakukan kegiatan fisik Aktif dalam kegiatan fisik seperti berjalan atau berlari Senang dengan permainan yang sangat menantang (membutuhkan adrenalin) h. Kecerdasan Naturalis Kecerdasan naturalis merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengenali, membedakan atau menggolongkan segala sesuatu yang dijumpainya di alam atau di lingkungan sekitarnya. Ciri-ciri : Sering mememlihara atau menyukai hewan Dapat mengenali dan membedakan nama berbagai jenis pohon, bunga dan tanaman 4. perkembangan Fisik Motorik ABK Usia Dini a. Perkembangan Fisik/Motorik Masa Bayi (0 – 1 tahun) Perkembangan gerakan Setiap bayi berbeda dalam arti kesepakatan perkembangan gerakan, tetapi secara umum, kemampuan bayi dalam mengendalikan gerakan badannya dalam 15 bulan pertama mengikuti dua arah berbeda yaitu dari kepala ke bawah (bayi lebih dulu memperoleh kendali di bagian atas dari badannya sebelum bagian bawah), dan dimulai dari dada (bayi memperoleh kendali atas bagian tengah badannya lebih dulu sebelum tangan dan kakinya). Perkembangan koordinasi tangan-mata Sejak lahir, bayi menghabiskan banyak waktu untuk mengamati dunia sekitarnya, kadang-kadang hanya menerima informasi yang dilihatnya, kadang- kadang mengulurkan tangan untuk dapat terlibat langsung, dan seringkali menggabungkan pandangan dan sentuhan. Proses koordinasi tangan dengan mata ini (yang melibatkan banyak aspek, seperti memfokuskan, memandang, menjangkau, menyentuh, memegang, mengangkat dan melempar) yang paling banyak menyita waktunya. Refleks Gerakan refleks awal pada bayi 0 – 1 tahun diantaranya adalah mengedipkan mata, genggaman telapak tangan, refleks moro, dan tindakan tanpa mengetahui. b. Perkembangan Fisik/Motorik masa balita (usia 1 – 3 tahun) Selama periode 12 bulan sampai 3 tahun, kemampuan fisik anak mengalami kemajuan dari mampu berjalan terhuyung-huyung belum mantap menjadi anak yang menguasai berbagai keterampilan fisik yang kompleks. Perkembangan gerakan Fondasi untuk pengendalian yang lebih baik atas lengan, tungkai, badan, keseimbangan badan, dan koordinasi bagi anak yang sedang tumbuh berpangkal pada tiga macam. Sumber petama, benih dari kemampuan ini telah disebarkan selama 15 bulan sebelumnya, ketika koordinasi bayi secara mantap semakin baik. Kedua adalah stimulasi yang dibeikan kepada bayi ketika dia secara mantap menguasai fisik dasar. Ketiga dari keterampilan bergerak anak yang terus menjadi lebih baik adalah perubahan fisik yang terjadi di tahun kedua dan ketiga. Beberapa perubahan yang terjadi adalah tinggi dan berat badan; otak; dan penglihatan. Anak yang canggung Terdapat banyak sekali variasi dalam kecepatan anak-anak memperoleh keterampilan koordinasi. Anak memerlukan dukungan untuk mengatasi kesulitan yang dialaminya sehingga dia dapat mempertahankan rasa percaya diri dan terus menikmati bermain menggunakan fisik yang sehat. Keselamatan Setelah anak mampu menghadapi aktivitas fisik yang lebih bermacam- macam baik didalam maupun diluar rumah keselamatan harus tetap menjadi prioritas utama. Ketika tantangan koordinasi yang ingin dia hadapi menjadi semakin kompleks, bahaya potensial yang dihadapinya juga semakin besar. Perkembangan koordinasi tangan-mata Antara umur 15 bulan sampai 3 tahun, kendali tangan anak meningkat, membuat dia mampu memanipulasi benda-benda berukuran kecil, untuk memperoleh kendali lebih baik pada penggunaan peralatan makan dan untuk mengambil serta membawa sendiri berbagai benda. Tangan kidal Anak akan menjadi tangan kidal atau tidak belum dapat dilihat saat dia lahir. Akan tetapi, keadaan itu akan mulai terlihat jelas antara umur 15 bulan dan 3 tahun. Kemampuan menggambar Kesempatan-kesempatan baru untuk menggambar muncul dalam tahap ini dalam kehidupan balita. Koordinasi peningkatan tangan-mata yang dikombinasikan dengan pembelajaran dan pengertian merupakan awal bagi anak dalam menggambar. Menggambar merupakan cara yang baik bagi balita yang sedang tumbuh untuk mengekspresikan perasaannya. Menghadapi frustasi Aktivitas yang memerlukan koordinasi tangan-mata ini mungkin menimbulkan frustasi ketika hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Tenangkan frustasi anak balita, dan kemudian tunjukkan padanya cara menyelesaikan aktivitas tersebut dengan cara sesuai metode dan santai. c. Perkembangan Fisik/Motorik Masa Balita (Usia 4 – 6 tahun) Anak-anak pada usia prasekolah mengkonsolidasi dan mengalami kemajuan dalam keteramplian fisik yang telah dikembangkannya ditahun-tahun awal. Tantangan koordinasi yang sebelum ini dihindarinya, seperti melompat dengan satu kaki, melompat dengan dua kaki diangkat bersama, dan menjaga keseimbangan sekarang dapat dilakukannya dan dia berusaha melakukan banyak aktivitas. Transformasi fisik Alasan utama penyebab kematangan keterampilan bergerak ini adalah perubahan fisik yang penting terjadi antara usia 2,5 dan 5 tahun. Tinggi tubuh anak-anak bertambah sekitar 8 cm lebih tinggi setiap tahunnya dan berat badannya bertambah sekitar 3 kg. Ukuran kepalanya menjadi lebih kecil dibandingkan dengan bagian badan yang lain, dan wajahnya menjadi lebih besar dalam persiapan untuk mengoordinasi rangkaian gigi kedua yang akan muncul dalam beberapa tahun. Perubahan neorologi terjadi dalam otak, tulang belakang dan juga sistem saraf. Perkembangan gerakan Keterampilan fisik anak menjadi semakin baik. Pada usia ini anak amat senang menggunakan keterampilan motoiknya yang semakin baik, bahkan ketika aktivitas itu berbahaya. Takut-takut Beberapa anak mempunyai sifat takut-takut dan tidak berani menjajaki uang yang terbuka lebar di taman atau berpetualang ditaman bermain. Hal ini akan menghilangkan kesempatan anak untuk menikmati aneka macam aktivitas yang menstimulasi. Perkembangan koordinasi tangan-mata Ketika anak sedang melewati tahun-tahun prasekolah, pengendalian tangan menjadi semakin penting, bukan hanya karena kendali itu membantunnya menjadi lebih mandiri, tetapi juga karena ada kaitannya dengan pemecahan masalah dan untuk belajar. Proses kematangan Kemajuan anak dalam koordinasi tangan-mata tergantung pada interaksi antara stimulasi dan dorongan yang diterimanya setiap hari, perkembangan fisik dan sarafnya, dan motivasinya. Tiga dimensi yang berbeda ini perlu diseimbangkan dengan hati-hati sebelum dia dapat bergerak dari satu tahap ke tahap berikutnya. Secara khusus, anak tidak akan mampu menulis seperti anak berumur 5 tahun ketika dia berumur 3 tahun, tidak peduli betapa kerasnya usaha karena kematangan otot dan sarafnya memang belum memadai untuk melakukan gerakan tangan yang demikian halus. Penggunaan cat atau krayon Anak lebih suka menggunakan cat daripada krayon, hal tersebut dikarenakan lebih mudah untuk membuat gambar berukuran besar dan berwarna- warni dengan menyapukan kuas daripada dengan sebatang krayon. Gambar tercipta dengan lebih cepat dengan cat. Selain itu tangkai kuas yang gemuk lebih mudah untuk dipegang dan tidak memerlukan kendali yang halus dengan jari. Kiri atau kanan Pilihan anak untuk menggunakan tangan kiri atau tangan kanannya sudah terbentuk sepenuhnya pada waktu anak mulai sekolah, akan tetapi sebenarnya kita akan sudah mempunyai pilihan menggunakan tangan kanan atau kiri mulai dari sekitar umur 2 tahun. Perbandingan Pada masa ini anak lebih banyak berbaur dengan anak-anak lain, baik teman- temannya yang datang ke rumah anda untuk bermain maupun bergabung dengan anak-anak lain di kelompok bermain. Dia membandingkan dirinya sendiri dengan teman-temannya. d. Perkembangan Fisik/Motorik Masa SD Awal ( usia 6 – 8 tahun) Saat usia 6 smpai 8 tahun, pada umumnya anak sudah dapat mengkoordinasikan tangan dengan panca inderanya. Kemampuan yang sudah seharusnya dikuasai anak diusia 6 – 8 tahun adalah kemampuan berpakaian, makan sendiri, merapikan tempat tidur, mandi serta memakai sepatu sendiri. 5. Perkembangan Intelektual dan Bahasa ABK Usia Dini A. Pengertian Perkembangan Intelektual dan Perkembangan Bahasa Perkembangan adalah suatu proses perubahan pada diri individu baik fisikmaupun psikis menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis progresif, dan berkesinambungan. Pengertian Perkembangan Intelektual Menurut English dalam bukunya yang berjudul “A Comprehensive Dictionary of Psichological and Psychoalitical Terms” istilah intelec antara lain yaitu : Kekuataan mental dimana manusia dapat berpikir suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktivitas yang berkenaan dengan berpikir (misalnya menghubungkan, menimbang, dan memahami) kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir jadi istilah inteligensi menurut para ahli diantaranya menurut Wechler (1958) mermuskaan intelligensi sebagai "keseluruhan ke-mampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Intelegensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendiskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual. Para ahli psikologi pendidikan banyak yang telah melakukan penelitian tentang perkembangan intelektual atau perkembangan kognitif atau perkembangan mental anak. Salah satu hasil penelitian yang terkenal adalah hasil penelitian Jean Piaget. Piaget adalah ahli ilmu jiwa anak dari Swiss. Tingkat perkembangan intelektual anak oleh Piaget dibedakan atas 4 periode, yaitunya: Periode Sensori-motor (0 – 1½ tahun). Sifat-sifat yang tampak pada anak adalah stimulus sound, anak berinteraksi dengan stimulus dari luar. Lingkungan dan waktu terbatas, kemudian berkembang sampai dapat berimajinasi. Konsep tentang benda berkembang, mengembangkan tingkah laku baru, kmampuan untuk meniru. Ada usaha untuk berpikir. Perubahan yang terlihat antara lain, gerakan tubuhnya merupakan aksi refleks, merupakan eksperimen dengan lingkungannya. Periode raoperasional (1½ – 7 tahun) Sifat-sifat anak adalah, belum sanggup melakukan operasi mental, belum dapat membedakan antara permainan dengan kenyataan, atau belum dapat mengembangkan struktur rasional yang cukup, masa transisi antara struktur sensori motor ke berpikir operasional. Perubahan yang terlihat pada anak adalah, sifat egosentris baru akan berkembang apabila anak banyak berinteraksi sosial Periode Operasional Konkret (7 – 12 tahun). Sifat-sifat anak, dapat berpikir konkret karena daya otak terbatas pada objek melalui pengamatan langsung, dapat mengembangkan operasi mental seperti menambah dan mengurang, mulai mengembangkan struktur kognitif berupa ide atau konsep, melakukan operasi logika dengan pola berpikir masih konkret. Perubahan yang terlihat pada anak: tidak egosentri lagi, berpikir tentang objek yang berhubungn dengan berat, warna, dan susunan, melakukan aktivitas yang berhubungan dengan objek, membuat keputusan logis. Periode Operasional Formal (12 tahun ke atas). Sifat-sifat anak yaitu memiliki pola berpikir sistematis meliputi proses yang kompleks, pola berpikir abstrak dengan menggunakan logika matematika, pengertian tentang konsep waktu dan ruang telah meningkat secara signifikan. Perubahan yang terlihat: anak telah mengerti tentang pengertian tak terbatas, alam raya dan angkasa luar. Tahapan perkembangan intelektual anak selalu mengikuti urutan tahap-tahap tersebut, mulai dari sensori motor, praoperasional, operasional konkret, kemudian operasional formal. Irama perkembangan tiap tahap untuk tiap anak berbeda-beda satu sama lain. Berdasarkan perkembangan intelektual inilah kemudian umur anak sekolah ditetapkan. Misalnya, anak masuk TK minimal umur 4 tahun, anak masuk SD minimal 6 tahun. B. Pengertian Perkembangan Bahasa Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang’diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ckspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Tahap perkembangan bahasa berbicara anak secara umum perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai hasrat anak mengucapkan kata kata yang pertama, yang merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. periode Linguistik dapat dibedakan menjadi 3 fase atau tahapan besar yaitu : Fase satu kata atau Holofrase Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa perbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bagi anak dapat berarti “saya mau duduk” atau yang lainnya, Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kita tahu dalam konteks apa kata tersebut diucapkan, sambil mengamati mimik (raut muka) gerak serta bahasa tubuh lainnya. Fase lebih dari satu kata Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang- kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan uniuk dirinya sendiri. Mulailah mengadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Fase ketiga adalah fase diferensiasi Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antara usia 2,5 - 5 tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran dan berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, memberitahu dan bentuk- bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan gaya dewasa. C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelektual dan Bahasa Faktor-faktor yang mempengaruhi sebagai berikut : 1. Faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual : Menurut Ngalim Purwanto (1986) factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual antara lain : a. Faktor Pembawaan (Genetik) Banyak teori dan hasil penelitian menyatakan bahwa kapasitas intelegensi dipengaruhi oleh gen orang tua. Namun, yang cenderung mempengaruhi tinggi atau rendahnya tingkat kecerdasan anak tergantung factor gen mana (ayah atau ibu) yang dominant mempengaruhinya pada saat terjadinya “konsepsi” individu. tetapi potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan baik tanpa mendapat pendidikan dan latihan atau sentuhan dari lingkungan. b. Faktor Gizi Kuat atau lemahnya fungsi intelektual juga ditentukan oleh gizi yang memberikan energi / tenaga bagi anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Kebutuhan akan makanan bernilai gizi tinggi (gizi berimbang) terutama yang besar pengaruhnya pada perkembangan intelegensi ialah pada fase prenatal (dalam kandungan) hingga usia balita, sedangkan usia diatas lima tahun pengaruhnya tidak signifikan lagi. c. Faktor Kematangan semakin bertambah usia seseorang, intelektualnya makin berfungsi dengan sempurna. Ini berarti factor kematangan mempengaruhi struktur intelektual, sehingga menimbulkan perubahan-perubahan kualitatif dari fungsi intelektual. Yaitu kemampuan menganalisis (memecahkan suatu permasalahan yang rumit) dengan baik. d. Faktor Pembentukan Pendidikan dan latihan yang bersifat kognitif dapat memberikan sumbangan terhadap fungsi intelektual seseorang. Misalnya, orang tua yang menyediakan fasilitas sarana seperti bahan bacaan majalah anak-anak dan sarana bermain yang memadai, semua ini dapat membentuk anak menjadi meningkatkan fungsi dan kualitas pikirannya, pada gilirannya situasi ini akan meningkatkan perkembangan intelegensi anak dibanding anak seusianya. e. Kebebasan Psikologis Kebebasan psikologis perlu dikembangkan pada anak agar intelektualnya berkembang dengan baik. Anak yang memiliki kebebasan untuk berpendapat, tanpa disertai perasaan takut atau cemas dapat merangsang berkembangnya kreativitas dan pola pikir. Mereka bebas memilih cara (metode) tertentu dalam memecahkan persoalan. Hal ini mempunyai sumbangan yang berarti dalam perkembangan intelektual. 2. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh faktor-faktor kesehatan, inteligensi, status sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga. a. Faktor kesehatan. Kesehatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak terutama pada usia awal kehidupannya. Apabila pada usia dua tahun pertama, anak mengalami sakit terus-menerus, maka anak tersebut cenderung akan mngelami kelambatan atau kesulitan dalam perkembangan bahasanya. Oleh karena itu, untuk memelihara perkembangan bahasa anak secara normal, orang tua perlu memperhatikan kondisi kesehatan anak. Upaya yang dapat ditempuh adalah dengan cara memberikan ASI, makanan yang bergizi, memelihara kebersihan tubuh anak atau secara regular memeriksakan anak ke dokter atau puskesmas. b. Inteligensi. Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat inteligensinya. Anak yang perkembangan bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai inteligensi normal atau di atas normal. Namun tidak semua anak yang mengalami kelambatan perkembangan bahasanya pada usia awal , dikategorikan sebagai anak yang bodoh c. Status Sosial Ekonomi Keluarga. Beberapa studi tentang hubungan antara perkembangan bahasa dengan status social ekonomi keluarga menunjukan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasanya dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik. Kondisi ini terjadi mungkin disebabkan oleh perbedaan kecerdasan atau kesempatan belajar (keluarga miskin di duga kurang memperhatikan perkembangan bahasa anaknya), atau kedua-duanya (Hetzer & Reindorf dalam E. Hurlock; 1956). d. Jenis Kelamin (sex). Pada tahun pertama usia anak tidak ada perbedaan dalam vokalisasi antara pria dengan wanita. Namun mulai usia dua tahun, anak wanita menunjukan perkembangan yang lebih cepat dari anak pria. e. Hubungan keluarga. Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orang tua yang mengajar, melatih, dan memberikan contoh berbahasa kepada anak. Hubungan yang sehat antara orang tua dan anak (penuh perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya) memfasilitasi perkembangan bahasa anak, sedangkan hubungan yang tidak sehat mengakibatkan anak akan mengalami kesulitan atau kelambatan dalam perkembangan bahasanya. D. Karakteristik Perkembangan Intelektual dan Perkembangan Bahasa Karakteristik yang dimiliki oleh perkembangan intelektual dan perkembangan bahasa antara lain : 1. Karakteristik perkembangan intelektual, Setiap tahapan memiliki karakteristik tersendiri sebagai aplikasi kemampuan intelektual individu sesuai dengan tahap perkembangannya. a. Karakteristik tahap sensori-motoris Perkembangan intelektual pada tahap ini, dibagi oleh piaget menjadi enam fase, yang terjadi ketika kita baru lahir sampai berusia 2 tahun. Pada tahap ini, perkembangan intelektual individu ditandai dengan: Segala tindakannya masih bersifat naluriah Aktivitas pengalaman didasarkan pada pengalaman indra Individu baru dapat melihat dan meresapi pengalaman, namun belum mampu mengategorikannya Individu mulai belajar mengenai objek-objek konkret melalui skema-skema sensori-motoris nya. b. Karakteristik tahap praoperasional Pada tahap ini, karakteristik perkembangan terjadi ketika anak mulai beranjak remaja. Tahap ini ditandai dengan karakteristik menonjol yakni: Individu telah mengombinasikan dan mentransformasikan berbagai informasi Individu telah mampu mengemukakan alas an-alasan dalam menyatakan ide-ide Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa konkret, meskipun logika hubungan sebab akibat belum tepat Cara berpikir individual bersifat egosentris ditandai oleh tingkah laku berpikir imajinatif, berbahasa egosentris, memiliki aku yang tinggi, menampakkan dorongan ingin tahu yang tinggi, dan perkembangan bahasa mulai pesat. c. Karakteristik tahap operasional konret Karakterisrik perkembangan intelektual pada tahap ini terjadi ketika seorang individu remaja. Tahap operasional komkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa segala sesuatu dipahami sebagaimana tampak saja atau sebagaimana kenyataan mereka alami. Jadi, cara berpikir individu belum menangkap yang abstrak meskipun cara berpikirnya sudah tampak simetris dan logis. Dalam memahami konsep, individu sangat terikat kepada proses mengalami sendiri. Artinya, mudah memahami konsep apabila pengertian konsep tersebut dapat diamati atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut. d. Karakteristik tahap operasional formal Tahap ini terjadi ketika individu beranjak dewasa. Tahap operasional formal ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut: Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi Individu mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis Individu bahkan mulai mampu membuat perkiraan (forecasting) di masa depan Individu mulai mampu untuk menginstropeksi diri Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan diperankan sebagai orang dewasa Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan masyarakat di lingkungannya dan seseorang dalam masyarakat. 2. Karakteristik perkembangan bahasa Mengacu pada tahapan perkembangan bahasa, sesuai dengan tingkatan kronologis yang telah dicapai, karakteristik perkembangan bahasa remaja telah mencapai tahap kompetensi lengkap. Pada usia ini, individu diharapkan telah mempelajari semua sarana bahasa dan kemampuan performansi untuk memahami dan menghasilkan bahasa tertentu dengan baik. Pengaruh pergaulan teman sebaya terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak tersebut menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya yang kadang-kadang menyimpang dari norma umum seperti munculnya istilah-istilah khusus. Karakter psikologiskhas remaja seringkali mendorong remaja untuk memiliki bahasa relative berbeda dan bahkan khas sampai-sampai orang di kalangan luar remaja sulit memahaminya. Dalam dunia yang modern sekarang ini, di kota-kota besar telah berkembang pesat bahasa khas yang dikenal bahasa gaul atau alay. Keluarga dari lapisan berpendidikan rendah, akan banyak menggunakan bahasa sembarangan dengan istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik yang pada akan menggunakan istilah-istilah lebih efektif, dan umumnya berbahasa secara lebih baik dari pada yang kurang pendidikan. D. Fungsi Intelektual dan Fungsi Bahasa Fungsi-fungsi intelektual dan bahasa antara lain : 1. Fungsi Intelektual Fungsi Intelektual Otak, Memori dan Proses Belajar, sebagai berikut : a. Area Wernicke Merupakan area pada korteks cerebri yang disebut juga sebagaiarea intelegensi atau areapengetahuan Semua pemikiran dan informasidari daerah sensorik yang berbeda-beda dihubungkan dandipertimbangkan dalam area Wernicke. b. Area prefrontal merupakan area pada korteks cerebri bagian anterior otak yang berfungsi dalam perluasan pikiran. Memungkinkan seseorang untuk berpikir dengan urutan yang logis, berkonsentrasiMengucapkan kata-kata yang di dengar c. Memori Memori ( ingatan ) adalah kemampuan untuk mengingat pengalaman yang telah lalu, baik secara sadar, maupun secara tidak sadar Habituasi dan sensitisasi Habituasi Merupakan bentuk sederhana dari proses belajar, dimana bila suatu informasi yang masuk berulang ulang dan diterima oleh otak, lama kelamaan responnya akan semakin berkurang. Sensitisasi Merupakan kebalikan dari proses habituasi. Bila suatu informasi diulang terus menerus akan memberi respon yang semakin besar. 3. Fungsi Bahasa Empat fungsi bahasa yang diuraikan oleh Prof. Dr. Gorys Keraf dalam bukunya yang berjudul "KOMPOSISI", yaitu sebagai berikut: a. Fungsi informasi menyampaikan informasi timbal-balik antar anggota keluarga ataupun anggota- anggota masyarakat. b. Fungsi ekspresi diri merupakan alat untuk mengekspresikan segala sesuatu yang tersirat di dalam pikiran dan perasaan penuturnya. c. Fungsi adaptasi dan integrasi alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi social, ketika seseorang berada disuatu tempat yang memiliki perbedaan adat, tatakrama, dan aturan-aturan dari lingkungannya, sehingga bermanfaat dalam menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat. d. Alat untuk mengadakan kontrol sosial mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Bila fungsi ini berlaku dengan baik, maka semua kegiatan sosial akan berlangsung pula secara baik termasuk untuk mengembangkan kepribadian dan nilai-nilai social yang lebih berkualitas. 5. Perkembangan emosi ABK Usia Dini Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan. Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak: (1) Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga; (2) Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya. Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu; (3) Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun. Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak dapat bergerak bebas dan ber interaksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah; (4) Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun – pubertas. Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri. MATERI PENDIDIKAN ABK USIA DINI PENDIDIKAN LUAR BIASA NAMA : RENI NURHANIPAH NIM : 41032102161026