DOKUMEN LELANG - 34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
3.4. Setelah selesai pemasangan papan bangunan wajib dilaporkan kepada Direksi untuk pemeriksaan, sebelum
pekerjaan selanjutnya dilakukan.
B. PEKERJAAN TANAH
1. Pengupasan Tanah (stripping) dan Penyebarannya Kembali
a. Sebelum penggalian untuk grading dimulai harus dilakukan pengupasan tanah permukaan setebal 10 cm.
Hasil kupasan ini apabila dianggap cukup baik untuk lapisan harus ditimbun di tempat-tempat penimbunan yang
ditentukan oleh Direksi Lapangan, untuk ditimbunkan kembali pada daerah rencana pertamaan.
Apabila Direksi Lapangan menilai bahwa lapisan tanah tersebut tidak memenuhi syarat untuk lapisan humus,
maka harus dikeluarkan dari lapangan.
b. Setelah pekerjaan grading selesai seluruhnya dan bentuk permukaan tanah telah menyerupai rencana, maka tanah
permukaan hasil pengupasan disebar dan diratakan pada keseluruhan tanah yang digarap sebagai lapisan terakhir,
kecuali pada bagian-bagian yang akan dibangun jalan dan bangunan.
2. Penggalian Tanah Untuk Site Grading
a. Penggalian dilakukan pada bagian-bagian yang lebih tinggi dari tanah direncanakan.
Hasil-hasil galian diangkut ketempat-tempat dimana pengurugan.
b. Urutan kerja penggalian harus diatur demikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak
ataupun menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.
3. Pengurugan Tanah Untuk Site Grading
a. Tanah yang akan diurug dan tanah urugannya harus bebas dari semua bahan-bahan yang dapat merusak atau yang
dapat mempengaruhi kemantapan urugan yang akan dilaksanakan.
b. Pengurugan tanah untuk halaman yang tidak akan dibangun jalan/plaza/bangunan tidak perlu dipadatkan dengan
mesin, cukup ditimbras saja
c. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis tidak lebih dari 20 cm langsung dipadatkan.
Setiap kali penghamparan harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan yang menyatakan lapisan
dibawahnya telah memenuhi syarat kepadatan yang disyaratkan.
d. Kepadatan yang disyaratkan untuk kondisi tanah urug adalah :
1. Lapisan tanah lebih dari 30 cm dibawah permukaan subgrade, harus mencapai 90 % dari kepadatan (kering)
maksimum.
2. Lapisan tanah kurang dari 30 cm dibawah permukaan subgrade, harus mencapai 100 % dari kepadatan
(kering) maksimum.
3. Tanah dasar tanpa kohesi, harus mencapai 100 % dari kepadatan (kering) maksimum.
4. Tanah dasar berkohesi dengan index plastis kurang dari 25, harus mencapai 100 % dari kepadatan (kering)
maksimum.
e. Selama pekerjaan pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2 % kadar air optimum
4. Penggalian Tanah Untuk Pondasi
a. Sebelum penggalian tanah untuk pondasi dimulai harus dilakukan pengupasan tanah permukaan setebal 10 Cm.
Hasil kupasan ini ditimbun ditempat-tempat penimbunan yang telah ditentukan oleh Direksi Lapangan.
b. Penggalian harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi, penampang lereng galian kiri kanan
dimiringkan 10 derajat ke arah luar pondasi.
c. Dasar galian harus mencapai tanah keras, apabila ternyata tidak sesuai dengan rencana gambar pondasi, maka
pemborong diharuskan melapor kepada Direksi Lapangan diminta keputusannya.
d. Jika pada galian terdapat akar-akar kayu, kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka
bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang diisi dengan pasir urug lapis demi lapis dan
apabila dimungkinkan disiram dengan air tiap lapis sampai jenuh, sehingga mencapai permukaan yang diinginkan.
5. Pengukuran dan Pemadatan Tanah Untuk Pondasi
a. Pengurugan tanah pondasi dilakukan berdasarkan petunjuk Direksi, dimana macam pekerjaannya tergantung pada
bentuk pondasi bangunan.
b. Sebelum dipasang pondasi, galian pondasi dilapisi dengan pasir urug setebal minimum 5 Cm. Dibawah lantai
dilapisi pasir urug setebal 5 cm.
c. Setelah pemasangan pondasi cukup kuat atas ijin Direksi, lubang-lubang galian dapat diurug kembali. Pada bagian
dalam bangunan diurug dengan pasir urug, sedangkan bagian luar bangunan cukup diurug dengan tanah galian.
d. Pengurugan harus lapis demi lapis, dan bila memungkinkan disiram air untuk mendapatkan kepadatan atau dengan
cara lain yang disetujui. Tebal setiap lapisan maximum 10 cm.
e. Tanah bekas galian harus dibuang atau ditimbun diluar bouwplank dengan penempatan yang cukup rapih. Tanah
antara bouplank dan galian harus tetap bebas dari timbunan tanah.
f. Apabila terjadi kondisi tanah tidak memungkinkan dilaksanakannya pondasi sesuai gambar rencana, maka
pemborong wajib melaporkan hal ini kepada Direksi dan pihak Direksi akan mengambil kesimpulan.
g. Pemborong wajib membuat parit-parit buangan air dari galian pondasi, agar pada saat hujan air tanah tidak
menggenangi lobang galian.
DOKUMEN LELANG - 35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
DOKUMEN LELANG - 36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Kelebihan pasir setelah pengurugan selesai harus diangkut dari tempat-tempat pekerjaan dan segala biaya
ditanggung kontraktor.
g. Pengeringan
Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang digunakan untuk mengeringkan lokasi pekerjaan selama pelaksanaan
pekerjaan. Air yang dibuang itu tidak boleh mengakibatkan kerusakan atau merugikan penduduk setempat, atau
mengakibatkan gangguan pada fasilitas umum.
Setiap keruskan yang timbul akibat tidak sempurnanya sistim pengeringan, baik kerusakan terhadap pekerjaan ini
maupun terhadap bangunan milik penduduk atau umum, harus diperbaiki atas biaya kontraktor sendiri.
h. Pekerjaan Timbunan
Semua jenis pekerjaan timbunan harus dilakukan ditempat yang telah dikeringkan. Sebelum pekerjaan dilakukan,
Direksi harus memberikan persetujuan terlebih dahulu.
Alat yang dipakai harus sesuai dengan kebutuhan dan disetujui oleh Direksi. Daerah kerja yang harus dilindungi
terhadap masuknya air selama pekerjaan berlangsung dengan cara membuat parit-parit drainase disekeliling lokasi.
i. Tanah Timbunan
Kekurangan tanah timbunan harus dipenuhi dengan mendatangkannya dari tempat lain yang harus disetujui oleh
Direksi terlebih dahulu. Pengambilan tanah untuk timbunan ini harus dilakukan dengan memperhitungkan
keamanan terhadap longsor.
Luas dan dalam lobang galian harus ditentukan oleh Direksi.
4. Air Kerja
a. Air kerja adalah air yang tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan organik atau bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan, bersih dan dapat lanjut.
b. Jika ada keragu-raguan dalam penentuan kualitas maka pemborong diminta untuk mengirim contoh air ke
laboratorium resmi yang ditunjuk guna dapat diselidiki lebih lanjut.
c. Selama air di lokasi bangunan belum dapat persetujuan untuk digunakan sebagai air kerja, maka pihak pemborong
harus dapat mengadakan air dari sumber lain yang disetujui.
5. Batu Bata
a. Batu bata merah dipergunakan harus berkualitas baik yang berwarna merata, sisi-sinya tegak lurus satu sama yang
lain, harus lurus dan rapih serta mempunyai ukuran/bentuk yang sama pejal dan relatif utuh.
DOKUMEN LELANG - 37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
b. Menggunakan batu merah kualitas baik yang terbakar matang dengan maximum 10 % untuk bata merah yang
pecah.
c. Dimensi (12 x 24 x 4) cm3 atau sesuai produksi setempat dengan persetujuan Direksi.
6. Bataco/Bata Tela
a. Batu tela yang dipakai harus terdiri atas cetakan press dengan campuran semen banding karang/padas = 1 : 5.
b. Ukuran batu tela harus sedemikian rupa sehingga jumlah yang diperlukan untuk 1 M 3 pasangan berkisar antara 145
s/d 155 buah.
7. Batu Belah
a. Bahan batu belah kecuali dipersyaratkan lain harus sesuai dengan PUBB 1977 NI – 3.
b. Batu belah yang dipakai ialah batu belah minimum 3 sisi.
c. Ukuran batu belah maximum 30 cm, dan strukturnya harus cukup keras dan awet.
Pengujian terhadap kekerasan apabila diperlukan harus dapat memenuhi ketentuan pada pengujian abrasi.
8. Kayu
a. Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang
lebih berhubungan dengan pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
b. Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada.
Demikian pula mutu dan kelas kuat kayu yang apabila tidak ditentukan lain maka harus mengikuti syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan dalam SNI 03-2445-1991
c. Kayu ini harus mempunyai kelembaban kurang dari 12 %. Untuk bahan yang mempunyai ketebalan, kurang dari
15 % untuk ketebalan lebih 25,4 mm ( 1 inch)
d. Dihindari adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu melintang. Syarat-
syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat SNI. Untuk kayu kamper Kalimantan
kelembabannya tidak dibenarkan melebihi 12 %.
e. Toleransi terhadap ukuran kayu yang tertera pada gambar hanya diperkenankan berbeda tidak lebih dari 3 mm.
9. Baja Tulangan
a. Tulangan beton yang digunakan dalam batang-batang baja baru dan harus mempunyai tegangan leleh minimum
2.400 Kg/M2 dan tegangan maximum 3.600 Kg/M2.
Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971 dan SK SNI S-05-1989
b. Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan yang ditentukan oleh SK SNI & PBI
1971.
c. Sebelum baja tulangan dipasang, harus bersih dari karat, minyak, gemuk dan bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi daya lekat terhadap beton.
d. Batang tulangan dapat berupa batang polos atau bahan yang di profilkan tergantung kepada kebutuhan yang
disesuaikan dengan gambar pelaksanaan pekerjaan.
e. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm dan tidak bersepuh seng.
10. Bahan-Bahan Bangunan
1. Umum
1.1. Yang disebut dengan bahan bangunan ialah : semua bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
sebagai tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini serta gambar-gambarnya.
1.2. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik, dan mendapat persetujuan dari Direksi.
1.3. Dalam jangka waktu 2 x 24 jam semua bahan-bahan yang dinyatakan ditolak oleh Direksi supaya dikeluarkan
dari proyek, dan apabila ternyata bahan-bahan tersebut masih dipergunakan oleh pemborong, maka Direksi
berhak memerintahkan pembongkaran kembali dan segala hal kerugian yang diakibatkan menjadi
tanggungjawab pemborong sepenuhnya.
2. Pemeriksaan
2.1. Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan ini, harus disetujui oleh Direksi sebelum dipergunakan.
2.2. Pada perselisihan dengan pemborong tentang pemeriksaan bahan-bahan, Direksi berhak meminta kepada
pemborong untuk mengambil contoh-contoh, bahan-bahan yang telah didatangkan untuk diperiksa di
laboratorium.
2.3. Selama ini pemborong dapat melanjutkan pekerjaan tapi sama sekali atas tanggungan sendiri, dengan
kemungkinan bahwa bahan-bahan tersebut harus disingkirkan.
2.4. Semua biaya pemeriksaan oleh laboratorium tersebut dipikul oleh pemborong.
11. Pipa Paralon
a. Pipa paralon yang digunakan sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam peraturan untuk
bahan bangunan di Indonesia.
b. Pipa paralon harus dalam keadaan baru dan tanpa cacat setelah ada di lokasi/lapangan.
12. Pipa Galvanis
a. Mutu pipa yang digunakan sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam peraturan umum
untuk bahan bangunan.
DOKUMEN LELANG - 38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
b. Pipa harus dalam keadaan baru dan tanpa cacat setelah ada di lokasi/lapangan.
13. Pipa PVC
a. Mutu pipa yang digunakan sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam peraturan umum
atau bahan bangunan.
b. Pipa harus dalam keadaan baru dan tanpa cacat setelah ada di lokasi/lapangan.
DOKUMEN LELANG - 39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
posisi dari pada beton yang dicetak/tercetak. Perencanaan pelaksanaan, serta pembongkaran bekesting harus sesuai
dengan cara-cara yang disarankan dari kriteria didalam NI-2 Bab 5.1 dan Bab 5.8. Permukaan bekesting yang
berhubungan dengan beton harus benar-benar bersih sebelum penggunaannya.
b. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah difleksi bahan-bahan bekesting. Bekesting
beserta sambungan-sambungannya harus rapat sehingga dapat mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama
pengecoran. Lubang-lubang pembukaan sementara harus disediakan didalam bekesting untuk memungkinkan
pembersihan bekesting.
c. Seluruh bekesting harus mengikuti persyaratan-persyaratan dalam normalisasi dibawah ini :
- NI-2
- NI-3
d. Bekesting untuk beton cor ditempat biasa bahannya dapat dibuat dari kayu jenis “meranti” atau jenis lain yang
starap yang disetujui oleh ahli.
e. Bekesting Untuk Beton Pracetak
Bahan bekesting terbuat dari metal “slip From” atau bahan-bahan lain yang disetujui oleh ahli.
f. Bekesting Untuk Beton Expoised Cor Ditempat
Untuk kolom : Playwood 18 mm dengan frame 5/10
Untuk balok : Playwood 12 mm untuk bagian dasar dan 10 mm untuk bagian
samping-samping. Untuk bidang luas/dinding : Playwood 18 mm.
g. “From Ties” untuk beton “exposed” harus dari jenis yang mudah dilepas, dapat terkunci dengan baik dan tidak
berubah pada saat pengecoran atau penggrojokan dilaksanaan.
Pemborong harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dari Direksi Lapangan sebelum dapat menggunakan “From
Ties”
h. “Chamter Strips” dibuat dari jenis kayu yang baik dan dibentuk menurut ukuran-ukuran yang tertera pada
gambar-gambar.
i. Bahan pelepas acuan (realising agent) harus sepenuhnya digunakan pada semua acuan untuk beton exposed. Bahan
ini harus setaraf dengan “Calstrips” buatan ceemment Aids Australia.
j. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pemakaian bekesting beton exposed :
1. Tidak akan mengalami deformasi, sehingga bekesting harus cukup tebal dan terikat kuat.
2. Harus kedap air dengan menutup semua celah-celah bekesting.
3. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekesting.
k. Bekesting harus dibongkar dengan cara yang sedemikian rupa sehingga dalam menjamin keselamatan penuh atas
struktur-struktur yang dicetak dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan minimum.
l. Bagian struktur beton vertikal disanggah dengan penturapan, bekesting boleh disanggah selama 24 jam, dengan
syarat bahwa betonnya telah cukup keras dan tidak cacat karena pembongkaran tersebut.
m. Bagian-bagian struktur beton yang disanggah dengan penumpuh tidak boleh dibongkar sebelum betonnya
mencapai kekuatan minimal untuk menyangga beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan dan atau beban-
beban bahan yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.
n. Dalam hal apapun bekesting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar sebelum berumur 7 (tujuh) hari,
sedemikian juga bekesting-bekesting yang dipakai untuk mematangkan (cliring) beton tidak boleh dibongkar
sebelum dianggap matang.
3. Pekerjaan Kayu Kasar
a. Bagian ini meliputi pekerjaan dan pemasangan kayu untuk :
- Rangka penggantung langit-langit
- Rangka penggantung Ducting AC (bila perlu)
- Pekerjaan kayu lain yang tidak tampak.
b. Mutu dan kelas kayu yang digunakan harus memenuhi syarat dan ketentuan yang tertera dalam syarat dan
ketentuan bahan pokok kayu.
Pada umumnya pekerjaan ini digunakan kayu mutu B kelas II.
c. Apabila dalam pelaksanaan konstruksi digunakan alat sambungan, maka harus dipilih yang paling tepat dengan
mutu baik, ex produksi Dalam Negeri. Alat sambung dari logam yang dapat berkarat, atau terpengaruh oleh
keadaan cuaca harus dilindungi dengan menie besi.
DOKUMEN LELANG - 40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
- Kayu yang dipakai harus lurus, dan penampang harus segi empat yang sudutnya saling menyiku.
- Pembentukan profil harus disesuaikan dengan gambar kerja dan tidak boleh mengurangi persyaratan yang
tertera pada NI-5
- Bagian yang akan dicat permukaannya harus terdiri dari serat-serat yang seragam.
- Semua pekerjaan kayu rapih harus sesuai dengan gambar kerja.
- Semua permukaan kayu harus diserut halus dan rapih.
- Daun pintu yang terdiri dari rangka kayu yang dilapis dengan playwood 4 mm kedua sisinya memakai perekat
kedap air dan tidak menimbulkan bercak-bercak pada bidang playwood.
Jenis Perekat yang dipakai adalah yang setarap dengan mutu Herferin.
5. Pekerjaan Pasangan Batu Belah/Batu Karang
a. Bahan yang digunakan :
- Batu belah/batu karang
- Semen
- Pasir
- Air kerja
Memenuhi seperti pada persyaratan bahan pokok.
b. – Kalau tidak ditentukan lain maka adukan spesi yang dipakai 1 : 5
- Celah-celah yang besar antara batu dengan batu harus diisi dengan batu kricak dan dicocok padat, kemudian
diplester kasar kedua sisi.
- Tidak diperkenankan memecahkan batu belah dengan martil besar disekitar bouplank.
6. Pekerjaan Pasangan Batu Bata/Bataco/Tela
a. Bahan yang digunakan :
- Batu bata
- Semen
- Pasir
- Air kerja
b. Kualitas bahan yang dipakai harus memenuhi syarat seperti yang ditentukan dalam persyaratan bahan pokok.
c. Batu merah yang akan dipasang harus direndam air hingga menjadi jenuh.
d. Perekat yang digunakan berupa adukan 1 pc : 3 ps untuk bagian yang kedap air /Transram sedangkan untuk bagian
lain menggunakan adukan 1 pc : 5 ps.
e. Jarak spesi maximum 1 cm.
Tiap-tiap spesi harus dibuat selang-seling dan rapih.
7. Pekerjaan Beton Tumbuk/Rabat.
a. Bahan yang dipakai :
- Semen
- Pasir beton
- Koral/batu pecah
- Air kerja
- Kualitas bahan yang dipakai harus memenuhi syarat seperti yang ditentukan dalam persyaratan bahan pokok.
b. Apabila tidak ditentukan lain maka campuran yang dipakai adalah 1 pc : 3 ps : 5 koral/batu pecah
c. Adukan beton tumbuk dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terlalu lembek ataupun terlalu pekat.
8. Plumbing
a. Syarat umum pemasangan dan bahan untuk jaringan plumbing berpegang/berpedoman kepada pedoman plumbing
1974.
b. Untuk saluran air minum dan air buangan digunakan pipa baja galvanize (GIP) produksi Dalam Negeri.
c. Ukuran yang tertulis dalam Gambar Rencana dan Spesifiksi Teknis adalah diameter dalam (Inside Diameter)
d. Penilaian baik atas pekerjaan jaringan plumbing ditentukan berdasarkan pemeriksaan dan pengujian dilakukan
oleh Direksi Lapangan.
e. Seluruh jaringan plumbing harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dari ruang dan
pipa-pipa yang menembus beton harus sudah terpasang pada waktu pengecoran.
Pembobokan untuk pemasangan pipa pada beton, terutama beton exposed tidak diperbolehkan. Penempatan kran-
kran floor drain dan lain-lain, harus memperhatikan pola dari pasangan finishing dinding dan lantai sehingga
terlihat serasi dan rapih.
9. Listrik
a. Semua pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh perusahaan yang terdaftar sebagai Instalatir.
b. Standard dan referensi yang digunakan dalam pelaksanaan instalasi listrik disini mengikuti peraturan umum
instalasi listrik (PUIL) 1977 dan standard dari negara lain seperti : VDE, BS, NEC, DIN, NEMA.
DOKUMEN LELANG - 41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
c. Gambar-gambar instalasi listrik menunjukkan pekerjaan instalasi listrik yang akan dikerjakan dimana didalamnya
digambarkan besaran-besaran listrik, kedudukan alat-alat listrik dan spesifikasi-spesifikasi lainnya dibuat oleh
kontraktor.
Untuk pekerjaan dalam garis besar harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar, dapat dirubah untuk disesuaikan
dengan kondisi lapangan atau bangunan atas persetujuan dari Direksi. Persetujuan tersebut diatur tidaklah
membebaskan pemborong dari kewajiban untuk memasang instalasi dengan cara yang ahli, yang betul dan tepat
fungsi dan ukuran-ukurannya.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, plumbing, Drainage, Air Conditioning dan kontak-kontak lainnya haruslah
menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan. Pemborong harus menyerahkan Shop
Drawing untuk disetujui konsultan sebelum mulai pelaksanaan dan menyerahkan As Built Drawing sebanyak 4
(empat) rangkap sesudah pemasangan selesai.
d. Pelaksanaan pekerjaan electrical harus selalu mengadakan koordinasi dengan pelaksana-pelaksana pekerjaan lain
seperti pekerjaan sipil, pekerjaan finishing dan lain-lain.
e. Pemborong menyediakan semua insert, sleeve dan lain-lain peralatan tambahan yang dibutuhkan yang harus
ditanam didalam beton atau pekerjaan pemasangan lainnya ditempat yang perlu.
f. Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan untuk disetujui oleh
Direksi. Daftar harus dibuat dalam rangkap 2 (dua) disertai dengan brosure, katalog, alamat manufacture dan
keterangan-keterangan lain yang diperlukan.
10. Pekerjaan Kayu
1. Pekerjaan kayu kasar
1.1. Pekerjaan kayu kasar ini meliputi : pengadaan dan pemasangan rangka-rangka plafon, rangka partisi, rangka
atap, klos dan pekerjaan kayu lain yang tidak disyaratkan secara khusus dalam persyaratan ini.
1.2. Kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu kasar ini adalah kayu setempat kualitas baik, jenis kemper (kls. II).
1.3. Kayu ini harus mempunyai kelembaban kurang dari 12 % untuk bahan yang mempunyai ketebalan kurang
dari 2,54 mm, dan kurang dari 15 % untuk ketebalan 2,54 (1 inch)
2. Pekerjaan Kayu Halus
2.1. Ini meliputi pengadaan dan pemasangan kuzen, lisplank dan pekerjaan kayu halus lainnya sesuai gambar.
2.2. Kayu yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah kayu setempat atau kayu kls. I.
2.3. Semua pekerjaan kayu halus yang akan mendapat “transparent finish” harus dipilih berdasarkan warna dan
serat yang sama.
2.4. Semua pekerjaan kayu harus dikerjakan sesuai syarat-syarat pekerjaan baik.
Sambungan-sambungan kayu harus dikerjakan rapih dan penuh keahlian.
Direksi Pelaksana berhak menolak yang tidak memenuhi syarat.
3. Kayu
Semua kayu harus dari jenis kayu yang disyahkan dan kualitas baik, kayu harus kering tanpa mata kayu, sisi-sisi
berkerut, lubang-lubang dan tanpa cacat-cacat serius lain serta telah dikeringkan diudara selama minimal 3 bulan.
Kadar kelembaban kayu yang digunakan untuk pekerjaan di dalam ruangan serta untuk sambungan harus kurang
dari 15 % dan kayu untuk konstruksi harus kurang dari 20 %.
Kadar kelembaban yang disyaratkan tersebut adalah untuk bahan bila diserahkan dilapangan dan kadar
kelembaban tersebut harus dipelihara sampai bangunan selesai.
11. Pekerjaan Bekesting
1. Untuk bekesting beton dipakai kayu setempat kelas II yang cukup kering/plywood sesuai dengan finishing yang
diminta menurut bentuk dan garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana dalam gambar.
2. Untuk papan bekesting dipakai kayu setempat sejenis terantang/playwood
3. Untuk balok kayu dipakai kayu setempat kualitas baik.
4. Bekesting ini harus cukup kuat/ditunjang untuk menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan gaya-gaya lain yang
mungkin diterimanya tanpa berubah bentuk.
5. Pembongkaran bekesting hanya boleh dilakukan seijin Direksi.
6. Semua pekerjaan tersebut harus dicatat dari pengecoran, dan pembuatan bekesting dari setiap bagian pekerjaan.
Semua pekerjaan tersebut harus sesuai dengan PBI 1971.
DOKUMEN LELANG - 42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
c. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dan setiap lapisannya tidak lebih tebal dari 20 cm, digilas dengan
menggunakan alat pemadat, sedemikian rupa sehingga bilamana alat penggilas berjalan diatas lapisan tersebut
dengan lambat tidak terdapat gerakan tegak yang dapat dilihat pada urugan tanah tersebut.
d. Lantai kerja dibuat sesuai dengan ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar untuk itu dengan menggunakan
adukan 1 semen pc : 3 pasir : 5 kerikil atau lantai kerja yang terdiri dari batu belah dan urugan pasir.
Pondasi batu Belah/batu Karang
a. Pelaksanaan pekerjaan dan persyaratan pekerjaan pondasi batu kali, harus mengikuti ketentuan dan syarat-syarat
yang disebutkan dalam pasal 8.5 tentang pekerjaan batu belah dan batu karang.
b. Sebelum pemasangan dilakukan kontraktor harus mempelajari letak-letak dari saluran yang menembus pasangan
serta stek-stek besi kolom yang harus disediakan agar pekerjaan bongkar pasang tidak terjadi.
Pada saat pemasangan lobang tidak boleh tergenang air.
DOKUMEN LELANG - 43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
DOKUMEN LELANG - 44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
a. Rangka plafon dibuat dari kayu klas II produksi setempat 5/7 untuk rangka tembok dan kayu klas II untuk lainnya
dengan bentuk serta cara pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu.
b. Seluruh rangka kayu diserut tetapi rata dan lurus dengan menggunakan mesin serut dan pada bagian bawahnya
diserut halus dan pemasangan dengan menggunakan sistim klos yang dibuat dari reng ukuran 1 : 2 dan paku serta
seluruh rangka digantungkan dengan baik pada rangka kuda-kuda.
c. Pola pemasangan rangka langit-langit sesuai dengan gambar untuk itu dan setelah rangka langit-langit dipasang
bidang permukaan rangka harus rata, lurus, waterpas dan tidak ada bagian-bagian yang bergelombang.
d. Seluruh permukaan kayu rangka Plafond dicat dengan menggunakan cat residu atau silinem ex. dalam negeri.
e. Apabila bahan penutup Plafond dipasang dengan diberi Naad/skoneng antara unit-unit bahan Plafond, maka
bagian bawah rangka Plafond yang nantinya terlihat terlebih dahulu dirapihkan dengan dempul atau diberi lapisan
tripleks yang dipasang dengan baik dan sambungan-sambungan unit-unit tripleksnya rata dan halus sedemikian
rupa sehingga setelah langit-langit terpasang, naad terlihat rapih dan tidak ada celah-celah pada sambungan rangka
langit-langit.
f. Pada pertemuan dengan dinding, maka dipasangi profil kayu tebal sesuai dengan gambar.
2. Penutup Plafond dengan tripleks
a. Bahan penutup Plafond tripleks, yang digunakan adalah tripleks tebal 3 mm kayu klas I atau ukuran lain sesuai
gambar atau setaraf ex, dalam negeri sejenis dengan ukuran bentuk atau pola pemasangan sesuai dengan gambar
untuk itu.
b. Mutu kayu lapis (multiplex/playwood/teakwood) harus kualitas terbaik menurut standarisasi Departemen
Perdagangan/Departemen Perindustrian.
DOKUMEN LELANG - 45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
a. Jaringan air bersih dilengkapi dengan katup pengaman beserta bak pengontrolnya untuk jaringan distribusi yang
masuk kedalam bangunan.
b. Jaringan pipa baja galvanize yang tertanam dalam tanah, dipasang pada kedalaman minimum 60 cm untuk
diameter 4 " dan yang lebih besar, dan pada kedalaman minimum 40 cm untuk diamter 3 " dan yang lebih kecil.
Pipa-pipa tersebut diberi pondasi untuk tumpuan, terbuat dari pasangan pondasi 1 pc : 3 ps : 5 kr pada setiap jarak
3 m dan pada sambungan-sambungan dan belokan-belokan.
c. Jaringan utama pipa baja galvanize (GIP) tegak dipasang melalui “shaft” yang disediakan, jaringan pembagi yang
melalui dinding-dinding harus tertanam pada/dalam lapisan plesteran
d. Jaringan pipa baja galvanize (GIP) yang tegak lurus dan yang tergantung dalam bangunan dipasang dengan klem-
klem/angker baut setiap jarak 2 m yang tertanam kuat pada bangunan
DOKUMEN LELANG - 46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
8. Untuk satu kelompok toilet dibuat satu buah septictank, penempatan sesuai dalam gambar.
Ukuran dalam septictank lebar dan panjang sesuai dengan gambar dibuat dari pasangan batu bata ½ bata dan
kedap air.
9. Untuk septictank diperlengkapi dengan sebuah sumur peresap ukuran sesuai dengan gambar dibuat dari batu kali
pecahan dan koral, serta dibugkus dengan ijuk.
10. Pekerjaan Saluran Air Bersih
1. Pemasangan pipa air bersih dan keran-keran pada semua keperluan sanitair dilaksanakan untuk pipa air bersih
yang diambil dari saluran induk yang ada dengan pipa 1" sedang untuk saluran pembagi dengan pipa ¾ "
2. Keran-keran air dipergunakan produksi dengan kualitas yang baik.
3. Penyambungan dan instalasi air dalam, sampai ke reservoir atau saluran bersih yang ada lengkap dengan stop kran
dan bak meternya disesuaikan dengan gambar.
4. Pemasangan harus rapih dikerjakan, hingga tidak mengalami kebocoran.
J. PEKERJAAN KHUSUS LISTRIK
1. Instalasi Kabel/Wiring
a. Semua kabel satu harus memenuhi persyaratan PUIL/VDE.
Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis
pintalannya.
Semua kawat dengan penampang 6 mm2 keatas haruslah dipilih (stranded).
Instalasi ini tidak boleh memakai kawat dengan penampang lebih kecil dari 2,5 mm2.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipasang ialah tipe :
1. Untuk instalasi penerangan NYA/NYM
2. Untuk kabel distribusi dan penerangan taman / NYA/NYM.
Semua kabel harus ada didalam konduit, cable tray, cabel trench, cable rack dan diklem.
b. “Splice”/Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya splice ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang
kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible). Sambungan pada kawat circuit
cabang harus dibuat secara mekanis dan harus tegak secara electris dengan cara-cara “soderless connector”. Jenis
kabel tekanan, jenis “compression atau soldered”. Dalam membuat “splice” connector harus dihubungkan pada
konduktor-konduktor dengan baik demikian sehingga konduktor tersambung insulasi robek, tidak ada kawat-kawat
telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
c. Bahan isolasi
Semua bahan isolasi untuk “splice”, connection dan lain-lain seperti karet, fiction, asbes, gelas, tape sintetis, resin,
splice case, composition, dan lain-lain harus dari type yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, voltage dan lain-
lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan atau
manufacture.
d. Penyambungan kabel
1. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan yang khusus untuk itu.
Kontraktor harus memberikan brosure-brosure mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh
pabrik.
2. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-namanya masing-masing, dan harus
diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan.
3. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi
timah putih dengan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran-ukuran yang sesuai.
4. Penyambungan kabel dan berisolasi karet atau PVC harus diisolasi dengan pita karet PVC/protolen.
5. Penyambungan pada kabel yang berisolasi kertas harus diisolasi khusus. Penyekat-penyekat khusus harus
dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi tertentu.
6. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misalnya temperatur-temperatur pengecoran
dan semua lubang-lubang udara harus terbuka selama pengecoran.
e. Saluran Penghantar Dalam Bangunan
1. Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan celling gantung, saluran penghantar (conduit)
ditanam dalam beton
2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang mempergunakan celling gantung, saluran penghantar (conduit)
dipasang diatas papan kayu dan diletakkan diatas celling.
3. Untuk instalasi-instalasi outlet lantai (floor outlet), saluran ditanam didalam lantai dengan menggunakan
saluran pipa conduit atau kacal. Ukuran-ukuran lubang pada lantai untuk floor outlet disesuaikan dengan
produk pabrik yang ditawarkan oleh pemborong .
4. Untuk instalasi saluran penghantar diluar bangunan, dipergunakan saluran beton, kecuali untuk penerangan
taman dipergunakan saluran pipa galvanize berdiameter 3 ".
Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.
5. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunkan pipa conduit logam minimum berdiameter 5//8 ". Setiap
pencabangan ataupun pengambilan saluran keluar harus menggunakan junction-box yang sesuai, dan
DOKUMEN LELANG - 47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip didalam junction-box. Junction-box yang
terlibat dipakai ex. dalam negeri yang baik, dengan tutup blank-plate stainless-steel, albanyranch.
6. Ujung pipa masuk dalam panel harus dilengkapi dengan socket/lock nut sehingga pipa tidak mudah tercabut
dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai s/d 2 m
harus dimasukkan dalam pipa logam dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.
2. Instalasi Sakelar dan Stop Kontak/Outlet
a. Sakelar-sakelar
1. Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 5 A – 10 A, 250 V, sakelar pada umumnya
dipakai inbow atau disebutkan lain pada gambar.
2. Jika tidak ditentukan lain, sakelar-sakelar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada tembok pada
ketinggian 150 m diatas lantai yang sudah selesai.
3. Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring, setelannya yang standar dan dilengkapi
dengan tutup persegi.
4. Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan.
b. Stop Kontak
1. Stop kontak haruslah dengan type yang memakai carthing-contact dengan rating 10 A, 250 V AC
2. Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ketanah.
Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 150 cm dari atas lantai yang
sudah selesai.
3. Stop kontak untuk keperluan rettering dipasang pada jarak 15 cm dari ceiling yang sudah selesai.
4. Floor outlet dipasang dibagian atas dari pada interection box dengan accessories yang sesuai.
3. Instalasi/Konstruksi Panel
a. Kabinet
1. Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 1,5 mm atau dibuat dari bahan lain seperti
polyster atau bakelite.
2. Kabinet untuk “panel board” mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan panel board yang
besarnya menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu banyak.
3. Frame/Rangka panel harus di groanding
4. Pada kabinet harus ada cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel “panel board” serta
tutupnya.
5. Kabinet dengan kawat-kawat “through feeder” harus diatur sedemikian rupa sehingga ada saluran dengan
lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel board.
6. Setiap panel harus dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak
kunci, dengan master key.
b. Pemasangan Panel
1. Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga peralatan dalam panel dengan mudah masih dapat dijangkau,
tergantung dari macam/type panelnya.
2. Bila dibutuhkan alas/penumpu/penggantung, maka pemborong harus menyediakannya, sekalipun tidak tertera
dalam gambar.
c. Panel Distribusi Utama
1. Panel Distribusi Utama harus seperti yang ditunjuk pada gambar kecuali ditentukan lain.
2. Seluruh assembly termasuk housing, bar-bar, alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan
dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan.
3. Panel distribusi utama harus dari jenis door type tersebut dari plat baja (metal clad).
4. Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang kaku yang bisa mempertahankan strukturnya oleh
stress mekanis pada waktu terjadi hubungan singkat.
5. Rangka ini secara lengkap dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-plat penutup (metal cald)
harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang
mengalirkan arus dan bagian-bagian yang bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL/VDE untuk peralatan
yang tertutup.
6. Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan percikan air.
Semua meteran dan tombol transpor yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada satu papan panel yang
bersegel tersembunyi.
d. Pull Box
1. Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi pemasangan, harus dipasang seluruh pull box
pada ketinggian yang cukup dan dari jenis konstruksi yang sama dengan switch board pada bagian atas dari
setiap switch board.
2. Bagian sisi atas dan samping dari pull box harus terdiri dari bagian-bagian yang bisa dibuka lepas. Dasar dari
puul box harus terdiri dari papan asbestos atau bahan tahan api yang semutu dan kabel yang menuju
“individual breaker” harus tegak lurus melalui lubang-lubang yang terpisah-pisah pada dasar puul box ini.
DOKUMEN LELANG - 48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Penutup atas yang ditempatkan dibagian belakang struktur harus bisa lepas dengan mudah supaya
memungkinkan pembuatan lubang-lubang untuk conduit cabel atau “bus duct” yang diperlukan.
f. Cadangan/Penyambungan Dikemudian Hari
1. Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruangan-ruangan tersebut harus dilengkapi dengan bus,
klem-klem pemasangan pendukung dan lain sebagainya untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari,
termasuk terminal.
2. Kemudian penyambungan dikemudian hari dapat berupa equipment bush bar panel baru, switch, circuit
breaker dan lain-lain.
g. Alat-Alat Ukur
1. Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukuran seperti pada gambar.
2. Meter-meter adalah dari type “moving iron vane type” khusus untuk panel, dengan skala sirkulair, flush atau
semi flush dalam kotak tahan getaran dengan ukuran 15 x 15 cm 2 atau 10 x 10 cm 2, dengan skala linear dan
ketelitian 1 %.
3. Posisi dari sakelar putar untuk volt meter dan Ampere meter harus ditandai dengan jelas.
h. Merek Pabrik
1. Semua peralatan penganan harus diusahakan buatan satu pabrik. Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling
dipindahkan dan ditukar tempatnya pada frame panel.
2. Panel adalah assembling SIEMENS, BBC, AEG
i. Peralatan Pengaman Pemutus Daya
1. Peralatan-peralatan pengaman adalah pemutus daya type draw out tanpa minyak dengan sekering pembatas
arus, pemutus daya dengan rumah (moulded case) dilengkapi dengan sekering pembatas arus dan pemutus
sekering.
2. Arus kerja dari draw out circuit breaker harus sesuai dengan gambar, dengan sekering berkapasitas interupsi
100.000 KA minimum pemutus sekering harus dari type yang membuka dan menutup dengan cepat.
j. Lampu-Lampu
1. Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan persyaratan dan gambar.
2. Untuk lampu pijar memakai lampu holder dan base type Edyson screw, untuk lampu holder type Edyson
screw cable netral tidak boleh dihubungkan ke center control, kecuali dipersyaratkan lain, lampu flourrescent
haruslah dari jenis day light.
3. Semua lampu flourrescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan faktor daya haruslah dilengkapi
dengan Capasitor
k. Fictures Lampu
1. Lampu TL 40 W reflector/tanpa reflector
2. Housing + reflector dari plat 0,8 mm, dilengkapi dengan ballast + Capasitor 0,3 mF, Fitting. Rugi daya : 11
Watt/lampu; TL 40 Watt, warna 33, Phillips, 3.200 Lumen/lampu.
Merek : semua material philips kecuali housing dan reflector
3. Lampu TL 20 Watt, reflector/tanpa reflector.
Housing + reflector dari plat 0,8 mm, dilengkapi dengan ballast + Capasitor 0,3 mF, Fitting. Rugi daya : 5
Watt/lampu; TL 20 Watt, warna 33, Phillips, kecuali housing dan reflector
4. Lampu TL 4 x 20 Watt, dilengkapi dengan opal diffuser 4 mm dari reflector di bagian dalam housing.
Perlengkapan lampu sama dengan yang telah disebut diatas. Semua merek yang dipakai ialah dari merek philips
kecuali housing dan reflector, diffuser.
5. Down Light Mounted
Housing blok laquered allumanium cylinder, black bayonet fitting diaphragm dengan reflector. lampu
incandescent 100 W, merek philips type DCS 431, atau concord : multigroove, mini 40/100 W (surface)
6. Down Light Recessed Type 1
Housing alumanium cylinder, black poly carbonate dibagian dalam, dilengkapi dengan reflector.
Lampu : Inddescent 100 W, merek philips type DBS 431, atau concord : multigroove, mini 40/100 W
(Variabel depth).
7. Down Light Flush Type 2
Idem diatas
Lampu : Inddescent 100 W, merek philips type DSS 431, atau concord : multigroove, mini 40/100 W
(Variabel depth).
4. Pekerjaan Instalasi Listrik
1. Instalator harus mempunyai izin instalator dari PLN setempat
2. Pemasangan instalasi listrik harus menurut gambar kerja dan pemasangan harus mengikuti peraturan-peraturan
instalasi listrik yang berlaku.
3. Perlengkapan seperti fitting, stop kontak, sakelar, union blus, kabel-kabel isolator dan sebagainya harus berkualitet
baik dan disetujui Direksi.
4. Kabel untuk lampu-lampu dan stop kontak :
- Dipakai jenis : sesuai gambar
DOKUMEN LELANG - 49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
5. Sakelar dan stop kontak ex lokal untuk lampu dipasang pada ketinggian 125 cm dari lantai
6. Lighting Armature
Armature ex lokal sesuai kode dalam gambar dan semua armature harus mendapat persetujuan Direksi.
7. Semua biaya pemeriksaan gambar instalasi dan lain-lain ditanggung Pemborong.
DOKUMEN LELANG - 50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2. Untuk pintu-pintu kayu digunakan engsel jenis kualitas baik. Untuk jendela digunakan engsel jenis kualitas sejenis
baik.
3. Untuk semua pintu-pintu, digunakan kunci tanam kualitas baik lengkap dengan handle, sesuai persetujuan Direksi.
4. Pemborong diwajibkan mengajukan contoh terlebih dahulu tiap-tiap bahan yang akan digunakan dan mendapatkan
persetujuan Direksi
5. Pemasangan harus rapih sehingga pintu-pintu dan jendela-jendela dapat ditutup/dibuka dengan mudah
6. Semua kunci-kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka dan daun pintu. Dipasang setinggi 90 cm dari
lantai atau sesuai petunjuk Direksi.
2. Menie Kayu
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah : pengecetan seluruh permukaan multiplex playwood yang akan dicat, rangka
langit-langit, rangka atap pintu dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Menie yang digunakan adalah sejenis merek PATNA warna merah.
c. Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan.
d. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu harus diampelas dengan ampelas kayu kasar dan dilanjutkan
dengan ampelas kayu halus sampai permukaan bidang licin dan rata.
e. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan 1 lapis, sedemikian rupa sehingga bidang kayu
tertutup sempurna dengan lapisan menie.
3. Cat Kayu
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah daun pintu panel mutiplex, kosen kamper dan pintu-pintu di
halaman belakang dan atau bagian-bagian lain yang ditentukan didalam gambar.
b. Cat yang digunakan adalah sejenis SYNTHETIC ENAMEL warna ditentukan Direksi Lapangan setelah
melakukan percobaan pengecetan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie kayu semutu merek PATNA warna merah 1 (satu) lapis, kemudian diplamir
dengan plamir kayu semutu merek Donal plamir sampai lubang-lubang/pori-pori terisi sempurna.
d. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang yang telah diplamir dapat diampelas dengan menggunakan ampelas yang sesuai.
4. Finishing Teak Oil
a. Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah seluruh bidang-bidang pekerjaan kayu yang terlihat didalam
bangunan utama termasuk kosen, panil-panil, lis-lis railing kayu, pekerjaan interior dam bebel, plint serta bagian-
bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
b. Semua bagian kayu yang akan di teak oil/dipolitur harus telah diserut rata, diampelas kemudian digosok dengan
batu apung sampai seluruh pori-pori kayu terisi dan setelah itu disirlak dan ampelas harus berulang-ulang sampai
DOKUMEN LELANG - 51
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
halus, baru kemudian dilapis dengan PINOTEX sejenis merek DANAPAINT dengan warna yang ditentukan oleh
Direksi.
Pekerjaan teak oil dioleskan dengan kuas halus sebanyak 2 (dua) lapis.
c. Sebelum pekerjaan teak oil dilaksanakan, pemborong diharuskan membuat contoh (sample) percobaan warna
sampai mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan
d. Untuk bagian furniture yang tidak terlihat nyata dari luar, sekurang-kurangnya harus diberi teak oil 2 (dua) lapis.
e. Dempulan-dempulan harus dicampur dengan pewarna yang sama dengan warna polituran.
5. Menie Besi
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecetan seluruh bidang besi yang akan dicat besi, talang-talang seng
kecuali pintu-pintu besi dan pagar-pagar besi dan atau bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar
b. Menie yang digunakan ialah menie besi sejenis merek Q.D. REDLEAD PRIMER DANAPAINT.
c. Semua besi hanya boleh di menie ditapak proyek dan mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
d. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, permukaan besi di ampelas dengan ampelas besi, sehingga merupakan
permukaan berwarna putih yang bebas dari karat, besi yang mengelupas, lemak, minyak dan bahan-bahan kotor
lainnya.
e. Pekerjaan menie besi dilakukan dengan menggunakan semprot, dilakukan 1 (satu) lapis sedemikian rupa sehingga
bidang besi tertutup sempurna dengan lapisan menie.
4. Bahan Cat
a. Cat kayu dan tembok yang dipergunakan harus berkualitas baik setaraf dan waktu tiba di tempat pekerjaan harus
masih dalam aslinya.
b. Cat yang sudah siap dan segera dipakai tidak diperbolehkan mengandung endapan, yang mudah membantu dan
sesudah diaduk dengan baik harus menjadi homogen, serta dapat disaputkan dengan mudah.
c. Warna dari cat adalah asli dari kaleng dan tidak boleh ada campuran dari bermacam-macam warna dari tua atau
lebih. Cat yang sudah disetujui merek dan warnanya supaya diberitahukan kepada pemberi tugas untuk
memudahkan pemeliharaannya dikemudian hari.
O. PERALATAN
Peralatan minimum yang disyaratkan adalah :
1 (satu) Dump Truck 3 – 5 Ton
P. TENAGA KERJA
Tenaga Kerja minimum yang disyaratkan adalah :
- Site manager 1 (satu) Orang dengan minimum berijasah STM/SMK dengan pengalaman 5 Tahun
- Pelaksana 1 (satu) Orang dengan minimum berijasah STM/SMK dengan pengalaman 5 tahun
Q. LAIN-LAIN
1. Seluruh jenis pekerjaan yang telah diuraikan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini pemborong harus
mempelajari dengan seksama sehingga bila terdapat kekurangan/kelebihan dari apa yang diuraikan diatas dapat
DOKUMEN LELANG - 52
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
disampaikan pada rapat penjelasan pekerjaaan (Aanwijzing) yang selanjutnya akan dituangkan dalam berita acara
sebagai acuan dasar peleksanaan pekerjaan yang tak terpisahkan dari Dokumen Lelang (RKS) serta Gambar Rencana.
2. Dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dilampiri beberapa contoh surat, antara lain :
a. Contoh Surat Penawaran.
b. Contoh Surat-surat Pernyataan.
c. Contoh Surat Perjanjian (Kontrak).
d. Daftar Harga Bahan dan Upah Tenaga Kerja.
e. Daftar Analisa Harga Satuan Pekerjaan.
f. Daftar Volume dan Uraian Jenis Pekerjaan (mengikat)
3. Hal-hal lain yang belum diuraikan dan diatur dalam dokumen Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, akan
disampaikan pada saat Aanwijzing dan dituangkan dalam Berita Acara Rapat Penjelasan yang menjadi satu kesatuan
persyaratan pelaksanaan pekerjaan ini.
Menyetujui :
Dosen 1 Menggambar Rekayasa II
Fakultas Teknik Sipil UKIM,
DIRK SOUMOKIL, ST
DOKUMEN LELANG - 53