Anda di halaman 1dari 7

TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PERILAKU KEKERASAN


A. MASALAH UTAMA
Perilaku kekerasan

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon terhadap stressor yang dihadapi
oleh seseorang,yang ditunjukan dengan perilaku aktual melakukan kekerasan, baik
pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan,secara verbal maupun nonverbal.
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk untuk
melukai seseorang secara fisik maupun spikologis. Berdasarkan definisi ini maka
perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan.
Agresif/ perilaku kekerasan merupakan hasil dari kemarahan yang sangat tinggi
atau ketakutan (panik). Individu agresif tidak mempedulikan hak orang lain. Bagi
individu ini, hidup adalah medan peperangan. Biasanya perilaku kekerasan
dilakukan individu yang agresif untuk menutupi kurangnya rasa percaya diri.
Harga dirinya ditingkatkan dengan cara menguasai orang lain untuk membuktikan
kesuperiornya.

2. Faktor Predisposisi
Menurut Townsend 1996,terdapat bebrapa teori yang dapat menjelaskan tentang
faktor predisposisi perilaku kekerasan,diantaranya:
a. Teori Biologik
Berdasarkan teori biologik, terdapat beberapa hal yang dapat berpengaruh
terhadap faktor faktor biologik, yaitu
(1) Pengaruh Neurofisiologik, beragam komponen dari sistem neurologis
mempunyai implikasi memfasilitasi dan menghambat impuls agresif.
Sistem limbik sangat terlibat dalam mensimulasi timbulnya prilaku
bermusuhan dan respon agresif.
(2) Pengaruh biokomia, goldstein dalam Townsend (1996) menyatakan
bahwa berbagai neurotransmiter (a.l: epineprine, norepineprin, dopamin,
asetikolin,dan sorotrnin) sangat berperan dalam memfasilitasi dan
menghambat impuls agresif.peningatan hormon androgen dan
norepinephrin serta penurunan serotonin dan GABA(6,7) pada cairan
cerebrospinal dapat merupakan faktor predisposisi yang penting pada
terjadinya agresif.
(3) Pengaruh Genetik, menurut penelitian perilaku agresif sangat erat
kaitannya dengan genetik, yaitu termasuk genetika type karyotype XYY,
yang pada umumnya dimiiki oleh penghuni penjara pelaku tindak
kriminal.
(4) Gangguan Otak, sindrom otak organik berhubungan dengan berbagai
gangguan cerebral, tumor otak (khususnya pada limbik dan lobus
temporal), trauma otak, penyakit ensepalitis , epilepsi (epilepsi lobus
temporal),terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak
kekerasan.
b. Teori Psikologik
(1) Teori Psikologik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya
kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego
dan membuat konsep diri yang rendah. Agresif dan kekerasan dapat
memberikan kekuatan dan prestise yang dapat meningkatkan citra diri
dan memberikan arti dalam kehidupan. Teori lainnya berasumsi bahwa
perilakun agresif dan tindak kekerasan merupakan pengungkapan secara
terbuka terhadap rasa ketidakberdayaan dan rendahnya harga diri pelaku
tindak kekerasan.
(2) Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku yang
dipelajari, individu yag memiliki pengaruh biologik terhadap perilaku
kekerasan lebih cenderung untuk dipengaruhi oleh contoh peran
eksternal dibandingkan anak-anak tanpa faktor predisposisi biologik.
c. Teori Sosiokulturan
Kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima perilaku
kekerasan sebagai cara penyelesaian masalah dalam masyarakat merupakan
faktor predisposisi terjadinya perilaku kekerasan.

3. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi dibedakan menjadi:
a. Internal : semua faktor yang dapat menimbulkan kelemahan, menurunnya
percaya diri, takut sakit, hilang kontrol, dll
b. Ekternal : pengeniayaan fisik, kehilangan orang yang dicintai, krisis, dll.
Hal-hal lainnya yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan/penganiayaan
antara lain (Shives,1998) :
1. Kesulitan kondisi sosial ekonomi
2. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu
3. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuan
menempatkan dirinya sebagai seorang yang dewasa
4. Pelaku mungkin mempunyai riwayat perilaku anti sosial meliputi
penyalahgunaan obat dan alkoholisme dan tidak mampu mengontrol
emosinya pada saat menghadapi rasa frustasi
5. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,
perubahan tahap perkembangan,atau perubahan tahap perkembangan
keluarga
4. Tanda Dan Gejala
1) Fisik
a) Mata melotot/pandangan tajam
b) Tangan mengepal
c) Rahang mengatup
d) Wajah memerah dan tegang
e) Postur tubuh kaku

2) Verbal
a) Mengancam
b) Mengumpat dengan kata-kata kotor
c) Suara keras
d) Bicara kasar, ketus

3) Perilaku
a) Menyerang orang lain
b) Melukai diri sendiri/orang lain
c) Merusak lingkungan
d) Amuk/agresif

4) Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan
jengkel, tidak berdaya, bermusuhan ,mengamuk ,ingin berkelahi,
menyalahkan dan menuntut.

5) Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan,sarkasme.

6) Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragua-raguan, tidak bermoral,
kreativitas terhambat.

7) Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan ,ejekan ,sindiran

8) Perhatian
Bolos, mencuri ,melarikan diri ,penyimpangan seksual.
5. Rentang Respon Marah

Respon kemarahan berfluktuasi sepanjang respon adaptip dan maladative.

Respon adaptif Respon


maladativ

Asertif Pasif Perilaku kekerasan.

Tabel 1

Perbandingan Antara Perilaku Asertif, Dan Agresif/kekerasan

Pasif Asertif Agresif


Isi perbandingan Negatif,merendahkan Positif menawarkan Menyombongkan
diri (*Dapatkah saya?*, diri (*saya diri,merendahkan
*dapatkah kamu?* dapat*,*saya akan*) orang lain(*kamu
selalu*, *kamu tidak
pernah*) keras
ngotot.
Tekanan Suara Cepet lambat, Sedang --
mengeluh.
Posisi badan Menundukan kepala. Tegap dan santai.
Kaku, condong
Jarak Menjaga jarak dengan Mempertahankan jarak kedepan
sikap yang nyaman Siap dengan jarak
acuh/mengabaikan akan menyerang
orang lain

Penampilan Loyo, tidak dapat Sikap tenang Mengancam, posisi


tenang menyerang

Kontak mata Sedikit/ sama sekali Mempertahankan Mata melotot dan


tidak kontak mata sesuai dipertahankan
dengan hubungan

6. Mekanisme Koping

Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme koping kien, sehingga dapat membantu


klien untuk mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif dalam mengekspresikan
marahnya. Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme pertahanan ego
seperti “displacement”, sublimasi, proyeksi, represi, ‘denial’dan reaksi formas.
C. Pohon masalah
Resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan.

Perilaku kekerasan

Perubahan presepsi sensori :


Halusinasi

Gangguan Konsep Diri (HDR)

D. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Perilaku kekerrasan
2. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
3. Perubahan sensori persepsi: halusinasi
4. Gangguan konsep diri (HDR)

E. DATA YANG PERLU DIKAJI (DS/DO)


1. Perilaku kekerasan
Data subjektif
1.Klien mengancam
2.Klien mengumpat dengan kata-kata kotor
3.Klien mengatakan dendam dan jengkel
4.Klien mengatakan ingin berkelahi
5.Klien menyalahkan dan menuntut
6.Klien meremehkan

Data objektif
1.Mata melotot/pandangan tajam
2. Tangan mengepal
3. Rahang mengatup
4. wajah memerah dan tegang
5.postur tubuh kaku
6.Suara keras
7.Bicara kasar, Ketus
8.Menyerang orang lain
9.Merusak lingkungan
10. Berdebat

2. Resiko Mencederai diri dan orang lain


Data Subjektif
1. Rasa curiga kepada orang lain
2. Berfikir delusional
3. Persepsi tidak akurat terhadap lingkungan
4. Halusinasi

Data objektif
1. Disorientasi atau bingung
2. Peningkatan aktivitas motorik, mondar mandir, kegembiraan
3. Depresi
4. Reaksi-reaksi kemarahan
5. Perilaku merusak diri sendiri atau tindakan bunuh diri yang aktif dan agresif
atau keduanya.

3. PPS: Halusinasi
Data Subjektif
1. Klien mengatakan mendengar suara suara dan melihat bayangan
2. Klien mengatakan ingin cepet pulang

Data Objektif
1. klien terlihat diam, ekspresi tenang
2. Berbicara dan terawa sendiri
3. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
4. Berhenti bicara ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
5. Disorientasi
6. Konsentrasi rendah
7. Pikiran cepat berubah-ubah
8. Kekacauan alur pikir

Data Subjektif
1. Ungkapan yang menegatifkan diri atau pesimistik
2. Kien mengatakan dirinya merasa tidak mampu menghadapi berbagai
peristiwa

Data Objektif
1. Kurangnya kontak mata
2. 2menarik diri kedalam isolasi social
3. Ragu-ragu untuk mencoba hal baru
4. Menjadi semakin bergantung pada orang lain untuk melakukan aktivitas
5. Ekspresi- ekspresi tidak berdayaan
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resti: Perilaku kekerasan

G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Dibuat sesuai dengan SAK (standar Asuhan keperawat), pada klien dengan perilaku
kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai