Anda di halaman 1dari 6

A.

Prosedur Remedial
Dalam melaksanakan kegiatan remedial sebaiknya mengikuti langkah-langkahseperti: :
1) Analisis Hasil Diagnosis
Seperti yang telah Anda ketahui, diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses
pemeriksaan terhadap siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui kegiatan
diagnosis guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapatkan bantuan. Untuk keperluan
kegiatan remedial, tentu yang menjadi fokus perhatian adalah siswa-siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan tidak tercapainya kriteria keberhasilan belajar. Apabila
kriteria keberhasilan 80 %, maka siswa yang dianggap berhasil jika mencapai tingkat penguasaan
80 % ke atas, sedangkan siswa yang mencapai tingkat penguasaannya di bawah 80 %
dikategorikan belum berhasil.
Mereka inilah yang perlu mendapatkan remedial. Setelah guru mengetahui siswa-siswa
mana yang harus mendapatkan remedial, informasi selanjutnya yang harus diketahui guru adalah
topik atau materi apa yang belum dikuasai oleh siswa tersebut. Dalam hal ini guru harus melihat
kesulitan belajar siswa secara individual. Hal ini dikarenakan ada kemungkinan masalah yang
dihadapi siswa satu dengan siswa yang lainnnya tidak sama. Padahal setiap siswa harus mendapat
perhatian dari guru.
2) Menemukan Penyebab Kesulitan
Sebelum Anda merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu harus mengetahui mengapa
siswa mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesuliatan ini
harus diidentifikasi terlebih dahulu, karena gejala yang sama yang ditunjukkan oleh siswa dapat
ditimbulkan sebab yang berbeda dan faktor penyebab ini akan berpengaruh terhadap pemilihan
jenis kegiatan remedial.
3) Menyusun Rencana Kegiatan Remedial
Setelah diketahui siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial, topik yang belum
dikuasai setiap siswa, serta faktor penyebab kesulitan, langkah selanjutnya adalah menyusun
rencana pembelajaran. Sama halnya pada pembelajaran pada umumnya, komponen-komponen
yang harus direncanakan dalam melaksanakan kegiatan remedial adalah sebagai berikut;
a. Merumuskan indikator hasil belajar
b. Menentukan materi yang sesuai engan indikator hasil belajar
c. Memilih strategi dan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa
d. Merencanakan waktu yang diperlukan
e. Menentukan jenis, prosedur dan alat penilaian.

4) Melaksanakan Kegiatan Remedial


Setelah kegiatan perencanaan remedial disusun,langkah berikutnya adalah melaksanakan
kegiatan remedial. Sebaiknya pelaksanaan kegiatan remedial dilakukan sesegera mungkin, karena
semakin cepat siswa dibantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya, semakin besar kemungkinan
siswa tersebut berhasil dalam belajarnya.
5) Menilai Kegiatan Remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, harus
dilakukan penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan belajar
siswa.Apabila siswa mengalami kemauan belajar sesuai yang diharapkan, berarti kegiatan
remedial yang direncanakan dan dilaksanakan cukup efektif membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak mengalami kemajuan dalam belajarnya berarti
kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan kurang efektif. Untuk itu guru harus
menganalisis setiap komponen pembelajaran.

E. Strategi dan Teknik Remedial


Beberapa teknik dan strategi yang dipergunakan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial
antara lain, (1) pemberian tugas/pembelajaran individu (2) diskusi/tanya jawab (3) kerja kelompok
(4) tutor sebaya (5) menggunakan sumber lain. (Ditjen Dikti, 1984; 83).
1) Pemberian Tugas
Dalam pemberian tugas dapat dilakukan dengan berbagai jenis antara lain dengan pemberian
rangkuman baik dilakukan secara individual maupun secara kelompok, pemberian advance
organizer dan yang sejenis.
2) Melakukan aktivitas fisik, misal demosntrasi, atau praktek dan diskusi
Ada konsep-konseps yang lebih mudah dipahami lewat aktivitas fisik, missal contoh, memahai
bahwa volume fluida tidak beuabah kalau berada di dalam wadah yang berbeda bentuknya. Anda
sebaiknya menggunakan berbagai media dan alat pembelajaran sehingga dapat mengkonkritkan
konsep yang dipelajarinya, selain itu hendaknya Anda banyak memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengunakan media terebut, karena siswa pada umumnya perkemangan berpikir mereka
berada pada tingkat operasional konkrit. Mereka akan dapat mencerna dengan baik konsep yang
divisualisasikan atau dikonkritkan.

3) Kegiatan Kelompok
Diskusi kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Yang perlu diperhatikan guru dalam menetapkan kelompok dalam kegiatan remedial
adalah dalam menentukan anggota kelompok. Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu
siswa, jika diantara anggota kelompok ada siswa yang benar-benar menguasai materi dan mampu
memberi penjelasan kepada siswa lainnya.

4) Tutorial Sebaya
Kegiatan tutorial dapat dipilih sebagai kegiatan remedial. Dalam kegiatan ini seorang guru
meminta bantuan kepada siswa yang lebih pandai untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Siswa yang dijadikan tutor bisa berasal dari kelas yang sama atau dari kelas yang
lebih tinggi. Apabila menggunakan tutor yang sebaya sangat membantu sekalai, karena tingkat
pemahaman dan penyampaian tutor yang sebaya lebih dimengerti oleh siswa yang bermasalah,
selain itu mereka tidak merasa canggung dalam menanyakan setiap permasalahan karena usia
mereka sama sehingga mudah dimengerti olehnya.

5) Menggunakan Sumber Lain


Selain dengan pembelajaran ulang, kegiatan kelompok, tutorial, guru juga dapat
menggunakan sumber belajar lain yang relevan dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan
memahami materi pelajaran. Misalanya guru meminta untuk mengunjungi ahli atau praktisi yang
berkaitan dengan materi yang dibahas, misalnya ”bagaimana cara mencangkok ” siswa dapat
mendatangi tukang kebun yang kegiatan sehari-hari memang mencakok. Atau juga siswa diminta
membaca sumber lain dan bahkan kalau mungkin mendatangkan anggota masyarakat yang
mempunyai keahlian yang sesuai dengan materi yang dipelajari.

F. Pelaksanaan Kegiatan Remidial


1. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan atau kelambatan belajar.Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran,
fungsi kegiatan remedial adalah:
1) Memperbaiki cara belajar siswa.
2) Meningkatkan siswa terhadap kelebihan dan kekurangan dirinya.
3) Menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa
4) Mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
5) Membantu mengatasi kesulitan dalam aspek sosial dan pribadi siswa.
Kegiatan remedial dapat dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran biasa untuk membantu
siswa yang diduga akan mengalami kesulitan (preventif), setelah kegiatan pembelajaran biasa
untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar (kuratif), atau selama berlangsungnya
kegiatan pembelajaran biasa. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam kegiatan remedial
adalah:
1) analisis hasil diagnosis kesulitan belajar,
2) menemukan penyebab kesulitan,
3) menyusun rencana kegiatan remedial,
4) melaksanakan kegiatan remedial, dan
5) menilai kegiatan remedial.

2. Diagnosis Kesulitan Belajar


Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta
didik. Kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan ringan, sedang dan berat.
 Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang perhatian di saat
mengikuti pembelajaran.
 Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang
berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan,
dsb.
 Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri mereka,
misalnya tuna rungu, tuna netra¸tuna daksa, dsb.Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis
kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes
diagnostik, wawancara, pengamatan, dsb.
 Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk
mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat
pengetahuan dan prasyarat keterampilan.
 Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai kompetensi
tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi bilangan, apakah peserta didik mengalami kesulitan
pada kompetensi penambahan, pengurangan, pembagian, atau perkalian.
 Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali
lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang dijumpai peserta didik.
 Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta
didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun penyebab kesulitan
belajar peserta didik.

3. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial


Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah
memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran
remedial antara lain:
 Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat
disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan
tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik
belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan
penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.
 Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran
klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian
bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran
pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta
didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
 Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan,
tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai
kompetensi yang ditetapkan.
 Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar
lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami
kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar akan lebih terbuka dan akrab.

G. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial


Terdapat beberapa alternatif berkenaan dengan waktu atau kapan pembelajaran remedial
dilaksanakan. Pertanyaan yang timbul, apakah pembelajaran remedial diberikan pada setiap akhir
ulangan harian, mingguan, akhir bulan, tengah semester, atau akhir semester. Ataukah
pembelajaran remedial itu diberikan setelah peserta didik mempelajari SK atau KD tertentu?
Pembelajaran remedial dapat diberikan setelah peserta didik mempelajari KD tertentu. Namun
karena dalam setiap SK terdapat beberapa KD, maka terlalu sulit bagi pendidik untuk
melaksanakan pembelajaran remedial setiap selesai mempelajari KD tertentu. Mengingat indikator
keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat ketuntasan dalam mencapai SK yang terdiri dari
beberapa KD, maka pembelajaran remedial dapat juga diberikan setelah peserta didik menempuh
tes SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa SK merupakan
satu kebulatan kemampuan yang terdiri dari beberapa KD. Mereka yang belum mencapai
penguasaan SK tertentu perlu mengikuti program pembelajaran remedial.
Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui penilaian
diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui postes, tes
kinerja, observasi dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil diperoleh melaluiulangan
harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.

Anda mungkin juga menyukai