Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN MINGGUAN

DASAR – DASAR ILMU TANAH

ACARA I : PENETAPAN KADAR LENGAS TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2014
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanah sangat dibutuhkan dalam kehidupan sebab tanah dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan untuk tumbuh. Selain itu, tanah juga merupakan alat produksi pertanian, yaitu
sebagai media tumbuh baik tanaman. Tanah dapat diartikan sebagai hasil transportasi
mineral dan organic di permukaan bumi, yang terbentuk dibawah pengaruh factor-faktor
lingkungan yang bekerja dalam masa yang sangat penjang. Komponen tanah (mineral,
organic, air dan udara) tersusun antara satu dengan yang lainnya membentuk tubuh atau
struktur tanah.
Pertumbuhan tanaman tidak akan lepas dari kandungan air (lengas) dalam tanah,
sebab air digunakan tumbuhan untuk menjalankan berbagai proses biologi dalam
pertumbuhan. Lengas tanah yang merupakan salah satu sifat fisik tanah sangat berperan
penting dalam menjaga kelembapan tanah. Lengas menyusun dua per tiga bagian dari
pori – pori tanah pada suhu kamar dan menjadi satu pertiga baguan jika suhu meningkat.
Oleh karena itu, pengetahuan mengenai kadar lengas sangatlah penting agar dapat
mengetahui kebutuhan air utuk suatu jenis tanah serta mengetahui kemampuan jenis
tanah mengenai daya simpan air.
Tanah merupakan hal yang banyak ditemui di berbagai belahan dunia. Berbagai
mata pencaharian dan usaha-usaha banyak yang memanfaatkan tanah sebagai media
pengahasilan. Seperti halnya dibidang pertanian dan perkebunan. Untuk mempelajari
tanah telah dilakukan melalui beberapa disiplin ilmu yaitu kimia tanah, fisika tanah,
mineralogy tanah, klasifikasi tanah, mikrobiologi tanah, pedologi tanah dan sebagainya.
Karakteristik tanah yang utama bahwa dalam mempelajari masalah tanah dibatasi oleh
satuan pewakil pedosfer dalam bentuk analisis tanah. Analisis tanah dapat berupa
pengukuran secara kimia, fisika dan biologi yang bertujuan untuk memahami sifat tanah
dan kesesuaiannya untuk pertumbuhan tanaman.
Lengas tanah adalah air yang terikat oleh berbagai gaya, misalnya gaya ikat
matrik, osmosis dan kapiler. Gaya ikat matrik berasal dari tarikan antar partikel
tanah dan meningkat sesuai dengan peningkatan permukaan jenis partikel tanah dan
kerapatan muatan elektrostatik partikel tanah. Gaya osmosis dipengaruhi oleh zat
terlarut dalam air maka meningkat dengan semakin pekatnya larutan, sedang gaya
kapiler dibangkitkan oleh pori-pori tanah berkaitan dengan tegangan.
Pertumbuhan tanaman tidak akan lepas dari kandungan air (lengas) dalam tanah,
sebab air digunakan tumbuhan untuk menjalankan berbagai proses biologi dalam
pertumbuhan. Lengas tanah yang merupakan salah satu sifat fisik tanah sangat berperan
penting dalam menjaga kelembaban tanah. Lengas menunjukan kegiatan dari pori-pori
tanah pada suhu kamar dan menjadi satu pertiga bagian jika suhu meningkat.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka pengetahuan mengenai kadar lengas tanah
sangatlah penting dan bisa dianalisis melalui praktikum atau pengamatan di
laboratoriaum.

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan kadar lengas contoh tanah kering udara.
BAB II . PENDAHULUAN

Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan
sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yakni
bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan
selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk
asalnya baik secara fisik kimia, biologi, maupun morfologinya (Amilcar, 2004).

Lengas tanah adalah air yang terdapat dalam tanah yang terikat oIeh berbagai kakas
(matrik,osmosis, dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan jenis
zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga menentukan
beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Bagian Iengas tanah yang tumbuhan mampu
menyerap dinamakan air ketersediaan (Notohadiprabowo,2006).

Keberadaan Iengas tanah dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang berhubungan
dengan takanan air. Status energi bebas (tekanan) Iengas tanah dipangaruhi oIeh perilaku dan
keberadaannya oleh tanaman. Lengas tanah dipengaruhi oleh keberadaan gravitasi dan tekanan
osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan dengan konsentrasi tinggi (Bridges, 1979).

Inceptisol merupakan tanah muda. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti
permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut,
sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur (Hardjowigeno, 1992).

Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat tinggi (lebih dari 30%) di seluruh horison,
mempunyai sifat mengembang dan mengkerut. Pada saat kering, tanah mengkerut sehingga
tanah menjadi pecah-pecah dan keras. Jika basah, tanah vertisol akan mengembang dan lengket
(Hardjowigeno, 1993).

Di dalam tanah, air berada di dalam ruang pori diantara padatan tanah. Jika tanah dalam
keadaan jenuh air, semua ruang pori tanah terisi air. Dalam keadaan ini jumlah tanah yang
disimpan didalam tanah merupakan jumlah air maksimum disebut kapasitas penyimpanan air
maksimum. Selanjutnya jika tanah dibiarkan mengalami pengeringan, sebagian ruang pori akan
terisi udara dan sebagian Iainnya terisi air. Dalam kaadaan ini tanah dikatakan tidak jenuh
(Hillel,1983).

Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan air yang terdapat dalam pori tanah.
Satuan untuk menyatakan kadar lengas tanah dapat berupa persen berat atau persen volume.
Berkaitan dengan istilah air dalam tanah, secara umum dikenal 3 jenis, yaitu lengas tanah (soil
moisture) adalah air dalam bentuk campuran gas (uap air) dan cairan, air tanah (soil water) yaitu
air dalam bentuk cair dalam tanah, sampai lapisan kedap air, air tanah dalam (ground water)
yaitu lapisan air tanah kontinu yang berada ditanah bagian dalam (Yammilah, 2008).

Penetapan kadar lengas tanah dapat dilakuakn secara tidak langsung atau langsung. Metode
langsung diartikan sebagai metode dimana air dikeluarkan dari sampel misalnya melalui
evaporasi selanjutnya jumlah air yang dikeluarkan tersebut ditentukan. Cara yang paling umum
digunakan dalam menentukan jumlah air yang dikeluarkan adalah dengan mengukur kehilangan
berat sample (Sarwono, 2007).
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Mei 2014, pukul 15.30 sampai
selesai dan bertempat di Laboratorium Kimia dan Biologi Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain, dua buah cawan kosong,
sebuah timbangan analitik dan oven.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain, contoh tanah kering
angin gumpalan atau tanah vertisol dan inseptisol.

3.3. Prosedur Kerja


1) Ditimbang cawan kosong bersih dan kering (a gr).
2) Dimasukkan contoh tanahnya kedalam cawan kosong tadi kira-kira separuh penuh
kemudian ditimbang (b gr).
3) Dimasukkan cawan yang berisi tanah tadi kedalam oven dalam temperature 1050C
– 1100C, dibiarkan paling sedikit 48 jam.
4) Dikeluarkan dari oven, lalu ditimbang kembali berat cawan yang berisi tanah
setelah di oven tadi (c gram).
BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum


Tabel Hasil Pengamatan
Ulangan Inseptisol Vertisol
Kelompok I 4,57% 5,51%
Kelompok II 5.72% 3,90%
Kelompok III 5,42% 5,44%
Kelompok IV 5,31% 4,94%

Kelompok I :

Dik: a inseptisol = 16,76 a vertisol = 16,92


b inseptisol = 25,46 b vertisol = 28,59
c inseptisol = 25,08 c vertisol = 27,98

Dit: Kadar lengas pada tanah inseptisol dan vertisol ?

Jawab :
𝑏−𝑐
- Kadar lengas pada tanah inseptisol = x 100 %
𝑐−𝑎
25,46 − 25,08
= 25,08 − 16,76
x 100 %
38
= %
8,32

= 4,57 %
𝑏−𝑐
- Kadar lengas pada tanah vertisol = x 100 %
𝑐−𝑎
28,59 − 27,98
= x 100 %
27,98 − 16,92
61
= %
11,06

= 5,51 %
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum kadar lengas tanah, pada tanah vertisol memiliki kadar
lengas yang lebih tinggi yaitu sebanyak 5,51% dari pada tanah inseptisol yang hanya
memiliki kadar lengas 4,57%. Hal ini disebabkan karena tanah vertisol memiliki tekstur
yang lempung berliat, karena fraksi liat lebih dominan dari yang lainnya, memiliki daya
rekat yang kuat dan basah serta teksturnya yang kasar sehingga tanah vertisol memiliki
kadar lengas yang lebih tinggi.
Sedangkan tanah inseptisol memiliki tekstur yang kering, mengembang dan sudah
mengalami perkembangan, serta berpasir. Tanah ini mempunyai kemampuan menahan air
yang lebih kecil.
Tanah vertisol merupakan tanah lempung yang bersifat fisik berat, dengan cirri-ciri
mengandung kapur, koefisien pemuaian dan pengerutan tinggi jika diubah kadar airnya,
konsistensinya liat, bahan induk kedap air. Tanah vertisol tersusun dari banyak lempung
montmorilonit, sehingga tanah ini mempunyai daya adsorbsi tinggi, karena hal tersebut
maka ketika disirami air tidak langsung merembes tapi sebagian tersimpan dalam pori
tanah. Sedangkan tanah inseptisol merupakan jenis tanah yang relative muda sehingga
memilik kadar lempung yang relatif rendah dan didominasi oleh pasir.
Tanah vertisol memiliki tekstur yang kasar dan ukuran butir tanahnya cukup besar
menjadikan luas permukaannya sempit, sehingga kemampuannya untuk mengikat air
tinggi. Pada tanah inseptisol, sifat fisiknya lebih mendekati kaolinit daripada
montmorilonit, Kontak air dengan tanah rendah karena permukaan kontak antara tanah
pasiran didominasi pori-pori mikro, oleh karena itu air yang jatuh mengalami perlokasi
dan air kapiler mudah lepas karena adanya evaporasi.
BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari praktikum yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1) Kadar lengas tanah adalah kandungan air yang terdapat dalam pori-pori tanah.
2) Tanah inseptisol memiliki kadar lengas 4,57 %.
3) Tanah vertisol memiliki kadar lengas 5,51 %.
4) Tanah vertisol memiliki kadar lengas yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah
inseptisol.

5.2. Saran
Sebelum praktikum dimulai, sebaiknya dilakukan pengecekkan pada alat-alat yang
akan digunakan untuk praktikum. Hal ini penting dilakukan untuk berlangsungnya
praktikum, karena jika keadaan alat sudah rusak maka akan mempengaruhi pada
pengamatan data.
DAFTAR PUSTAKA

Amilcar.2004.Ecohydrology of Water-controlled Ecosystem: Soil Moisture and Plant


Dynamics.London.Cambridge University Press.
Bridges,E.M.1979.World Soils.New York. Cambridge University Press.
Hardjowigeno, S.1992. Ilmu Tanah Edisi ketiga.PT Mediyatma Sarana Perkasa.Jakarta.
Hardjowigeno, S.1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo.Jakarta.
Hillel,D.1983.Fundamental of Soil Dynamics.New York,academic Press
Sarwono.2007.Ilmu Tanah Pertanian.Akademika Pressindo.Jakarta
Yamilah.2008.Kimia Tanah Pertanian.Pustaka Buana.Bandung

Anda mungkin juga menyukai