Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seksio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat

sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Sofian, 2012).

Menurut Sarwono (2010) Sectio Caesarea adalah pembedahan untuk

melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau

vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim.

World Health Organization (WHO) menetapkan standar rata-rata Sectio

Caesarea di sebuah negara adalah sekitar 5-15% per 1.000 kelahiran di dunia.

Standar Seksio Caesarea di rumah sakit pemerintah kira-kira 11% sementara

rumah sakit swasta bisa lebih dari 30%. Menurut WHO, peningkatan

persalinan dengan Seksio Caesarea di seluruh negara selama tahun 2007-2008

yaitu 110.000 per kelahiran di seluruh dunia (Kounteya, 2010).

Mengacu pada WHO, Indonesia mempunyai kriteria angka Seksio

Caesarea standar antara 15-20% untuk rumah sakit rujukan. Angka itu dipakai

juga untuk pertimbangan akreditasi rumah sakit (Gondo, 2010). Berbagai

survei dan penelitian menemukan bahwa persentase persalinan Seksio

Caesarea pada rumah sakit-rumah sakit di kota besar seperti Jakarta dan Bali

berada jauh di atas angka tersebut. Secara umum jumlah persalinan Seksio

Caesarea di rumah sakit pemerintah adalah sekitar 20-25% dari total

persalinan, sedangkan di rumah sakit swasta jumlahnya sangat tinggi yaitu

sekitar 30-80% dari total persalinan (Mulyawati et al., 2011).

Poltekkes Kemenkes Palembang


Penelitian yang dilakukan oleh Suryati (2012) bahwa angka Seksio

Caesarea di Indonesia sudah melewati batas maksimal standar WHO yaitu 5-

15%. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS) tahun 2010, tingkat

persalinan Seksio Caesarea di Indonesia 15,3%, berdasarkan sampel dari

20.591 ibu yang melahirkan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yang

diwawancarai di 33 provinsi.

Indikasi medis dilakukannya operasi Seksio Caesarea ada dua faktor

yang mempengaruhi yaitu faktor janin dan faktor ibu. Faktor dari janin

meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

gawat janin, janin abnormal, faktor plasenta, kelainan tali pusat dan bayi

kembar. Sedangkan faktor ibu terdiri atas usia, jumlah anak yang dilahirkan,

keadaan panggul, penghambat jalan lahir, kelainan kontraksi lahir, ketuban

pecah dini (KPD), dan pre eklampsia (Hutabalian , 2011).

Hasil studi pendahuluan penelitian di RSUD Banyumasin menunjukkan

angka operasi total sebanyak 3.885 kasus pada periode 2011. Seksio Caesarea

menempati posisi kedua kejadian operasi terbanyak dengan 1.252 kasus. Data

hasil studi pendahuluan dapat diambil rata-rata kejadian operasi Seksio

Caesarea yaitu 104 kasus setiap bulan. Data jumlah persalinan total yang ada

di RSUD Banyumas yaitu 3.560 persalinan, sehingga prosentase pasien yang

melakukan Seksio saesarea sebesar 35,17 persen. Prosentase ini melebihi

anjuran WHO yang hanya 10-15 persen. Tingginya operasi Seksio Caesarea

dapat menjadi tantangan bagi perawat untuk menyiapkan pasiennya dengan

adekuat.

Poltekkes Kemenkes Palembang


Operasi yang ditunggu pelaksanaanya akan menyebabkan kecemasan

dan ketakutan. Kecemasan pada pasien pre operasi laparat Seksio Caesarea

dapat timbul karena kesiapan psikologis terhadap pembedahan belum

terjadi.Beberapa orang terkadang tidak mampu mengontrol kecemasan secara

konstruktif merupakan tiga penyebab utama terjadinya perilaku

psikologis.Kecemasan yang berlebihan serta syok atau suatu keadaan serius

yang terjadi jika sistim kardiovaskuler tidak mampu mengalirkan darah

keseluruh tubuh dengan jumlah yang memadai, maka pada umumnya dapat

disertai dengan peredaran darah yang buruk dan gangguan perfusi organ vital,

seperti jantung dan otak. Hal ini akan berakibat buruk, karena apabila tidak

segera diatasi akan meningkatkan tekanan darah dan pernafasan. Intervensi

keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara

fisik maupun psikis sebelum dilakukan operasi (Efendy, 2008).

Hasil penelitian Sugiyatik (2009) mendapatkan tingkat kecemasan ibu

bersalin menggunakan metode Seksio Caesarea yang tinggi. Penelitian

Heryanti & Dara (2009) membuktikan ibu yang bersalin dengan metode

Seksio Caesarea memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan

ibu yang bersalin normal.Kecemasan pre operasi Seksio Caesarea harus

diintervensi.

Peran perawat dalam mengintervensi kecemasan pasien pre operasi dapat

melakukan tindakan mandiri keperawatan. Tindakan mandiri keperawatan

yang dapat dilakukan antara lain membina hubungan yang efektif,

mendengarkan keluhan pasien secara aktif dan penyuluhan pre operasi. Pasien

akan dapat bekerjasama dengan baik dan berpartisipasi dalam perawatan jika

Poltekkes Kemenkes Palembang


perawat memberikan informasi yang adekuat tentang prosedur pre operasi,

pada saat pre operasi dan post operasi.Intervensi keperawatan dalam

menurunkan kecemasan pasien pre operasi dapat juga dengan teknik relaksasi

Tindakan mandiri keperawatan yang dilakukan di RSUD Siti Aisyah

dalam mengintervensi kecemasan pasien pre operasi Seksio saesarea berupa

penyuluhan pre operasi. Perawat di RSUD Siti Aisyah melakukan penyuluhan

pada saat waktu tunggu operasi di bangsal. Dengan demikian perawat

mempunyai tugas untuk menjelaskan apa saja yang perlu dipersiapkan pada

pasien pre operatif Seksio Caesarea. Dengan komunikasi terapeutik yang baik

akan terjalin hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien.

Berdasarkan data diatas penulis akan melakukan penelitian tentang

“Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Klien Pre Operatif Seksio Caesarea

Untuk Mengurangi Kecemasan Di Ruang Rawat Inap RSUD Siti Aisyah Kota

Lubuklinggau Tahun 2018”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka didapatkan

rumusan masalah yaitu, “Bagaimanakah penerapan komunikasi terapeutik

pada klien pre operatif Seksio Caesarea untuk mengurangi kecemasam di

ruang rawat inap RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2018’’?

Poltekkes Kemenkes Palembang


1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui penerapan komunikasi terapeutik pada klien pre operatif

Seksio Caesarea untuk mengurangi kecemasam di ruang rawat inap RSUD

Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2018 ?

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mampu Mengkaji klien pre operatif Seksio Caesarea dengan

komunikasi terapeutik untuk menurunkan kecemasan di RSUD

Siti Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun 2018.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pre operatif Seksio

Caesarea dengan komunikasi terapeutik untuk menurunkan

kecemasan di RSUD siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2018.

c. Mampu menyusun perencanaan keperawatan pre operatif Seksio

Caesarea dengan komunikasi terapeutik untuk menurunkan

kecemasan di RSUD siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2018.

d. Mampu melaksanakan intervensi keperawatan pre operatif Seksio

Caesarea dengan komunikasi terapeutik untuk menurunkan

kecemasan di RSUD siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2018.

e. Mampu mengevaluasi klien pre operatif Seksio Caesarea dengan

komunikasi terapeutik untuk menurunkan kecemasan di RSUD siti

Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2018.

Poltekkes Kemenkes Palembang


1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi prodi keperawatan lubuklinggau

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam pemberian komunikasi terapeutik pada klien pre

operatif Seksio Caesarea untuk menurunkan kecemasan serta dapat

dijadikan referansi untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Bagi Rumah Sakit Siti Aisyah

Meningkatkan penerapa pada klien dengan pre operatif Seksio

Caesarea yang ada di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau bahwa

ada cara alternatif untuk menangani masalah kecemasan pre op Seksio

saesarea yaitu dengan cara komunikasi terapeutik.

1.4.3 Bagi masyarakan / klien

Menambah pengetahuan tentang cara komunikasi terapeutik untuk

menurunkan kecemasan pada klien pre operatif Seksio Caesarea.

1.4.4 Bagi pekembangan ilmu dan teknologi keperawatan

Menambah keluasan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan

dibidang Keperawatan yang kompeten yaitu komunikasi terapeutik

untuk menurunkan kecemasan pada klien pre operatif Seksio

Caesarea.

Poltekkes Kemenkes Palembang


7

Poltekkes Kemenkes Palembang

Anda mungkin juga menyukai