Askep Pasien Dengan Hipertensi
Askep Pasien Dengan Hipertensi
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi hipertensi;
1.3.2 Mengetahui etiologi hipertensi;
1.3.3 Mengetahui patofisiologi hipertensi;
1.3.4 Mengetahui tanda dan gejala penyakit hipertensi;
1.3.5 Mengetahui prosedur diagnostik hipertensi;
1.3.6 Mengetahui penatalaksanaan penyakit hipertensi;
1.3.7 Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi.
2. Terapi Farmakologi
Ada 9 kelas obat antihipertensi . Diuretik, penyekat beta,
penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI), penghambat reseptor
angiotensin (ARB), dan antagonis kalsium dianggap sebagai obat
antihipertensi utama. Obat-obat ini baik sendiri atau dikombinasi, harus
3.1 Pengkajian
3.1.1 Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan pengkajian status kesehatan,
baik status kesehatan saat ini (riwayat penyakit sekarang), status
kesehatan masa lalu (riwayat penyakit dahulu), dan status
kesehatan keluarga (riwayat penyakit keluarga).
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Merupakan proses atau alur bagaimana keluhan bisa terjadi.
Bila di dalam keluhan utama tidak dijelaskan bagaiman bisa
keluhan utama dalam hipertensi itu muncul, maka di dalam
riwayat penyakit sekarang dimunculkan. Pada pengkajian ini
bisa muncul berbagai keluhan yang lainnya. Yang perlu
ditanyakan pada klien adalah bagaimana proses keluhan
menyangkut hipertensi itu bisa terjadi, tindakan yang telah
dilakukan pasien dan keluarga untuk meringankan keluhan
yang muncul akibat hipertensi (termasuk pengobatan yang
telah dilakukan), bagaimana prosesnya sampai pasien
dibawa ke rumah sakit. Misalnya jika dalam hipertensi ini
biasanya pasien merasa pusing. Hal-hal yang ditanyakan
meliputi:
1) Gambaran pusing atau sakit kepala yang dirasakan oleh
pasien
2) Kapan rasa pusing itu muncul?
3) Apakah yang menyebabkan pusing akibat kenaikan
tekanan darah yang dialami oleh pasien bertambah
parah?
4) Apakah pasien telah menggunakan obat-obatan untuk
menghilangkan gejala dari hipertensi tersebut?
Pola Gordon
1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan tahu tentang pentingnya kesehatan
sehingga apabila ada salah satu keluarganya yang sakit
langsung dibawa ke RS.
2. Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit
1) Makan : 3 x 1 sehari (Nasi, sayur, lauk) habis 1 porsi
2) Minum : 6-7 gelas sehari (air putih dan teh)
b. Selama sakit
1) Makan : 2 x 1 sehari, diit BKRG dari RS, habis ½ porsi
2) Minum : 5-6 gelas ukuran 200 cc, infus ±900 cc jenis
RI
3. Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit
1) BAB normal ± 2 kali sehari, bentuk padat, warna kuning.
2) BAK normal ± 6-8 kali sehari, warna kekuning-kuningan.
b. Selama sakit
1) BAB cair ± 1-2 kali sehari, bentuk padat, warna kuning, bau
khas.
2) BAK cair 6-8 kali sehari, bau khas.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
1) Sebelum sakit
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan/ Minum √
2) Selama sakit
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan/ Minum √
Mandi √
Torleting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat √
tidur
Berpindah √
Ambulasi √
*Keterangan:
0: Mandiri
1: Dibantu alat
2: Dibantu orang lain
3: Dibantu orang lain dan alat
4: Tergantung
Kolaborasi:
Berikan obat-obat sesuai dengan indikasi, contoh:
1. Diuretik tiazid, mis. Klorotiazid (diuril); hidroklorotiazid
(Esidrix/hidroDIURIL);bendroflumentiiazid (naturetin);
2. Diuretik loop, mis. Furosemid (lasix); asam etakrinic
(edecrin);bumetanid (burmex);
3. Diuritik hemat kalium, mis, spironolakton (aldactone);
triamterene (dyrenium); amilioride (midamore);
4. Inhibitor simpatis, mis, propanolol (inderal); metroponol
(lepressor);atenolol (ternomin); nadolol (corgard); metildopa
(aldomet); reserpine (serpasil); klonidin (catapres);
5. Vasodilator,mis, minoksidil (loniten); hidralazin (apresoline);
bloker saluran kalsium, mis, nifedipin (procardia); verapamil
(calan);
6. Agen-agen antiadrenergik; alfa-1 blocker prazosin
(minipres); tetazosin (hytrin);
7. Bloker nuron adrenergik: guanadrel (Hyloree) quanetidin
(Ismelin); reserpin (Serpasil);
8. Inhibitor adrenergik yang kerja secara sentral: klonidin:
(Catapres); guanabens (Wytension); metildopa (Aldomet)
9. Vasolidator kerja-langsung: hidralazin (Apresoline);
minoksidil; (Loniten)
10. Vasolidator oral yang bekerja langsung: diazoksid
(Hyperstat); nitroprusid; (Nipride, Nitropess)
11. Bloker ganglion mis., guanetidin (Ismelin); trimetapan
(Arfonad). ACE inhibitor, mis., kaptopril (Capoten)
12. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
13. Siapkan untuk pembedaan bila ada indikasi
c. Diagnosa Keperawatan 3
Intervensi Keperawatan:
Mandiri:
1. Mempertahankan tirah baring selama fase akut
2. Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit
kepala, misalnya; kompres dingin pada dahi, pijat punggung
dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, teknik relaksasi
(panduan imajinasi, distraksi) dan aktivitas waktu senggang.
3. Hilangkan atau minimalkan aktifitas vasokontriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala, misalnya; mengejan saat BAB,
batuk panjang, membungkuk.
4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
5. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur
bila terjadi pendarahan hidung atau kompres hidung telah
dilakukan untuk menghentikan pendarahan.
d. Diagnosa Keperawatan 4
Intervensi Keperawatan:
Mandiri
1. Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara
hipertensi dan kegemukan.
2. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi
masukan lemak, garam, dan gula sesuai indikasi.
3. Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan
4. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet
5. Tetapkan rencana penurunan berat badan yang realistik
dengan pasien, misalnya penurunan berat badan 0,5 kg per
minggu.
6. Dorong pasien untuk mempertahankan masukan makanan
harian termasuk kapan dan dimana makan dilakukan dan
lingkungan dan perasaan sekitar saat makanan dimakan.
7. Instruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat, hindari
makanan dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur,
es krim, daging) dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur,
produk kalengan, jeroan)
Kolaboratif
Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi
4.1 kesimpulan
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah di
atas normal atau tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di
atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Hipertensi
berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau
merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui secara pasti.
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab
spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal (glomerulonefritis akut, nefritis
kronis, penyakit poliartritis, diabetes nefropati), penyakit endokrin
(hipotiroid, hiperkalsemia, akromegali), koarktasioaorta.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah Pengobatan
hipertensi dimulai dengan perubahan-perubahan gaya hidup untuk
membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi resiko terkena
penyakit jantung. Jika perubahan-perubahan itu tidak memberikan hasil,
mungkin anda perlu mengkonsumsi obat-obat untuk penderita hipertensi,
tentu saja dengan berkonsultasi dengan dokter. Bahkan jika harus
mengkonsumsi obat-obatan, lebih baik jika disertai dengan perubahan
gaya hidup yang dapat membantu anda mengurangi jumlah atau dosis
obat-obatan yang anda konsumsi.