Anda di halaman 1dari 2

Harmoni Islam untuk Peradaban

Dari Abu Musa r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Perumpamaan dari petunjuk
dan ilmu yang dengannya saya diutus oleh Allah itu adalah seperti hujan yang
mengenai bumi. Di antara bumi itu ada bagian yang baik, yaitu dapat menerima
air, kemudian dapat pula menumbuhkan rumput dan lalang -rumput- yang banyak
sekali, menahan masuknya air dan selanjutnya dengan air yang bertahan itu Allah
lalu memberikan kemanfaatan kepada para manusia, karena mereka dapat minum
daripadanya, dapat menyiram dan bercocok tanam. Ada pula hujan itu mengenai
bagian bumi yang lain, yang ini hanyalah merupakan tanah rata lagi licin. Bagian
bumi ini tentulah tidak dapat menahan air dan tidak pula dapat menumbuhkan
rumput. Jadi yang sedemikian itu adalah contohnya orang pandai dalam agama
Allah dan petunjuk serta ilmu yang dengannya itu saya diutus, dapat pula
memberikan kemanfaatan kepada orang tadi, maka orang itupun mengetahuinya -
mempelajarinya-, kemudian mengajarkannya -yang ini diumpamakan bumi yang
dapat menerima air atau dapat menahan air-, dan itu pulalah contohnya orang
yang tidak suka mengangkat kepala untuk menerima petunjuk dan ilmu tersebut.
Jadi ia enggan menerima petunjuk Allah yang dengannya itu saya diutuskan -ini
contohnya untuk bumi yang rata serta licin-." (Muttafaq 'alaih).

Islam dikembangkan oleh kaum orientalis sehingga pada akhirnya


melahirkan deviasi pemahaman terhadap islam yang seringkali dianggap islam
sebagai peradaban penduduk yang berbahasa arab. Islam mengalami masa
keemasan pada abad pertenganhan disaat Benua Eropa mengalami kegelapan.
Dengan kemajuannya, pada saat itu islam menjadi pusat keilmuan dan rujukan
segala ilmu di seluruh dunia. Tahun demi tahun berlalu sekarang islam mngalami
keterpurukan berbagai anggapan buruk tentang islam sekarang sudah menjadi
pemberitaan dimana-mana. Ajaran islam telah dipisahkan dari kehidupan. Tidak
ada amal sebelum ada ilmu, seperti hadist di atas ilmu layaknya hujan namun tidak
untuk sekarang. Sekarang ilmu adalah kehormatan dalam menaikkan status social
dalam masyarakat. Keilmuan yang dulu dikembangkan oleh islam ditutup-tutupi
oleh keilmuan bangsa Eropa, yang notabene kemajuan dunia islamlah yang menjadi
jembatan emas kemajuan mereka. Dengan masuknya peradaban islam ke Eropa,
terutama melalui pintu Spanyol merubah tatanan baru dan pencerahan terhadap
bangsa Eropa dengan sebuah peradaban baru hingga menapaki masa modern.
Karenanya, sulit dipumgkiri bahwa kemajuan Eropa tidak bisa dilepaskan dari
kemajuan dunia islam. Sebuah teori menyatakan bahwa sebuah peradaban yang
berdiri pada suatu masa tidak lepas dari peradaban yang sudah berkembang
sebelumnya. Faham sekularisasi telah mengakhiri zaman kegelapan bangsa Eropa.
Peradaban islam tidak berhenti dan terdiam di tempat yang vakum namun
sebaliknya, ia adalah peradaban ekspansif yang merangkul berbagai ras dan bangsa
dengan keramahan juga kesederhanaannya. Islam bukan milik bangsa arab saja tapi
islam milik kita semua.
Mengapa peradaban islam mengalami kemuduran? Islam mengalami
kemunduran salah satu sebabnya adalah kurangnya rasa memiliki, begitu takut kita
ketika orang barat mengatakan islam adalah teroris. Dengan kelemahan itu kita
bersembunyi di payung – payung mereka tanpa ada pembelaan sama sekali. Selain
itu, hasrat kita untuk selalu instan artinya hanya ingin menikmati. Menikmati hanya
sebatas kepuasan bukan pengajaran membuat malas untuk belajar layaknya bumi
yang rata dan licin. Akibatnya, hanya beberapa keilmuan saja yang dianggap
penting. Orang eropa menemukan dunia melalui lautan dan juga daratan, bukan
hanya sekadar rencana untuk mewadahi lahirnya ide – ide gemilang dan
mengalirkan kemakmuran ekonomi, tetapi juga sebuah petualangan panjang untuk
pencarian ilmu pengetahuan. Islam adalah rahmatan lil ‘alamin, dan akan
mengalami masa kejayaan lagi saat tidak ada sekularisme dalam keilmuan kita.

Anda mungkin juga menyukai