Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PEMYULUHAN (SAP)

POLIOMYEITIS PADA ANAK

Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi DIII Keperawatan Departemen Anak di


Ruang 7 A RS Saiful Anwar Malang

Oleh:
KELOMPOK 26
SITTI MASITHA S SAFI (201510300511032)
NIBRAS MUTHMAINNAH(201510300511077)
LAILATUS SYAMSIYAH (201510300511080)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) dr. SAIFUL ANWAR


MALANG
2018
SATUAN ACARA PEMYULUHAN (SAP)

POLIOMYEITIS PADA ANAK

Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi DIII Keperawatan Departemen Anak di


Ruang 7 A RS Saiful Anwar Malang

Oleh:
Kelompok 26
SITTI MASITHA S SAFI (201510300511032)
NIBRAS MUTHMAINNAH(201510300511077)
LAILATUS SYAMSIYAH (201510300511080)

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


POLIOMYEITIS PADA ANAK

RUANG 7A RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Untuk Memenuhi Tugas


Pendidikan Profesi Departemen Anak

Oleh :
Sitti Masitha S Safi (201510300511032)
Nibras Muthmainnah (201510300511077)
Lailatus Syamsiyah (201510300511080)

Telah diperiksa kelengkapannya pada:


Hari :
Tanggal :
Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Said, Amd. Kep


NIP. 19740421 200801 1 006
Pokok Bahasan : Mengenal Poliomyeitis dan Imunisasi Polio
Sasaran : Pasien, keluarga pasien, pengunjung
Tempat : Ruang Penyuluhan IRNA IV
Hari/Tanggal : Kamis, 23 November 2017
Alokasi Waktu : 30 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab dan diskusi
Penyuluh : Mahasiswa/Mahasisiwi Universitas Muhammadiyah Malang

A. Latar Belakang

Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan
terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang pada semua kelompok
umur, namun yang paling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun. Gejala meliputi
demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang
disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusak jaringan syaraf, sehingga menimbulkan
kelumpuhan yang permanen.

Penyakit polio pertama terjadi di Eropa pada abad ke-18, dan menyebar ke Amerika Serikat
beberapa tahun kemudian. Penyakit polio menjadi terus meningkat dan rata-rata orang yang
menderita penyakit polio meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini.
Penyakit polio menyebar luas di Amerika Serikat sampai ke negara Indonesia. (Miller,N.Z,
2004 ).

Pada tahun 1923 – 1953, vaksin polio telah diperkenalkan dan diberikan, tetapi angka
kematian penyakit polio masih tinggi. Pada data Statistik menunjukkan suatu kemunduran di
negara-negara Eropa. Dan ketika vaksin polio banyak tersedia di Eropa banyak orang bertanya
tentang manfaat dan efektivitas vaksin polio, karena banyak warga disana menggunakan vaksin
polio tetapi masih terserang polio ( L. Heymann, 2004 ).

Sejak tahun 1995, tidak ada kasus polio yang disebabkan oleh virus polio liar. Pada bulan
April 2005, Laboratorium Biofarma di Bandung mengkonfirmasi adanya virus polio liar tipe 1
pada anak berusia 18 bulan yang menderita lumpuh layuh akut pada bulan Maret 2005. Anak
itu tidak pernah mendapat imunisasi polio sebelumnya. Virus polio liar tersebut selanjutnya
menyebar dan menyebabkan wabah yang merebak ke 10 propinsi dan 48 kabupaten. Sampai
bulan April 2006 tercatat 349 kasus polio, termasuk 46 kasus VDPV (vaccine derived polio
virus) di Madura. Dari analisis genetik virus, diketahui bahwa virus berasal dari Afrika Barat.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa virus sampai ke Indonesia melalui Nigeria Sudan
dan sama seperti virus yang diisolasi di Arab Saudi dan Yaman (IDAI, 2014). Tujuan dari
imunisasi polio adalah untuk melindungi dan mencegah dari penyakit-penyakit menular yang
sangat berbahaya bagi bayi dan anak (ilmu kesehatan anak, 2010 ).

B. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu
memahami tentang penyakit polio dan termotivasi untuk melakukan imunisasi polio.

b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu :

1) Memahami pengertian penyakit polio.


2) Mengetahui jenis-jenis penyakit polio
3) Mengetahui penyebab penyakit polio
4) Memahami dan mengenali tanda dan gejala penyakit polio
5) Mengetahui pencegahan penyakit polio
6) Mengetahui tentang imunisasi polio dan termotivasi untuk melakukan imunisasi
polio.

C. Pelaksanaan Kegiatan

Topik
Penyakit Poliomyelitis pada anak

I. Sasaran
Pengunjung yang berkunjung ke Puskesmas Ambacang Padang.

II. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

III. Media
1. Leaflet
2. Slide Power Point
3. Laptop
4. LCD

IV. Waktu dan Tempat


Hari/ Tanggal : Jum’at 23-02-2018

Waktu : 8.00 WIB – 8.30 WIB

Tempat Pelaksanaan : Ruang penyuluhan IRNA 4

D. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Peserta
1 Pembukaan Memberi salam dan kontrak waktu Menjawab salam
5 menit Menjelaskan tujuan, manfaat materi Mendengarkan dan
yang akan disampaikan. Menanyakan memperhatikan
kepada sasaran terlebih dahulu tentang
materi yang diberikan

2 Kegiatan inti a. Pengertian penyakit polio Menyimak semua


15 menit - Menggali pengetahuan peserta materi yang
tentang pengertian penyakit disampaikan
poliomyelitis
- Memberi reinforcement positif
- Menjelaskan pengertian penyakit
poliomyelitis

b. Jenis-Jenis Penyakit Polio


- Menggali pengetahuan peserta
tentang jenis-jenis penyakit
poliomyelitis
- Memberi reinforcement positif
- Menjelaskan penyebab penyakit
poliomyelitis
c. Penyebab Penyakit Polio
- Menggali pengetahuan peserta
tentang penyebab penyakit
poliomyelitis
- Memberi reinforcement positif
- Menjelaskan penyebab penyakit
poliomyelitis
d. Tanda dan Gejala Penyakit Polio
- Menggali pengetahuan peserta
tentang tanda dan gejala penyakit
poliomyelitis
- Memberi reinforcement positif
- Menjelaskan tanda dan gejala
penyakit poliomyelitis
e. Pencegahan Penyakit Polio dan
Imunisasi Polio
- Menggali pengetahuan peserta
tentang pencegahan penyakit
poliomyelitis dan imunisasi polio
- Memberi reinforcement positif
- Menjelaskan pencegahan penyakit
poliomyelitis dan imunisasi polio
3 Penutup a. Tanya jawab Menjawab
10 menit b. Mengadakan evaluasi secara lisan pertanyaan
c. Menyimpulkan materi yang
disampaikan dan membagikan Mendengarkan
leaflet
d. Menutup penyuluhan dan memberi Menjawab salam
salam
E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a) Penyuluh dan peserta dapat hadir sesuai dengan rencana
b) Tempat, media serta alat-alat untuk penyuluhan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b) Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c) Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
3. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan dengan bantuan leaflet diharapkan audiens
dapat :

a) Mampu memahami hal-hal yang berhubungan dengan imunisasi polio.


b) Mengetahui jenis dan jadwal pemberian imunisasi polio.
c) Mengetahui teknik pemberian imunisasi polio.
d) Mampu mengetahui kontra indikasi imunisasi polio.
MATERI PENYULUHAN POLIO

A. Definisi
Polio merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang
menyerang sistem saraf sehingga penderita menderita kelumpuhan. Penyakit yang pada
umumnya menyerang anak umur 0-3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah,
sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. Virus ini masuk
kedalam tubuh melalui makanan atau minuman yang tercemar dan juga disebabkan
kurang terjaganya kebersihan diri dan lingkungan.

B. Jenis Polio
1. Polio non-paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif.
Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.

2. Polio paralisis spinal


Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk
anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai.
Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Virus Polio menyerang saraf
tulang belakang dan syaraf motorik – yang mengontrol gerakan fisik. Pada periode
inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki
kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian
batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan memengaruhi sistem
saraf pusat -- menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya
virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan syaraf motorik.
Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas -- kondisi ini disebut
acute flaccid paralysis (AFP).

3. Polio bulbar
Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak
ikut terserang. Lima hingga sepuluh persen penderita yang menderita polio bulbar
akan meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian
biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim
'perintah bernapas' ke paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat
menyebabkan koma dan kematian. Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-
75% tergantung usia penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio
jenis ini harus hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan. Polio bulbar
dan spinal sering menyerang bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio paralisis.
Polio paralisis tidak bersifat permanen. Penderita yang sembuh dapat memiliki fungsi
tubuh yang mendekati normal.

C. Penyebab
Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV).

D. Gejala
1. Polio non-paralisis
- Demam
- Mual dan muntah
- Lesu
- Kram otot pada leher dan punggung
- Otot terasa lembek jika disentuh
- Nyeri kepala
2. Polio paralisis spinal
Gambaran klinis sama dengan poliomyelitis non paralitik disertai dengan kelemahan
satu atau beberapa kelumpuhan otot skelet atau cranial. Yang paling sering terkena
adalah tungkai.
3. Polio bulbar
Bentuk bulbar ditandai dengan kelemahan motorik dari satu atau lebih saraf cranial
dengan atau tanpa gangguan pusat vital seperti pernpasan, sikulasi, dan temperature
tubuh. Bila kelemahan meliputi sarafkranial IX, X, XII maka akan menyebabkan
paralisis faring, lidah, dan taring dengan konsekuensi terjadinya sumbatan jalan nafas.

E. Pencegahan
Satu-satunya cara mencegah dan membasmi polio adalah melalui imunisasi polio,
yaitu suatu bentuk pemberian vaksin yang berupa virus polio yang telah dilemahkan.
Tujuan pemberian vaksin ini adalah mencegah terjadinya infeksi virus polio Imunisasi
polio ada dua macam yaitu:
1. Oral polio vaccine atau vaksin tetes mulut
2. Inactivated polio vaccine, cara pemberiannya dengan disuntikkan.
Oral polio vaccine atau vaksin tetes mulut polio relatif mudah diberikan, murah, dan
mendekati rute penyakit aslinya. Sementara proses vaksinasi melalui penyuntikan
memiliki efek proteksi lebih baik namun mahal dan tidak punya efek epidemiologis.

F. Vaksinasi polio
a. PIN Polio
PIN Polio adalaha pemberian imunisasi tambahan polio kepda kelompok sasaran
imunisasi untuk mendapatkan imunisasi polio tanpa pandang status imunisasi yang
dilakukan berdasarkan hasil evaluasi program dan kajian epidemiologi.
Tujuan umum : tercapainya eradikasi polio didunia pada akhir tahun 2020.
Tujuan khusus: memastikan tingkat imunisasi terhadap polio di populasi (herd
immunity) cukup tinggi dengan cakupan >95%. Dan memberikan perlindungan secara
optimal dan merata pada kelompok umu 0-59 bulan terhadap kemungkinan
munculnya kasus polio yang disebabkan oleh virus polio sabin.

b. Sasaran Imunisasi Polio dan Waktu Pemberian Imunisasi Polio


Imunisasi polio diberikan pada saat anak usia 0, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan
dengan pemberian melalui OVP ( Oral polio vaccine). Dan PIN polio dilaksanakan
pada bulan maret 2016 dengan sasaran semua anak usia 0 s/d 59 bulan tanpa
memandang status imunisasinya.
Namun sebagian orang dewasa memiliki resiko tertular virus polio dan harus
mendapatkan vaksinasi polio seperti:
1. Orang yang berpegian ke Negara yang masih beredar virus polio
2. Pekerja laboratotium yang menangani virus polio
3. Petugas kesehatan yang merawat pasien yang diduga menderita polio

c. Kontraindikasi vaksin polio oral


1. Infeksi HIV atau kontak HIV serumah. Pasien dengan HIV dapat diberikan
imunisasi de ngan mikroorganisme yang inaktif
2. Immunodefisiensi (contohnya pada pasien dengan keganasan hematologi atau
tumor padat, sedang mendapatkan terapi immune supresan jangka panjang)
3. Balita yang tinggal serumah dengan penderita immunodefisiensi dianjurkan
untuk diberikan inactivated polio vaccine (IPV)
4. Anak yang menderita diare dan demam, pemberian imunisasi polio ditunda
sampai anak tersebut sehat
5. Bagi anak-anak dengan imunokompromais (rawat jalan maupun rawat inap di
rumah sakit) serta bagi balita yang tinggal serumah dengan pasien tersebut agar
diberikan inactive polio vaccine (IPV) di rumah sakit
6. Bayi dengan berat badan lahir rendah (< 2000 gram) pemberian imunisasi polio
ditunda sampai berat badan lebih dari 2000 gram atau usia lebih dari 2 bulan
(dengan kondisi klinis stabil)

Imunisasi tetap boleh diberikan pada sasaran dengan kondisi:

a. Malnutrisi
b. Sedang dalam terapi antibiotic
c. Sedang mendapat ASI

Efek samping yang umum dari vaksin polio (IPV) adalah mengalami bengkak pada lokasi
penyuntikan vaksin dan anak rewel dikerenakan rasa sakit yang dirasakan di area suntikan
vaksin

Daftar Pustaka
IDAI.2014. informasi vaksin untuk orang tua; vaksin polio. Diperoleh dari www.idai.or.id 1
maret 2016

Pasaribu.S. 2005. Aspek diagnostic poliomyelitis. Ilmu kesehatan anak FK USU

Anda mungkin juga menyukai