Oleh:
KELOMPOK 26
SITTI MASITHA S SAFI (201510300511032)
NIBRAS MUTHMAINNAH(201510300511077)
LAILATUS SYAMSIYAH (201510300511080)
Oleh:
Kelompok 26
SITTI MASITHA S SAFI (201510300511032)
NIBRAS MUTHMAINNAH(201510300511077)
LAILATUS SYAMSIYAH (201510300511080)
Oleh :
Sitti Masitha S Safi (201510300511032)
Nibras Muthmainnah (201510300511077)
Lailatus Syamsiyah (201510300511080)
A. Latar Belakang
Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan
terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang pada semua kelompok
umur, namun yang paling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun. Gejala meliputi
demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang
disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusak jaringan syaraf, sehingga menimbulkan
kelumpuhan yang permanen.
Penyakit polio pertama terjadi di Eropa pada abad ke-18, dan menyebar ke Amerika Serikat
beberapa tahun kemudian. Penyakit polio menjadi terus meningkat dan rata-rata orang yang
menderita penyakit polio meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini.
Penyakit polio menyebar luas di Amerika Serikat sampai ke negara Indonesia. (Miller,N.Z,
2004 ).
Pada tahun 1923 – 1953, vaksin polio telah diperkenalkan dan diberikan, tetapi angka
kematian penyakit polio masih tinggi. Pada data Statistik menunjukkan suatu kemunduran di
negara-negara Eropa. Dan ketika vaksin polio banyak tersedia di Eropa banyak orang bertanya
tentang manfaat dan efektivitas vaksin polio, karena banyak warga disana menggunakan vaksin
polio tetapi masih terserang polio ( L. Heymann, 2004 ).
Sejak tahun 1995, tidak ada kasus polio yang disebabkan oleh virus polio liar. Pada bulan
April 2005, Laboratorium Biofarma di Bandung mengkonfirmasi adanya virus polio liar tipe 1
pada anak berusia 18 bulan yang menderita lumpuh layuh akut pada bulan Maret 2005. Anak
itu tidak pernah mendapat imunisasi polio sebelumnya. Virus polio liar tersebut selanjutnya
menyebar dan menyebabkan wabah yang merebak ke 10 propinsi dan 48 kabupaten. Sampai
bulan April 2006 tercatat 349 kasus polio, termasuk 46 kasus VDPV (vaccine derived polio
virus) di Madura. Dari analisis genetik virus, diketahui bahwa virus berasal dari Afrika Barat.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa virus sampai ke Indonesia melalui Nigeria Sudan
dan sama seperti virus yang diisolasi di Arab Saudi dan Yaman (IDAI, 2014). Tujuan dari
imunisasi polio adalah untuk melindungi dan mencegah dari penyakit-penyakit menular yang
sangat berbahaya bagi bayi dan anak (ilmu kesehatan anak, 2010 ).
B. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu
memahami tentang penyakit polio dan termotivasi untuk melakukan imunisasi polio.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu :
C. Pelaksanaan Kegiatan
Topik
Penyakit Poliomyelitis pada anak
I. Sasaran
Pengunjung yang berkunjung ke Puskesmas Ambacang Padang.
II. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
III. Media
1. Leaflet
2. Slide Power Point
3. Laptop
4. LCD
D. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Peserta
1 Pembukaan Memberi salam dan kontrak waktu Menjawab salam
5 menit Menjelaskan tujuan, manfaat materi Mendengarkan dan
yang akan disampaikan. Menanyakan memperhatikan
kepada sasaran terlebih dahulu tentang
materi yang diberikan
A. Definisi
Polio merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang
menyerang sistem saraf sehingga penderita menderita kelumpuhan. Penyakit yang pada
umumnya menyerang anak umur 0-3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah,
sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. Virus ini masuk
kedalam tubuh melalui makanan atau minuman yang tercemar dan juga disebabkan
kurang terjaganya kebersihan diri dan lingkungan.
B. Jenis Polio
1. Polio non-paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif.
Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.
3. Polio bulbar
Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak
ikut terserang. Lima hingga sepuluh persen penderita yang menderita polio bulbar
akan meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian
biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim
'perintah bernapas' ke paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat
menyebabkan koma dan kematian. Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-
75% tergantung usia penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio
jenis ini harus hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan. Polio bulbar
dan spinal sering menyerang bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio paralisis.
Polio paralisis tidak bersifat permanen. Penderita yang sembuh dapat memiliki fungsi
tubuh yang mendekati normal.
C. Penyebab
Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV).
D. Gejala
1. Polio non-paralisis
- Demam
- Mual dan muntah
- Lesu
- Kram otot pada leher dan punggung
- Otot terasa lembek jika disentuh
- Nyeri kepala
2. Polio paralisis spinal
Gambaran klinis sama dengan poliomyelitis non paralitik disertai dengan kelemahan
satu atau beberapa kelumpuhan otot skelet atau cranial. Yang paling sering terkena
adalah tungkai.
3. Polio bulbar
Bentuk bulbar ditandai dengan kelemahan motorik dari satu atau lebih saraf cranial
dengan atau tanpa gangguan pusat vital seperti pernpasan, sikulasi, dan temperature
tubuh. Bila kelemahan meliputi sarafkranial IX, X, XII maka akan menyebabkan
paralisis faring, lidah, dan taring dengan konsekuensi terjadinya sumbatan jalan nafas.
E. Pencegahan
Satu-satunya cara mencegah dan membasmi polio adalah melalui imunisasi polio,
yaitu suatu bentuk pemberian vaksin yang berupa virus polio yang telah dilemahkan.
Tujuan pemberian vaksin ini adalah mencegah terjadinya infeksi virus polio Imunisasi
polio ada dua macam yaitu:
1. Oral polio vaccine atau vaksin tetes mulut
2. Inactivated polio vaccine, cara pemberiannya dengan disuntikkan.
Oral polio vaccine atau vaksin tetes mulut polio relatif mudah diberikan, murah, dan
mendekati rute penyakit aslinya. Sementara proses vaksinasi melalui penyuntikan
memiliki efek proteksi lebih baik namun mahal dan tidak punya efek epidemiologis.
F. Vaksinasi polio
a. PIN Polio
PIN Polio adalaha pemberian imunisasi tambahan polio kepda kelompok sasaran
imunisasi untuk mendapatkan imunisasi polio tanpa pandang status imunisasi yang
dilakukan berdasarkan hasil evaluasi program dan kajian epidemiologi.
Tujuan umum : tercapainya eradikasi polio didunia pada akhir tahun 2020.
Tujuan khusus: memastikan tingkat imunisasi terhadap polio di populasi (herd
immunity) cukup tinggi dengan cakupan >95%. Dan memberikan perlindungan secara
optimal dan merata pada kelompok umu 0-59 bulan terhadap kemungkinan
munculnya kasus polio yang disebabkan oleh virus polio sabin.
a. Malnutrisi
b. Sedang dalam terapi antibiotic
c. Sedang mendapat ASI
Efek samping yang umum dari vaksin polio (IPV) adalah mengalami bengkak pada lokasi
penyuntikan vaksin dan anak rewel dikerenakan rasa sakit yang dirasakan di area suntikan
vaksin
Daftar Pustaka
IDAI.2014. informasi vaksin untuk orang tua; vaksin polio. Diperoleh dari www.idai.or.id 1
maret 2016