PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
- Mengetahui pengertian dari hipofisa dan hipofisa posterior serta pengertian dari
gangguan hipofisa posterior.
- Mengetahui apa saja gangguan hipofisa posterior dan bagaimana patofisiologi,
etiologi serta terapi dari gangguan hipofisa posterior.
II. PEMBAHASAN
II.1 Definisi
II.1.1 Hipofisa
Kelenjar Hipofisa adalah suatu kelenjar yang terletak di dasar tengkorak (sela tursika)
dibawah Hypothalamus yang memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua
organ-organ endokrin. Hormon yang diproduksi sebagai Stimulator-provokator organ organ
lain sehingga mampu aktif.
Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali
karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya.
Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi
menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia), dan bagian posterior.
2) Patofisiologi
Pengeluaran berlanjut dari ADH menyebabkan retensi air dari tubulus ginjal dan
duktus. Volume cairan ekstra selluler meningkat dengan hiponatremi delusional. Dalam
kondisi hiponatremi dapat menekan renin dan sekresi aldosteron menyebabkan penurunan
Na+ direabsorbsi tubulus proximal. Dalam keadaan normal, ADH mengatur osmolaritas
serum. Bila osmolaritas serum menurun, mekanisme feedback akan menyebabkan inhibisi
ADH. Hal ini akan mengembalikan dan meningkatkan ekskresi cairan oleh ginjal untuk
meningkatkan osmolaritas serum menjadi normal.
Pada pelepasan ADH berlanjut tanpa kontrol umpan balik, walaupun osmolaritas
plasma darah dan volume darah meningkat. Kelainan biokimiawi pada keadaan yang kronik,
Na turun dan Kalium naik, kadang-kadang terdapat keadaan yang disertai semua kadar
elektrolit dalam serum masih normal dan satu-satunya kelainan boikimiawi hanya
hipoglikemi. Atrofi adrenal yang idiopatik menyebabkan korteks kolaps, sel-sel kolaps yang
masih hidup mengalami pembesaran dengan sitoplasma eosinofil.
3) Etiologi
Penyebab SIADH yaitu:
- Kelainan pada sistem saraf pusat, seperti atrofi serebrum senilis, hidrosefalus,
delifiumtremens, psilosis akut, penyakit demielinisasi dan degenerative, penyakit
peradangan, trauma / cedera kepala / cerebrovaskular accident, operasi pada otak,
tumor (karsinuma bronkus, leukemia, limfoma, timoma, sarkoma ) atau infeksi otak
(ensepalitis, meningitis) dapat menimbulkan SIADH melalui stimulasi langsung
kelenjar hipofisis.
- Beberapa obat (vasopressin, desmopresin asetat, klorpropamid, klofibrat,
karbamazepin, vinkristin, fenotiazin, antidepresan trisiklik, preparat diuretic tiazida,
dan lain-lain) dan nikotin dapat terlibat terjadinya SIADH; zat-zat tersebut dapat
menstimulasi langsung kelenjar hipofisis atau meningkatkan sensitifitas tubulus renal
terhadap ADH yang beredar dalam darah.
- Produksi dari vasopressin oleh sel tumor (seperti bronkogenik, pankreatik, kanker
prostate dan limfoma dari duodenum, tymus dan kandung kemih adalah yang paling
umum sering meyebabkan SIADH).
- Factor lain yang menyebabkan SIADH:
o Kelebihan vasopressin-Peningkatan tekanan intracranial baik pada proses
infeksi maupun trauma pada otak.
o Proses inflamasi (virus dan bakteri pneumonia)
o Obat yang dapat merangsang atau melepaskan vasopressin (vinuristin,
cisplatin, danocytocin)
o Penyakit endokrin seperti insufisiensi adrenal, mixedema dan insufisiensi
pituitary anterior.
o Penyakit paru seperti, infeksi: tuberculosis, pneumonia, abses, gagal napas
akut, dan ventilasi tekanan positif.
- Faktor Pencetus:
o Trauma Kepala
o Meningitis.
o Ensefalitis.
o neoplasma.
o Cedera Serebrovaskuler.
o Penyakit Endokrin.
2) Etiologi
Diabetes insipidus bisa merupakan penyakit keturunan. Gen yang menyebabkan
penyakit ini bersifat resesif dan dibawa oleh kromosom X, karena itu hanya pria yang
terserang penyakit ini. Wanita yang membawa gen ini bisa mewariskan penyakit ini kepada
anak laki-lakinya.
Diabetes insipidus secara umum dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
- Hipotalamus mengalami kelainan fungsi dan menghasilkan terlalu sedikit
hormon antidiuretik
- Tumor
3) Patofisiologi
Vasopresin arginin merupakan suatu hormon antidiuretik yang dibuat di nucleus
supraoptik, paraventrikular , dan filiformis hipotalamus, bersama dengan pengikatnya yaitu
neurofisin II. Vasopresin kemudian diangkut dari badan sel neuron (tempat pembuatannya),
melalui akson menuju ke ujung saraf yang berada di kelenjar hipofisis posterior, yang
merupakan tempat penyimpanannya. Secara fisiologis, vasopressin dan neurofisin yang tidak
aktif akan disekresikan bila ada rangsang tertentu. Sekresi vasopresin diatur oleh rangsang
yang meningkat pada reseptor volume dan osmotic. Peningkatan osmolalitas cairan
ekstraseluler atau penurunan volume intravaskuler akan merangsang sekresi vasopresin.
Vasopressin kemudian meningkatkan permeabilitas epitel duktus pengumpul ginjal terhadap
air melalui suatu mekanisme yang melibatkan pengaktifan adenolisin dan peningkatan AMP
siklik. Akibatnya, konsentrasi kemih meningkat dan osmolalitas serum menurun. Osmolalitas
serum biasanya dipertahankan konstan dengan batas yang sempit antara 290 dan 296
mOsm/kg H2O.
Gangguan dari fisiologi vasopressin ini dapat menyebabkan pengumpulan air pada
duktus pengumpul ginjal karena berkurang permeabilitasnya, yang akan menyebabkan
poliuria atau banyak kencing.
Peningkatan osmolalitas plasma akan merangsang pusat haus, dan sebaliknya
penurunan osmolalitas plasma akan menekan pusat haus. Ambang rangsang osmotic pusat
haus lebih tinggi dibandingkan ambang rangsang sekresi vasopresin. Sehingga apabila
osmolalitas plasma meningkat, maka tubuh terlebih dahulu akan mengatasinya dengan
mensekresi vasopresin yang apabila masih meningkat akan merangsang pusat haus, yang
akan berimplikasi orang tersebut minum banyak (polidipsia).
Secara patogenesis, diabetes insipidus dibagi menjadi 2 yaitu diabetes insipidus
sentral, dimana gangguannya pada vasopresin itu sendiri dan diabetes insipidus nefrogenik,
dimana gangguannya adalah karena tidak responsifnya tubulus ginjal terhadap vasopresin.
Diabetes insipidus sentral dapat disebabkan oleh kegagalan pelepasan hormone
antidiuretik ADH yang merupakan kegagalan sintesis atau penyimpanan. Hal ini bisa
disebabkan oleh kerusakan nucleus supraoptik, paraventrikular, dan filiformis hipotalamus
yang mensistesis ADH. Selain itu, DIS juga timbul karena gangguan pengangkutan ADH
akibat kerusakan pada akson traktus supraoptikohipofisealis dan aksin hipofisis posterior di
mana ADH disimpan untuk sewaktu-waktu dilepaskan ke dalam sirkulasi jika dibutuhkan.
DIS dapat juga terjadi karena tidak adanya sintesis ADH, atau sintesis ADH yang
kuantitatif tidak mencukupi kebutuhan, atau kuantitatif cukup tetapi tidak berfungsi normal.
Terakhir, ditemukan bahwa DIS dapat juga terjadi karena terbentuknya antibody terhadap
ADH.
4) Tujuan terapi dan terapi DI
Tujuan Terapi
Mencari penyebabnya jika mungkin
Ukur cairan elektrolit yang tidak seimbang
Cegah komplikasi
Terapi non-farmakologi
Untuk mencegah dehidrasi, penderita harus selalu minum cairan dalam jumlah
yang cukup ketika mereka merasa haus karena penyakit diabetes insipidus merupakan
suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormon antidiuretik yang menyebabkan
rasa haus yang berlebihan dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat
encer sehingga penderita bayi dan anak-anak harus sering diberi minum.
Terapi Farmakologi
- Klorpropamid
Mekanisme Kerja : merangsang sintesis ADH di hipotalamus
Efek Samping : gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah, diare dan
konstipasi.
- Vasopresin
Mekanisme Kerja : Pemberian beberapa kali sehari berguna untuk
mempertahankan pengeluaran air kemih yang normal.
Efek samping : Terlalu banyak mengkonsumsi obat ini dapat menyebabkan
penimbunan cairan, pembengkakan dan gangguan lainnya seperti pucat, mual,
cegukan, kejat perut, serangan angina, reaksi alergi.
III. PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali
karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya.
Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi
menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia), dan bagian posterior.
Hipofisis posterior atau neurohipofisis merupakan perpanjangan dari hipotalamus yang
terbentuk dari sekelompok akson dari hypothalamic neurosecretory neurons yang berselingan
dengan sel glia.
Terdapat dua Gangguan Hipofisis Posterior (Neurohipofisis) yaitu Hipersekresi
Neurohipofisis dan Hipofungsi neurohipofisis. Gangguan yang terjadi akibat Hipersekresi
Neurohipofisis yaitu Syndrome of Inappropriate Antidiuretic HormoneScretion (SIADH) dan
gangguan yang terjadi akibat Hipofungsi Neurohipofisis yaitu Diabetes Insipidus. Tujuan dari
terapi atau pengobatan dari kedua gangguan pada hipofisis posterior (neurohipofisis) sama
yaitu untuk mencari penyebabnya jika mungkin , mengukur cairan elektrolit yang tidak
seimbang dan mencegah komplikasi
III.2 Saran
Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini kelompok menyadari bahwa masih jauh
dari kata sempurna dan masih memiliki kekurangan di setiap bagian oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya sangat dibutuhkan agar
penulisan dan penyusunan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood, L. 2011.Fisiologi Manusia. Pusat data dan informasi kementian kesehatan RI,
Jakarta.
Guyton., and Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta, EGC.
Greenspen, F.S., and Baxter, J.D. 1994. Basic and Clinical Endocrinology (Fourth Edition).
Wijaya, C et al. 1998 (Alih bahasa), EGC, Jakarta.