Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Sains Kimia

Vol.8, No.1, 2004: 26-28

PENGARUH AKTIVATOR SISTEIN DAN NATRIUM KLORIDA


TERHADAP AKTIVITAS PAPAIN

Daniel S Dongoran
Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Sumatera Utara
Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155

Abstrak

Papain adalah salah satu enzim proteolitik yang terdapat dalam getah pepaya dan dapat
digunakan sebagai bahan pengempuk daging.Papain termasuk golongan enzim protease
sulfhidril yaitu enzim yang mempunyai residu sulfhidril pada lokasi aktifnya. Aktivitas papain
dapat ditingkatkan dengan penambahan aktivator sistein maupun NaCl.
Penentuan aktivitas proteolitik papain dilakukan secara spektrofotometri menurut AOAC – 1984
dan dinyatakan berdasarkan banyaknya kadar tirosin yang dibebaskan dari hidrolisa substrat
kasein. Satu unit aktivitas papain dinyatakan sebagai banyaknya 1 mg tirosin yang dibebaskan
dari substrat kasein pada kondisi pengujian tertentu.
Dari hasil penelitian menunjukkan aktivitas papain dalam substrat kasein dengan aktivator
sistein 5.378 unit/ml sedangkan dengan aktivator Natrium Klorida 3.658 unit/ml dan tanpa
aktivator 2.320 unit/ml.
Sistein dan Natrium Klorida pada konsentrasi yang sama 0.7 % menaikkan aktivitas papain
masing – masing sebesar 131.8 % dan 57.7 %.

Kata kunci : enzim proteolitik papain, aktivator sistein dan NaCl, tirosin.

PENDAHULUAN papain dapat diperoleh dari getah seluruh


Daun pepaya di Indonesia telah lama bagian tanaman kecuali akar dan biji dari
dikenal sebagai daun yang menghasilkan pohon pepaya.
zat pelunak daging. Tradisi pemakaian Papain telah banyak dipergunakan
daun pepaya ini diketahui dari nenek diberbagai bidang seperti bidang medis,
moyang tanpa mengetahui dengan jelas industri daging, pabrik tekstil, pabrik
zat apa yang terdapat pada daun tersebut. kulit, dan pabrik bir.
Setelah diselidiki oleh beberapa ahli, Secara umum yang dimaksud dengan
ternyata zat yang terdapat pada getah daun papain adalah yang telah dimurnikan
pepaya adalah papain yang dapat maupun yang masih kasar. Menurut
menyebabkan pelunakan daging setelah British of Pharmaceutical Codex – 1934,
dibungkus dengan daun tersebut beberapa yang dimaksud papain adalah campuran
jam sebelum dimasak ( Widjaja, 1977 ). enzim – enzim proteolitik yang terdapat
Dengan adanya tehnik yang lebih didalam getah pepaya dengan syarat harus
maju,telah banyak diakukan pemurnian / mempunyai aktivitas proteolitik minimal
isolasi papain dari sumbernya. Menurut 20 unit/gram preparat.
hasil yang dilakukan oleh Balai Enzim proteolitik merupakan
Penyelidikan Pertanian dan Lembaga kelompok hidrolase yang berperan pada
Penelitian Tanaman Hortikultura Jakarta, hidrolisa sekelompok protein menjadi
30
Pengaruh Aktivator Sistein dan Natrium Klorida
(Daniel S Dongoran)

protein – protein tunggal. Aktivitas menghasilkan kelat pada enzim. Logam


proteolitik suatu enzim sangat dipengaruhi juga dapat menyelubungi nukleofil,
oleh pH, suhu, kekuatan ionik, konsentrasi sehingga mampu mencegah reaksi
substrat, konsentrasi enzim, adanya sampingan yang mungkin timbul.
reduktor ataupun oksidator dan bufer. Satuan aktivitas suatu enzim
Enzim papain termasuk golongan dinyatakan dengan unit aktivitas
enzim protease sulfhidril yaitu enzim yang sedangkan yang dimaksud dengan satu
mempunyai residu sulfhidril pada lokasi unit aktivitas papain adalah banyaknya
aktifnya. Aktivitas enzim papain dapat 1mg tirosin yang dibebaskan dari substrat
ditingkatkan dengan penambahan kasein pada kondisi pengujian tertentu (
aktivator. A.O.A.C, 1984 ).
Aktivator – aktivator yang paling Bertitik tolak dari uraian diatas penulis
umum digunakan adalah sistein sianida ingin mengetahui sejauh mana pengaruh
dan glutation ( Kimmel, 1957 ). Kualitas aktivator sistein dan Natrium klorida
papain ditentukan oleh tinggi rendahnya terhadap aktivitas papain
aktivitas proteolitik yang dimilikinya,
semakin tinggi aktivitas proteolitiknya
semakin tinggi pula kualitasnya dan BAHAN DAN METODA
sebaliknya, semakin rendah aktivitas
proteolitiknya semakin rendah kualitasnya Bahan :
( Widjaja, 1977 ). Bahan yang digunakan dalam
Daya proteolitik dari papain sangat penelitian ini adalah :
aktif pada suasana reduktif, karena dengan A. Pereaksi Lowry NaOH, Na nitrat,
adanya ( penambahan ) bahan – bahan Na2CO3, CuSO4, H2O
pereduksi seperti : HCN, H2S. B. Pereaksi Folin – Ciocalten : Na
Sistem adalah senyawa pereduksi yang tungstat, Na molibdat, HCL,
dapat meningkatkan aktivitas papain H3PO4, Li12SO4.
dengan jalan memutus ikatan disulfida ( C. Pereaksi uji aktivitas papain :
S-S ) pada senyawa sistein yang terdapat Na2HPO4, asam sitrat, HCL, asam
dalam struktur enzim papain. Jika ikatan trikloroasetat, kasein.
disulfida terputus akan diperoleh gugus D. Larutan penyangga fosfat sistem :
disulfhidril bebas. Dengan terbentuknya Na – EDTA, Na2HPO4, Na –
gugus sulfhidril bebas sehingga aktivitas EDTA, sistem HCL.
papain meningkat. E. Larutan standard tirosin
Penambahan NaCl pada konsentrasi F. Larutan sampel papain
rendah ( kurang dari 2 % ) akan
menambah aktivitas papain tetapi jika
konsentrasi lebih dari 2 % akan merusak Metoda
enzim papain ( Arief, 1975 ).
Didalam larutan, NaCl akan terionisasi Penentuan Aktivitas Papain Menurut
menjadi Na + ( ion logam ) dan Cl − . Ion AOAC - 1984
logam seperti proton adalah asam Lewis Ke dalam masing – masing 12 labu
atau elektrofil yang dapat menerima takar 100 ml dipipet sebanyak 25 ml
pasangan elektron membentuk ikatan larutan kasein dan diberi label S1, S2,
sigma. S3, U1 sebagai sampel D1, D2, D3, U2
Lingkaran koordinasi logam dapat sebagai duplikat dan B1, B2, B3, U3
mempersatukan enzim dan substrat yang sebagai blanko.

31
Jurnal Sains Kimia
Vol.8, No.1, 2004: 29-34

Kemudian ditambahkan 5 ml larutan dan dibiarkan pada suhu kamar selama


penyangga fosfat sistem Na-EDTA ke 10 menit.
dalam labu S1, D1, B1 dan 2,5 ml Kemudian ditambahkan 0,5 ml
untuk labu S2, D2, B2, U1, U2, dan U3. pereaksi Folin-Ciocalteu, dikocok
Semua labu diatas dipanaskan dalam dengan segera dan dibiarkan pada
pemanas air pada suhu 40 ˚ C selama suhu kamar selama 30 menit.
10 menit. Selanjutnya ditambahkan 5 Selanjutnya dibaca resapannya pada
ml larutan standar tirosin ke dalam panjang gelombang 740 sampai 760
labu S1 dan D1, 7,5 ml untuk Labu S2 nm hingga diperoleh resapan
dan D2, 10 ml untuk labu S3 dan D3. maksimum.
Sedangkan untuk labu U1 dan U2
diberi masing – masing 7,5 ml larutan
sampel. Semua labu ditempatkan Penentuan Kurva Baku Larutan Bovin
dalam pemanas air. Setelah 60 menit, Serum Albumin
ditambahkan 15 ml larutan asam Dipipet 1, 3, 5, 7, dan 8 ml larutan
trikloroasetat 30 % masing – masing bovin serum Albumin 10 μg/ml ke
ke dalam labu diatas lalu dikocok kuat dalam masing – masing labu takar 10
– kuat. Ke dalam labu B1, B2, dan B3 ml. Kemudian diencerkan dengan air
ditambahkan larutan standar tirosin suling hingga batas tanda. Dari masing
masing – masing 5 ml, 7,5 ml dan 10 – masing labu di atas dipipet sebanyak
ml. Sedangkan untuk labu U3 1 ml. Ditambahkan ke dalam masing –
ditambahkan 7,5 ml larutan sampel. masing labu 5 ml pereaksi C, dikocok
Semua labu di atas dipanaskan pada dengan segera dan dibiarkan pada
suhu 40 ° C selama 40 menit. suhu kamar selama 10 menit.
Kemudian disentrifugasi pada 3400 Kemudian ditambahkan pereaksi
rpm selama 20 menit dan supernatan Folin-Ciocalteu masing – masing 0,5
dari masing – masing labu disaring ml, dikocok dengan segera dan
dua kali. Filtrat dari setiap labu diukur dibiarkan pada suhu kamar selama 30
pada panjang gelombang 280 nm. Hal menit. Selanjutnya dibaca resapannya
yang sama dilakukan juga dengan pada panjang gelombang 750 nm.
memakai aktivator sistein dan natrium
klorida masing – masing 0,7 %. Hasil V. Pembuatan Larutan Tirosin 100
percobaan dapat dilihat pada tabel μg/ml
IV.7 dan IV.8. Ditimbang dengan teliti 10 mg tirosin
dan dilarutkan dengan air suling
Pembuatan Larutan Bovin Serum dalam labu takar 100 ml hingga batas
Albumin 10 μg/ml tanda.
Ditimbang denga teliti 1 mg bovin
serum albumin dan dilarutkan dengan Penetapan Resapan Maksimum larutan
air suling dalam labu takar 100 ml Tirosin
hingga batas tanda. Ke dalam tabung reaksi dipipet
sebanyak 8 ml larutan tirosin 100
Penetapan Resapan Maksimum larutan μg/ml. Ditambahkan 1 ml larutan
Bovin Serum Albumin penyangga fosfat sistein Na-EDTA
Ke dalam tabung reaksi sipipet dan dibiarkan selama 60 menit.
sebanyak 1 ml larutan bovin serum Kemudian ditambahkan 1 ml asam
albumin 10 μg/ml. Di tambahkan 5 ml trikloroasetat 30 % dan disentrifugasi
pereaksi C, dikocok dengan segera pada 3400 rpm selama 20 menit.
32
Pengaruh Aktivator Sistein dan Natrium Klorida
(Daniel S Dongoran)

Supernatan disaring dan diukur pada Perhitungan Kadar Tirosin Hasil


panjang gelombang 270 sampai 290 Hidrolisa Substrat Kasein Oleh Enzim
nm hingga diperoleh resapan Papain
maksimum. Untuk mengetahui aktivitas enzim
papain dalam substrat kasein terlebih
dahulu harus diketahui kadar tirosin yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
dibebaskan dari hasil hidrolisa substrat
Untuk mengetahui kadar protein yang tersebut. Dalam hal ini pertama sekali
terkandung dalam enzim papain dilakukan ditentukan resapan maksimum larutan
analisa menurut metoda Lowry. Dalam hal tirosin pada daerah UV dengan hasil
ini dipakai standar protein dari bovin resapan seperti ditunjukkan dalam tabel II.
serum albumin ( 10 μg/ml ) dengan hasil
resapan seperti ditunjukkan dalam tabel I. Tabel II. Data Resapan LarutanTirosin ( 100
mg/ml ) Pada Daerah Ultra Violet Dengan
Spektrofotometer –1201 MR.

λ ( nm )
Tabel I. Data Resapan Larutan Bovin Serum
Albumin ( 10 μg/ml ) Menurut Metoda Lowry No. Resapan
dengan Spektrofotometer – 1201 MR. 1. 270 0.098
2. 272 0.149
3. 274 0.235
No. ( nm ) Resapan 4. 276 0.312
1. 740 0.488 5. 278 0.406
2. 742 0.489 6. 280 0.449
7. 282 0.397
3. 744 0.490 8. 284 0.294
4. 746 0.491 9. 286 0.210
5. 748 0.493 10. 288 0.125
11 290 0.065
6. 750 0.495

maksimum larutan tirosin yaitu pada λ


7. 752 0.494 Dengan diperolehnya resapan
8. 754 0.492
9. 756 0.490 280 nm. Kemudian dibuat kurva baku dari
10. 758 0.488 larutan tirosin pada panjang gelombang
11. 760 0.487 280 nm.
Kadar tirosin yang dihasilkan dari
hidrolisa substrat kasein oleh enzim
papain dengan aktivator sistein, natrium
klorida dan tanpa aktivator dapat dilihat
dalam tabel III.

Tabel III. Skema Pnentuan Aktivitas Papain Dalam Substrat Kasein Dengan Aktivator Sistein Dan
Tanpa Aktivator Menggunakan Spektrofotometer 1201 MR.

Enzim Aktif Enzim Aktif


No. Larutan No. Larutan
S1 (ml) S2 (ml) S3 (ml) U1 (ml) S1 (ml) S2 (ml) S3 (ml) U1 (ml)
1. Kasein 25 25 25 25 1. Kasein 25 25 25 25
2. Buffer & 5 2,5 - 2,5 2. Buffer 5 2,5 - 2,5
Sistein
Prainkubasi pada suhu 40oC, Prainkubasi pada suhu 40oC,
10 menit 10 menit

33
Jurnal Sains Kimia
Vol.8, No.1, 2004: 29-34

Tirosin
3. Tirosin@ 5 7,5 10 - 3. @ 5 7,5 10 -
4. Sampel - - - 7,5 4. Sampel - - - 7,5
Inkubasi pada suhu 40oC, Inkubasi pada suhu 40oC,
60 menit 60 menit
TCA
5. T C A 30% 15 15 15 15 5. 30% 15 15 15 15
Panaskan pada suhu 40oC, Panaskan pada suhu 40oC,
40 menit 40 menit
Sentrifugasi pada 3400 rpm, Sentrifugasi pada 3400 rpm,
20 menit 20 menit
6. Filtrat Diukur resapan pada 280 nm 6. Filtrat Diukur resapan pada 280 nm
Resapan Resapa 0,7
(A1) 0,630 0,699 0,747 0,820 n (A1) 0,612 0,638 0,694 08
Enzim Non Aktif Enzim Non Aktif
No. Larutan No. Larutan U3
B1 (ml) B2 (ml) B3 (ml) U3 (ml) B1 (ml) B2 (ml) B3 (ml) (ml)
1. Kasein 25 25 25 25 1. Kasein 25 25 25 25
2. Buffer & 5 2,5 - 2,5 2. Buffer 5 2,5 - 2,5
Sistein
Prainkubasi pada suhu 40oC, Prainkubasi pada suhu 40oC,
10 menit 10 menit
TCA
3. T C A 30% 15 15 15 15 3. 30% 15 15 15 15
Tirosin
4. Tirosin@ 5 7,5 10 - 4. @ 5 7,5 10 -
5. Sampel - - - 7,5 5. Sampel - - - 7,5
Inkubasi pada suhu 40oC, Inkubasi pada suhu 40oC,
60 menit 60 menit
Panaskan pada suhu 40oC, Panaskan pada suhu 40oC,
40 menit 40 menit
Sentrifugasi pada 3400 rpm, Sentrifugasi pada 3400 rpm,
20 menit 20 menit
6. Filtrat Diukur resapan pada 280 nm 6. Filtrat Diukur resapan pada 280 nm
Resapan Resapa 0,4
(A2)
tA = A1 -
0,539 0,581 0,609 0,397
tA =
n (A2) 0,523 0,531 0,564 22
0,2
A2 0,091 0,118 0,138 0,423 A1 - A2 0,089 0,107 0,130 84
49,
Tirosin* 11,18 16,47 20,39 76,28 Tirosin* 10,78 14,31 18,82 02

Keterangan :
- Tirosin@ = penambahan larutan tirosin
- Tirosin* = tirosin yang dihasilkan

Aktivitas dan spesifik enzim papain dapat Aktivitas


dilihat pada table IV. 5,378 3,658 2,320
( unit / ml )

Tabel IV. Aktivitas Dan Spesifik Enzim Papain. Aktivitas


Aktivator Tanpa Spesifik(unit/ 0,647 0,440 0,279
μg protein )
Pengukuran
Sistein NaCl Aktivator

34
Pengaruh Aktivator Sistein dan Natrium Klorida
(Daniel S Dongoran)

KESIMPULAN Davis, N. C., Smith, E. L. 1965. Assay of


Dari hasil percobaan yang telah dilakukan Proteolytic Enzymes in Glick, D., Methods
of Biochmical Analysis, Vol. II,
, maka dapat diambil kesimpulan sebagai Interscience. 248.
berikut :
Fifiyanti, Z. 1992. Pengaruh pH, Suhu Terhadap
Nilai KM Enzim Papain Dalam Substrat
Kasein, Skripsi Jurusan Kimia,

8,31 μg/ml .
1. Kadar protein enzim papain adalah FMIPA USU, Medan
Kimmel, J. R., Smith, E. L. 1957. The Properties
2. Aktivitas enzim papain dalam substrat of Papain Nord, F.F., Advanced in
kasein dengan aktivator sistein, Enzymology and Related Subject of
natrium klorida dan tanpa aktivator Biochemistry, Vol. XIX, Interscience. 282
berturut-turut adalah 5,378 unit / ml, – 290, 325, 376.
3,658 unit / ml dan 2,320 unit / ml . Lehninger, A. L. 1975. Biochemistry, The
3. Sistein dan natrium klorida pada Molecular Basis of Cell Structure and
Function,Second Edition Worth Publishers,
konsentrasi 0,7 % dapat menaikkan
Inc., New York. 184 – 195.
aktivitas papain sebesar 131,8 % pada
sistein dan 57,7 % pada natrium Page, D. S. 1989. Prinsip-prinsip Biokimia, Edisi
Kelima, Terjemahan Soendoro, R.,
klorida. Erlangga Jakarta. 111 – 137.
Walpole, R. E. 1988. Pengantar Statistika,
DAFTAR PUSTAKA
Gramedia. 288 , 373.
A O A C. 1984. Official Methods of Analysis. 397- Widjaja, E. A. 1977. Papain Zat Pelunak Daging
398. , Bull. Kebun Raya., Vol. III, No. 1. 13 –
16.
Arief, P.H. 1975. Papain, Bull. Biokimia Institut
Pertanian Bogor. Vol. I, No.I. 39-48. Winarno, F. G. 1983. Enzim Pangan, Gramedia ,
Jakarta. 12 – 23, 73 – 75, 91.
Bell, J.E. and Bell, E.T. 1988. Proteins and
Enzymes, Prentice – Hall, Inc., Engle-Wood Wirahadikusumah, M. 1981. Biokimia – Protein,
Cliff, New Jersey. 2 – 6. Enzim dan Asam Nukleat, ITB. 6 – 9 , 40
– 56.
Daryono, M., Sabari. 1980. Produksi dan Aktivitas
Proteolitik Papain Bull. Penelitian
Hortikultura Vol. III, No. 1. 11 - 18.

35

Anda mungkin juga menyukai