Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN MANUAL ORIENTASI PEGAWAI BARU

DI RUANG TRIAGE INSTALASI GAWAT DARURAT

RSUP SANGLAH DENPASAR

Oleh :

CLINICAL NURSE EDUCATOR (CNE)

EMERGENCY

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


DIREKTORAT JENDRAL BINA UPAYA KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH
DENPASAR
2017

1
Selamat datang di Instalasi Gawat Darurat (IGD) TRIAGE RSUP Sanglah Denpasar
Selamat Belajar!
Kami akan bekerja dengan Saudara dan membantu Saudara dalam mencapai tujuan
Saudara.

Instalasi/ Unit Gawat Darurat (IGD) merupakan suatu unit penanganan pasien yang sulit
untuk di prediksi (Unpredictable). Seringkali melibatkan berbagai situasi yang
mengharuskan setiap staff untuk memiliki otonomi dalam situasi sebagai anggota tim yang
melibatkan multidisplin. Unit Gawat Darurat akan memberikan kesempatan untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, kepercayaan dan kompetensi dalam
berbagai spesialisasi profesi.

Dalam memberikan pelayanan, perawat akan bekerjasama dengan Tim Medis lain yang
terdiri dari Konsultan, Resident (Chief, senior, junior), dokter umum, mahasiswa, tenaga
lain yang ikut dalam memberikan pelayanan meliputi : Cleaning service, Security, Staf
administrasi, Staf Humas, dan Penyanggra.

Jika terdapat hal-hal yang tidak Saudara mengerti silakan tanyakan pada Kepala
Ruangan, Clinical Nurse Educator, maupun staff lain yang Saudara jumpai.
Harapan kami, Saudara merasa senang selama berada di IGD khususnya Triage!

Seluruh Staff di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Triage merasa senang akan kehadiran
Saudara. Ruangan kami (Triage) melayani pasien dengan berbagai kasus kegawatan
penyakit yang meliputi kasus bedah, kasus penyakit dalam, neurologi, kardiologi, psikiatri,
mata, THT, kulit kelamin, dan kasus anak. Kami memiliki beberapa area pelayanan yaitu :
area Triage dan Fastrack, area Bedah, area Medik, dan area Anak. Sewaktu-waktu Saudara
bisa ditempatkan di semua area tersebut. Dan ini sangat menguntungkan karena Saudara
dapat meningkatkan pengalaman maupun kemampuan bekerja Saudara.

Buku manual orientasi ini dibuat dan disusun untuk membantu Saudara maupun setiap
staff untuk mengetahui dan memahami tentang :
 Visi, Misi, Tujuan, Falsafah, dan Motto RSUP Sanglah
 Visi, Misi, dan Tujuan perawatan pasien di IGD
 Ruang lingkup dan Area pelayanan yang terdapat di IGD Triage
2
 Sistem Triage yang digunakan untuk menTriage pasien di IGD
 Fasilitas dan peralatan yang terdapat di IGD Triage
 Sumber daya yang ada (multidisciplinary team baik tenaga dokter maupun perawat
serta mahasiswa kedokteran maupun keperawatan)
 Informasi lain yang membantu Saudara mengetahui ruang lingkup pelayanan di
RSUP Sanglah Denpasar.

A. VISI, MISI, TUJUAN, FALSAFAH, MOTTO RUMAH SAKIT


1. Visi Rumah Sakit
Menjadi Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia untuk mewujudkan masyarakat sehat
yang mandiri dan berkeadilan
2. Misi Rumah Sakit
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan
berkeadilan untuk seluruh lapisan masyarakat.
b. Menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan yang profesional dan
nasionalis.
c. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang kesehatan.
3. Tujuan Rumah Sakit
Tercapainya tata kelola rumah sakit yang berhasil guna dan berdaya guna, dalam
rangka mewujudkan pelayanan rumah sakit yang berkelas dunia agar tercapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
4. Falsafah Rumah Sakit
Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia melalui pelayanan, pendidikan,
dan penelitian.
5. Motto Rumah Sakit
Kepuasan Anda adalah Kebahagiaan Kami

B. VISI, MISI, TUJUAN, FALSAFAH, IGD


1. Visi IGD
Menjadi pusat unggulan traumatologi terkemuka di Bali, Nusa Tenggara dan
Indonesia bagian Timur untuk mendukung RSUP Sanglah menjadi RSIKD.
2. Misi IGD
Menyelenggarakan pelayanan penderita gawat darurat dengan cepat, tepat, dan
profesional untuk mencegah kematian dan kecacatan dari penderita dengan standar
pelayanan kelas dunia.
3. Tujuan Perawatan Pasien IGD
Sesuai dengan misi, tujuan pengembangan IRD dirumuskan sbb:
a. Membangun team work diantara staf medis, antara staf medis dan paramedis,
dan antara SMF dan Instalasi

3
b. Mewujudkan mutu pelayanan yang akan menjamin keamanan dan kepuasan
pasien
c. Meningkatkan kompetensi seluruh staff IRD
d. Mewujudkan kelengkapan peralatan medis untuk menunjang program
pelayanan IRD.

C. RUANG LINGKUP dan AREA PELAYANAN/ PERAWATAN PASIEN DI IGD


1. Triage
Triage merupakan suatu system pemilahan pasien berdasarkan tingkat
kegawatannya. Rumah Sakit Sanglah saat ini menggunakan triage dengan system
lima level yang diadopsi dari ATS (Australasian Triage Scale). Adapun system
Triage Lima Level (TLL) dapat dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 1. Kategori TTL untuk pengukuran tingkat ketajaman dan penilaian


kinerja
Katagori Treatment Acuity Indicator kinerja (%)
TLL (Waktu tunggu maksimum)
1 segera 100
2 10 menit 80
3 30 menit 75
4 60 menit 70
5 120 menit 70

Tabel 2. Ringkasan Prediktor Fisiologis Dewasa Dari TLL (Triage Lima Level )

TLL Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5

Airway obstruksi/ bebas Bebas Bebas bebas


obstruksi partial
Breathing Respiratory Respiratory Respiratory Tidak terjadi Tidak terjadi
distress berat / distress sedang distress ringan respiratory respiratory
tidak ada respirasi distress distress
/ hipoventilasi
Circulation Gangguan Gangguan Gangguan Tidak terjadi Tidak terjadi
hemodinamik Hemodinamik Hemodinamik ganguan ganguan
berat / tidak ada sedang ringan hemodinamik hemodinamik
circulasi

Disability GCS < 9 GCS 9 - 12 GCS > 12 GCS normal GCS normal
Faktor risiko untuk penyakit serius / cedera - usia, riwayat risiko tinggi, mekanisme
4
cedera, faktor risiko jantung, efek dari obat-obatan atau alkohol,ruam dan perubahan
dalam suhu tubuh - harus dipertimbangkan secara jelas dalam riwayat penyakit dan data
fisiologis. Beberapa faktor risiko
= Meningkatkan risiko cedera serius / penyakit. Adanya satu atau lebih faktor risiko dapt
digunakan sebagai pertimbangan untuk mengalokasikan katagori triage ke yang lebih
tinggi.

Ketika pasien datang ke IGD pasien ditriage oleh dokter triage dan dibantu oleh
perawat yang bertugas di triage. Jika pasien termasuk level 1 maka pasien segera
dibawa ke ruang resusitasi baik di area medik maupun area bedah. Dokter Triage
akan menghubungi pesawat 300 untuk memanggil tim resusitasi melalui pengeras
suara dengan ketentuan :
a. Ressus call medic (interna, kardio, neuro, anak) di Triage medik
b. Ressus call bedah di Triage bedah
c. Ressus call kebidanan di triage bedah
Panggilan ini akan diperdengarkan sebanyak 3 kali berturut-turut dan dalam waktu
kurang dari 2 menit tim resusitasi yang terdiri dari dokter anestesi yang berperan
sebagai dokter airway dan dokter sirkulasi, dokter DPJP yang berperan sebagai tim
leader, dan 3 orang perawat (airway nurse, circulation nurse, dan scribe nurse) akan
melakukan penanganan kegawatan pasien.

Pasien dengan level 2 dan 3 akan diteruskan ke area medik, bedah maupun anak
sesuai SMF masing-masing, dan pasien dengan level 4 dan 5 akan ditangani di area
fast track oleh dokter umum yang bertugas. Adapun alur/proses triage secara
sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :

PASIEN DATANG REGISTRASI


LOKET 1

TRIAGE : DOKTER TRIAGE PASIEN MEMBAIK


DOKTER/ MENGOBSERVASI DI PULANGKAN
PERAWAT; PASIEN KATAGORI 4,5
MEMILAH DI RUANG FAST TRACK
PASIEN SESUAI
KATAGORI

ADMINISTRASI
PEMBAYARAN
LOKET 4 , 5
INDIKASI KONSUL
KATAGORI 1,2,3 PASIEN DI
PASIEN DITERUSKAN DI KONSULKAN KE
PERIKSA SESUAI SMF SMF

PASIEN MEMBAIK INDIKASI RAWAT INAP PENDAFTARAN


DIPULANGKAN DOKTER SMF RAWAT INAP
MENGAKTIFKAN ALUR DI ADMISSION
RAWAT INAP

2. Fast Track
ADMINISTRASI
PEMBAYARAN
LOKET 4 , 5 PASIEN DI
ANTAR
PERAWAT / CS
5
KE RUANGAN
a. Gambaran Umum Ruang Fast Track
Fast Track merupakan ruang penanganan pasien dengan tingkat kegawatan/
level 4 dan 5 (pasien False Emergency). Di Ruang Fast Track pasien akan
ditangani oleh General Practitioner/ Dokter Umum yang sudah memiliki ijin
praktik di RSUP Sanglah Denpasar. Bagi pasien yang mampu duduk, akan
dianjurkan duduk di ruang pemeriksaan pasien, dan bila tidak mampu maka
akan dibaringkan di tempat tidur.
b. Pemeriksaan Pasien di Area fast Track
Setiap pasien yang datang akan dilakukan pemeriksaan secara umum yang
meliputi pemeriksaan airway, breathing, circulation, dan disability sesuai
format yang telah disediakan. Selain itu pasien juga wajib diperiksa vital sign
yang meliputi suhu, nadi, tekanan darah, respirasi, dan nyeri sebagai tanda vital
yang kelima. Pemeriksaan EKG, rontgen, lab sederhana (DL), dan pemeriksaan
gula darah menggunakan glukometer dapat pula dilakukan di ruang Fast Track
serta pemberian obat-obatan secara oral maupun injeksi dapat diberikan di
Ruang Fast Track sesuai instruksi dokter. Bila pasien membaik maka pasien
akan dipulangkan tetapi bila kasus yang diperiksa memiliki korelasi dengan
SMF tertentu maka pasien dilakukan bed konsul di ruang Fast Track. Dokter
SMF yang dikonsulkan akan datang ke ruang Fast Track untuk memeriksa
pasien. Jika pasien dinyatakan membaik akan dipulangkan dari Fast Track
tetapi jika pasien memerlukan observasi lebih lanjut maka akan diteruskan ke
area medik, bedah, atau anak sesuai SMF yang mengelola pasien.
c. Peralatan dan Fasilitas di ruang fast Track
Pengelolaan ruang Fast Track dilengkapi dengan 6 tempat tidur, 1 buah oksigen
transport, alat nebulizer, troli injeksi, alat EKG, pengukur berat badan dan
tinggi badan, stetoskop, tensi meter, thermometer, dan alat pemeriksaan gula
darah (glukotest).

3. Area Medik
a. Gambaran Umum Ruang/Area Medik
Area Medik merupakan area penanganan pasien medik dengan level 1, 2, dan 3.
Di area medik terdapat ruang resusitasi untuk penanganan pasien level 1, ruang
pemeriksaan mata, ruang pemeriksaan pasien kardio, interna, dan neurologi.
Dokter yang bertanggung jawab memeriksa pasien di area medik adalah dokter
DPJP yang dibantu oleh Chief Resident pada masing-masing divisi.

6
b. Penyakit yang Ditangani
Penyakit yang ditangani di area medik meliputi semua pasien dengan
kegawatdaruratan medik seperti pasien kardio, pasien interna, pasien neurologi,
pasien mata, pasien THT, pasien kulit kelamin, dan pasien psikiatri.
c. Pemeriksaan Pasien di Area Medik
Setiap pasien yang datang ke area medik (sesuai SMF masing-masing) akan
dilakukan pemeriksaan secara umum yang meliputi pemeriksaan airway,
breathing, circulation, dan disability sesuai format yang telah disediakan.
Selain itu pasien juga wajib diperiksa vital sign yang meliputi suhu, nadi,
tekanan darah, respirasi, dan nyeri sebagai tanda vital yang kelima.
Pemeriksaan EKG, rontgen, lab DL, kimia darah, pemeriksaan urine, AGD,
pemeriksaan gula darah menggunakan glukometer dilakukan sesuai instruksi
dokter. Pemberian oksigen, pemasangan bed side monitor, mengukur saturasi
oksigen, pemasangan infus, pemasangan NGT, pemasangan dower cateter,
pemberian obat melalui alat nebulizer, injeksi, pemberian obat secara oral/
perrectal, tindakan suction, gastric lavage, tindakan DC Shock dan lain-lain
dapat dilakukan di area medik. Bila setelah observasi selama kurang lebih 6 jam
kondisi pasien membaik maka pasien akan dipulangkan, tetapi bila kondisi
pasien belum stabil maka pasien akan di MRSkan.
d. Peralatan dan fasilitas di Area Medik
Pengelolaan area medik dilengkapi dengan 20 tempat tidur, AC central, oksigen
central, oksigen transport, suction central/portable, bed side monitor, troly
emergency, troly injeksi, alat EKG, alat nebulizer portable, alat DC Shock,
stetoskop, tensimeter, thermometer, glukometer, syringe pump, infusion pump,
dan ventilator portable.

4. Area Bedah
a. Gambaran Umum Ruang/Area Bedah
Area Bedah merupakan area penanganan pasien bedah dengan level 1, 2, dan 3.
Di area bedah terdapat ruang resusitasi bedah dan resusitasi kebidanan dengan
kapasitet 2 tempat tidur untuk penanganan pasien level 1. Di area bedah juga
terdapat ruang tindakan yang dilengkapi dengan monitor, osigen,dan alat-ala
emergency. Dokter yang bertanggung jawab memeriksa pasien di area bedah
adalah dokter DPJP yang dibantu oleh Chief Resident pada masing-masing
divisi.

7
b. Penyakit yang ditangani
Pada area bedah menangani pasien trauma maupun non trauma untuk semua
usia.
c. Pemeriksaan pasien di bagian bedah
Pasien yang baru datang wajib dilakukan pemeriksaan secara umum yang
meliputi Primary survey dan Secondary survey. Selain itu semua pasien di area
bedah juga wajib diperiksa vital sign yang meliputi suhu, nadi, tekanan darah,
respirasi, nyeri sebagai tanda vital yang kelima, dan dikaji risiko jatuh.
Pemeriksaan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) juga wajib dilakukan
untuk memudahkan pemberian dosis obat dan cairan jika memerlukan
resusitasi. Selain pemeriksaan klinis, pemeriksaan penunjang seperti Rotgen,
CT Scan, laboratorium, USG, juga dilakukkan untuk menegakkan diagnosis.
d. Peralatan dan faslitas yang tersedia
 Ruang resusitasi
Pada area bedah terdapat ruang resusitasi yang diperuntukkan untuk semua
pasien dengan katagori Triage Lima Level 1, baik itu pasien bedah dan
kebidanan.
Ruang resusitasi di area bedah dilengkapi :
- 2 brandcard,
- 2 bed side monitor,
- 2 oxygen central,
- 2 oxygen portable,
- 1 alat suction portable,
- 1 ventilator portable yang langsung disambungkan ke oxygen portable,
- 1 defibrilator bifasik,
- 1 alat USG
- Troley emergency,
- 2 set laryngoscope
- OPA/NPA berbagai ukuran
- ETT berbagai ukuran
- 2 BVM dewasa dan 1 Pediatri
- Nasal canule
- Simple mask O2/ rebreathing mask
- Non Rebreathing mask
- Stilet
- Margil forceps
- Soft/ rigid suction
- Electroda
- APD
- Meja observasi
- Tempat sampah infeksius dan domestik
 Ruang Tindakan

8
Area Bedah memiliki ruang tindakan yang berkapasitas 4 brancard dilengkapi
dengan 4 bedside monitor, 2 oxygen central, 4 lampu portable, 8 troley
tindakan dan meja observasi. Ruang tindakan ini diperuntukan untuk semua
pasien trauma/non trauma yang mau dilakukan tindakan dengan katagori
Triage Lima Level 2 dan 3.
 Ruang Observasi
Area bedah memiliki ruang observasi berkapasitas 10 brancard dilengkapi 4
oxygen central, dan meja observasi. Jarak antara brancard dipisahkan oleh
sampiran yang bertujuan menjaga privasi pasien. Pasien yang berada di ruang
observasi adalah pasien yang menunggu acara operasi, menunggu hasil
pemeriksaan penunjang dan pasien yang menunggu kamar.
 Ruang Edukasi
Pemberian informasi yang ditujukkan kepada penanggung jawab/keluarga
pasien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pasien, baik itu
penjelasan tentang kondisi/penyakit pasien, rencana tindakan/operasi,
perawatan intermediate/intensif, dilakukan di ruang edukasi untuk menjamin
kerahasiaan/privasi pasien.
 Counter Dokter dan Perawat Jaga
 Spoel hoek
Ruang Triage memiliki ruang Spoelhoek yang berada di area Bedah yang
berdekatan dengan toilet pasien. Ruang ini diperuntukkan untuk mencuci
semua alat medis yang telah digunakan sebelum dikirim ke CSSD. Ruang ini
juga terdapat Urinal dan Pispot. Pada ruangan ini juga dilengkapi dengan
kontainer sampah domestik dan sampah infeksius sebagai penampungan
sampah sementara sebelum dikirim ke incenerator.

5. Area Anak
a. Gambaran Umum Area Anak
Area anak merupakan area penanganan pasien anak dengan usia 0 bulan
sampai 12 tahun. Dokter yang bertanggung jawab memeriksa pasien di area
anak adalah dokter DPJP yang dibantu oleh Chief Resident.
b. Penyakit yang ditangani
Penyakit yang ditangani meliputi semua jenis kegawatdarurtan pasien anak.
Sebelum dibawa ke Bagian Anak, pasien-pasien tersebut telah ditriage terlebih
9
dahulu oleh dokter Triage. Umumnya pasien yang ditangani adalah pasien
dengan katagori Triage Lima Level (TLL) 1, 2, dan 3.
c. Pemeriksaan Pasien di Bagian Anak
Pasien yang baru datang wajib dilakukan pemeriksaan secara umum yang
meliputi pemeriksaan terhadap Airway, Breathing, Circulation, dan Disability
sesuai format yang telah disediakan. Selain itu pasien anak juga wajib diperiksa
vital sign yang meliputi suhu, nadi, tekanan darah, respirasi, nyeri sebagai
tanda vital yang kelima, dan dikaji risiko jatuh. Pemeriksaan Berat Badan (BB)
dan Tinggi Badan (TB) juga wajib dilakukan untuk memudahkan pemberian
dosis obat dan mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak, serta
mengetahui status gizi anak. Pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan gula
darah menggunakan glukometer, rontgen, CT Scan kultur darah, dilakukan
kepada pasien sesuai instruksi dokter. Pemasangan infuse, dower cateter,
pemberian oksigen nasal canule atupun headbox, pemberian obat peroral,
perrectal maupun injeksi IM, IV, SC, dapat dilakukan di area anak.
d. Peralatan dan Fasilitas yang tersedia di Area Anak
Area anak dilengkapi dengan fasilitas 3 tempat tidur, dan 2 buah box bayi.
Fasilitas lain meliputi oksigen central, suction central, radiant heater, bedside
monitor, incubator transport, alat pemeriksaan saturasi oksigen, timbangan
anak dan bayi, meteran untuk mengukur tinggi badan, stetoskop, tensimeter
anak, thermometer, troly injeksi, headbox, dan alat-alat distraction toys. Alat
Distraction Toys digunakan untuk mengalihkan perhatian anak saat dilakukan
prosedur tindakan.
.
D. PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN
Pasien yang datang ke IGD Triage dianjurkan mendaftar untuk rawat jalan di loket
pendaftaran (loket 1). Sedangkan pasien yang akan MRS (Masuk Rumah Sakit/
opname) didaftarkan di bagian Admission. Ketika pasien akan diopnamekan maka
dokter pemeriksa membuatkan form permintaan MRS. Form ini dibawa ke bagian
Admission oleh petugas (perawat/ CS/ petugas billing/ ataupun mahasiswa) bersama-
sama keluarga pasien. Selanjutnya petugas admission akan memproses ruang tempat
pasien MRS sesuai permintaan dokter yang merawat dan membawakan rekam medis
pasien ke area medik, bedah, ataupun area anak.

E. PENGELOLAAN DAN PEMBERIAN OBAT KEPADA PASIEN

10
Obat-obat yang diperlukan oleh pasien akan diresepkan menggunakan KIO (Kartu
Instruksi Obat) oleh dokter/residen yang bertugas. KIO ini dibawa ke Apotik Depo
IGD oleh petugas. Saat memberikan obat kepada pasien, petugas wajib melakukan
identifikasi pasien dengan menanyakan nama pasien dan mencocokkan nomor rekam
medis pasien. Saat memberikan obat juga wajib disaksikan oleh 2 (dua) orang petugas
dan pemberian obat ke pasien menggunakan system 6 benar yaitu benar pasien, benar
obat, benar dosis, benar cara pemberian, benar waktu pemberian, dan benar
dokumentasi.

F. KETENAGAAN
1. Dokter
Dokter yang incharge di area Triage dan Fast Track adalah dokter umum. Dokter
di area medik, bedah, dan anak adalah dokter Residen setingkat chif dokter
sedangkan dokter konsultan (DPJP) bertugas secara oncall.
2. Perawat
Jumlah tenaga perawat yang saat ini ada di IGD Triage sebanyak 41 orang yang
terdiri dari Perawat Kepala Ruangan, inventaris, Clinical Nurse Educator (CNE),
perawat penanggung jawab tim, dan perawat pelaksana. Pembagian tugas perawat
diatur berdasarkan shift dan ditempatkan di masing-masing area.
3. Cleaning Services (CS)
Jumlah tenaga CS yang saat ini ada di IGD Triage sebanyak 10 0rang.
4. Petugas Billing
Jumlah tenaga billing yang saat ini bertugas di IGD Triage sebanyak 9 orang.

G. JADWAL DINAS
Dinas diatur berdasarkan shif.
1. Pagi : dimulai pukul 07.30 Wita dan berakhir pukul 13.30 Wita
2. Sore : dimulai pukul 13.30 Wita dan berakhir pukul 19.30 Wita
3. Malam : dimulai pukul 19.30 Wita dan berakhir pukul 07.30 Wita
4. Paste pagi : dinas enam hari kerja kecuali hari libur
5. Shif : dinas diatur dengan siklus 2 hari dinas pagi, 2 hari dinas sore, 2 hari dinas
malam, dan 2 hari libur.

H. WAKTU ISTIRAHAT PETUGAS


Petugas diijinkan istirahat untuk snack secara bergantian disesuaikan dengan situasi
dan kondisi di ruang gawat darurat. Waktu istirahat untuk jaga pagi dimulai jam 12.00
dan Jaga sore dimulai jam 17.00. Masing – masing staf diberikan waktu istirahat
selama 15 menit. Sebelum petugas meningalkan tempat tugas untuk break, petugas
yang incharge wajib melakukan operan ke petugas lain untuk mengambil alih tugas

11
sementara sehingga ruangan tidak kosong. Untuk jaga malam, waktu istirahat dapat
diatur sendiri oleh Ka Tim dan dilakukan secara bergiliran.

I. PROSEDUR KESELAMATAN PASIEN DAN PENCEGAHAN INFEKSI


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan keselamatan pasien sesuai
dengan Standar IPSG (International Patient Safety Goals). Adapun standar tersebut
meliputi :
1. Melakukan Identifikasi Pasien secara tepat
Identifikasi dilakukan menggunakan gelang identitas……
2. Meningkatkan Komunikasi yang efektif dan read back
3. Meningkatkan keamanan penggunaan obat yang membutuhkan perhatian
4. Mengurangi risiko salah lokasi, salah pasien dan tindakan operasi
5. Mengurangi resiko infeksi

a. Cuci tangan
Terdapat 2 metode cuci tangan yang digunakan yaitu : cuci tangan
menggunakan air mengalir dan cuci tangan dengan handrub. Cuci tangan wajib
dilakukan pada saat :
- Sebelum kontak dengan pasien
- Sebelum melakukan tindakan asepsis
- Setelah kontak dengan pasien
- Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
- Setelah kontak dengan lingkungan disekitar pasien.
b. Pengelolaan sampah
Sampah dikelola berdasarkan jenisnya. Untuk sampah infeksius ditempatkan di
tempat sampah dengan tas plastic berwarna kuning, untuk sampah domestic
ditempatkan di tempat sampah dengan tas plastic berwarna hitam, dan untuk
sampah tajam ditempatkan di sharp box. Sampah tidak boleh dicampur. Ketika
sampah sudah 2/3 penuh harus diganti dengan yang baru.
Contoh sampah infeksius : selang NGT, selang cateter, selang oksigen,
handscoon, spuit, kasa dengan bercampur darah
Contoh sampah domestic : plastic pembungkus spuit, pembungkus infuse,
kertas, tissue.
Contoh sampah tajam : jarum spuit, abocath, pecahan ampul, bisturi.
c. Penggunaan tangkai pel
Untuk mencegah infeksi maka kain pel tidak boleh dicampur antara ruang
perawatan, ruang petugas, koridor, dan dapur. Penandaan ini diberikan pada
tangkai pel. Warna hijau digunakan untuk mengepel di dapur, warna biru
digunakan untuk mengepel di ruang petugas, koridor, dan ruang administrasi,
dan warna kuning digunakan untuk mengepel di ruang perawatan pasien.

12
6. Mengurangi resiko pasien cedera karena jatuh.
Lakukan pengkajian resiko jatuh terhadap setiap pasien MRS menggunakan format
yang telah disediakan. Berikan gelang kuning untuk pasien yang berisiko tinggi
dan sangat tinggi untuk jatuh dan lakukan pemasangan tanda risiko jatuh.

J. PROSEDUR KEDARURATAN
Setiap petugas yang bertugas di IGD Triage maupun di ruangan lain wajib mengetahui
prosedur kedaruratan. Ada beberapa kode yang digunakan antara lain :
a. Red Code
Apabila terjadi kebakaran petugas wajib menghubungi pesawat 333 untuk
melaporkan tempat terjadinya kebakaran dan sekaligus meminta bantuan
b. Black Code
Apabila ada pasien/ keluarga pasien yang mengamuk dan kemungkinan
membahayakan pasien lain dan petugas, maka petugas wajib menghubungi
pesawat 333 untuk meminta bantuan
c. Yellow Code
Apabila ada pasien menghilang, maka petugas wajib menghubungi pesawat 333
untuk melaporkan keadaan dan meminta bantuan
d. Silver Code
Apabila ada pasien minggat, mka petugas wajib menghubungi pesawat 333 untuk
melaporkan keadaan dan meminta bantuan
e. Gold Code
Apabila ada pasien lapas, maka petugas wajib menghubungi pesawat 333 untuk
meminta bantuan pengawasan terhadap pasien tersebut.

K. PEMINDAHAN PASIEN KE RUANG PERAWATAN


Observasi pasien di ruang gawat darurat dilakukan selama 6 jam. Setelah 6 jam pasien
wajib dipindahkan ke ruang perawatan untuk mendapatkan perawatan lanjutan.

13

Anda mungkin juga menyukai