Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu
maupun janin.3

Gambar 2.1 Persalinan normal

2.2 Teori Terjadinya Persalinan 4


Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga
menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulanya kekuatan his.
Dengan demikian dapat dikemukakan beberapa teori yang memungkinkan
terjadinya persalinan.
1. Teori ketegangan
Otot rahim mempunyai kemampuan untuk merenggang dalam batas tertentu
setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan
dapat dimulai. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus.
2. Teori penurunan progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana
terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan
dan semakin membuntu.

3
4

3. Teori oksitosin internal


Dikeluarkan oleh kelenjar hipoise, perubahan keseimbangan estrogen dan
progesterone dapat menyebabkan terjadinya Braxton hiks.
4. Teori prostaglandin
Sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian
prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga
terjadi persalinan.
5. Teori Hipotalamus-pituitari dan Gladula Suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensepalus, sering terjadi
keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk oleh hipotalasmus.
6. Teori berkurangnya nutrisi
Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera
dikeluarkan.

2.3 Tanda Persalinan 5


Tanda dan gejala inpartu
1. Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena
robekan kecil pada serviks. Sumbatan mukus yang berasal dari sekresi
servikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal pada awal kehamilan,
berperan sebagai barier protektif dan menutup servikal selama kehamilan.
Bloody show adalah pengeluaran dari mukus.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan membran
yang normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi pada 12% wanita,
dan lebih dari 80% wanita akan memulai persalinan secara spontan dalam 24
jam.
4. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
Berikut ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara nulipara
dan multipara.
a. Nulipara
Biasanya sebelum persalinan, serviks menipis sekitar 50-60% dan
pembukaan sampai 1 cm; dan dengan dimulainya persalinan, biasanya
5

ibu nulipara mengalami penipisan serviks 50-100%, kemudian terjadi


pembukaan.
b. Multipara
Pada multipara sering kali serviks tidak menipis pada awal persalinan,
tetapi hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada multipara serviks akan
membuka, kemudian diteruskan dengan penipisan.
5. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal
2 kali dalam 10 menit)

2.4 Faktor Esensial Persalinan 4.6


1. Power
Kontraksi uterus, dinding perut dan daya meneran ibu melakukan kontraksi
involunter dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan
plasenta dari uterus.
2. Passageway
Jalan lahir terdiri panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus ( lubang luar vagina ) janin harus dapat
menyesuaikan diri dengan jalan lahir tersebut.
3. Passanger
Cara penumpang ( passanger ) atau janin bergerak disepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni : ukuran kepala janin,
presentasi letak kepala, letak, sikap, dan posisi janin.

2.5 Tahap Persalinan 4.6.7


Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka dari 0
sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II disebut juga
dengan kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin
di dorong keluar sampai lahir. Dalam kala III atau disebut juga kala uri, plasenta
terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta
sampai 2 jam kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi apakah terjadi
perdarahan post partum.
6

a. Kala I (Kala Pembukaan)


Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks
mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah
kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-pergeseran, ketika
serviks mendatar dan membuka.
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan
serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
1. Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak
awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara
bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam.
2. Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam dan
dibagi dalam 3 subfase.
a. Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4
cm.
b. Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam, pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm.
c. Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan
jadi 10 cm atau lengkap.
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam
waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi
penurunan bagian terbawah janin. Berdasarkan kurve Friedman,
diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan pembukaan
multigravida 2 cm/ jam.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan
multigravida. Pada primigravida, ostium uteri internum akan membuka lebih
dulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium
internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta
penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang sama.
7

b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)


Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung
selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.
Tanda dan gejala kala II
1. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.
2. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
3. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan/atau
vagina.
4. Perineum terlihat menonjol.
5. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
6. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang
menunjukkan
1. Pembukaan serviks telah lengkap.
2. Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.
c. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung
5-30 menit setelah bayi lahir.
d. Kala IV (Kala Pengawasan)
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah proses
tersebout. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV :
1. Tingkat kesadaran.
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi,dan pernapasan.
3. Kontraksi uterus.
4. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika
jumlahnya tidak melebihi 500 cc.
Pemantauan pada kala IV
1. Lakukan rangsangan taktil (seperti pemijatan) pada uterus, untuk
merangsang uterus berkontraksi.
8

2. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara


melintang antara pusat dan fundus uteri.
3. Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
4. Periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya apakah ada laserasi
atau episiotomi).
5. Evaluasi kondisi ibu secara umum.

2.6 Mekanisme Persalinan Normal 4.6.8


1. Engagement
Bila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala
dikatakan telah menancap ( engaged ) pada pintu atas panggul.
2. Penurunan
Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul. Penurunan
terjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion, tekanan
langsung kontraksi fundus pada janin, dan kontraksi diafragma serta otot-
otot abdomen ibu pada tahap kedua persalinan.
3. Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul,
atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu
didekatkan kearah dada janin.
4. Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika. Setiap
kali terjadi kontraksi kepala janin diarahkan ke bawah lengkung pubis, dan
kepala hampir selalu berputar saat mencapai otot panggul.
5. Ekstensi
Saat kepala janin mancapai perineum, kepala akan defleksi ke arah anterior
oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis
pubis, kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi.
6. Restitusi dan putaranpaksi luar
Restitusi adalah gerakan berputar setelah kepala bayi lahir hingga mencapai
posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Putaran paksi luar
9

terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip dengan gerakan
kepala.
7. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat keatas tulang pubis ibu dan
badan bayi di keluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah simfisis pubis.

Gambar 2.2 Mekanisme Persalinan Normal

2.7 Adapatasi Fisiologi pada Ibu dan Janin 9.10


1. Adaptasi ibu
a. Perubahan kardiovaskuler
Pada setiap kontraksi, 2100 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk
kedalam system vaskuler ibu. Hal ini meningkatkan curah jantung
sekitar 10-15% pada tahap I persalinan dan sekitar 30% - 50% pada
tahap II persalinan.
b. Perubahan pernafasan
Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian O2 terlihat dari
peningkatan frekuensi pernafasan. Hiperventilasi dapat menyebabkan
alkalosis respiratorik (PH meningkat ) hipoksia dan hipokapnea ( CO2
menurun)
10

c. Perubahan pada ginjal


Pada trimester ke II kandung kemih menjadi organ abdomen. Apakah
terisi kandung kemih dapat teraba diatas simpisis pubis. Selama
persalinan wanita dapat mengalami kesulitan untuk berkemih secara
spontan akibat dari :
1) Oedema jaringan akibat tekanan bagian presentasi
2) Rasa tidak nyaman
3) Sedasi dan rasa malu
d. Perubahan integument
Terlihat pada daya distensibilitas daerah introtus vagina ( muara
vagina). Pada setiap individu tingkat distensibilitas berbeda, meskipun
meregang namun dapat terjadi robekan-robekan kecil pada kulit sekitar
introitus vagina meskipun tidak dilakukuan episiotomi / terjadi laserasi.
e. Perubahan muskuloskeletal
Dapat mengalami stress selama masa persalinan. Diaphoresis, keletihan,
proteinuria dan kemungkinan peningkatan suhu menyertai peningkatan
aktivitas yang menyolok. Nyeri punggung dan nyeri sendi terjadi
sebagai akibat semakin renggangnya sendi pada masaaterm.
f. Perubahan neuriologis
Menunjukkkan bahwa timbul stress dan rasa tidak nyaman pada masa
persalinan. Perubahan sensori terjadi saat wanita masuk ke tahap I
persalinan dan masuk kesetiap tahap berikutnya. Mula-mula wanita
terasa euphoria kemudian menjadi serius dan mengalami amnesia
diantara fraksi selama tahap ke II akibatnya wanita merasa senang atau
merasa letih saat melahirkan.
g. Perubahan pencernaan
Bibir dan mulut dapat menjadi kering akibat wanita bernafas melalui
mulut, dehidrasi, dan sebagai respon emosi terhadap persalinan. Selama
persalinan, mortilitas dan absorbsi saluran cerna menurun dan waktu
pemasangan lambung menjadi lambat. Mual, muntah, dan sendawa juga
terjadi sebagai respon refleks terhadap dilatasi serviks lengkap.
11

h. Perubahan endokrin
Sistem endokrin aktif selama persalinan. Awitan persalinan dapat
diakibatkan oleh penurunann kadar progresteron dan peningkatan
estrogen, prostaglandin dan oksitosin. Metabolisme meningkat dan
kadar aliran darah dapat menurun akibat proses persalinan.
2. Adaptasi janin
a. Denyut jantung janin ( DJJ )
Untuk memprediksikan keadaan janin yang berkaitan dengan
oksigenasi DJJ rata-rata pada aterm adalah 140 denyut/ menit
sedangkan DJJ normal ialah 110 sampai 160 denyut/ menit
b. Sirkulasi janin
Sirkulasi janin dipengaruhi oleh posisi ibu, kontraksi uterus, tekanan
darah, dan aliran darah tali pusat.kontraksi uterus selama masa
persalinan cenderung mengurangi sirkulasi melalui anterior spirallis,
sehingga mengurangi perfusi melalui ruang intervilosa.
c. Pernafasan dan perilaku lain janin
Perubahan-perubahan tertentu menstimulasi kemo reseptor pada aorta
dan badan carotid guna mempersiapkan janin untuk memulai
pernafasan setelah lahir. Perubahan yang terjadi:
1) 7-2 ml air ketuban diperas keluar dari paru-paru (selama persalinan
pervaginam)
2) Tekanan oksigen ( PO2) janin menurun
3) Tekanan karbondioksida ( PCO2) arteri meningkat
4) PH arteri menurun

Anda mungkin juga menyukai