Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan arsitektur modern terhadap bangunan tingkat tinggi memiliki dampak
pada ketidakseragaman bangunan. Ketidakseragaman bangunan ini terjadi
khususnya pada bagian lantai dasar bangunan. Pada bangunan kontemporer, lantai
dasar bangunan dibuat baik dengan konsep open first story yang memiliki jumlah
dinding pembatas yang lebih sedikit dibandingkan lantai di atasnya, maupun
menggunakan konsep double height first story yang mengakibatkan tinggi kolom
di lantai pertama lebih besar dibandingkan kolom yang lain di atasnya.
Ketidakseragaman ini diaplikasikan untuk lahan parkir sederhana, toko ritel tertentu
yang menghadap ke trotoar jalan, atau sebagai lobby bangunan. Dengan begitu
ketidakseragaman bangunan ini akan memenuhi kebutuhan estetika dan fungsional
pada perencanaan bangunan.1
Jika ditinjau dari segi struktur, ketidakseragaman bangunan ini akan
mempengaruhi kekakuan bangunan. Pada konsep open first story, dengan
berkurangnya jumlah dinding pada bagian lantai dasar akan mengakibatkan
dominasi kekakuan oleh kolom saja. Begitu juga pada konsep double height first
story, kolom yang digunakan pada lantai pertama akan jauh lebih langsing dan
rentan pada masalah daktilitas atau kegagalan tekuk. Ketidakseragaman tersebut
akan mengurangi kekakuan bangunan yang cukup signifikan. Pengurangan
kekakuan struktur bangunan ini akan mengakibatkan kerusakan yang cukup besar
bahkan hingga kegagalan struktur dan keruntuhan apabila digoncang oleh beban
seismik. Kegagalan ini yang biasa disebut kegagalan soft story. Oleh karena itu,
diperlukan perencanaan struktur yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
ketidakseragaman bangunan ini.

1Perez, L. Teresa Guevara. Soft Story and Weak Story in Earthquake Resistant Design: A
Multidisciplinary Approach. 15th World Conference on. Earthquake Engineering. September 2012.

1
Gambar 1.1 Konfigurasi Bangunan Modern dengan Konsep Double Height Soft Story (kiri) Pada
Pintu Masuk Ministry Of Education, Rio De Janeiro (foto : Jose Luis Colmenares), dan Partial
Soft Story (kanan) dengan Kolom Beda Tinggi Pada Sudut Bangunan (Foto: Klaudia Laffaille)
Sumber : Perez, L. Teresa Guevara. Soft Story and Weak Story in Earthquake Resistant Design: A
Multidisciplinary Approach. 15th World Conference on. Earthquake Engineering. September
2012.
Untuk bangunan beton bertulang berkonsep lantai dasar tanpa dinding (open first
story) diketahui memiliki performa yang jauh lebih buruk saat beban seismik
bekerja. Pada bagian lantai dasar yang menggunakan kolom langsing bangunan
akan cenderung rentan pada kegagalan tekuk secara lokal. Kemungkinan perilaku
ini membutuhkan penanganan pertambahan kekuatan maupun perencanaan yang
lebih detail guna mencegah kegagalan soft story. Penambahan perkuatan seperti
bracing atau menggunakan jenis penampang yang lain dapat mempengaruhi biaya
perencanaan dan pembangunan. 2 Oleh karena itu, perlakuan tambahan yang
diperlukan untuk mencegah kegagalan soft story dan memenuhi kebutuhan
fungsional dan estetika ini akan juga mempengaruhi kebutuhan biaya bangunan
tersebut.

Gambar 1.2 Kegagalan Kolom pada bagian Pojok (kiri), dengan skema kondisi beban momen dan
kombinasi yang bekerja bersamaan (tengah), serta kerusakan pada bagian kolom samping (kanan)
Sumber : Perez, L. Teresa Guevara. Soft Story and Weak Story in Earthquake Resistant Design: A
Multidisciplinary Approach. 15th World Conference on. Earthquake Engineering. September
2012.

2Halde, Vipin V. et al. Review On Behavior Of Soft Storey In Building. International Research
Journal of Engineering and Technology (IRJET) Volume: 02 Issue: 08 (Nov-2015).

2
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, penggunaan penampang kolom yang
berbeda-beda juga telah dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Salah satunya adalah penggunaan kolom komposit baja dan beton tipe Concrete
Filled Steel Tube (CFST). Kolom CFST dalam beberapa tahun terakhir ini telah
menjadi alternative penggunaan kolom daripada menggunakan kolom
konvensional yang biasa terbuat dari beton. Kolom CFST merupakan kolom yang
terbentuk dengan cara mengisi tabung baja dengan beton. Kolom CFST bias
ditemukan pada struktur bangunan-bangunan tingkat tinggi, tiang penopang
jembatan, menara transmisi kabel listrik dan struktur bangunan pantai. Struktur ini
dimanfaatkan karena pengisian tabung baja dengan beton dapat meningkatkan baik
kekuatan dan daktilias tanpa meningkatkan ukuran penampangnya. Banyak peneliti
menemukan bahwa kolom CFST memiliki sejumlah keuntungan dibandingkan
dengan penggunaan baja biasa atau sistem beton bertulang pada aspek kekuatannya,
kekakuan, daktilitas dan performa yang lebih baik pada saat gempa3.
Penelitian yang pernah dilakukan dengan menggunakan analisa nonlinear
terhadap kolom lingkaran CFST secara parametris menunjukkan bahwa kapasitas
ultimit dari kolom CFST dapat meningkat secara signifikan seiring dengan
meningkatnya rasio D/t (perbandingan diameter luar dan tebal pipa baja)
penampang pada perencanaan. Selain itu penggunaan beton mutu tinggi dapat
meningkatkan kekakuan dari kolom dan kapasitas tahanan kolom 4 . Penelitian
kolom CFST terhadap beban seismik juga pernah dilakukan pada model bangunan
yang diuji oleh Ankur Tailor et al (2017). Kolom CFST dengan bentuk penampang
persegi memiliki performa yang jauh lebih baik dalam aspek perpindahan secara
lateral dan memenuhi kriteria layan yang jauh lebih baik daripada penggunaan
rangka baja. Jika dilihat dari segi biaya, tahap konstruksi dan pembuatan
sambungan dari kolom CFST jauh lebih baik dibandingkan dengan kolom rangka
baja. Hingga kini kolom CFST juga banyak digunakan pada perencanaan bangunan

3
B. Chen, T. L. Wang, Overview of Concrete Filled Steel Tube Arch Bridges in China,Practice
Periodical on Structural Design and Construction, ASCE, May 2009, 14 (2): 70-80.)
4
Yadav, Raghabendra dan Baochun Chen. Parametric Study on the Axial Behaviour of Concrete
Filled Steel Tube (CFST) Columns. American Journal of Applied Scientific Research. November
2017: 37-41.

3
tinggi karena memiliki performa yang baik terhadap beban seismik dibandingkan
dengan penggunaan rangka baja.5
Selain studi secara parametrik dan terhadap beban seismik, penelitian
mengenai hubungan daktilitas dan deformasi terhadap beban kombinasi juga
pernah dilakukan. Pembebanan kombinasi diterapkan dengan mengaplikasikan
gaya lateral pada penambahan beban tekan pada kolom. Hasil penelitian itu
menunjukkan bahwa daktilitas dari penampang lingkaran memiliki nilai yang lebih
tinggi daripada penampang kotak dan persegi panjang dan daktilitas meningkat
seiring terjadi peningkatan besar ketebalan tabung baja. Dari segi deformasi CFST
penampang lingkarang memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan
deformasi persegi panjang dan persegi6.
Tidak hanya itu, baik penelitian-penelitian di atas dan yang tercantum pada
referensi menunjukkan bahwa kolom komposit diketahui memiliki kekuatan dan
daktilitas yang lebih baik dibandingkan kolom konvensional lainnya pada saat
dibebani baik secara aksial, lateral, beban siklik, seismik, maupun kombinasinya.
banyak penelitian berkatian dengan kolom CFST selama tiga dekade ini
menunjukkan kolom CFST dengan beberapa penampang sangat cocok untuk
diaplikasikan sebagai alternatif kolom beton konvensional pada struktur yang jauh
lebih kontemporer termasuk untuk memenuhi kebutuhan perencanaan bangunan
yang tidak seragam.
Dalam penelitian ini CFST akan diaplikasikan dalam model bangunan yang
tidak seragam konsep open first story dan double height first story yang
mengakibatkan penggunaan kolom langsing. Diharapkan penggunaan CFST ini
dapat menjawab kebutuhan untuk ketidakseragaman bentuk bangunan dengan
menambah daktilitas bangunan dan mengurangi perpindahan bangunan. Tak lupa
analisa juga akan menyertakan perhitungan efisiensi dari segi harga dibandingkan
dengan total harga bangunan apabila mengunakan kolom konvensional.

5 Tailor, Ankur et al. Comparative Performance Evaluation of Steel Column Building & Concrete
Filled Tube Column Building under Static and Dynamic Loading. 11th International Symposium on
Plasticity and Impact Mechanics, (Implast 2016).
6
Ahmed, Syed Shakeeb et al. Enhanced Ductility Of Concrete Filled Steel Tubes Under Combined
Compressive And Lateral Loads. International Journal of Research in Engineering and Applied
Sciences Volume 5 (June 2015).

4
1.2 Rumusan Masalah
Ketidakseragaman bentuk bangunan mengakibatkan reduksi kekakuan dari
bangunan. Konsep ini juga akan mempengaruhi penggunaan kolom langsing pada
bagian lantai dasar bangunan. Hal ini akan mempengaruhi ketahanan bangunan
terhadap beban seismik dan rentan terhadap kegagalan struktur bentuk soft story.
Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan perencanaan struktur kolom yang tidak hanya
kuat secara kapasitas namun juga cukup daktail untuk menahan beban struktur di
atasnya saat menghadapi beban seismik. Dengan demikian, penelitian ini akan
meninjau pegaplikasian kolom komposit (CFST) beberapa penampang untuk
mengatasi kebutuhan ketidakseragaman bangunan lantai dasar sebagai alternatif
kolom beton konvensional lainnya.

1.3 Tujuan Studi


1. Mengetahui perbandingan respon bangunan (Maximum Stories Displacement)
dan (Inter-stories Drift) antara penggunaan CFST dan kolom konvensional.
2. Mengetahui perbandingan Time Period 1st Mode antara penggunaan CFST dan
kolom konvensional.
3. Mengetahui gaya geser dasar X (Base Shear in X direction) dan gaya geser
dasar Y (Base Shear in Y Direction).
4. Mengetahui perbandingan estimasi harga bangunan dengan penggunaan CFST
dan kolom konvensional.

1.4 Manfaat:
Memenuhi kebutuhan desain arsitektur kontemporer bangunan tinggi yang tidak
seragam dengan pengaplikasian kolom CFST.

1.5 Ruang Lingkup


Agar penelitian lebih terarah dan tidak terjadi pembahasan yang meluas, maka perlu
dibuat suatu batasan masalah dalam penelitian yang dilakukan. Ruang lingkup yang
akan dibahas dalam penelitian ini antara lain:
1) Studi ini akan meninjau kolom CFST yang hanya mengalami gaya tekan aksial
kosentris.

5
2) Penampang pipa baja yang ditinjau berbentuk lingkaran dan tanpa menggunakan
tambahan tulangan pada betonnya.
3) Mutu baja yang digunakan adalah 3000 kg/cm2.
4) Beton yang digunakan adalah beton dengan mutu sedang, yaitu beton dengan
kuat tekan antara 210 – 400 kg/cm2
5) Pipa baja dan beton dianggap masih bekerja secara monolit ketika tejadi tekuk
elastik.
6) Besar nilai EI untuk penampang komposit ditinjau dari dua peraturan yang
berlaku yaitu American Institute of Steel Construction (AISC 360-05) dan
American Concrete Institute (ACI 318-08).
7) Lantai untuk model yang digunakan memiliki jumlah 10 lantai
8) Analisa yang digunakan adalah menggunakan dinamik linear metode respon
spektrum.

Anda mungkin juga menyukai