Anda di halaman 1dari 54

DIKLAT PENINGKATAN KEMAMPUAN

KEPALA SEKOLAH

I HAN
UR D
A
W

Y
T

A
TU

NI

SUPERVISI AKADEMIK

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI

TAHUN 2017
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................ ii


I. PENDAHULUAN…………………………………………….......................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Kompetensi yang 1
Diharapkan....................................................
C. Ruang Lingkup Materi ............................................................. 2

II. KEGIATAN BELAJAR 1:


KONSEP SUPERVISI AKADEMIK ............................................... 3
A. Pengantar ............................................................................. 3
B. Materi Pokok......................................................................... 4
C. Kasus..................................................................................... 8
D. Rangkuman ........................................................................... 9

III.KEGIATAN BELAJAR 2
PERENCANAAN PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK 10
A. Pengantar .............................................................................. 10
B. Materi Pokok.......................................................................... 10
C. Kasus..................................................................................... 15
D. Rangkuman ........................................................................... 15

IV.KEGIATAN BELAJAR 3 :
TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI AKADEMIK .................................. 16
A. Pengantar ............................................................................. 16
B. Materi Pokok.......................................................................... 16
C. Kasus..................................................................................... 21
D. Rangkuman ........................................................................... 25

V. KEGIATAN BELAJAR 4:
KONSEP SUPERVISI KLINIS ....................................................... 26
A. Pengantar............................................................................ 26
B. Materi Pokok........................................................................ 26
C. Kasus.................................................................................... 29
D. Rangkuman.......................................................................... 30

VI. KEGIATAN BELAJAR 5 :


TINDAK LANJUT HASIL SUPERVISI AKADEMIK TERHADAP GURU 31
A. Pengantar ............................................................................ 31

ii
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

B. Materi Pokok........................................................................ 31
C. Kasus ............................................................................... 35
D. Rangkuman.......................................................................... 38

GLOSARY……………………………………………………………...................... 39
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….................... 41
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………….................... 42

iii
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007


tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menegaskan bahwa
seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi
kompetensi minimal yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Strategi sosialisasi dan strategi
bimbingan supervisi akademik yang telah dilaksanakan selama ini
ternyata masih belum memadai untuk menjangkau seluruh kepala
sekolah/madrasah dalam waktu yang relatif singkat. Intensitas dan
kedalaman penguasaan materi kurang dapat dicapai dengan kedua
strategi ini karena terbatasnya waktu.

Berdasarkan kenyataan tersebut dalam meningkatkan mutu


pendidikan di sekolah/madrasah maka dibutuhkan kepala
sekolah/madrasah yang profesional yang mampu membimbing,
menjadi teladan, dan mampu menggerakkan guru dalam peningkatan
mutu pendidikan di sekolah/madrasah. Materi pelatihan kompetensi
supervisi akademik sangat diperlukan oleh seorang kepala sekolah
karena salah satu tugasnya adalah melakukan supervisi akademik
terhadap guru-guru yang dipimpinnya.

B. Kompetensi yang Diharapkan

Setelah menyelesaikan pelatihan peserta diharapkan mampu:


(1) membuat rencana program supervisi akademik,
(2) melaksanakan supervisi akademik, dan
(3) menindaklanjuti supervisi akademik terhadap guru.
Kompetensi yang diharapkan dapat digambarkan dalam bentuk
peta pikiran (mind map) di bawah ini.

Supervisi Akademik 1
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Gambar 1. Kompetensi yang Diharapkan

B. Ruang Lingkup Materi


Materi Supervisi akademik yang meliputi lima kegiatan belajar:
(1) konsep supervisi akademik,
(2) konsep perencanaan program supervisi akademik,
(3) teknik-teknik supervisi akademik,
(4) konsep supervisi klinis, dan
(5) tindak lanjut supervisi akademik terhadap guru.

Supervisi Akademik 2
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP SUPERVISI AKADEMIK

Bacalah materi di bawah ini dengan cermat!


A. Pengantar
Salah satu tugas kepala sekolah/madrasah adalah
melaksanakan supervisi akademik. Untuk melaksanakan supervisi
akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual,
interpersonal dan teknikal (Glickman, at al. 2007). Oleh sebab itu,
setiap kepala sekolah/madrasah harus memiliki dan menguasai konsep
supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi,
prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik.

Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah/madrasah


antara lain adalah sebagai berikut.

(1) Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan


kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan
pembelajaran kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis
dan naluri kewirausahaan.
(2) Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang
pengembangan di sekolah/madrasah atau mata pelajaran di
sekolah/madrasah berlandaskan standar isi, standar kompetensi
dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
(3) Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/
metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat
mengembangkan berbagai potensi siswa.
(4) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/
bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk
mengembangkan potensi siswa.
(5) Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan
dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran.
(6) Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran.

Supervisi Akademik 3
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru


dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran supervisi
akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang
terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan
silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran,
penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran,
menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas.
Oleh karena itu, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi supervisi akademik yang meliputi: (1) memahami konsep
supervisi akademik, (2) membuat rencana program supervisi
akademik, (3) menerapkan teknik-teknik supervisi akademik, (4)
menerapkan supervisi klinis, dan (5) melaksanakan tindak lanjut
supervisi akademik.

B. Materi Pokok

1. Konsep Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan


membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
(Daresh, 1989, Glickman, et al. 2007). Supervisi akademik tidak
terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.
Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian
kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata
kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa
yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang sebenarnya
dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana
dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru
dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai
tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana
cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal
yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian

Supervisi Akademik 4
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

kinerja berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan


harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program
supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

2. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik


Tujuan supervisi akademik adalah:

(1) Pengembangan profesionalisme,


(2) Pengawasan kualitas,
(3) Penumbuhan motivasi
Gambar tiga tujuan supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Pengembangan
Profesionalisme

TIGA TUJUAN

SUPERVISI Pengawasan
Penumbuhan kualitas
Motivasi

Gambar 2. Tiga Tujuan Supervisi Akademik

Supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar


(essential function) dalam keseluruhan program sekolah
(Weingartner, 1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et al.
2007). Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai sumber
informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.

3. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik


(1) Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
(2) Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program
supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran.
(3) Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
(4) Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.

Supervisi Akademik 5
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

(5) Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang


mungkin akan terjadi.
(6) Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi
guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.
(7) Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor
dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.
(8) Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih,
dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.
(9) Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi
pelaksanaan supervisi akademik.
(10) Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
(11) Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan
kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar,
antusias, dan penuh humor.
(12) Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara
teratur dan berkelanjutan oleh Kepala sekolah).
(13) Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program
pendidikan.
(14) Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi
akademik di atas (Dodd, 1972).

4. Dimensi-dimensi subtansi supervisi akademik


(1) Kompetensi kepribadian.
(2) Kompetensi pedagogik.
(3) Kompotensi profesional.
(4) Kompetensi sosial.
Sering dijumpai adanya kepala sekolah dalam melaksanakan
supervisi akademik hanya datang ke sekolah dengan membawa
instrumen pengukuran kinerja. Kemudian masuk ke kelas
melakukan pengukuran terhadap kinerja guru yang sedang
mengajar. Setelah itu, selesailah tugasnya, seakan-akan supervisi
akademik sama dengan pengukuran kinerja guru dalam proses
pembelajaran.

Supervisi Akademik 6
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Perilaku supervisi akademik sebagaimana diuraikan di atas


merupakan salah satu contoh perilaku supervisi akademik belum
baik. Perilaku supervisi akademik yang demikian tidak akan
memberikan banyak pengaruh terhadap tujuan dan fungsi supervisi
akademik. Seandainya memberikan pengaruh, pengaruhnya relatif
sangat kecil artinya bagi peningkatan mutu guru dalam mengelola
proses pembelajaran. Supervisi akademik sama sekali bukan
penilaian unjuk kerja guru. Apalagi bila tujuan utama penilaiannya
semata-mata hanya dalam arti sempit, yaitu mengkalkulasi kualitas
keberadaan guru dalam memenuhi kepentingan akreditasi guru
belaka.

Hal ini sangat berbeda dengan konsep supervisi akademik.

Secara konseptual, supervisi akademik adalah


serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkankemampuannya mengelola proses
pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.

Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama


sekali bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan
kemampuan profesionalismenya. Meskipun demikian, supervisi
akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja
guru dalam mengelola pembelajaran.

C. Kasus

Kasus untuk semua Kepala Sekolah

Pada suatu hari kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik.


Supervisor ( kepala sekolah atau yang ditugasi ) membawa instrumen
penilaian kinerja guru ke dalam kelas tanpa ada kesepakatan waktu
Supervisi Akademik 7
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

sebelumnya. Guru yang disupervisi terkejut dan tampak salah tingkah di


depan siswanya. Guru atau kepala sekolah juga tidak tahu pasti apakah
supervisi akademik harus memberi tahu guru yang bersangkutan atau
tidak. Guru bertanya dalam hati, ”Apa saja yang dinilai oleh kepala
sekolah dalam instrumennya?” Seandainya aku tahu aspek-aspek yang
akan dinilai tentu saja aku menyiapkannya dengan sebaik-baiknya.
Sebaliknya, kepala sekolah memang sengaja tidak memberi tahu guru
dengan maksud agar guru tampil apa adanya, tidak dibuat-buat. Sekali-
kali, guru melihat kepala sekolah asyik mencentangi dan menulis sesuatu
yang ada diinstrumennya. Setelah kepala sekolah selesai mencentangi dan
mengisi instrumennya, ia ke luar kelas dan menganggap bahwa supervisi
akademik sudah dilaksanakan dengan baik. Sejak peristiwa itu, sampai
sekarang tak terasa satu tahun ajaran telah berlalu. Saya bertanya pula
dalam hati, untuk apa supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah
saya selama ini?. Sayapun bertanya kepada teman sesama guru, ternyata
kejadiannya sama dengan saya bahkan yang membuat saya bingung,
”Mengapa tidak semua guru disupervisi akademik seperti saya?”
Diskusikan dalam kelompok.

(1) Rumuskanlah permasalahan utama pada kasus ini


(2) Berdasarkan kasus ini bagaimana pemahaman kepala sekolah
terhadap tugasnya sebagai supervisor dalam melakukan supervisi
akademik.
(3) Apakah kepala sekolah dalam mensupervisi guru telah membantu
guru dalam memahami fungsi supervisi beri alasan
(4) Menurut kasus diatas apakah kepala sekolah sebagai supervisor telah
memahami dan melaksanakan serta menindaklanjuti supervisi, beri
alasan pada jawaban anda.

D. Rangkuman

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru


mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Supervisi Akademik 8
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

KEGIATAN BELAJAR 2

PERENCANAAN
PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK

Bacalah materi di bawah ini dengan cermat!


A. Pengantar
Salah satu tugas kepala sekolah adalah merencanakan supervisi
akademik. Agar kepala sekolah dapat melaksanakan tugasnya dengan

Supervisi Akademik 9
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

baik, maka kepala sekolah harus memiliki kompetensi membuat


rencana program supervisi akademik.

B. Materi Pokok

Perencanaan Program Supervisi Akademik


Perencanaan program supervisi akademik adalah penyusunan
dokumen perencanaan pelaksanaan dan perencanaan
pemantauan dalam rangka membantu guru mengembangkan
kemampuan mengelola proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
1. Manfaat Perencanaan Program Supervisi Akademik
Manfaat perencanaan program supervisi akademik adalah sebagai
berikut.
(1) Sebagai pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik.
(2) Untuk menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang
program supervisi akademik.
(3) Penjamin penghematan serta keefektifan penggunaan sumber
daya sekolah (tenaga, waktu dan biaya).

2. Prinsip-Prinsip Perencanaan Program Supervisi


Akademik
Prinsip-prinsip perencanaan program supervisi akademik adalah:
(1) objektif (data apa adanya),
(2) bertanggung jawab,
(3) berkelanjutan,
(4) didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan, dan
(5) didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah.
3. Ruang lingkup perencanaan supervisi akademik
Ruang lingkup supervisi akademik meliputi:
(1) pelaksanaan KTSP;
(2) persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru;
(3) pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses,
standar isi, dan peraturan pelaksanaannya; dan

Supervisi Akademik 10
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

(4) peningkatan mutu pembelajaran melalui:


(a) model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar
Proses;
(b) proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik menjadi sdm yang kreatif, inovatif, mampu
memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri
kewirausahaan;
© peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki pola
pikir serta kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan
mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi
manusia yang mandiri, kreatif dan berwawasan
kebangsaan;
(d) keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar
yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam
untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada
materi yang diberikan oleh guru;
(e) bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang
diampunya.
Bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran agar siswa mampu: (1)
meningkat rasa ingin tahunya, (2) mencapai keberhasilan
belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan, (3)
memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan
mencari sumber informasi, (4) mengolah informasi menjadi
pengetahuan, (5) menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan
masalah, (6) mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain,
dan (7) mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan
proporsi yang wajar.
Supervisi akademik juga mencakup dokumen kurikulum,
kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Supervisi akademik tidak kalah pentingnya dibanding
dengan supervisi administratif. Sasaran utama supervisi
akademik adalah proses belajar mengajar dengan tujuan

Supervisi Akademik 11
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

meningkatkan mutu proses dan mutu hasil pembelajaran.


Variabel yang mempengaruhi proses pembelajaran antara lain guru,
siswa, kurikulum, alat dan buku pelajaran serta kondisi lingkungan
dan fisik. Oleh sebab itu, fokus utama supervisi edukatif adalah
usaha-usaha yang sifatnya memberikan kesempatan kepada guru
untuk berkembang secara profesional sehingga mampu
melaksanakan tugas pokoknya, yaitu: memperbaiki dan
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.

Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan-


kemampuan guru dalam merencanakan kegiatan
pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk
peningkatan layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan
belajar yang menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang
tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi,
metode, teknik) yang tepat. Supervisi edukatif juga harus didukung
oleh instrumen-instrumen yang sesuai.

4. Instrumen-instrumen supervisi akademik


Seorang kepala sekolah/madrasah yang akan melaksanakan
kegiatan supervisi harus menyiapkan perlengkapan supervisi,
instrumen, sesuai dengan tujuan, sasaran, objek metode, teknik
dan pendekatan yang direncanakan, dan instrumen yang sesuai,
berupa format-format supervisi dapat dilihat pada lampiran berupa
format 1 sampai dengan 9.

5. Bagaimana model-model supervisi akademik?


Secara umum kegiatan supervisi dapat dibedakan dalam dua
macam, yaitu: supervisi umum dan supervisi akademik. Supervisi
umum dilakukan untuk seluruh kegiatan teknis administrasi
sekolah, sedangkan supervisi akademik lebih diarahkan pada
peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut ini akan dibahas lebih
mendalam mengenai supervisi akademik.

a. Model supervisi tradisional

Supervisi Akademik 12
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

1) Observasi Langsung
Supervisi model ini dapat dilakukan dengan observasi
langsung kepada guru yang sedang mengajar melalui
prosedur: pra-observasi dan post-observasi.

a) Pra-Observasi
Sebelum observasi kelas, supervisor seharusnya
melakukan wawancara serta diskusi dengan guru yang
akan diamati. Isi diskusi dan wawancara tersebut
mencakup kurikulum, pendekatan, metode dan strategi,
media pengajaran, evaluasi dan analisis.

b) Observasi
Setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan
dilaksanakan guru dalam kegiatan belajar mengajar,
kemudian supervisor mengadakan observasi kelas. Observasi
kelas meliputi pendahuluan (apersepsi), pengembangan,
penerapan dan penutup.

c) Post-Observasi
Setelah observasi kelas selesai, sebaiknya supervisor
mengadakan wawancara dan diskusi tentang: kesan guru
terhadap penampilannya, identifikasi keberhasilan dan
kelemahan guru, identifikasi ketrampilan-ketrampilan
mengajar yang perlu ditingkatkan, gagasan-gagasan baru
yang akan dilakukan.

2) Supervisi Akademik dengan Cara Tidak Langsung


a) Tes Dadakan
Sebaiknya soal yang digunakan pada saat diadakan sudah
diketahui validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat
kesukarannya. Soal yang diberikan sesuai dengan yang
sudah dipelajari peserta didik waktu itu.

b) Diskusi Kasus

Supervisi Akademik 13
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Diskusi kasus berawal dari kasus-kasus yang ditemukan


pada observasi proses pembelajaran, laporan-laporan atau
hasil studi dokumentasi. Supervisor dengan guru
mendiskusikan kasus demi kasus, mencari akar
permasalahan dan mencari berbagai alternatif jalan
keluarnya.

c) Metode Angket
Angket ini berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan
erat dan mencerminkan penampilan, kinerja guru,
kualifikasi hubungan guru dengan siswanya dan
sebagainya.

b. Model Kontemporer (Masa Kini)


Supervisi akademik model kontemporer dilaksanakan
dengan pendekatan klinis sehingga sering disebut juga
sebagai model supervisi klinis. Supervisi akademik dengan
pendekatan klinis, merupakan supervisi akademik yang
bersifat kolaboratif. Prosedur supervisi klinis sama dengan
supervisi akademik langsung, yaitu: dengan observasi kelas,
namun pendekatannya berbeda.

C. Kasus

Diskusikan kasus berikut selama 10 menit! Buat powerpointnya! Sajikan di


depan kelompok lain untuk mendapat komentar-komentar dan saran-
saran sebagai masukan!

Kasus untuk semua Kepala Sekolah

Bapak Fulan adalah Kepala sekolah yang baru diangkat. Semenjak


menjadi kepala sekolah baru, dia mencoba melakukan sosialisasi

Supervisi Akademik 14
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

perencanaan program supervisi akademik. Dia melakukan kunjungan kelas


tanpa perencanaan. Hal ini ditunjukkan oleh perilakunya yang tidak
pernah menggunakan instrumen. Guru-guru enggan menanyakan
perencanaan program supervisi akademiknya karena menjaga
perasaannya atau takut tersinggung. Dia mengetahui bahwa salah satu
tugas kepala sekolah adalah melakukan supervisi akademik dari hasil
bacaan. Untuk itu, ia melaksanakan supervisi akademik. Tetapi dia tidak
tahu bagaimana caranya membuat perencanan program supervisi
akademik. Untuk bertanya kepada guru sebagai bawahan, ia merasa
malu. Demikian pula di kelompok kerja kepala sekolah.

D. Rangkuman

Perencanaan program supervisi akademik adalah penyusunan


dokumen perencanaan untuk pelaksanaan dan pemantauan
dalam rangka membantu guru mengembangkan kemampuan
mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

KEGIATAN BELAJAR 3
TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI AKADEMIK

Bacalah materi di bawah ini dengan cermat!


A. Pengantar
Satu di antara tugas kepala sekolah adalah melaksanakan
supervisi akademik. Untuk melaksanakan supervisi akademik secara
efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal
(Glickman, at al. 2007). Oleh sebab itu, setiap Kepala sekolah harus
memiliki keterampilan teknikal berupa kemampuan menerapkan teknik-
teknik supervisi yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik.

Supervisi Akademik 15
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Teknik-teknik supervisi akademik meliputi dua macam, yaitu: individual


dan kelompok (Gwyn, 1961).

B. Materi Pokok
Teknik supervisi akademik ada dua yaitu: individual dan
kelompok seperti gambar berikut.

Gambar 3. Teknik Supervisi

1. Teknik Supervisi Individual


Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi
perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya berhadapan
dengan seorang guru. Dari hasil supervisi ini dapat diketahui
kualitas pembelajaran guru bersangkutan.
Teknik supervisi individual ada lima macam adalah sebagai berikut.
a. Kunjungan Kelas, (Classroom Visitation)
Kepala sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk
mengobservasi guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat
apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu
diperbaiki.
Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri dari empat tahap yaitu:
(1) tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan
waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan
kelas,

Supervisi Akademik 16
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

(2) tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini,


supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran
berlangsung,
(3) tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama
guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil
observasi, dan
(4) tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.

b. Kunjungan Observasi (Observation Visits)

Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru lain yang


sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata
pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di
sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah
lain. Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah: (1)
usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses
pembelajaran, (2) cara menggunakan media pengajaran, (3)
variasi metode, (4) ketepatan penggunaan media dengan
materi, (5) ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan
(6) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar.

Pelaksanaan observasi melalui tahap: persiapan, pelaksanaan,


penutupan, penilaian hasil observasi;dan tindak lanjut.
Dalam rangka melakukan observasi, seorang supervisor
hendaknya telah mempersiapkan instrumen observasi,
menguasai masalah dan tujuan supervisi.
c. Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan,
dialog, dan tukar pikiran antara supervisor dan guru.
Tujuannya adalah:
(1) mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik,
(2) meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, dan
(3) memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri
guru

Supervisi Akademik 17
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis


pertemuan (percakapan) individual sebagai berikut.
(1) Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang
dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-murid sedang
meninggalkan kelas (istirahat).
(2) Office-conference, yaitu percakapan individual yang
dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di
mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
(3) Causal-conference. yaitu percakapan individual yang
bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan
bertemu dengan guru
(4) Observational visitation. yaitu percakapan individual yang
dilaksanakan setelah supervisor melakukan kunjungan
kelas atau observasi kelas.

Hal yang dilakukan Supervisor dalam pertemuan


individu :

 berusaha mengembangkan segi-segi positif guru,


 mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya,
 memberikan pengarahan, dan
 menyepakati berbagai solusi permasalahan dan
menindaklanjutinya.

d. Kunjungan Antar Kelas


Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke
kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk
berbagi pengalaman dalam pembelajaran.
Supervisi Akademik 18
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Cara-cara melaksanakan kunjungan antar kelas adalah sebagai


berikut.
(1) Jadwal kunjungan harus direncanakan.
(2) Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi.
(3) Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi
(4) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan.
(5) Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan
pengamatan yang cermat.
(6) Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas
selesai? misalnya dalam bentuk percakapan pribadi,
penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.
(7) Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru
bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan
kondisi yang dihadapi;
(8) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan
kunjungan antar kelas berikutnya.

2. Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program
supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang
yang akan disupervisi berdasarkan hasil analisis kebutuhan, dan
analisis kemampuan kinerja guru, kemudian dikelompokan
berdasarkan kebutuhan guru. Kemudian guru diberikan layanan
supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang
diperlukan. Dalam teknik supervisi kelompok, terdapat beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut.

(1) Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala


sekolah menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah
disusun. Termsuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan
guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka
kegiatan supervisi. Rapat tersebut antara lain melibatkan KKG,
MGMP, dan rapat dengan pihak luar sekolah.

Supervisi Akademik 19
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

(2) Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi


kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok
guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau
kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat
dan saran-saran yang diperlukan.

(3) Mengadakan penataran-penataran ( inservice-training), Teknik ini


dilakukan melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk
guru bidang studi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada
umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas
kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan
tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.

C. Kasus

Diskusikan kasus berikut selama 10 menit! Buat powerpointnya! Sajikan di


depan kelompok lain untuk mendapat komentar-komentar dan saran-
saran sebagai masukan!

Kasus untuk Kepala Sekolah SMP

Ada keluhan dari orang tua dan masyarakat bahwa hasil belajar
lulusan sekolah sangat rendah. Hal ini dibuktikan antara lain banyaknya
siswa yang tidak lulus ujian nasional dan ujian sekolah. Mutu hasil belajar
tidak terlepas dari mutu proses pembelajarannya. Mutu proses
pembelajaran tidak terlepas dari mutu gurunya. Untuk menanggapi

Supervisi Akademik 20
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

keluhan tersebut, kepala sekolah bermaksud melaksanakan supervisi


akademik.

Kasus untuk Kepala SD

Saya adalah kepala sekolah yang baru diangkat menjadi kepala sekolah
di SD Negeri 01 di kabupaten Suka Maju. Sebelumnya saya adalah guru
yang mengajar di sekolah yang sama selama 17 tahun dan saya
berpengalaman mengajar di kelas I dan kelas II (satu dan dua ) jumlah
siswanya seluruhnya kelas satu sampai dengan kelas IV berjumlah 462
orang Siswa ( 12 Rombel ). Kenyataan yang saya hadapi kekurangan
jumlah guru karena ada tiga orang guru purna tugas/pensiun, kekurangan
tenaga guru honor yang belum berpengalaman. Dari jaman kepala
sekolah terdahulu/sebelum saya tiga tagun terakhir tidak pernah
melakukan supervisi akademik karena kepala sekolahpun karena sering
mengajar untuk mengatasi kekurangan guru dan guru yang tidak hadir .
Permasalahan yang ada dua tahun terakhir hasil ujian Nasional disekolah
kami menurun. Sebagai kepala sekolah baru saya belum tahu persis
bagaimana cara melakukan supervisi akademik yang baik. Saat ini yang
saya coba lakukan hanya melihat sepintas guru mengajar dari luar ruang
kelas perangkat pembelajaran gurupun saya hanya mengacu pada apa
yang pernah saya lakukan, belum ada pembaharuan.

Saat rapat koordinasi pertama dengan dewan komite sekolah, beberapa


permasalahan saya sampaikan perlunya ada perubahan, terutama
kurangnya jumlah dan kemampuan guru dalam mengajar, menurunnya
motivasi mengajar pada beberapa guru, dari sisi sarana prasarana
sekolah kami cukup memadai. Permasalahan saya bagaimana caranya
menghadapi permasalahan ini dan dari mana mulainya?
Tugas :
 Bacalah kasus diatas secara seksama kemudian diskusikan
dengan kelompok yang menjadi permasalahan pada kasus ini.

Supervisi Akademik 21
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

 Jika anda adalah kepala sekolah pada sekolah ini apa


rencana tindakan yang anda lakukan.
Jawablah
Pertanyaan :
1. Temukan masalah utamanya?
2. Mengapa masalah itu menjadi yang utama?
3. Buatlah 1 rencana tindakan yang dapat menjadi solusi untuk
mengatasi masalah tersebut?

Kasus untuk Kepala SMA

Diskusikan kasus berikut selama 10 menit! Buat powerpointnya! Sajikan di


depan kelompok lain untuk mendapat komentar-komentar dan saran-
saran sebagai masukan!

Selama saya mejadi kepala sekolah, belum pernah sekalipun ada guru
yang datang kepada saya meminta bantuan untuk memecahkan masalah
pembelajaran yang muncul di kelasnya. Menurut saya, tampaknya
supervisi klinis belum berjalan sama sekali di sekolah yang saya pimpin.
Ada dugaan, guru enggan atau malu meminta bantuan saya
menyelesaikan masalahnya karena takut dianggap tidak mampu
mengatasi masalahnya sendiri. Keengganan ini menurut guru, mungkin
berdampak pada penilaian DP3 butir prakarsa. Guru takut nilai
prakarsanya rendah karena pernah minta bantuan kepada saya. Mereka
takut saya menganggap mereka tidak punya prakarsa, tidak kreatif, dan
inovatif memecahkan masalahnya sendiri. Selain itu, sebagian guru pernah
menerima pengarahan saya pada suatu rapat bahwa datang ke bos
jangan bawa masalah tapi bawalah alternatif pemecahan masalah. Dan
beberapa guru juga pernah membaca buku How to manage your boss
dengan pernyataan yang sama seperti pengarahan saya.

Kasus untuk Kepala SMK

Saya adalah Kepala sekolah yang baru dilantik di SMK – SBI. Sebelunya
saya seorang guru teladan pada SMA Negeri dengan masa kerja 12
tahun. Disamping itu saya merupakan guru yang aktif berorganisasi, Saat
Supervisi Akademik 22
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

pertama saya bertugas saya mulai melakukan observasi dan supervisi ke


kelas tanpa pemberitahuan terlebih dahulu . Kenyataan yang saya
temukan sungguh mengagetkan. Saya menemukan guru matematika
sedang sibuk dengan SMS, sementara murid mencatat di papan tulis . Di
ruang guru saya menemukan guru agama tiduran dan membiarkan
murid di kelas mencatat. Walaupun demikian saya juga menemukan guru
yang mengajar dengan profesional dan dengan perangkat pembelajaran
yang memadai.Saya menyadari salah satu kriteria RSBI ( Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional adalah: “Peningkatan Kualitas
pembelajaran“. Kesimpulan dari hasil supervisi saya adalah proses
pembelajaran berfokus pada penyelesaian kurikulum dan tidak
mempertimbangkan berbagai kebutuhan belajar.

I. Para guru cenderung untuk mengarahkan proses belajar dan tidak


memberikan banyak peluang bagi peserta didik untuk
menyalurkan pendapat atau terlibat secara aktif.
II. Pembelajaran dilaksanakan secara klasik dan kurang
mempertimbangkan kebutuhan individu peserta didik.
 Jauhnya ruang guru dan ruang kepala sekolah mengakibatkan
hambatan berkomunikasi,
 Laporan lain menunjukan, bahwa jadwal supervisi tidak
diterapkan secara konsisten. Sebagian guru kami sudah
profesional namun sebagian besar merupakan tipe guru drop-out.
Tingkat keahlian mengajar belum memungkinkan tercakupnya
sebagian besar tuntutan kurikulum, tetapi masih ada kesenjangan
dalam beberapa bidang keahlian tertentu.
 Seringnya kepala sekolah mengikuti kegiatan di luar sekolah
menyebabkan supervisi akademis maupun klinis jarang dilakukan.

TUGAS: Secara individu bacalah dan pahami kasus diatas, kemudian


diskusikan dengan kelompok dan kerjakan dan jawablah pertanyaan di
bawah ini :

1. Apa masalah utamanya?

Supervisi Akademik 23
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

2. Mengapa masalah itu menjadi yang utama?


3. Buatlah rencana tindakan yang dapat menjadi solusi untuk
mengatasi masalah tersebut?

D. Rangkuman

Teknik supervisi ada dua macam, yaitu: teknik supervisi individual


adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru.
Selanjutnya, teknik supervisi kelompok adalah satu cara
melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang
atau lebih.

Supervisi Akademik 24
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

KEGIATAN BELAJAR 4
KONSEP SUPERVISI KLINIS

Bacalah materi di bawah ini dengan cermat!

A. Pengantar
Ide untuk memberlakukan supervisi klinis bagi guru muncul ketika
guru tidak harus disupervisi atas keinginan kepala sekolah sebagai
supervisor tetapi atas kesadaran guru untuk datang ke supervisor
untuk minta bantuan mengatasi masalahnya. Kepala sekolah sebagai
supervisor akademik seyogyanya memiliki pengetahuan dan menguasai
penerapan supervisi klinis.

B. Materi Pokok
1. Supervisi Klinis
Supervisi klinik, mula-mula diperkenalkan dan dikembangkan
oleh Cogan, Goldhammer, dan Weller di Universitas Harvard pada
akhir dasa warsa lima puluh tahun dan awal dasawarsa enam
puluhan (Krajewski) 1982). Ada dua asumsi yang mendasari
praktik supervisi klinik. (1) Pengajaran merupakan aktivitas yang
sangat kompleks yang memerlukan pengamatan dan analisis
secara berhati-hati melalui pengamatan dan analisis ini, supervisor
pengajaran akan mudah mengembangkan kemampuan guru
mengelola proses pembelajaran. (2) Guru-guru yang
profesionalnya ingin dikembangkan lebih menghendaki cara yang
kolegial daripada cara yang outoritarian (Sergiovanni, 1987).
Supervisi klinis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran (Sullivan & Glanz, 2005). Sedangkan
menurut Cogan (1973), kegiatan pembinaan performansi guru
dalam mengelola proses belajar mengajar.
Menurut Sergiovanni (1987) ada dua tujuan supervisi klinis:
pengembangan profesional dan motivasi kerja guru dan
memperperbaiaki proses pembelajaran yang kurang efektif.

Supervisi Akademik 25
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Tujuan khusus supervisi klinis adalah sebagai berikut.


(1) Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap guru,
mengenai pengajaran yang dilaksanakannya.
(2) Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah
pengajaran.
(3) Membantu guru mengembangkan keterampilannnya
menggunakan strategi pengajaran.
(4) Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan
keputusan lainnya.
(5) Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap
pengembangan profesional yang berkesinambungan.

2. Pelaksanaan Supervisi Klinis


Langkah-langkah supervisi klinis terdiri dari tiga tahap
esensial yang berbentuk siklus, yaitu (1) tahap pertemuan awal, (2)
tahap observasi mengajar, dan (3) tahap pertemuan balikan, hal ini
dikemukakan oleh Alexander Mackie College of advanced Education
(1981) dan Mantja (1984). Pelaksanaan supervisi klinis seperti
gambar berikut.

Gambar 4. Pelaksanaan Supervisi Klinis

3. Pendekatan Supervisi Klinis


Pendekatan supervisi klinis terdiri dari:
(1) Direktif: Tanggung jawab lebih banyak pada supervisor

Supervisi Akademik 26
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

(2) Kolaboratif: Tanggung Jawab terbagi relatif sama antara


supervisor dan guru
(3) Non-direktif: Tanggung jawab lebih banyak pada guru

4. Perilaku Pendekatan Supervisi Klinis

5. Keterkaitan Supervisi Klinis dengan Karakteristik Guru

Gambar 5. Karakteristik Guru

Keterkaitan supervisi klinis dengan karakteristik guru atau prilaku guru


dalam proses pembelajaran diuraikan pada peta pikir (mind map) berikut.

Supervisi Akademik 27
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Gambar 6. Guru Drop-Out

Gambar 7. Guru Profesional


C. Kasus
Kasus untuk semua Kepala Sekolah
Simulasi
Dalam proses pembelajaran ada 3 siswa yang selalu mengganggu
pelaksanaan pembelajaran. Guru yang mengajar di kelas mengeluh
kepada kepala sekolah bahwa guru yang bersangkutan tidak mampu
menyelesaikan masalah tersebut. Bagaimana anda sebagai seorang
kepala sekolah melakukan supervisi klinis. Diketahui guru tersebut
kemampuan akedemis/abstraksi dan komitmen rendah. Selesaikan

Supervisi Akademik 28
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

masalah dengan pendekatan simulasi. Untuk melakukan simulasi,


tentukan peran masing-masing, siapa yang berperan sebagai kepala
sekolah, guru, 3 orang siswa yang selalu mengganggu, siswa yang
lainnya, dan pengamat dalam simulasi.

TAHAPAN SIMULASI

PEMBAGIAN DISKUSI KELOMPOK PELAKSANAAN


KELOMPOK
Mempersiapkan SIMULASI
Menentukan ketua kegiatan simulasi pre conference ,
kelompok
Mengatur pembagian melakukan
Menentukan waktu ( pre conference , observasi,
kelompok yang melakukan observasi,
melakukan
berperan sebagai melakukan analisis,
analisis,
Supervisor, Guru melakukan tindak
dan audien lanjut) melakukan
tindak lanjut
D. Rangkuman

Supervisi klinis bagi guru muncul ketika guru tidak harus disupervisi
atas keinginan kepala sekolah tetapi atas kesadaran guru datang ke
supervisor untuk minta bantuan mengatasi masalahnya.

Supervisi Akademik 29
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

KEGIATAN BELAJAR 5
TINDAK LANJUT HASIL
SUPERVISI AKADEMIK TERHADAP GURU

Bacalah materi di bawah ini dengan cermat!


A. Pengantar
Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar memberikan dampak
yang nyata bagi peningkatkan profesionalisme guru. Dampak nyata ini
diharapkan dapat dirasakan masyarakat maupun stakeholders. Tindak
lanjut tersebut berupa: penguatan dan penghargaan diberikan kepada
guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik
diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar dan guru diberi
kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.

B. Materi Pokok
Tindak lanjut dari hasil analisis merupakan pemanfaatan hasil
supervisi. Dalam materi pelatihan tentang tindak lanjut hasil supervisi
akan dibahas mengenai pembinaan dan pemantapan instrumen.

1. Pembinaan
Kegiatan pembinaan dapat berupa pembinaan langsung dan tidak
langsung.

a. Pembinaan Langsung
Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya
khusus, yang perlu perbaikan dengan segera dari hasil analisis
supervisi.

b. Pembinaan Tidak Langsung


Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya umum
yang perlu perbaikan dan perhatian setelah memperoleh hasil
analisis supervisi.

Beberapa cara yang dapat dilakukan kepala sekolah/madrasah


dalam membina guru untuk meningkatkan proses pembelajaran
adalah sebagai berikut.
Supervisi Akademik 30
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

(1) Menggunakan secara efektif petunjuk bagi guru dan bahan


pembantu guru lainnya.
(2) Menggunakan buku teks secara efektif.
(3) Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapat
mereka pelajari selama pelatihan profesional/ inservice
training.
(4) Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka
miliki.
(5) Menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel).
(6) Merespon kebutuhan dan kemampuan individual siswa.
(7) Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu
pembelajaran.
(8) Mengelompokan siswa secara lebih efektif.
(9) Mengevaluasi siswa dengan lebih akurat/teliti/seksama.
(10) Berkooperasi dengan guru lain agar lebih berhasil.
(11) Mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola kelas.
(12) Meraih moral dan motivasi mereka sendiri.
(13) Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk inovasi
dan kreatifitas layanan pembelajaran.
(14) Membantu membuktikan siswa dalam meningkatkan
ketrampilan berpikir kritis, menyelesaikan masalah dan
pengambilan keputusan.
(15) Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

2. Pemantapan Instrumen Supervisi


Kegiatan memantapkan instrumen supervisi dapat dilakukan
dengan cara diskusi kelompok oleh para supervisor tentang
instrumen supervisi akademik maupun instrumen supervisi non
akademik. Dalam memantapkan instrumen supervisi,
dikelompokkan menjadi seperti berikut.

(1) Persiapan guru untuk mengajar terdiri dari:


(a) Silabus.
(b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Supervisi Akademik 31
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

(c) Program Tahunan.


(d) Program Semesteran.
(e) Pelaksanaan proses pembelajaran.
(f) Penilaian hasil pembelajaran.
(g) Pengawasan proses pembelajaran.

(2) Instrumen supervisi kegiatan belajar mengajar


(a) Lembar pengamatan.
(b) Suplemen observasi (ketrampilan mengajar, karakteristik
mata pelajaran, pendekatan klinis, dan sebagainya).

(3) Komponen dan kelengkapan instrumen, baik instrumen


supervisi akademik maupun isntrumen supervisi
nonakademik.
(4) Penggandaan instrumen dan informasi kepada guru bidang
studi binaan atau kepada karyawan untuk instrumen
nonakademik.
Dengan demikian, dalam tindak lanjut supervisi dapat
disimpulkan sebagai berikut.

(1) Dalam pelaksanaannya kegiatan tindak lanjut supervisi


akademik sasaran utamanya adalah kegiatan belajar
mengajar.
(2) Hasil analisis, catatan supervisor, dapat dimanfaatkan untuk
perkembangan keterampilan mengajar guru atau
meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan, setidak-
tidaknya dapat mengurangi kendala-kendala yang muncul
atau yang mungkin akan muncul.
(3) Umpan balik akan member prtolongan bagi supervisor dalam
melaksanakan tindak lanjut supervisi.
(4) Dari umpan balik itu pula dapat tercipta suasana komunikasi
yang tidak menimbulkan ketegangan, menonjolkan otoritas
yang mereka miliki, memberi kesempatan untuk mendorong
guru memperbaiki penampilan, dan kinerjanya.

Supervisi Akademik 32
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Cara-cara melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi


akademik sebagai berikut.
(1) Mengkaji rangkuman hasil penilaian.
(2) Apabila ternyata tujuan supervisi akademik dan standar-
standar pembelajaran belum tercapai, maka sebaiknya
dilakukan penilaian ulang terhadap pengetahuan,
keterampilan dan sikap guru yang menjadi tujuan
pembinaan.
(3) Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai maka
mulailah merancang kembali program supervisi akademik
guru untuk masa berikutnya.
(4) Membuat rencana aksi supervisi akademik berikutnya.
(5) Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada masa
berikutnya.
(a) Ada lima langkah pembinaan kemampuan guru melalui
supervisi akademik, yaitu: (a) menciptakan hubungan-
hubungan yang harmonis, (b) analisis kebutuhan,
(b) mengembangkan strategi dan media,
(c) menilai, dan
(d) revisi.

C. Kasus

Kasus untuk Kepala SD

Supervisi Akademik 33
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Banyak hasil-hasil evaluasi pelaksanaan program supervisi akademik


tidak ada tindak lanjutnya. Hal ini terjadi karena tidak ada
penghargaan dan sanksi. Akibatnya, hasil evaluasi hanyalah kegiatan
yang sia-sia saja.

Bacalah dan pahami makna dari kasus di atas. Diskusikanlah kasus di


atas dalam kelompok!

 Jika anda adalah kepala sekolah dalam melakukan kegiatan


supervisi akademik, tindak lanjut apa dan bagaimana yang dapat
berdampak kepada peningkatan kualitas guru dakam proses
pembelajaran?

 Berikan alasan jenis penghargaan dan sanksi apa yang mampu


meningkatkan kemampuan guru!

Kasus untuk Kepala SMP :


Pada awal tahun ini, tepatnya tanggal 16 Januari 2011 saya pindah
tugas dari salah satu SMA ke tempat saya yang sekarang di
SMPN.12 Kota Sukses Makmur, Berhubung saya bergabung pada
awal semester genap di sekolah tersebut, saya hanya melanjutkan
program tahun pelajaran berikutnya dan mencoba menanyakan
program yang akan dilakukan dalam semester genap, baik untuk
kelas VII, VIII, dan IX. Namun, hampir semua guru tidak
mempunyai program dan perangkat pembelajaran, kecuali hanya
ada daftar hadir dan daftar nilai siswa. Salah seorang guru dengan
santainya mengatakan “Yang penting bagi siswa selama ini,
gurunya tetap hadir/tidak kosong saja sudah bersyukur”.

Hal lain yang saya hadapi adalah :

1. ketika saya menanyakan kepada guru yang lain, selama ini


sudah berapa kali diadakan supervisi kelas, dengan gaya
khasnya sambil mengangkat bahunya mengatakan tidak pernah
ada, dan sambil mengingat-ingat kembali dia mengatakan dia
pernah disodorkan format penilaian supervisi untuk diisi sendiri
sesuai dengan penilaian hati nuraninya.
Supervisi Akademik 34
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

2. ketika saya akan membuat jadwal penilaian kinerja banyak guru-


guru yang menanyakan apakah memang harus disupervisi
sehubungan dengan status mereka guru tidak tetap (GTT).
Pertanyaan :

1. Apa masalah utamanya?


2. Mengapa masalah itu menjadi yang utama?

Kasus untuk Kepala SMA

Saya adalah kepala sekolah di SMA Penabur Ilmu . Pada suatu


hari saya melaksanakan supervisi akademik, saya membawa
perangkat penilaian untuk mengukur kinerja guru ke dalam kelas,
kami tidak mengadakan pertemuan sebelumnya. Guru kelihatan
terkejut dan tampak salah tingkah di depan siswanya. Saya sebagai
kepala sekolah juga tidak tahu pasti apakah supervisi klinis dalam
supervisi akademik harus memberi tahu guru yang bersangkutan atau
tidak. Saya tahu aspek-aspek yang akan saya evaluasi namun guru
tidak mengetahuinya, sebagai kepala sekolah saya memang sengaja
tidak memberi tahu guru dengan maksud agar guru tampil apa
adanya, tidak dibuat-buat. Saya ijin kepada guru saat itu juga untuk
duduk dibelakang dengan maksud melihat cara guru mengajar, tentu
saja saya membawa instrumen penilaian. Guru kelihatan grogi dan
sedikit kaget, siswa gaduh dan guru segera menguasai keadaan.
Kegiatan pembelajaran dimulai dan saya sibuk mencentangi dan
mengisi instrumen, setelah selesai saya ijin ke luar kelas dan
menganggap bahwa supervisi akademik sudah saya dilaksanakan
dengan baik. Sejak peristiwa itu, sampai sekarang tak terasa satu
tahun ajaran telah berlalu. Pada rapat dewan guru terdapat
pertanyaan yang ditujukan kepada saya sebagai kepala sekolah .
Apakah supervisi yang dilakukan selama ini akan ada tindak lanjutnya
? Mengapa tidak semua guru disupervisi ?, Apakah tahun ajaran ini
kami boleh tahu jawal supervisi kepala sekolah mohon dijelaskan

Supervisi Akademik 35
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

tujuannya . Saya sebagai kepala sekolah agak kaget dengan


pertanyaan kristis tersebut. Saya mencoba menjelaskan sesuai visi
saya untuk mendapat peta atas kinerja guru, walaupun kelihatannya
guru belum puas atas jawaban yang saya berikan.
Tugas :

Baca kasus diatas secara individu coba pahami kasus tersebut diskusikan
dalam kelompok dan jawablah dan kerjakan tugas dibawah ini :

1. Apa masalah utamanya?


2. Mengapa masalah itu menjadi yang utama?
3. Buatlah rencana tindakan yang dapat menjadi solusi untuk

mengatasi masalah tersebut?

Kasus untuk Kepala SMK

Diskusikan kasus berikut 10 menit!. Buat powerpoint nya! Sajikan di depan


kelompok lain untuk mendapatkan komentar-komentar dan saran-saran
sebagai masukan!

Ciri khas SMK yang membedakan dengan SMA adalah SMK memiliki
bengkel praktik. Sayangnya, bengkel praktik kurang terawat dengan baik.
Peralatan berantakan ada di mana-mana. Lantai kotor dengan debu dan
pasir. Mesin-mesin tidak dirawat secara rutin, walaupun di setiap mesin
tampak kartu perawatannya. Kepala SMK jarang berkunjung ke bengkel
karena disibukkan oleh urusan administrasi di kantornya. Bengkel baru
dibersihkan oleh teknisi jika ada pihak luar yang berkunjung. Guru praktik
merasa tidak pernah disupervisi akademik oleh kepala sekolahnya
sehingga mereka bekerja seenaknya. Jika terjadi kehilangan dan
kecelakaan di bengkel yang disalahkan adalah teknisi dan gurunya. Siswa
yang praktik sering ditinggal oleh guru praktik yang bertugas. Pada hal
praktik siswa tersebut berisiko kecelakaan. Siswa yang tidak
menggunakan alat pengaman tidak ditegur oleh gurunya. Guru praktik
mengobrol sambil merokok bersama teknisi bengkel.

D. Rangkuman

Supervisi Akademik 36
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Supervisi klinis adalah Kegiatan pembinaan performansi


guru dalam mengelola proses belajar mengajar.
Hasil supervisi harus ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang
nyata untuk meningkatkan profesionalisme guru. Dampak nyata ini
diharapkan dapat dirasakan masyarakat maupun stakeholders.

GLOSARY

Analytical Observer Dimaknai dengan guru yang memiliki abstaksi tinggi tetepi
Teacher
komitmenya rendah
Antisipatif artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin
akan terjadi.
Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan oleh Kepala sekolah).
Classroom-conference yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam
kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas
(istirahat).
Causal-conference Yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang
dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru
Demokratis artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi akademik
Dimensi berarti parameter atau pengukuran yang dibutuhkan untuk

Supervisi Akademik 37
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

mendefinisikan sifat-sifat suatu objek—yaitu panjang, lebar, dan


tinggi atau ukuran dan bentuk.
Direktif Pendekatan direktif itu adalah Suatu kegiatan yang dilaksanakan
secara teratur dan terencana pada setiap induvidu maupun
kelompok dan apabila tidak dilaksanakan akan mendapat sanksi.
Drop-out Teacher Dimaknai dengan tipe guru dengan kwadran abstraksi
rendah dan komitmen juga rendah
Humanis artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang
harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh
humor
Kompeten adalah ketrampilan yang diperlukan seseorang yang ditunjukkan
oleh kemampuannya untuk dengan konsisten memberikan tingkat
kinerja yang memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan
spesifik
Kreatif dan Inovatif Kreatif dan inovatif adalah karakteristik personal yang terpatri kuat
dalam diri seorang wirausaha sejati.
Kolaboratif Kolaborasi adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi
beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga dan atau
pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang
menerima akibat dan manfaat
Konstruktif artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran
Kooperatif artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru
dalam mengembangkan pembelajaran.
Kekeluargaan artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh
dalam mengembangkan pembelajaran.
Observational visitation Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah
supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.
Office-conference Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang
kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi
dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk
memberikan penjelasan pada guru.
Objektif artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
Professional Teacher Dimaknai guru dengan kemampuan abstarksi tinggi dan
memiliki komitmen tinggi
Praktis artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
Refleksi Kilas balik dari suatu proses pembelajaran dikaitkan dengan
pengalaman dirinya terhadap tugas yang sudah dilakukan.
Realistis artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
Sistematis artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi
yang matang dan tujuan pembelajaran
Terpadu artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.
Unfocused Teacher Dimaknai guru yang memilki komitmen tinggidan abstraksi
rendah

Supervisi Akademik 38
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

DAFTAR PUSTAKA
Alexander Mackie College of Advance Education. 1981. Supervision of
Practice Teaching. Primary Program, Sydney, Australia.

Dodd, W.A. 1972. Primary School Inspection in New Countries . London:


Oxford University Press.

Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M. 2007. Supervision


and Instructional Leadership A Development Approach. Seventh
Edition. Boston: Perason.

Gwynn, J.M. 1961. Theory and Practice of Supervision. New York: Dodd,
Mead & Company.

Mantja, W. 1984. “Efektivitas Supervisi Klinik dalam Pembimbingan


Praktek Mengajar Mahasiswa IKIP Malang,”Tesis. FPS IKIP
Malang.

Robbins, S.P.2008. The Truth about Managing People. Second Edition.


Upper Sadle River, New Jersey: Pearson Education, Inc.

Sergiovanni, T.J. 1982. Supervision of Teaching. Alexandria: Association


for Supervision and Curriculum Development.

Sullivan, S. & Glanz, J. 2005. Supervision that Improving Teaching


Strategies and Techniques. Thousand Oaks, California: Corwin
Press.

Supervisi Akademik 39
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Sullivan, S & Glanz, J. 2005. Supervision that ImprovesTeaching


Strategies and Techniques. Thousand Oaks,
California: Corwin Press.

Supervisi Akademik dalam peningkatan profesionalisme guru. 2006.


Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Pendidikan
Dasar. Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK
Depdiknas.

Wiles, J. dan J. Bondi. 1986. Supervision: A Guide to Practice . Second


Edition. Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company

Verma, V.K. 1996. The Human Aspects of Project Management Human


Resources Skills for the Project Manager. Volume Two. Harper
Darby,PA: Project Management Institute

Supervisi Akademik 40
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Format 1:

Aspek yang diamati

Petunjuk Umum

Berilah tanda () atau nilai pada kolom yang sesuai dengan penilaian anda
dan catatlah hal-hal yang penting yang berhubungan dengan aspek yang
diamati pada kolom keterangan.

1. Tidak ada (0-20)


2. Kurang baik (21-40)
3. Cukup (41-65)
4. Baik (66-80)
5. Sangat baik (81-100)
Lembar Observasi

No Aspek yang diamati 1 2 3 4 5 Keterangan

A. Perencanaan Proses
pembelajaran.
Apakah guru: Menyusun
Silabus?

1. Identitas mata pelajaran atau


tema pelajaran
2. Standar kompetensi

3. Kompetensi dasar

4. Materi pembelajaran

5. Kegiatan pembelajaran

6. Indikator pencapaian
kompetensi
7. Penilaian

8. Alokasi waktu

9. Sumber belajar

B. Menyusun RPP?

Supervisi Akademik
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

10. Identitas mata pelajaran


11. Standar kompetensi
12. Kompetensi Dasar

Indikator pencapaian
13. kompetensi

14. Tujuan Pembelajaran

15. Materi Ajar

16. Alokasi Waktu

17. Metode Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran
18. a) Pendahuluan
b) Inti
c) Penutup
19. Penilaian Hasil Belajar

20. Sumber Belajar

C. Pelaksanaan Proses
Pembelajaran

Persyaratan pelaksanaan proses


21.
pembelajaran

22. Pelaksanaan Pembelajaran

23. D. Penilaian Hasil Belajar

24. E. Pengawasan Proses


Pembelajaran
……………........., …………………

Kepala Sekolah,

……………………………………….
NIP.

Supervisi Akademik
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Format 2:

Daftar Pertanyaan Setelah Observasi

No Pertanyaan Jawaban

Bagaimana pendapat saudara setelah menyajikan


1. pelajaran ini?

Apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan yang


2.
direncanakan?

Dapatkah saudara menceritakan hal-hal yang dirasakan


3.
memuaskan dalam proses pembelajaran tadi?

Bagaimana perkiraan saudara mengenai ketercapaian


4.
tujuan pembelajaran?

5. Apa yang menjadi kesulitan siswa?

6. Apa yang menjadi kesulitasn saudara?

Adakah alternatif lain untuk mengatasi kesulitan


7.
saudara?

Marilah bersama-sama kita identifikasi hal-hal yang telah


mantap dan hal-hal yang peerlu peningkatan,
8.
berdasarkan kegiatan yang baru saja saudara lakukan
dan pengamatan saya.

Dengan demikian, apa yang akan saudara lakukan untuk


9.
pertemuan berikutnya?

Kesan umum:

Saran:

…………........., ………………..

Kepala sekolah

…………………………………….
NIP.

Supervisi Akademik
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Format 3:

Hasil Observasi
Komponen yang
No Aspek yang disupervisi Hasil penilaian
dianalisis

1 2 3 4 5

1. Tahap sebelum Contoh:

observasi
 Persiapan mengajar yang
disiapkan
 Konsep yang akan dibahas
 Tujuan yang akan dicapai
 Langkah-langkah penyajian
 Pemanfaatan media
 Proses interaksi
2. Tahap  Kejelasan konsep
 Tingkat keberhasilan
pelaksanaan  Penggunaan media
 Efektivitas interaksi
observasi

3. Tahap sesudah  Kesan-kesan penampilan


 Kemampuan mengidentifikasi
observasi ketrampilan yang sudah baik
 Kemampuan mengidentifikasi
ketrampilan yang belum
berhasil
 Diskusi tentang gagasan-
gagasan alternatif
Jumlah

Rata-rata

……………........., ………………..

Rentang Penilaian
1. Tidak ada (0-40) Kepala sekolah/Supervisor
2. Kurang baik (41-54)
3. Cukup (55-74)
4. Baik (75-90)
5. Sangat baik (91-100)
………………………………….
NIP.

Supervisi Akademik
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Format 4:

Isikan jadwal supervisi kunjungan kelas sesuai dengan kolom yang tersedia

Jadwal Supervisi Kunjungan Kelas

Nama Mata Jam Pelaksanaan


No. Hari/Tgl Kelas Keterangan
Guru Pelajaran ke Supervisi

…………….........,…………………..

Kepala Sekolah

…………………………………
NIP.

Format 5:

Rekapitulasi Hasil Supervisi

Supervisi Akademik
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Nilai
No Nama Keterangan
Administrasi Penampilan Test Rata-rata

Rentang penilaian:

91-100 = A ……………........., ………………..


75-90 = B
Kepala Sekolah
55-74 = C

<55 =K
……………………………………
NIP.

Supervisi Akademik
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Format 6:

INSTRUMEN PERENCANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Nama Guru : ……………………………..


2. Sekolah : ……………………………..
3. Kelas, Semester : ……………………………..
4. Identitas Mata pelajaran : ……………………………..
5. Standar Kompetensi : ……………………………..
6. Kompetensi Dasar : ……………………………..
7. Hari tanggal : ……………………………..
KRITERIA NILAI
No URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4

1. Menentukan identitas mata pelajaran

2. Menentukan standar kompetensi

3. Menentukan kompetensi dasar

4. Menentukan indikator pencapaian kompetensi

5. Menentukan tujuan pembelajaran

6. Menentukan materi ajar

7. Menentukan alokasi waktu

8. Menentukan metode pembelajaran

9. Menentukan kegiatan pembelajaran

10. Menentukan penilaian hasil belajar

11. Menentukan sumber belajar

Jumlah NILAI RIIL = ……………………….

Jumlah NILAI IDEAL = 44 KLASIFIKASI

Nilai PERSENTASI = …………………….. % …………………….

SARAN PEMBINAAN :
A : Baik Sekali : 76% - 100%
……………………………………………………………………
B : Baik : 56% - 75% ……………………………………………………………………
C : Cukup : 26% - 55%
…………………,…………………
D : Kurang : 0% - 25%

Guru Mata Pelajaran

……………………
NIP.

Supervisi Akademik
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Format 7:

INSTRUMEN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS

1. Nama Guru : ……………………………..


2. Sekolah : ……………………………..
3. Kelas, Semester : ……………………………..
4. Identitas Mata pelajaran : ……………………………..
5. Standar Kompetensi : ……………………………..
6. Kompetensi Dasar :……………………………..
7. Hari tanggal : ……………………………..

KRITERIA NILAI
No URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4

1. Menjelaskan tujuan dan kompetensi dasar

Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan sesuai


2.
dengan silabus

3. Menjelaskan isi kegiatan kepada siswa/langkah kegiatan

4. Menggunakan ekspresi dalam berkomunikasi dengan siswa

Menggunakan respon siswa dalam menyelenggarakan


5.
kegiatan

Menggunakan media dan alat pembelajaran yang sesuai


6.
dengan tujuan

7. Menyelenggarakan kegiatan dengan urutan yang logis

Menggunakan berbagai metode dalam menjelaskan isi


8.
kegiatan

Membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan secara


9.
individual maupun kelompok

Memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk


10.
berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan

11. Memberikan penguatan kepada siswa

12. Melaksanakan penilaian selama kegiatan berlangsung

13. Menutup kegiatan dengan tepat

14. Memberikan tugas/PR

Jumlah NILAI RIIL = ……………………….

Jumlah NILAI IDEAL = 56 KLASIFIKASI

Nilai PERSENTASI = …………………….. % ……………….

Supervisi Akademik
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

A : Baik Sekali : 76% - 100% SARAN PEMBINAAN :

B : Baik : 56% - 75% …………………………………………..


C : Cukup : 26% - 55%
Mengajar supaya membawa alat peraga
D : Kurang : 0% - 25% ……………………………………….……..

………………………………………………

……………..,…………………

Guru Mata Pelajaran, Kepala Sekolah/madrasah,

…………………… ……………………
NIP. NIP.

Supervisi Akademik
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Format 8:
Contoh : Lembar Observasi Siswa

INSTRUMEN OBSERVASI SISWA

PADA PROSES PEMBELAJARAN

KEGIATAN
NO NAMA SKOR NILAI KET
1 2 3 4

JUMLAH

KETERANGAN

1. Berpartisipasi aktif
2. Tanggung jawab
3. Disiplin dalan mengikuti pembelajaran
4. Memusatkan perhatian pada materi pembelajaran
KRITERIA SKOR PENILAIAN KRITERIAN KEAKTIFAN PESERTA

Nilai Sebutan Kuantitatif Kualitatif

1 Sangat Aktif 85 – 100 Sangat Aktif (SA)

2 Aktif 69 – 84 Aktif (A)

3 Kurang Aktif 53 – 68 Cukup Aktif (CA)

4 Tidak Aktif 37 – 52 Kurang Aktif (KA)

……………..,……………

Kepala Sekolah/Madrasah,

.…………………
NIP.

Format 9:

Supervisi Akademik
Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

Contoh: Lembar Observasi Guru

INSTRUMEN KUNJUNGAN KELAS

PADA PROSES PEMBELAJARAN

Nama Guru : ……………………………..


Kelas : ……………………………..
Identitas Mata Pelajaran : ……………………………..
Waktu : ……………………………..
Semester : ……………………………..
Hari tanggal : ……………………………..

Kriteria Penilaian
No URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4

1. Persiapan dan apresepsi

2. Relevansi materi dengan tujuan pembelajaran

3. Penguasaan materi

4. Strategi

5. Metode

6. Media

7. Manajemen kelas

8. Pemberian motivasi kepada siswa

9. Nada dan suara

10. Penggunaan bahasa

11. Gaya dan sikap perilaku

Jumlah NILAI RIIL = ……………………….

Jumlah NILAI IDEAL = 44 KLASIFIKASI

Nilai PERSENTASI = …………………….. % …………………….

A : Baik Sekali : 76% - 100%

B : Baik : 56% - 75%


Saran Pembina
C : Cukup : 26% - 55%
.......................................................................
D : Kurang : 0% - 25%
.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................

Supervisi Akademik

Anda mungkin juga menyukai