Anda di halaman 1dari 39

PENGUKURAN SUHU TUBUH

No.
: 440/138/UKP/SOP/VII/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 9 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032002

Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan termometer yang dapat dilakukan pada
1. Pengertian
bagian aksila, oral maupun rektal.
1. Membantu menentukan diagnosis penyakit
2. Tujuan 2. Menentukan langkah-langkah awal perawatan
3. Deteksi dini suatu kelainan hemostatis
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
1. Termometer
2. Kasa atau tisu
3. Bengkok
5. Alat dan
4. Buku catatan dan pena
Bahan
5. Jam
6. Sarung tangan
7. Sampiran
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan perkenalan diri
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan

Suhu aksila
a. Pasang sampiran
b. Posisikan pasien dalam posisi telentang atau duduk
c. Singkirkan pakaian dari bahu dan lengan
d. Siapkan termometer
6. Langkah- e. Letakkan termometer ditengah aksila, turunkan lengan menjepit termometer
Langkah dan taruh lengan menyilang diatas dada pasien
f. Biarkan termometer selama 5-10 menit
g. Ambil termometer dan lap area basah dengan tisu atau kasa
h. Baca termometer sejajar mata dan beritahu pasien hasil bacaan suhunya
i. Cuci termmometer dalam air hangat bersabun, cuci di air dingin, keringkan
dan letakkan termometer di tempat penyimpanan
j. Bantu pasien memasang pakaiannya kembali
5. Rapikan pasien dan alat
6. Evaluasi respon pasien
7. Cuci tangan
8. Dokumentasi tindakan dan hasil
7. Hal-hal yang
Perlu di-
Perhatikan
 Poli lansia / PTM
8. Unit Terkait  Poli MTBS
 Poli KIA / Imunisasi
9. Dokumen  Catatan medik
Terkait  Buku register
10. Rekaman
No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
MENGUKUR TEKANAN DARAH

No.
: 440/144/UKP/SOP/VII/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 9 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032002

1. Pengertian Mengukur tekanan darah pasien dengan mengguanakan alat tensimeter air raksa
1. Mengetahui kerja jantung
2. Tujuan 2. Membantu menegakkan diagnosis
3. Menentukan langkah-langkah perawatan
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
1. Stetoskop
5. Alat dan 2. Saruung tangan
Bahan 3. Sphygmomanometer air raksa atau aneroid dengan balon udara dan manset
4. Buku dan pena untuk mencatat
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan memperkenalkan diri
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5. Tempatkan diri disebelah kanan pasien bila mungkin
6. Buka lengan baju pasien yang akan dilakukan pengukuran tekanan darah
7. Latakkan manset pengukur pada daerah pengukuran tekanan darah
8. Tempatkan stethoscope pada arteri yang diukur (brachialis, dorsalis pedis)
6. Langkah- 9. Pompa manset dengan kecepatan rata-rata 20 mmHg diatas titik nadi
Langkah menghilang
10. Lepaskan tekanan manset dengan kecepatan kira-kira 2 sampai 3 mmHg
perdetik
11. Baca hasil dengan denyutan pertama menunjukan tekanan sistolik, dan denyutan
kedua menunjukan tekanan diastolik, secara auskultasi
12. Rapikan pasien dan alat
13. Evaluasi respon pasien
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan tindakan dan hasil
7. Hal-hal yang
Perlu di-
Perhatikan
 Poli lansia / PTM
8. Unit Terkait  Poli MTBS
 Poli KIA / Imunisasi
9. Dokumen  Catatan medik
Terkait  Buku register
10. Rekaman
No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
PENGUKURAN DENYUT NADI

No.
: 440/151/UKP/SOP/VII/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 9 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032002

Menghitung denyut nadi dengan cara meraba arteri untuk mengetahui jumlah denyut
1. Pengertian
nadi dalam satu menit
1. Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan)
2. Tujuan
2. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskular
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
1. Jam tangan dengan jarum detik
5. Alat dan Bahan
2. Buku catatan dan pena
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Jelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
5. Atur posisi pasien terlentang
6. Letakkan kedua tangan terlentang disisi tubuh
7. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
a. Arteri radialis pergelangan tangan
b. Arteri brakhialis pada siku bagian dalam
c. Arteri karotis pada leher
d. Arteri temporalis
6. Langkah-
e. Arteri lemoralis
Langkah
f. Arteri dorsalis pedis
g. Arteri frontalis pada bayi
h. Tempatkan dua jari tangan diatas arteri radialis
8. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, jari tengah,
dan jari manis
9. Tentukan frekuensinya per menit dan keteraturan irama, dan kekuatan denyutan
10. Catat hasil di buku pemeriksaan
11. Rapikan pasien dan alat
12. Evaluasi respon pasien
13. Cuci tangan
14. Dekomentasikan tindakan dan hasil
7. Hal-hal yang
Perlu di-
Perhatikan
 Poli lansia / PTM
8. Unit Terkait
 Poli MTBS
 Poli KIA / Imunisasi
9. Dokumen  Catatan medik
Terkait  Buku register
10. Rekaman
No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
PENGUKURAN PERNAPASAN

No.
: 440/ /UKP/SOP/VII/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 9 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032002

1. Pengertian Menghitung kecepatan pernafasan pada saat inspirasi dan ekspirasi


1. Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan
2. Tujuan
2. Menilai kemampuan fungi pernapasan
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
a. Jam tangan dengan jarum detik
5. Alat dan Bahan
b. Buku catatan dan pena
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Jelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
5. Atur posisi pasien terlentang
6. Pastikan dada pasien terlihat
7. Letakkan tangan pasien pada posisi rileks yang tidak menghalangi pandangan
terhadap dada pasien atau letakkan tangan perawat langsung di atas abdomen
pasien
8. Observasi siklus pernapasan lengkap (satu inspirasi dan satu ekspirasi)
6. Langkah- 9. Setelah mengobservasi siklus, lihat jam tangan dan hitung frekuensi pernapasan
Langkah 10. Jika irama teratur pada orang dewasa, hitung jumlah pernapasan dalam 30 detik
dan kalikan 2 dan jika irama tidak teratur (kurang dari 12 atau lebih dari 20),
hitung dalam satu menit penuh. Pada bayi dan anak kecil, hitung pernapasan
satu menit penuh
11. Catat kedalaman serta frekuensinya
12. Catat hasil pemeriksaan pada buku catatan
13. Rapikan pasien dan alat
14. Evaluasi respon pasien
15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan tindakan dan hasil

7. Hal-hal yang  Poli lansia / PTM


Perlu di-  Poli MTBS
Perhatikan  Poli KIA / Imunisasi
8. Unit Terkait
9. Dokumen  Catatan medik
Terkait  Buku register
10. Rekaman
No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
PEMBERIAN OKSIGEN

No.
: 440/138/UKP/SOP/VII/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 9 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032002

Pemberian oksigen kedalam paru-paru memalui saluran pernafasan dengan


1. Pengertian
menggunakan alat bantu oksigen
1. Mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat
2. Tujuan 2. Menurunkan kerja nafas
3. Menurunkan kerja jantung
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
1. Tabung oksigen
5. Alat dan
2. Flowmeter oksigen dan humidifier
Bahan
3. Kanul nasal / sungkup
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
5. Hubungkan humidifier dengan flowmeter oksigen
6. Hubungkan Flow meter dengan outlet oksigen sentral / tabung
7. Pilih kanul nasal / sungkup muka sederhana/ sungkup muka rebreathing/
sungkup muka non rebreathing / sungkup muka ventury
8. Hubungkan dengan flowmeter oksigen
9. Alirkan oksigen dengan memutar seiektor sesuai kebutuhan
10. Pasang ke pasien dengan cara seperti di bawah ini: (1) Kanul nasal 1-6 lt/menit,
(2) kanul kateter 1-6 it/menit, (3) Sungkup muka sederhana 5-8 it/menit, (4)
6. Langkah- Sungkup Rebreathing 4-13 it/menit, (5) Sungkup Nonrebreathing 8-12 it/menit.
Langkah 11. Untuk kateter nasal, ukur jarak antara lubang hidung sampai ke ujung daun
telinga.
12. Beri jelly pelicin pada ujung kateter, masukkan melalui lubang hidung dan fiksasi.
13. Atur tali pengikat sungkup muka sehingga menutup rapat dan nyaman, jika perlu
memakai kain kasa pada daerah tertekan. Muka pasien dibersihkan/dikeringkan
setiap 2 jam, sungkup muka di ganti setiap 8 jam.
14. Isi oksigen ke dalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantong
dengan sungkup. Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan
nyaman.
15. Rapikan pasien dan alat
16. Evaluasi respons pasien
17. Cuci tangan
18. Dokumentasikan tindakan dan hasil
7. Hal-hal yang
Perlu di-
Perhatikan
 Poli lansia / PTM
 Poli MTBS
8. Unit Terkait  Poli KIA / Imunisasi
 Ruang Tindakan
9. Dokumen  Catatan medik
Terkait  Buku register

10. Rekaman
No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
MENCUCI TANGAN DI AIR MENGALIR

No.
: 440/140/UKP/SOP/VII/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 9 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032002

1. Pengertian Proses mencuci tangan yang dilakukan di air mengalir


1. Menjaga kebersihan dan mencegah menempelnya kuman-kuman penyakit
2. Tujuan ditelapak tangan
2. Mencegah penularan dan infeksi penyakit melalui telapak tangan
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
5. Alat dan 1. Hansoap atau sabun cuci tangan
Bahan 2. Wastapel
1. Lepaskan seluruh aksesoris pada tangan dan jari
2. Gulung lengan baju sampai dengan siku
3. Basahi tangan dengan air mengalir dari ujung jari sampai dengan siku
4. Ambil sabun lalu sabuni seluruh tangan mulai dari:
a. Telapak dengan telapak
b. Telapak kana di atas punggung tangan kiri dan telapak kiri diatas punggung
6. Langkah- tangan kanan
Langkah c. Telapak dengan telapak jari saling terkait
d. Tetakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci
e. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri dan sebaliknya
f. Jari kiri menguncup, gosok memutar kekanan dan kekiri pada telapak tangan
dan sebaliknya
5. Bilas dengan air mengalir mulai ujung jari sampai siku
6. Keringkan dengan handuk bersih dan kering
7. Hal-hal yang
Perlu di-
Perhatikan
 Poli lansia / PTM
 Poli MTBS
8. Unit Terkait
 Poli KIA / Imunisasi
 Ruang Tindakan
9. Dokumen  Catatan medik
Terkait  Buku register

10. Rekaman
No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
MENCUCI TANGAN DENGAN HANDRUB

No.
: 440/142/UKP/SOP/VII/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 9 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/1

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


p
ARIODILLAH NIP.196309051990032002

1. Pengertian Proses mencuci tangan yang dilakukan dengan menggunakan handrub


1. Menjaga kebersihan dan mencegah menempelnya kuman-kuman penyakit
2. Tujuan ditelapak tangan
2. Mencegah penularan dan infeksi penyakit melalui telapak tangan
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
5. Alat dan
Handrub
Bahan
1. Lepaskan seluruh aksesoris pada tangan dan jari
2. Gulung lengan baju sampai kesiku
3. Semprotkan 2-3 ml handrub kemudian gosok keseluruh tangan sampai 30 detik
mulai dari:
a. Telapak dengan telapak
6. Langkah- b. Telapak kanan diatas punggung tangan kiri dan sebaliknya
Langkah c. Telapak dengan telapak dan jari saling terkait
d. Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci
e. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri dan sebaliknya
f. Jari kiri menguncup gosok memutar kekanan dan kekiri pada telapak kanan
dan sebaliknya
4. Selesai
7. Hal-hal yang
Perlu di-
Perhatikan
 Poli lansia / PTM
 Poli MTBS
8. Unit Terkait  Poli KIA / Imunisasi
 Ruang tindakan

9. Dokumen  Catatan medik


Terkait  Buku register

10. Rekaman
No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
NEBULIZING

No.
: 440/147/UKP/SOP/VII /2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 9 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/1

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032002

Nebulaizer adalah suatu tindakan yang bertujuan mengencerkan dahak dan


1. Pengertian
melongggarkan jalan nafas
2. Tujuan Sebagai acuan tindakan nebulizer

Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah


3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
1. Satu set alat nebulizer beserta selang dan sungkupnya
5. Alat dan Bahan 2. NaCL / Aquadest
3. Obat untuk bronkodilator, ventolin
1. Pasien/keluarga diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Atur posisi pasien
3. Perawat cuci tangan
4. Mengisi air pada humidifair dengan bronkodilator misalnya ventolin
6. Langkah-
5. Memasang masker pada pasien
Langkah
6. Nebulizer dinyalakan
7. Observasi pasien selesai dilakukan tidakan pasien dirapikan
8. Alat dibereskan dan dikembalikan
9. Perawat cuci tangan
7. Hal-hal yang
Perlu di-
Perhatikan
 Poli lansia / PTM
 Poli MTBS
8. Unit Terkait  Poli KIA / Imunisasi
 Ruang tindakan

9. Dokumen  Catatan medik


Terkait  Buku register

10. Rekaman
No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
PERTOLONGAN LUKA BARU

No.
: 440/137/UKP/SOP/VII/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 9 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032002

1. Pengertian Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
2. Tujuan Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
Bak instrumen berisi
1. Spuit 10 cc
2. Pinset anatomis
3. Pinset sirugis
4. Gunting jaringan
5. Kleam
5. Alat dan 6. Kasa dalam tromol
Bahan 7. Hanskone
8. Bengkok
9. Kom kecil atau sedang
10. Kasa gulung
11. Betadin
12. NaCL
13. Alkohol 70%
1. Lepaskan seluruh aksesoris pada tangan dan jari
2. Gulung lengan baju sampai kesiku
3. Semprotkan 2-3 ml handrub kemudian gosok keseluruh tangan sampai 30 detik
mulai dari:
a. Telapak dengan telapak
6. Langkah-
b. Telapak kanan diatas punggung tangan kiri dan sebaliknya
Langkah
c. Telapak dengan telapak dan jari saling terkait
d. Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci
e. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri dan sebaliknya
f. Jari kiri menguncup gosok memutar kekanan dan kekiri pada telapak kanan
dan sebaliknya
7. Hal-hal yang
Perlu di-
perhatikan
 Poli lansia / PTM
8. Unit Terkait  Poli MTBS
 Ruang tindakan
9. Dokumen  Catatan medik
Terkait  Buku register

10. Rekaman
No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
PERAWATAN LUKA

No.
: 440/ /UKP/SOP/VII/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 9 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032002

Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu proses penyembuhan


1. Pengertian
luka
1. Mencegakh infeksi
2. Tujuan
2. Mempercepat proses penyembuhan
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
a. Alat seteril (bak instrumen) yang berisi:
1. Pinset anatomis, pinset cirugis
2. Gunting jaringan
3. Kassa
4. Sarung tangan

b. Alat tidak seteril


5. Alat dan Bahan 1. Bengkok
2. Gunting perban
3. Larutan NaCL
4. Kom
5. Perban gulung dan pelester
6. Sampiran
7. Masker
8. Betadin
1. Cuci tangan
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
4. Pasang sarung tangan
5. Plester dan balutan dibuka dengan pinset apabila luka tertutup dengan balutan
6. Lakukan pembersihan luka dimulai dengan:
a. Kaji status luka apakah bersih atau kotor
6. Langkah-
b. Perawatan luka kotor: gunakan kasa steril yang dipegang dengan pinset,
Langkah
dicuci dengan NACL 0,9%
c. Perawatan luka bersih: gunakan kasa steril yang dipegang dengan
menggunakan pinset celupkan pada larutan NACL kemudian bersihkan luka
sampai bersih dan lanjutkan dengan pengobatan luka menggunakan
betadin. Tutup luka dengan menggunakan kasa kemudian rekatkan dengan
perban.
7. Rapikan pasien dan alat evaluasi respon pasien
8. Cuci tangan
9. Dokumentasi tindakan
7. Hal-hal yang
Perlu di-
Perhatikan
 Poli lansia / PTM
8. Unit Terkait  Poli MTBS
 Ruang tindakan
9. Dokumen  Catatan medik
Terkait  Buku register

10. Rekaman
No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
MENGGANTI BALUTAN

No.
: 440/141/UKP/SOP/VII/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 9 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032002

1. Pengertian Mengganti balutan yang sudah kotor dengan pembalut baru


1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Tujuan
2. Memberi rasa aman dan nyaman pada pasien
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
1. Kassa steril
2. Pinset
5. Alat dan 3. Plester
Bahan 4. Bengkok
5. Kapas alkohol
6. Obat sesuai dengan order
1. Buka balutan lama dan buang kedalam bengkok
2. Bekas plester dibersihkan dengan kapas alkohol
3. Luka dibersihkan dengan kapas yang dibasahi larutan disinpektan yang
dilakukan dari dalam ke luar
4. Kapas kotor dibuang pada tempatnya, pinset yang telah dipakai diletakkan pada
6. Langkah- bengkok
Langkah 5. Luka diberi obat lalu ditutup dengan kasa seteril
6. Luka dibalut atau dipelester secara rapi
7. Rapikan alat dan pasien
8. Evaluasi respon pasien
9. Cuci tangan
10. Dokumentasikan tindakan
7. Hal-hal yang
Perlu di-
Perhatikan
 Poli lansia / PTM
8. Unit Terkait  Poli MTBS
 Ruang tindakan
9. Dokumen  Catatan medik
Terkait  Buku register
10. Rekaman
No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
PEMASANGAN INFUS

No.
: 440/149/UP/SOP/VII/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 9 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032002

Suatu tindakan memasukkan cairan elektrolit, obat atau nutrisi ke dalam pembuluh
1. Pengertian
darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set
1. Sebagai pengobatan
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
2. Tujuan
3. Memberi zat makanan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan
melalui mulut
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
1. Cairan infus sesuai program terapi
2. Infus set
3. Tiang infus
4. Bak instrument yang berisi:
a. Sarung tangan/ handscoone
5. Alat dan b. Kapas alkohol, kassa
Bahan c. Abocat (ukuran disesuaikan dengan pasien)
5. Bengkok
6. Plester
7. Gunting
8. Torniquit
9. Label
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
3. Lakukan indentifikasi pasien
4. Jelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
6. Langkah-
5. Letakkan alat di dekat pasien
Langkah
6. Cairan disipakan sesuai program, dengan langkah-langkah:
a. Infus set dibuka
b. Klem infus ditutup
c. Infus set disambung dengan cairan infus
d. Slang diisi cairan, yakinkan tidak terisi udara
e. Klem ditutup kembali
f. Gantungkan botol infus pada tiang infus
7. Area tusukan infus dibebaskan dari kain yang menutupi
8. Pembuluh darah vena yang akan ditusuk ditentukan dengan tepat
9. Torniquiet dipasang dengan tepat
10. Gunakan sarung tangan
11. Area tusukan jarum, didesinfeksi dengan benar
12. Jarum ditusukkan pada area yang telah ditentukan dengan tepat dan tidak ragu-
ragu
13. Jarum penuntun ditarik secara perlahan
14. Slang infus dihubungkan ke Abocath dengan tepat
15. Torniquiet dilepas
16. Klem dibuka perlahan, dengan memperhatikan aliran cairan dan area tusukan
jarum
17. Area tusukan ditutup dengan kassa steril dan sambungan IV cath difiksasi
18. Aliran cairan diperhatikan dengan jumlah tetesan infus sesuai program
19. Label dipasang pada botol cairan (tgl, jam, botol ke berapa)
20. Sarung tangan dilepas
21. Rapikan pasien dan alat
22. Evaluasi respin pasien
23. Cuci tangan
24. Dokumentasikan tindakan dan hasil
7. Hal-hal
yang
Perlu di-
Perhatikan
8. Unit
Terkait RUANG TINDAKAN
9. Dokumen  Catatan medik
Terkait  Buku register

10. Rekaman No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan


Historis
Perubahan
PEMASANGAN KATETER URINE PADA PRIA

No.
: 440/148/UKP/SOP/VII/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 9 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032002

Tindakan memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra dan masuk ke
1. Pengertian
dalam kandung kemih.
1. Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandung kemih
2. Mendapatkan urine steril untuk spesimen
3. Pengkajian residu urine
4. Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medula spinalis,
2. Tujuan
gangguan neuromuskular atau inkompeten kandung kemih, serta pasca
operasi besar
5. Mengatasi obstruksi aliran urine
6. Mengatasi retensi perkemihan
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
1. Sarung tangan steril
2. Kateter steril (sesuai dengan ukuran dan jenis)
3. Minyak pelumas/jeli
4. Larutan pembersih antiseptik (kapas sublimat)
5. Spuit 10 cc
5. Alat dan Bahan 6. Aquadest
7. Pinset anatomi
8. Bengkok
9. Kantung penampung urine (urine bag)
10. Plaster
11. Sampiran
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
5. Pasang sampiran
6. Atur posisi pasien terlentang
6. Langkah-
7. Gunakan sarung tangan steril
Langkah
8. Tangan kiri memegang penis lalu prepusium ditarik sedikit ke pangkalnya dan
bersihkan dengan kapas sublimat
9. Kateter diberi minyak pelumas atau jeli pada ujungnya (kurang lebih 2,5-17,5
cm), lalu masukkan perlahan (kurang lebih 17,5-20 cm) dan sambil anjurkan
pasien menarik nafas dalam
10. Jika tertahan jangan dipaksa
11. Setelah kateter masuk, isis balon dengan cairan aquades atau sejenisnya
untuk kateter menetap, dan bila intermiten tarik kembali sambil pasien diminta
menarik nafas dalam
12. Sambung kateter dengan Urine Bag dan fiksasi ke arah atas paha
13. Rapikan pasien dan alat
14. Evaluasi respon pasien
15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan tindakan dan hasil
7. Hal-hal yang
Perlu di-
Perhatikan
8. Unit Terkait RUANG TINDAKAN

9. Dokumen  Catatan medik


Terkait  Buku register

10. Rekaman No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan


Historis
Perubahan
PEMASANGAN KATETER URINE WANITA

No.
: 440/150/UKP/SOP/VII/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 9 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032002

Tindakan memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra dan masuk ke
1. Pengertian
dalam kandung kemih.
1. Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandung kemih
2. Mendapatkan urine steril untuk spesimen
3. Pengkajian residu urine
4. Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medula spinalis,
2. Tujuan
gangguan neuromuskular atau inkompeten kandung kemih, serta pasca
operasi besar
5. Mengatasi obstruksi aliran urine
6. Mengatasi retensi perkemihan
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
1. Sarung tangan steril
2. Kateter steril (sesuai dengan ukuran dan jenis)
3. Minyak pelumas/jeli
4. Larutan pembersih antiseptik (kapas sublimat)
5. Spuit 10 cc
5. Alat dan Bahan 6. Aquadest
7. Pinset anatomi
8. Bengkok
9. Kantung penampung urine (urine bag)
10. Plaster
11. Sampiran
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
5. Pasang sampiran
6. Atur posisi dorsal recumbent
6. Langkah-
7. Gunakan sarung tangan steril
Langkah
8. Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dengan arah dari atas ke bawah
(kurang lebih 3 kali hingga bersih dnegan kapas sublimat yang berbeda)
9. Buka labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri dan bersihkan
bagian dalam
17. Kateter diberi minyak pelumas atau jeli pada ujungnya (kurang lebih 2,5-5 cm),
lalu masukkan perlahan dan minta pasien menarik nafas dalam, masukkan
(2,5-5 cm) atau hingga urine keluar
18. Setelah selesai isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya dengan
menggunakan spuit untuk kateter menetap dan bila intermiten tarik kembali
sambil pasien diminta menarik nafas dalam
19. Sambung kateter dengan Urine Bag dan fiksasi ke arah atas paha
20. Rapikan pasien dan alat
21. Evaluasi respon pasien
22. Cuci tangan
23. Dokumentasikan tindakan dan hasil
7. Hal-hal yang
Perlu di-
Perhatikan
8. Unit Terkait RUANG TINDAKAN
9. Dokumen  Catatan medik
Terkait  Buku register

10. Rekaman No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan


Historis
Perubahan
PEMBERIAN OBAT PER ORAL
No. Dokumen : 440/156/UKP/SOP/VII/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 9 Januari 2017
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032
002

1. Pengertian Pemberian obat kepada pasien melalui oral (mulut)

2. Tujuan Memasukan obat ke mulut pasien

Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah


3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
1. Obat sesuai order
5. Alat dan Bahan 2. Mangkuk obat
3. Air minum Buku pemberian obat
4. Alat penghancur pil (tidak harus)
1. Cuci tangan
6. Langkah-langkah 2. Ucapkan salam dan perkenalan diri
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Jelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
5. Periksa obat sesuai dengan pasien dengan prinsip benar obat, benar pasien,
benar dosis, benar waktu, dan benar rute/ cara
6. Tempatkan semua tablet atau kapsul yang akan diberikan pada waktu yang
sama dalam mangkuk obat, kecuali tablet dan kapsul yang memerlukan
pengkajian sebelum diberikan
7. Bantu untuk minum obat dengan cara:
a. Apabila memberikan tablet atau kapsul dari botol, tuangkan jumlah yang
dibutuhkan kedalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat
b. Kaji kesulitan menelan. Bila ada kesulitan menelan, gerus tablet menjadi
bubuk dan campurkan kedalam minuman
c. Kaji frekuensi nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian
8. Berikan air minum
9. Rapikan pasien dan alat
10. Evaluasi respons pasien
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan tindakan dan hasil

7. Hal-hal yang
perlu
Diperhatikan

 Poli lansia / PTM


8. Unit terkait  Poli MTBS
 Poli KIA / Imunisasi
 Ruang tindakan

 Catatan medik
9. Dokumen Terkait  Buku register

10. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan


historis
Perubahan
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRACUTAN
No. Dokumen : 440/155/UKP/SOP/VII/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 9 Januari 2017
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032
002

1. Pengertian Menyuntikkan obat ke dalam kulit bagian dermis

1. Mengetahui besarnya indurasi dan perubahan warna dari tes tuberculin


2. Tujuan 2. Mengetahui adanya alergi obat. Hal ini bisa dilihat dari perubahan warna kulit
dan besarnya kerusakan integritas kulit
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
1. Spuit sesuai dengan yang dibutuhkan (umumnya spluit 1 cc)
5. Alat dan Bahan 2. Obat-obat yang dibutuhkan (dalam vial/ampul)
3. Kapas alkohol ditempatnya
4. Bak spuit steril yang tertutup
5. Bengkok
6. Sarung tangan bersih
7. Buku pemberian obat
1. Cuci tangan
6. Langkah-langkah 2. Ucapkan salam dan perkenalan diri
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Jelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
5. Baca kembali buku pemberian obat klien
6. Ambil spuit dan jarum pada tempatnya
7. Masukan obat kedalam spuit sesuai dosis (baik itu vial atau ampul, lihat prosedur
menyiapkan obat dari vial atau ampul) bila perlu larutkan terlebih dahulu. Periksa
dengan teliti dan pastikan semuan udara dikeluarkan .
8. Spuit dimasukan kedalam bak spuit yang tersedia
9. Kenakan sarung tangan bersih
10. Bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian (palpasi dan periksa tempat
penyuntikan terhadap adema, massa atau nyeri tekan. Hindari area yang
terdapat jaringan parut, memar, lecet, atau infeksi)
11. Desinfeksi kulit
12. Dengan tangan tidak dominan, regangkan kulit tempat injeksi dengan jari telunjuk
atau ibu jari
13. Tusukan jarum dengan lubang manghadap keatas dan membuat sudut antara
15-20 derajat dengan permukaan kulit
14. Obat disemprotkan sampai terjadi gelembung kecil
15. Tarik jarum dengan cepa, daerah sutikan tidak dihapus dengan alkohol dan tidak
dilakukan massage
16. Beri tanda lingkaran pada area suntikan
17. Evaluasi respon pasien
18. Buang jarum suntik ketempat yang diberi label atau tempat pembuangan tempat
benda tajam
19. Cuci tangan
20. Dokumentasi

7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
 Poli lansia / PTM
8. Unit terkait  Poli MTBS
 Poli KIA / Imunisasi
 Ruang tindakan

 Catatan medik
9. Dokumen Terkait  Buku register

10. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan


historis
perubahan
PEMBERIAN OBAT INJEKI INTRAMU SKULAR
No. Dokumen : 440/153/UKP/SOP/VII/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 9 Januari 2017
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032
002

1. Pengertian Menyuntikan obat kedalam kulit bagian muskular atau jaringan otot

2. Tujuan Memberikan medikasi sesuai kolaborasi Dokter

Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah


3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
1. Spuit sesuai denagnkebutuhan
5. Alat dan Bahan 2. Obat-obatan yang dibutuhkan (dalam vial/ampul)
3. Kapas alkohol ditempatnya
4. Bak spuit seteril yang tertutup
5. Bengkok
6. Sarung tangan bersih
7. Buku pembrian obat
1. Cuci tangan
6. Langkah-langkah 2. Dua ucapkan salam dan perkenalan diri
3. Lakukan indentifikasi pasien
4. Jelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
5. Baca kembali buku pemberian obat klien
6. Ambil spuit dan jarum pada tempat nya
7. Masukan obat kedalam spuit sesuai dosis (baik itu vial atau ampul, lihat prosedur
menyiapkan obat dari vial atau ampul ) bila perlu larutkan terlebiih dahulu periksa
dengan teliti dan pastikan semua udara dikeluarkan
8. Spuit dimasukan bak yang tersedia
9. Kenakan sarung tangan bersih
10. Bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian (palpasi dan periksa tempat
penyuntikan terhadap edema masa atau nyeri tekan. Hindari area yang terdapat
jaringan parut, memar, lecet, infeksi), jangan menggunakan tempat penyuntikan
berulang kali
11. Posisikan pasien SIM atau disesuaikan dengan lokasi penyuntikan
12. Lokasi penyuntikan : 1/3 tengah paha luar atau 1/3 bagian dari spina iliaca
anterior superior (SIAS)
13. Desinfeksi kulit dengan arah melingkar ± 5 cm
14. Lakukan penyuntikan
15. Regangkan kulit yang akan disuntik dengan tangan kiri
16. Tusukan jarum dengan sudut 90 derajat dengan permukaan kulit
17. Lakukan aspirasi bila tidak ada darah obat disemprotkan perlahan, bila ada
darah obat jangan disemprotkan
18. Rapikan pasien dan alat
19. Evaluasi respon pasien
20. Buang jarung suntik ketempat pembuangan khusus benda tajam
21. Cuci tangan
22. Dokumentasi

7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
 Poli lansia / PTM
8. Unit terkait  Poli MTBS
 Poli KIA / Imunisasi
 Ruang tindakan

 Catatan medik
9. Dokumen Terkait  Buku register

10. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan


historis
perubahan
PEMBERIAN OBAT INJEKSI SUKCUTAN
No. Dokumen : 440/154/UKP/SOP/VII/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 9 Januari 2017
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032
002

Menyuntikan obat (dalam jumlah kecil umumnya hanya 0,5-1 cc) kedalam kulit
1. Pengertian
bagian jaringan korektif yang terletak dibawah demis.
2. Tujuan Memberikan medikasi sesuai kolaborasi Dokter
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
1. Spuit sesuai denagan kebutuhan
2. Obat-obatan yang dibutuhkan (dalam vial/ampul)
3. Kapas alkohol ditempatnya
5. Alat dan
4. Bak spuit seteril yang tertutup
Bahan
5. Bengkok
6. Sarung tangan bersih
7. Buku pemberian obat
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan perkenalan diri
3. Lakukan indentifikasi pasien
4. Jelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
5. Baca kembali buku pemberian obat klien
6. Masukan obat kedalam spuit sesuai dosis (baik itu vial atau ampul, lihat prosedur
menyiapkan obat dari vial atau ampul) bila perlu larutkan terlebiih dahulu periksa
dengan teliti dan pastikan semua udara dikeluarkan
7. Spuit dimasukan bak yang tersedia
8. Kenakan sarung tangan bersih
9. Bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian (palpasi dan periksa tempat
8. Langkah- penyuntikan terhadap edema masa atau nyeri tekan. Hindari area yang terdapat
Langkah jaringan parut, memar, lecet, infeksi), jangan menggunakan tempat penyuntikan
berulang kali
10. Desinfeksi kulit dengan arah melingkar
11. Lakukan penyuntikan:
a. Untuk pasien ukuran sedang: dengan tangan non dominan perawat,
renggangkan kedua belah sisi kulit denga kuat atau cubit kulit yang akan
menjadi tempat suntikan.
b. Untuk paien obesitar cubit kulit pada tempat suntikan, dan suntikan jarum
dibawah lipatan kulit dan membuat sudut tusukan 45o
12. Lakukan aspirasi bila tidak ada darah obat disemprotkan perlahan-lahan. Bila
ada darah obat jangan disemprotkan.
13. Setelah obat habis, jangan ditarik dengan cepat, dan bekas tusukan ditahan
dengan kapas alkohol. Lakukan massage pasa bekas suntikan dengan perlahan.
14. Buang jarum suntik ketempat pembuangan khusus benda tajam
15. Rapikan pasien dan alat
16. Evaluasi respon pasien
17. Cuci tangan
18. Dokumentasi tindakan dan hasil
7. Hal-hal yang
Perlu di-
Perhatikan
8. Unit Terkait  Poli lansia / PTM
 Poli MTBS
 Poli KIA / Imunisasi
 Ruang tindakan

9. Dokumen  Catatan medik


Terkait  Buku register

10. Rekaman No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan


Historis
Perubahan
PEMBERIAN OBAT SUNTIKAN INTRAVENA
No. Dokumen : 440/139/UKP/SOP/VII/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 9 Januari 2017
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032
002

Memberian obat melalui suntikan kedalam pembuluh darah intraven yang dilakukan
1. Pengertian
pada vena anggota gerak
1. Memberikan mengobatan
2. Tujuan 2. Mengurangi rasa sakit
3. Persiapan pemeriksaan diapnoti atau tindakan operasi
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
4. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
5. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
1. Spuit sesuai dengan kebutuhan
2. Obat-obatan yang dibutuhkan (dalam vial/ampul)
3. Kapas alkohol ditempatnya
6. Alat dan
4. Bak spuit seteril yang tertutup
Bahan
5. Bengkok
6. Sarung tangan bersih
7. Buku pemberian obat
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan perkenalan diri
3. Lakukan indentifikasi pasien
4. Jelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
5. Masukan obat kedalam spuit sesuai dosis (baik itu vial atau ampul, lihat prosedur
menyiapkan obat dari vial atau ampul) bila perlu larutkan terlebiih dahulu periksa
dengan teliti dan pastikan semua udara dikeluarkan
6. Baca kembali buku pemberian obat klien
7. Spuit dimasukan bak yang tersedia
8. Kenakan sarung tangan bersih
8. Langkah- 9. Bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian (palpasi dan periksa tempat
Langkah penyuntikan terhadap edema masa atau nyeri tekan. Hindari area yang terdapat
jaringan parut, memar, lecet, infeksi), jangan menggunakan tempat penyuntikan
berulang kali
10. Posisikan pasien sesuai dengan lokasi penyuntikan: lengan (vena mediana
cubiti) tungkai
11. Disinfeksi kulit dengan alat melingkar ± 5 cm
12. Lakukan penyuntikan
13. Tusukan jarum dengan membuat sudut tusukan 900 dengan permukaan kulit
14. Lakukan aspirasi bila ada darah obat disemprotkan perlahan-lahan.
15. Buang jarum suntik ketempat pembuangan khusus benda tajam
16. Rapikan pasien dan alat
17. Evaluasi respon pasien
18. Cuci tangan
19. Dokumentasi tindakan dan hasil
7. Hal-hal yang
Perlu di-
Perhatikan
8. Unit Terkait  Poli lansia / PTM
 Poli MTBS
 Poli KIA / Imunisasi
 Ruang tindakan

9. Dokumen  Catatan medik


Terkait  Buku register
10. Rekaman No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
PELEPASAN KATETER
No. Dokumen : 440/146/UKP/SOP/VII/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 9 Januari 2017
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032
002

Tindakan melepaskan selang karet atau plastik dari uretra dan kandung kemih dari
1. Pengertian
pasien yang terpasang kateter.
1. Mencegah infeksi
2. Tujuan
2. Melatih pasien untuk BAK normal tanpa menggunakan kateter
Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
1. Spuit 10 cc
2. Pinset anatomi
3. Kapas lembab
5. Alat dan Bahan
4. Bengkok
5. Sarung tangan
6. Sampiran
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
3. Lakukan identifikasi pasien
4. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
5. Pasang sampiran
6. Pasang sarung tangan
7. Lepaskan plester dengan kapas lembab
8. Keluarkan isi balon dengan spuit sampai isi balon kateter kosong
9. Tarik kateter dengan pinset, dan anjurkan pasien untuk tarik nafas panjang
10. Buang kateter dan urine bag ke kotak sampah medis
11. Atur posisi dorsal recumbent
6. Langkah- 12. Gunakan sarung tangan steril
Langkah 13. Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dengan arah dari atas ke bawah (kurang
lebih 3 kali hingga bersih dnegan kapas sublimat yang berbeda)
14. Buka labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri dan bersihkan bagian
dalam
24. Kateter diberi minyak pelumas atau jeli pada ujungnya (kurang lebih 2,5-5 cm),
lalu masukkan perlahan dan minta pasien menarik nafas dalam, masukkan (2,5-
5 cm) atau hingga urine keluar
25. Setelah selesai isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya dengan
menggunakan spuit untuk kateter menetap dan bila intermiten tarik kembali
sambil pasien diminta menarik nafas dalam
26. Sambung kateter dengan Urine Bag dan fiksasi ke arah atas paha
27. Rapikan pasien dan alat
28. Evaluasi respon pasien
29. Cuci tangan
30. Dokumentasikan tindakan dan hasil
7. Hal-hal yang
Perlu di-
Perhatikan
8. Unit Terkait RUANG TINDAKAN
9. Dokumen  Catatan medik
Terkait  Buku register

10. Rekaman No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan


Historis
Perubahan
PENATALAKSANAAN KECELAKAAN KERJA

No.
: 440/143/UKP/SOP/VII/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 9 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/1

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032002

Cara penanganan pada situasi tak terduga agar tidak menimbulkan kerugian atau
1. Pengertian
kecacatan
2. Tujuan Sebagai acuan penanganan kecelakaan kerja

Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah


3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
1. Sabun
2. Antiseptik
5. Alat dan Bahan 3. NACL 0,9%
4. Handuk bersih
5. Wastapel
1. Bila tertusuk jarum bilas dengan air mengalir dengan sabun atau antiseptik
sambil tekan bagian yang tertusuk sampai mengeluarkan darah. Jari yang
tertusuk tidak boleh dihisab dengan mulut
2. Bila darah mengenai kulit yang utuh tanpa luka atau tusukan, cuci dengan sabun
6. Langkah- dan air mengalir atau larutan garam dapur.
Langkah 3. Bila darah mengenai mulut, ludahkan dan kumur-kumur dengan air beberapa
kali
4. Kalau terpercik pada mata, cuci lah mata dengan air mengalir (irigasi) atau
garam pisiologis
5. Jika darah memercik ke hidung, hembuskan keluar dan bersihkan dengan air.
7. Hal-hal yang
Perlu di-
Perhatikan
8. Unit Terkait Semua Ruang Pelayanan
9. Dokumen  Catatan medik
Terkait  Buku register

10. Rekaman
No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
SYOK ANAFILAKTIK

No.
: 440/136/UKP/SOP/VII/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 9 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Martina Mudjitaba


ARIODILLAH NIP.196309051990032002

Adalah reaksi alergi yang tergolong berat karena dapat mengancam nyawa
1. Pengertian
penderitanya.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penatalaksanaan syok anafilaktik dipuskesmas

Keputusan kepala pusat kesehatan masyarakat Ariodillah


3. Kebijakan No: 440/045/UKP/SK/I/2017. Tanggal: 10 januari 2017 tentang pelayanan klinis di
pusat kesehatan masyarakat Ariodillah
Prosedur Keperawatan Lusianah
4. Referensi S.Kp, M.Kep, Ery Dwi Indrayani, S.Kep, Ns, Suratun, SKM M.Kep
Penerbit : Trans Info Media Jakarta 2012
A. Alat
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Tabung oksigen beserta legulator dan flometer
4. Infus set
5. Kanulavena
6. Spuit
7. Ambu bag
5. Alat dan Bahan
8. Masker beserta selang

B. Obat
1. Adrenaline
2. Ephedrine
3. Dopamin
4. Delladryl
5. Cairan kristaloit: RL
1. Baringkan pasien terlentang dengan kaki lebih tinggi dari kepala pada alas
yang keras
2. Bebaskan jalan napas
3. Tentukan penyebab syok
4. Bila masuk melalui eksremitas pasang tornikuete
5. Berikan adrenaline 1 : 1000 sebanyak 0,25 ml (sc)
6. Langkah- 6. Monitor pernapasan dan hemodinamika
Langkah 7. Berikan oksigen
8. Untuk kasus yang sedang berikan adrenalin 1 : 1000 sebanyak 0,25 ml (im)
9. Bila berat berikan adrenalin 1 : 100 sebanyak 2,5-5 ml (iv)
10. Bila vena kolaps berikan adrenalin sublingual
11. Berikan aminophilin 5-6 mg/kg BB Iv bolus diikuti 0,4-0,9 mg/kg BB/menit
12. Berikan cairan infus
13. Monitor pernapasan dan hemodinamika
14. Bila tidak membaik rujuk ke institusi yang lebih tinggi
7. Hal-hal yang
Perlu di-
Perhatikan
 Poli lansia / PTM
 Poli MTBS
8. Unit Terkait  Poli KIA / Imunisasi
 Ruang tindakan
 Poli Gigi

9. Dokumen  Catatan medik


Terkait  Buku register

10. Rekaman
No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai