Component D2:
Document D2.2
Jakarta Floods Early Warning System (J-FEWS) booklet
– popular version – Indonesian language
Project: 1201430.000
Kata Pengantar
Jakarta Flood Early Warning System (J-FEWS) atau Sistem Peringatan Dini Banjir Jakarta merupakan suatu teknologi untuk memprediksi kejadian
banjir yang mungkin terjadi beserta daerah genangannya di wilayah DKI Jakarta. Upaya pengembangan J-FEWS, yang merupakan salah satu
output dari Proyek Flood Management Information System (FMIS), sesuai dengan amanat Undang – undang no. 7 Tahun 2004, tentang Sumber
Daya Air, bahwa dalam mengatasi masalah banjir agar lebih ditekankan pada upaya pencegahan yaitu mengendalikan daya rusak air.
UU no 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air juga mengamanatkan bahwa pemerintah, masyarakat dan dunia usaha mempunyai tanggung
jawab sesuai dengan peran dan sumberdaya yang dimiliknya. Pemerintah bertanggung jawab menyelenggarakan pengaturan, pembinaan,
pengendalian dan pengawasan terhadap pengelolaan SDA. Untuk itu, telah banyak instrument kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk
pengendalian banjir. Namun demikian, dalam pelaksanaannya tidaklah semudah seperti membalik telapak tangan. Berbagai sumber data
khususnya wilayah DAS yang menuju ke DKI Jakarta dikelola berbagai instansi, sehingga perlu upaya untuk melakukan sharing data untuk
kepentingan bersama.
Pengembangan J-FEWS dilakukan melalui kajian, diskusi, lokakarya dan sebagainya sejak 2011, melalui Join Cooperation Program Indonesia –
Belanda (JCP, 2011 – 2015) yang dilaksanakan oleh Kementerian PU dalam hal ini PusAir, BMKG, KNMI dan Deltares. Pelaksanaan JCP juga
bekerjasama dengan Dinas PU Provinsi DKI Jakarta, Balai BWS Ciliwung Cisadane, Ditjen SDA KemPU, ITB, Badan Informasi Geospasial , BPPT dan
instansi lain yang relevan untuk mengembangkan ‘online National Water, Weather and Climate Information System for Indonesia’. J-FEWS versi
pertama telah diluncurkan di Pusat Air pada Mei 2012. Kemudian melalui lokakarya diluncurkan oleh Kementerian PU pada 22 November 2012.
Saat ini J-FEWS telah di instal di Ruang Oval Dinas PU DKI Jakarta, Balai Besar Ciliwung Cisadane, Ditjen SDA Kementerian PU dan BMKG.
Buku ini memberikan penjelasan singkat tentang J-FEWS, yang diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi pihak-pihak yang terkait.
Konsep Dasar
Delft-FEWS
data feeds
Delft-FEWS
Published Interface
interpolation
kerangka yang • data hierarchy
terbuka untuk digunakan dalam • general adapter models
mengelola proses simulasi banjir dan • export / report
menangani berbagai data historis • administration (data,
forecasts)
(time series data).
• viewing (data, forecasts)
• archiving
•…
Delft-FEWS menggabungkan berbagai
data umum untuk peramalan banjir export &
dengan memberikan antar muka dessimination
(interface)
yang terbuka untuk setiap model
eksternal (model hidrologi&hidraulik).
Delft-FEWS mampu melakukan import data dari
Delft-FEWS memungkinkan untuk berbagai sumber dengan mudah, melakukan validasi
digunakan secara efektif untuk tugas data, melakukan transformasi dan interpolasi data,
penyimpanan dan pengambilan data, mengeksport kembali data tersebut,
sistem peramalan banjir yang
sederhana maupun sistem yang dapat diintegrasikan dengan berbagai model ekternal
sangat kompleks dengan melalui general adapter, menampilkannya dalam
memanfaatkan berbagai teknik bentuk informasi tertentu serta
pemodelan.
dapat juga dijadikan sebagai database hidroklimatologi.
Delft-FEWS dapat digunakan dalam
lingkungan yang berdiri sendiri
(independent), yang dioperasikan
secara manual, atau dalam
lingkungan yang terdistribusi secara
otomatis melalui client-server.
SISTEM TATA AIR MAKRO DI DKI JAKARTA
•BMKG berupa data AWS (automatic weather station) dengan periode setiap 1 jam yang dikirim secara
tepat waktu dan CMSS (Computerized massage switching System) dengan periode tiap 3 jam.
•Pusat Litbang Sumber Daya Air (Pusair) berupa data hujan dan muka air sungai dengan sistem telemetri
(Tech4Water)
- BBWS Ciliwung-Cisadane, berupa data hujan dan muka air dengan sistem telemetri, baik dengan sistem
radio komunikasi, SEBA, dan Tech4Water.
- Dinas PU- DKI Jakarta, berupa data muka air sungai, laut dan waduk serta data hujan, baik bersifat
telemetri maupun manual
- BBPT berupa data radar yang memonitor daerah DKI Jakarta dan sekitarnya.
•Tidal gates
FEWS,
Flood Early Warning BMKG – BIG -
BMKG-BPPT
PusAir
DPU DKI –
BBWSCilCis –PusAir
– PU Ditjen SDA
Jaringan pos
pemantau
muka air sungai dan
laut
Data Masukan / Data Feed J-FEWS
Penggunaan berbagai data tersebut dengan perbedaaan waktu prediksi adalah untuk
memperpanjang waktu dalam melakukan evakuasi atau untuk memperpanjang lead time (waktu
dari mulai informasi banjir disebarluaskan sampai banjir terjadi). Makin panjang lead time yang
diperoleh makin banyak waktu yang tersedia untuk melakukan tindakan tanggap darurat, lead
time yang panjang diperoleh dari hasil peramalan banjir yang berasal dari hasil prediksi hujan.
Prediksi hujan dari satelit menghasilkan lead time yang lebih panjang daripada data hujan yang
diperoleh dari radar seperti terlihat pada Gambar berikut.
Ukuran grid dari beberapa sumber data
Dalam membangun model simulasi banjir Jakarta, berbagai infrastruktur ke-air-an yang terdapat di
sungai diikutsertakan dalam model sehingga diharapkan dapat lebih menyerupai kondisi sebenarnya,
seperti terlihat pada Gambar berikut
mmm
DelftHydr aulic s
Pumps scenario
Tidal
gates
Operation SOBEK
Field
condition
Flood extent
Model hidrologi berperan dalam melakukan simulasi hujan menjadi limpasan, dan
limpasan akan menjadi masukan bagi model hidraulik untuk mengetahui muka air
sungai melalui perambatan dan juga genangan yang disebabkan.
Model untuk simulasi banjir di Jakarta dikembangkan berdasarkan pada kondisi sistem
sungai di DKI Jakarta (lihat Skematisasi Sungai di DKI Jakarta). Berdasarkan kondisi
tersebut dan dengan keterbatasan data geometri sungai, maka dikembangkan model
peramalan banjir yang digambarkan pada Skematisasi Model Simulasi Banjir Jakarta.
Dua Skema tersebut menjadi dasar dari pengembangan Model Peramalan Banjir Jakarta.
Model perubahan data hujan menjadi limpasan dalam perangkat lunak SOBEK
memiliki beberapa pendekatan dan salah satunya menggunakan metode
Sacramento, yang digunakan di Jakarta, seperti terlihat pada Gambar. Gambar
menunjukkan kedalaman tanah dibagi menjadi 2 (dua) zona yaitu zona atas
(upper zone) dan zona bawah (lower zone) dan setiap zona memiliki konsep
perhitungannya masing-masing.
Pemodelan Hidraulik
Keluaran dari J-FEWS dapat dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu tampilan dari data masukan
(data feed) dan tampilan dari hasil simulasi dan peramalan atau prediksi. Tampilan dalam
bentuk grafik, histogram, peta tematik dsb.
Prediksi Gelombang
Berdasarkan Data GFS