Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PANDAHULUAN

Kejang demam merupakan penyakit kejang yang paling sering dijumpai di bidang neurologi
khususnya anak. Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua, sehingga bagi
dokter kita wajib mengatasi kejang demam dengan tepat dan cepat. Kejang demam pada umumnya
dianggap tidak berbahaya dan sering tidak menimbulkan gejala sisa; akan tetapi bila kejang
berlangsung lama sehingga menimbulkan hipoksia pada jaringan Susunan Saraf Pusat (SSP), dapat
menyebabkan adanya gejala sisa di kemudian hari. 1
Kejang demam merupakan jenis kejang yang paling sering ditemukan pada anak,
dengan insiden 2-5%. Sebagian besar kasus kejang demam merupakan kompetensi dokter
umum, dan tidak perlu dirujuk ke dokter anak, dokter saraf, atau dokter saraf anak. Sebagian
kecil kasus mempunyai masalah pada tatalaksana dan prognosis yang kurang baik sehingga
perlu dirujuk.1
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal lebih dari 38OC) akibat suatu proses ekstra kranial. Menurut consensus Statement on
Febrile Seizures, kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak, biasanya terjadi
antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak terbukti adanya
infeksi intrakranial atau penyebab tertentu.1
Secara umum berdasarkan manifestasi kejang, kejang demam dibagi atas kejang
demam sederhana (simple febrile convulsion) dan kejang demam kompleks
(complicated/complex febrile seizure). Kejang demam sederhana merupakan kejang yang
berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh > 38 (suhu rektal), kejang terjadi secara

umum dan tonik-klonik, berdurasi < 15 menit, frekuensi kejang 1 kali dalam 24 jam, diiringi
dengan mengantuk pada periode postiktal singkat. Kejang demam kompleks merupakan
kejang demam yang berdurasi > 15 menit, terjadi secara fokal maupun multipel. Kejang yang
terjadi lebih dari 1 kali pada satu episode demam juga diklasifikasikan sebagai kejang demam
kompleks.2
Tatalaksana kejang demam terbagi atas 3 hal, yaitu pengobatan fase akut, mencari dan
mengobati penyebab, dan pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang demam.(1)
Pada laporan kasus ini, akan dibahas mengenai kejang demam sederhana pada pasien anak
yang dirawat di rang Flamboyan RSUD dr.Dorys Sylvanus pada tahun 2016.
1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar Neurologi. Jakarta : Badan Penerbit IDAI, 2008.
2. Kimia A, Ben-Joseph EP, Rudloe T, Capraro A, Sarco D, Hummel D, Johnston P, Harper
MB. Yield of Lumbar Puncture Among Children Who Present With Their First Complex
Febrile Seizure. Pediatrics 2010;126;62-69.

Anda mungkin juga menyukai