Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK),

berasal dari istilah classroom action research dengan menggunakan metode atau

pendekatan deskriptif, yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru sebagai

mitra dalam penelitian. Menurut Arikunto (2006:9), penelitian tindakan kelas

(PTK) adalah suatu penelitian yang digunakan secara sistematis reflektif terhadap

aksi atau tindakan yang dilakukan oleh guru atau peneliti mulai dari perencanaan

sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa

kegiatan pembelajaran mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang

dilakukan.

Penelitian tindakan merupakan pengembangan penelitian terpakai (applied

research). Peramasari (2013:22) mengatakan, penelitian ini dapat memperbaiki

dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru agar

tercapainya tujuan pembelajaran. Dimana kegiatan penelitian ini melibatkan anak

didik yang dimulai dari perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi untuk

memperoleh hasil yang sistematis dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

3.2. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah TK Tunas Harapan Kandir yang beralamat di

Jl. Kebun Baru No. 80 Kecamatan Langsa Baro Kotamadya Langsa, yang menjadi

subjek penelitian ini adalah seluruh anak didik kelompok B yang berjumlah 20

33
34

orang yang terdiri dari 10 orang anak laki-laki dan 10 orang anak perempuan,

tahun ajaran 2014/2015.

3.3. Rancangan Penelitian

Suharsimi Arikunto (2006:16) mengemukakan bahwa dalam penelitian

tindakan kelas terdapat empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi.

Gambar 3.1 Siklus Penelitian

Siklus I

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Siklus II

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Dikutip dari Suharsimi Arikunto (2006:97)

Penelitian ini bersifat refleksi dengan melakukan tindakan-tindakan

tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran

dikelas secara lebih profesional. Dengan refleksi ini peneliti dapat melakukan
35

evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan. Berkenaan dengan itu penelitian ini

dirancang dalam kerangka penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan

kemampuan berhitung anak melalui permainan bilangan kereta angka.

Agar lebih memperjelas penelitian tindakan kelas ini, maka harus

memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Tahap perencanaa (planning)

Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:17) dalam tahap ini dijelaskan tentang

apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan

tersebut dilakukan. PTK dilakukan secara berpasangan atau kolaborasi.

Pihak pertama melakukan tindakan dan pihak kedua yang mengamati

proses jalannya tindakan.

2. Tahap pelaksanaan (acting)

Menurut Supardi, (2006:99) tahap pelaksanaan merupakan implementasi

atau penerapan isi rancangan. Selama melaksanakan tindakan, guru

sebagai pelaksana tindakan harus mengacu pada program yang telah

dipersiapkan dan disepakati.

3. Tahap pengamatan (observing)

Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:19) tahap pengamatan berjalan

bersamaan dengan saat pelaksanaan tindakan. Kegiatan pengamatan

dilakukan oleh pengamat atau observer.

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru pelaksana sudah


36

selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk

mendiskusikan implementasi rancangan tindakan

Proses penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat

kemampuan berhitung permulaan dilakukan tes. Hasil tes awal menjadi dasar

untuk menentukan tindakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kemampuan

membaca anak. Adapun rancangan penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Kondisi awal

Selama mengajar di TK Tunas Harapan Kandir, peneliti mengamati masih

ada anak yang mengalami kesulitan dan bermasalah dalam pembelajaran.

Kurangnya kecepatan dan kurangnya kemampuan berhitung dan

penguasaan konsep angka 1-10, dan kurangnya kemampuan dalam

penjumlahan dan pengurangan.

2. Siklus I

a. Kegiatan perencanaan

Perencanaan yang akan dilakukan dalam penelitian adalah:

1) Membuat rencana pembelajaran berupa rencana kegiatan harian.

2) Menyiapkan lembar observasi dan dokumentasi.

3) Membuat dan menyiapkan format penialaian awal dan akhir yang

akan dilakukan untuk peningkatan kemampuan berhitung anak.

b. Tindakan
37

Guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menilai kemampuan

anak dalam peningkatan kemampuan berhitung anak melalui

permainan kereta angka sesuai rencana kegiatan harian yang telah

disusun. Pelaksanaan tindakan terdiri dari tiga bagian utama yaitu,

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

c. Observasi

Observer yang memantau kegiatan anak dengan menggunakan

panduan observasi dan membuat catatan yang diperlukan tentang

kejadian penting selama proses pembelajaran berlangsung setiap kali

pertemuan. Adapun format observasi peningkatan kemampuan

berhitung anak seperti diperlihatkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Format Observasi Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak

Nilai
No Aspek yang dinilai ST T R
F % F % F %
Kemampuan berhitung dan
1 penguasaan konsep angka 1-
10
Kemampuan dalam
2 penjumlahan dan
pengurangan
Persentase rata-rata

Keterangan:

ST = Sangat Tinggi, anak bekerja mandiri tidak ada kesalahan

T = Tinggi, anak bekerja mandiri dan masih banyak kesalahan

R = Rendah, anak bekerja masih perlu bimbingan

F = Frekuensi aktifitas yang dilakukan anak


38

d. Refleksi

Dalam tahap ini peneliti menganalisa hasil pengamatan yang diperoleh

untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada siklus berikutnya

apabila ditemukan kelemahan maupun temuan-temuan lain yang

menyebabkan kesulitan pada siklus yang bersangkutan.

Dari pengamatan yang dilakukan peneliti dengan teman sejawat, dari

catatan tersebut diadakan refleksi, sehingga kelemahan dan kekurngan

proses pembelajaran yang terdapat pada siklus I akan dipebaiki dan

lebih disempurnakan pada siklus berikutnya.

3. Siklus II

Dalam siklus II ini, peneliti akan melakukan perbaikan kegiatan

pembelajaran yang belum tercapai pada siklus I berdasarkan hal-hal yang

ditemukan pada siklus I. Siklus I dan siklus II masing-masing akan

dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Tahapan dalam siklus II pada

prinsipnya sama dengan tahapan dalam siklus I yang meliputi tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi. Tindakan

pada siklus II akan mengalami beberapa perubahan, didasarkan atas

analisis perubahan dan analisis refleksi pada siklus I. Perubahan yang

dilakukan pada siklus II ini dilakukan dengan harapan agar terjadi

peningkatan kemampuan berhitung anak.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :
39

1. Teknik Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung objek penelitian

untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Dalam penelitian ini

observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dari kegiatan

awal sampai kegiatan akhir, dan hasil observasi ditulis pada lembar

observasi.

2. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditunjukkan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi

berupa forto-folio, format penelitian dan hasil rekaman dalam

pembelajaran.

3.5. Teknik Analisa Data

Setelah data diperoleh dan dikumpulkan maka langkah selanjutnya dalam

proses penelitian adalah menganalisis data. Data yang diperoleh dari hasil

observasi akan dianalisis sebagai berikut:

1. Analisis hasil observasi

Data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan diolah dengan teknik

persentasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudijono (2009:43), yaitu

dengan membandingkan data yang muncul dari keseluruhan anak yang

hadir dikalikan 100% dengan rumus sebgai berikut:

𝑓
𝑃= 𝑥100%
𝑛

Keterangan:
40

P = Persentase aktifitas

f = Frekuensi aktifitas yang dilakukan anak

n = Jumlah anak dalam satu kelas

Kemudian data ditampilkan dalam bentuk tabel dan diolah secara

deskriptif.

2. Analisis aktifitas anak

Analisis aktifitas anak adalah sebagaimana yang disebutkan oleh Arikunto

(2006:241), bahwa untuk aktifitas anak meningkat dilambangkan dengan

sangat tinggi (ST), rentang persentasenya antara 75%-100% dengan

kriteria bekerja mandiri tidak ada kesalahan, dan untuk persentase kriteria

ketuntasan minimal (KKM) adalah 75%. Untuk aktifitas anak tinggi

dilambangkan dengan tinggi (T) rentang persentasenya antara 41%-74%

dengan kriteria bekerja manditi tetapi masih ada kesalahan. Untuk aktifitas

anak rendah (R) rentang persentasenya 0%-40% dengan kriteria masih

perlu bimbingan dan masih terdapat banyak kesalahan. Dengan demikian

dapat dikategorikan anak yang berkategori sangat tinggi berarti anak sudah

dikatakan mampu, anak yang berkategori tinggi berarti masih berkembang,

dan anak yang berkategori rendah berarti masih perlu bimbingan.

Anda mungkin juga menyukai