Anda di halaman 1dari 7

13 Dengan menggunakan berbagai media yang menarik dan jelas tentunya akan membantu klien dan

keluarganya dalam meningkatkan pengetahuan guna melakukan perawatan mandiri.

TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM MENCEGAH DEKUBITUS

Karena luka tekan lebih mudah dicegah daripada diobati, setiap orang yang berpartisipasi dalam
perawatan pasien bertanggung jawab untuk mencegah kerusakan kulit. Jika kerusakan kulit sudah terjadi,
semua pemberi asuhan harus berusaha mempercepat penyembuhan dekubitus. Tindakan keperawatan
yang dapat dilakukan adalah : 1.

Rubah posisi pasien sedikitnya 2 jam sekali. Ketika merubah hindari pergesekan seperti menggeser pasien
dengan linen atau alat-alat lain. 2.

Anjurkan pasien untuk duduk di kursi roda setiap 10 menit untuk mengurangi tekanan. Bila penderita
dapat duduk, dapat didudukkan di kursi. Gunakan bantalan untuk penyangga ke 2 kaki dan bantal –
bantal kecil untuk menahan tubuh penderita. Bila memungkinkan ganti posisi tidur penderita setiap hari
dengan cara mengganjalnya dengan bantal at

13 Dengan menggunakan berbagai media yang menarik dan jelas tentunya akan membantu klien dan
keluarganya dalam meningkatkan pengetahuan guna melakukan perawatan mandiri.

TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM MENCEGAH DEKUBITUS

Karena luka tekan lebih mudah dicegah daripada diobati, setiap orang yang berpartisipasi dalam
perawatan pasien bertanggung jawab untuk mencegah kerusakan kulit. Jika kerusakan kulit sudah terjadi,
semua pemberi asuhan harus berusaha mempercepat penyembuhan dekubitus. Tindakan keperawatan
yang dapat dilakukan adalah : 1.

Rubah posisi pasien sedikitnya 2 jam sekali. Ketika merubah hindari pergesekan seperti menggeser pasien
dengan linen atau alat-alat lain. 2.

Anjurkan pasien untuk duduk di kursi roda setiap 10 menit untuk mengurangi tekanan. Bila penderita
dapat duduk, dapat didudukkan di kursi. Gunakan bantalan untuk penyangga ke 2 kaki dan bantal –
bantal kecil untuk menahan tubuh penderita. Bila memungkinkan ganti posisi tidur penderita setiap hari
dengan cara mengganjalnya dengan bantal atau bantalan busa. 3.
Anjurkan masukan nutrisi yang tepat dan cairan yang adekuat. 4.

Segera bersihkan feses atau urin dari kulit karena bersifat iritatif terhadap kulit. Cuci dan keringkan daerah
tersebut dengan segera. 5.

Laporkan adanya area kemerahan dengan segera. 6.

Jaga agar kulit tetap bersih dan kering. 7.

Jaga agar linen tetap kering, bersih dan bebas dari kerutan/ tidak kusut dan benda keras. 8.

Mandikan pasien dan beri perhatian khusus pada daerah-daerah yang berisiko mengalami tekanan atau
gesekan. 9.

Masase sekitar daerah kemerahan dengan menggunakan lotion. 10.

Beri sedikit bedak tabur yang mengandung calamine, zinc, camphor yang bermanfaat untuk mencegah
kerusakan kulit akibat garukan karena gatal. Jangan sampai bedak menumpuk atau menggumpal.

1411.

Lakukan latihan ROM minimal 2 kali sehari untuk mencegah kontraktur. 12.

Periksa kesesuaian dan penggunaan penahan atau restrein. 13.


Periksa selang NGT dan kateter untuk memastikan bahwa selang tersebut tidak pada posisi yang dapat
menyebabkan iritasi. 14.

Gunakan kasur busa, kasur kulit, atau kasur perubah tekanan. Jika pasien harus menjalani tirah baring
dalam waktu yang lama, bisa digunakan kasur khusus, yaitu kasur yang diisi dengan air atau udara.

KESIMPULAN

Perlu diwaspadai terjadinya dekubitus jika ditemui tanda-tanda seperti kulit tampak kemerahan yang
tidak hilang setelah tekanan ditiadakan, pada keadaan yang lebih lanjut kulit kemerahan di sertai adanya
pengelupasan sedikit. Bila keadaan ini dibiarkan setelah 1 minggu akan terjadi kerusakan kulit dengan
batas yang tegas. Biasanya kerusakan ini bisa mencapai tulang dan lapisan di bawah kulit. Luka tekan
yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan masa perawatan pasien menjadi panjang dan
peningkatan biaya rumah sakit. Upaya pencegahan dekubitus meliputi mobilisasi, perawatan kulit,
pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi yang adekuat, penggunaan alat/ sarana dan penataan
lingkungan perawatan serta pendidikan kesehatan. Perawat yang terlibat di dalam pendidikan kesehatan
agar lebih menyadari bahwa tindakannya dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
klien untuk mencegah terjadinya luka dekubitus akan sangat mempengaruhi sikap dan perilaku klien
tersebut dalam melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya luka dekubitus. Oleh karena itu
perawat perlu memahami secara komprehensif tentang luka dekubitus agar dapat memberikan
pencegahan dan intervensi keperawatan yang tepat untuk klien yang berisiko terkena luka tekan serta
meningkatkan peran aktif klien dan keluarganya untuk dapat melakukan perawatan secara mandiri.

15

KEPUSTAKAAN

BPPSDM Pusdiknakes Depkes. 2006.

Kurikulum Pendidikan DIII Keperawatan

. Jakarta : Departemen Kesehatan. Depkes RI. 2001.

Pedoman Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan

. Jakarta : Departemen Kesehatan. Depkes RI. 2003.

Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut

. Jakarta : Departemen Kesehatan. Hegner, Caldwell. 2003.

Asisten Keperawatan. Suatu Pendekatan Proses Keperawatan

. Edisi 6. Jakarta : EGC. Kozier, B. 1991.


Fundamental of Nursing

. Four Edition. Addison Wisley. Majalah Keperawatan.

Nursing Journal of Padjadjaran University

. Volume 4 No. 7 September 2002 – Maret 2003. Mukti, Erni Novieastari. 2005.

Penelusuran Hasil Penelitian tentang Intervensi Keperawatan dalam Pencegahan terjadinya Luka
Dekubitus pada Orang Dewasa

. Jakarta : www.fikui.ac.id. Notoatmodjo. 1993.

Pengantar Pendidikan Kesehatan

. Yogyakarta : Andi Offset. Pranarka. 1999.

Buku Ajar Geriatri, Ilmu Kesehatan Usila

. Edisi 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Sari, Yunita.

Luka Tekan (Pressure Ulcer) : Penyebab Dan Pencegahan

. Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman. www. kalbefarma. Com.

Cermin Dunia Kedokteran

. ISSN : 0125-913X. www. medicastore.com. 2004.

Ulkus Dekubitus

. www. republika.com. 2004.

Dekubitus

Documents Similar To pencegahan dekubitus

au bantalan busa. 3.

Anjurkan masukan nutrisi yang tepat dan cairan yang adekuat. 4.


Segera bersihkan feses atau urin dari kulit karena bersifat iritatif terhadap kulit. Cuci dan keringkan daerah
tersebut dengan segera. 5.

Laporkan adanya area kemerahan dengan segera. 6.

Jaga agar kulit tetap bersih dan kering. 7.

Jaga agar linen tetap kering, bersih dan bebas dari kerutan/ tidak kusut dan benda keras. 8.

Mandikan pasien dan beri perhatian khusus pada daerah-daerah yang berisiko mengalami tekanan atau
gesekan. 9.

Masase sekitar daerah kemerahan dengan menggunakan lotion. 10.

Beri sedikit bedak tabur yang mengandung calamine, zinc, camphor yang bermanfaat untuk mencegah
kerusakan kulit akibat garukan karena gatal. Jangan sampai bedak menumpuk atau menggumpal.

1411.

Lakukan latihan ROM minimal 2 kali sehari untuk mencegah kontraktur. 12.

Periksa kesesuaian dan penggunaan penahan atau restrein. 13.

Periksa selang NGT dan kateter untuk memastikan bahwa selang tersebut tidak pada posisi yang dapat
menyebabkan iritasi. 14.

Gunakan kasur busa, kasur kulit, atau kasur perubah tekanan. Jika pasien harus menjalani tirah baring
dalam waktu yang lama, bisa digunakan kasur khusus, yaitu kasur yang diisi dengan air atau udara.
KESIMPULAN

Perlu diwaspadai terjadinya dekubitus jika ditemui tanda-tanda seperti kulit tampak kemerahan yang
tidak hilang setelah tekanan ditiadakan, pada keadaan yang lebih lanjut kulit kemerahan di sertai adanya
pengelupasan sedikit. Bila keadaan ini dibiarkan setelah 1 minggu akan terjadi kerusakan kulit dengan
batas yang tegas. Biasanya kerusakan ini bisa mencapai tulang dan lapisan di bawah kulit. Luka tekan
yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan masa perawatan pasien menjadi panjang dan
peningkatan biaya rumah sakit. Upaya pencegahan dekubitus meliputi mobilisasi, perawatan kulit,
pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi yang adekuat, penggunaan alat/ sarana dan penataan
lingkungan perawatan serta pendidikan kesehatan. Perawat yang terlibat di dalam pendidikan kesehatan
agar lebih menyadari bahwa tindakannya dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
klien untuk mencegah terjadinya luka dekubitus akan sangat mempengaruhi sikap dan perilaku klien
tersebut dalam melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya luka dekubitus. Oleh karena itu
perawat perlu memahami secara komprehensif tentang luka dekubitus agar dapat memberikan
pencegahan dan intervensi keperawatan yang tepat untuk klien yang berisiko terkena luka tekan serta
meningkatkan peran aktif klien dan keluarganya untuk dapat melakukan perawatan secara mandiri.

15

KEPUSTAKAAN

BPPSDM Pusdiknakes Depkes. 2006.

Kurikulum Pendidikan DIII Keperawatan

. Jakarta : Departemen Kesehatan. Depkes RI. 2001.

Pedoman Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan

. Jakarta : Departemen Kesehatan. Depkes RI. 2003.

Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut

. Jakarta : Departemen Kesehatan. Hegner, Caldwell. 2003.

Asisten Keperawatan. Suatu Pendekatan Proses Keperawatan

. Edisi 6. Jakarta : EGC. Kozier, B. 1991.

Fundamental of Nursing

. Four Edition. Addison Wisley. Majalah Keperawatan.

Nursing Journal of Padjadjaran University

. Volume 4 No. 7 September 2002 – Maret 2003. Mukti, Erni Novieastari. 2005.
Penelusuran Hasil Penelitian tentang Intervensi Keperawatan dalam Pencegahan terjadinya Luka
Dekubitus pada Orang Dewasa

. Jakarta : www.fikui.ac.id. Notoatmodjo. 1993.

Pengantar Pendidikan Kesehatan

. Yogyakarta : Andi Offset. Pranarka. 1999.

Buku Ajar Geriatri, Ilmu Kesehatan Usila

. Edisi 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Sari, Yunita.

Luka Tekan (Pressure Ulcer) : Penyebab Dan Pencegahan

. Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman. www. kalbefarma. Com.

Cermin Dunia Kedokteran

. ISSN : 0125-913X. www. medicastore.com. 2004.

Ulkus Dekubitus

. www. republika.com. 2004.

Dekubitus

Documents Similar To pencegahan dekubitus

Anda mungkin juga menyukai