Anda di halaman 1dari 11

A.

Konsep Penyakit
1. Anatomi dan fisiologi penyakit

1. Otak
Terletak dalam rongga kranium (tengkorak). Pelindung Otak :

a. Kulit kepala dan rambut


b. Tulang tengkorak dan columna vetebral
c. Meningen ( selaput otak )
2. Hemifer cerebral ( otak besar ) di bagi menjadi 4 lobus, yaitu :
a. Lobus frontalis, menstimuli pergerakan otot, yang bertanggung jawab
untuk proses berfikir
b. Lobus parietalis, merupakan area sensoris dari otak yang merupakan
sensasi perabaan, tekanan, dan sedkit menerima perubahan temperatur.
c. Lobus occipitallis, mengandung area visual yang menerima sensasi dari
mata.
d. Lobus temporalis, mengandung area auditory yang menerima sensasi dari
telinga.

3. Cerebelum ( otak kecil )


Fungsi cerebelum mengembalikan tonus otot di luar kesadaran yang
merupakan suatu mekanisme syaraf yang berpengaruh dalam pengaturan dan
pengendalian.

4. Medulla Spinallis/sumsum tulang belakang.


Berfungsi untuk mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh
serta berperan dalam : gerak reflek, berisi pusat pengontrolan yang penting,
heart rate contol atau denyut jantung, pengaturan tekanan darah, pernafasan,
menelan, muntah.
Susunan Syaraf Perifer :

Menyampaikan informasi antara jaringan dan saraf pusat ( CNS ) dengan cara
membawa signals dari syaraf pusat ke CNS.

Susunan syaraf terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Susunan syaraf somatic


Susunan syaraf yang memiliki peranan yang spesifik untuk mengatur aktivitas
otot sadar atau serat lintang, jadi syraf ini melakuakan sistem pergerakan otot
yang di sengaja atau tanpa sengaja

2. Susunan syaraf otonom


Susunan syaraf yang mempunyai peranan penting mempengaruhi pekerjaan
otot sadar atau serat lntang, dengan membawa informasi ke otot halus atau
otot jantung yang dilakuakan otomatis.

2. Definisi penyakit
Ensefalopati adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kelainan
fungsi otak menyeluruh yang dapat akut atau kronik, progesif/statis. Ensefalopati
yang terjadi sejak dini dapat menyebabkan gangguan perkembangan neurologis
(WHO, 2010).
Ensefalopati berasal dari kata : enchepalo (otak), pathy (gangguan). Yang
menggambarkan fungsi dan struktur otak yang abnormal (Departemen Kesehatan
RI, 2011 ).
Ensefalopati adalah disfungsi kortikal yang memiliki karakteristik
perjalanan akut hingga sub akut (jam hingga beberapa hari), secara nyata terdapat
fluktuasi dari tingkat kesadaran, atensi minimal, halusinasi dan delusi yang sering
dan perubahan tingkat aktivitas psikomotor (secara umum meningkat, akan tetapi
dapat munurun) (mualim 2013)
Jadi ensefalopati berasal dari kata enchepalo (otak), pathy (gangguan), yang
menjelaskan kelainan fungsi otak menyeluruh yang dapat akut atau kronik, secara
nyata terdapat fluktuasi dari tingkat kesadaranl, halusinasi dan delusi yang sering,
dan perubahan tingkat aktivitas psikomotor, ensefalopati yang terjadi sejak dini
dapat menyebabkan gangguan perkembangan neurologis.

3. Etiologi
- Kelainan dalam struktur anatomi listrik dan fungsi kimia dapat menyebabkan
fungsi mental berubah dan ensefalopati
- Keracunan jaringan otak dan sel-sel juga dapat mempengaruhi fungsi. Racun
ini dapat di produksi dalam tubuh, misalnya dari hati/gagal ginjal, atau
mungkin sengaja (keracunan alcohol/penyalahgunaan narkoba) atau tidak
sengaja tertelan (keracunan karbon monoksida, obat-obatan, zat beracun)
- Ensefalopati mungkin karena cacat lahir (kelainan genetic yang meyebabkan
struktur otak yang abnormal/aktivitas kimia dengan gejala yang di temukan
pada saat lahir)

- Beberapa contoh penyebab lain ensefalopati :

o Menular (bakteri, virus, parasit)


o Anoxic (kekurangan oksigen ke otak, termasuk penyebab trauma)
o Alcohol (toksisitas alcohol)
o Hepatik (missal : kanker hati)
o Uremik (ginjal/gagal ginjal)
o Perubahan dalam tekanan otak (perdarahan kepala, tumor, abses)
o Bahan kimia beracun (timbale, merkuri)
o Penyakit metabolic

4. Manifestasi klinis

Ciri ensefalopati adanya gangguan mental. Tergantung pada jenis dan tingkat
keparahan ensefalopati.

Gejala neurologis umum :

1. hilangnya fungsi kognitif,


2. perubahan kepribadian ringan,
3. ketidakmampuan untuk berkosentrasi,
4. lesu, kesadaran menurun
5. demensia

6. kejang, otot berkedut


7. mialgia

8. respirasi cheynes-stokes (pola pernapasan di ubah dilihat dengan kerusakan


otak dan koma)
5. Patofisiologi

Ensefalopati terjadi karena adanya suatu kelainan dalam struktur anatomi


listrik dan fungsi kimia yang berubah. Selain itu juga adanya keracunan jaringan
otak, racun ini dapat di produksi dalam tubuh, misalnya dari hati/gagal ginjal, atau
mungkin sengaja (keracunan alcohol/penyalahgunaan narkoba) atau tidak sengaja
tertelan (keracunan karbon monoksida, obat-obatan, zat beracun).

Hal tersebut dapat kita lihat bahwa adanya gangguan mental, hilangnya
fungsi kognitif, ketidakmampuan untuk berkosentrasi, lesu, kesadaran menurun
pada pasien dengan ensefalopati.

Ensefalopati mungkin juga dikarenakan cacat lahir (kelainan genetic yang


meyebabkan struktur otak yang abnormal/aktivitas kimia dengan gejala yang di
temukan pada saat lahir).
Pathway

Kelainan struktur anatomi listrik dan fungsi kimia


yang berubah, keracunan jaringan otak, cacat
lahir (kelainan genetic)

Otak tidak bisa bekerja dengan


baik

Perubahan perfusi Kebutuhan O2 meningkat Itake nutrisi ↓


jaringan serebral

Napas kusmaul
Penurunan kesadaran Berat badan ↓

Tirah baring yang lama Pola napas tidak efektif


Ketidakseimbang
an nutrisi <
kebutuhan tubuh
Hambatan mobilitas Bergantung pada
fisik orang lain

Resiko ijuri

Referensi berberapa sumber : Nanda NIC-NOC 2015,dan Buku Saku Diagnosa


Keperawatan 2011
6. Pemeriksaan penunjang
1. Lumbal pungsi (pemeriksaan CSS)
a. Cairan warna jernih
b. Glukosa normal
c. Leukosit meningkat
d. Tekanan Intra Kranial meningkat
2. CT Scan/ MRI
Membantu melokalisasi lesi, melihat ukuran/ letak ventrikel, hematom, daerah
cerebral, hemoragic, atau tumor.

3. EEG (Electro Encephalo Graphy)


Terlihat aktivitas fisik (gelombang) yang menurun, dengan tingkat kesadaran
yang menurun
Gambaran EEG memperlihatkan proses inflamasi difu (aktivitas lambat
bilateral)

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan/pengobatan ensefalopati bervariasi dengan penyebab utama dari


gejala, akibatnya, tidak semua kasus ensefalopati diperlakukan sama. Perlakuan
terbaik yang dirancang oleh dokter yang merawat setelah diagnosis utama pasien
dibuat. Perawatan yang sangat bervariasi karena penyebab yang sangat berbeda.

Contoh dapat menunjukkan betapa berbedanya “pengobatan ensefalopati” dapat


berubah sesuai dengan penyebabnya:

1. Anoksia jangka pendek (biasanya kurang dari dua menit): terapi oksigen
2. Anoksia jangka panjang: rehabilitasi
3. Toksisitas alkohol jangka pendek: cairan IV atau ada terapi
4. Penyalahgunaan alkohol jangka panjang (sirosis atau gagal hati kronis):
laktulosa oral, diet rendah protein, antibiotic
5. Ensefalopati uremik (karena gagal ginjal): memperbaiki penyebab
fisiologis yang mendasari, dialisis, transplantasi ginjal
6. Diabetic encephalopathy: mengelola glukosa untuk mengobati
hipoglikemia, penghapusan glukosa darah untuk mengobati hiperglikemia
7. Hipo-atau hipertensi ensefalopati: obat untuk meningkatkan (untuk
hipotensi) atau mengurangi (untuk hipertensi) tekanan darah

8. Komplikasi

Komplikasi encephalopathy bervariasi dari tidak ada menjadi gangguan mental


yang mendalam yang menyebabkan kematian. Komplikasi dapat mirip dalam
beberapa kasus. Selain itu, banyak peneliti menganggap ensefalopati sendiri
menjadi komplikasi yang timbul dari masalah kesehatan utama atau diagnosis
utama.

Komplikasi tergantung pada penyebab utama dari ensefalopati dan dapat


diilustrasikan dengan mengutip beberapa contoh dari berbagai penyebab :

1. Hepatik (hati) encephalopathy (pembengkakan otak dengan herniasi, koma,


kematian)
2. Ensefalopati metabolik (lekas marah, lesu, depresi, tremor, kadang-kadang,
koma, kematian)
3. Ensefalopati uremik (lesu, halusinasi, pingsan, otot berkedut, kejang,
kematian)

B. Rencan Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, suku
bangsa,alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian
dan diagnosa medis.
Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, suku
bangsa,alamat,hubungan dengan klien.

a. Riwayat keperawatan
 Keluhan utama
Biasanya klien datang dengan keluhan kejang-kejang dapat disertai dengan
penurunan kesadaran,
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien dengan ensefalopati terjadi kelemahan/lesu, gangguan mental,
ketidakmampuan untuk berkosentrasi, respirasi cheynes-stokes
 Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya klien pernah menderita penyakit yang disebabkan oleh virus,
infeksi bakteri kelainan dalam struktur anatomi listrik dan fungsi kimia,
keracunan jaringan otak dan sel-sel (ex : keracunan alcohol/penyalahgunaan
narkoba, keracunan karbon monoksida, obat-obatan, zat beracun)
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya klien ada kemungkinan cacat lahir (kelainan genetic yang
meyebabkan struktur otak yang abnormal/aktivitas kimia dengan gejala yang
di temukan pada saat lahir)
b. Pemeriksaan fisik
 Tingkat kesadaran : Adanya penurunan tingkat kesadaran.
 GCS : Eye respon: 2 Motorik respon: 3 Verbal respon: 3
 Kulit : saat diraba kulit terasa agak panas
 Kepala : terasa kaku pada semua persyarafan yang terkena, kehilangan
sensasi (kerusakan pada saraf kranial).
 Mata : gangguan pada penglihatan,
 Telinga : Ketulian atau mungkin hipersensitif terhadap kebisingan.
 Hidung : adanya gangguan penciuman
 Mulut dan gigi : membran mukosa kering, lidah terlihat bintik putih dan
kotor.
 Leher: terjadi kaku kuduk dan terasa lemas.
 Eksremitas atas dan bawah : Tidak ada kekuatan otot dan teraba dingin

c. Pemeriksaan penunjang
1. Hematologi :
- Hemoglobin, hematokrit, hitung lekosit-eritrosit-trombosit, hitung jenis
lekosit.
- Jika diperlukan : Faal pembekuan darah.
- Biokimia darah :
 Uji faal hati : Transaminase, bilirubin, elektroforesis protein, kolesterol,
fosfatase alkali
 Uji faal ginjal : Urea nitrogen (BUN), kreatinin serum
- Kadar amonia darah.
- Atas indikasi : HBsAg, Anti-HCV, AFP, elektrolit, analisis gas darah
2. Urine dan tinja rutin.
3. Pemeriksaan lain (tidak rutin ) : EEG, CT Scan dll.

2. Diagnose keperawatan
1. Peubahan perfusi jaringan serebral b.d proses peradangan, penurunan TIK
(Nanda NIC-NOC halaman : 296)
2. Pola nafas tidak efektif b.d gangguan musculoskeletal, kerusakann
neorologis,keletihan,ansietas(Nanda NIC-NOC halaman : 297)
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang darikebutuhan tubuh b.d Intake nutisi
kurang, disfagia (Nanda NIC-NOC halaman : 294)
4. Hambatan mobilitas fisik b.d kelemahan umum, defisit neurologic (Nanda
NIC-NOC halaman : 271)
5. Resiko injuri b.d aktivitas kejang, penurunan kesadaran dan status
mental(Nanda NIC-NOC halaman : 318)
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2011). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8, EGC, Jakarta.

Depkes RI. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Diknakes, EGC ,Jakarta.

Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C. (2010). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi


3, EGC, Jakarta.

Nurarif.A.H dan Kusuma.H. 2014 . Nanda NIC-NOC jilid 3 .Jogjakarta:PT Media Action
LAPORAN PENDAHULUAN
ENSELOPATI
RUANG RUBI (SARAF)
RSUD Dr H.MOCH ANSARI SALEH

DISUSUSN OLEH :
NAMA : NORLAILAN HAYATI
NPM : 1614401120186

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2017/2018

Anda mungkin juga menyukai