Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

HENDRI SETIAWAN
NIM 41032151172003

UNINUS
2017
HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

Manusia sebagai makhluk individu artinya tiap manusia berhak atas milik pribadinya
sendiri dan bisa disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Manusia individu adalah subyek
yang mengalami kondisi manusia. Ini di ikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka
dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial.
Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan
usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing
individu. Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa
yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain dan
lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini berarti
membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya maksudnya tiap manusia saling
membutuhkan satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia pun berlaku
sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan
tempat tinggalnya. Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan
untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan hidup
sejenisnya.
Individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-
peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta
pola tingkah laku spesifik tentang dirinya. Akan tetapi dalam banyak hal banyak pula persamaan
disamping hal-hal yang spesifik tentang dirinya dengan orang lain. Disini jelas bahwa individu
adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas didalam lingkungan sosaialnya,
melainkan juga mempunyai kepribadian, serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Persepsi
terhadap individu atau hasil pengamatan manusia dengan segala maknanya merupakan suatu
keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek yang melekat pada dirinya, yaitu aspek
organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Apabila terjadi kegoncangan pada
salah satu aspek, maka akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis.
Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan
individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara
kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana symbol diartikan
sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang
menggunakannya.
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak
sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial.
Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi
terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat
menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi
tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu
yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan
di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2015 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 Tentang
Penanganan Konflik Sosial, yang dimaksud dengan konflik sosial atau konflik, adalah
: “perseteruan dan/atau benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau
lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan
ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan
menghambat pembangunan nasional”.
Sebagai bentuk interaksi sosial, konflik dapat dibedakan ke dalam beberapa bagian, yaitu :
1. Konflik Individual – merupakan konflik yang terjadi karena ada benturan dua kepentingan
dari dua individu yang berbeda. Hal ini terjadi karena setiap orang memiliki keinginan dan
kebutuhan yang berbeda.
Contoh : Seorang anak yang berebut mainan dengan kakaknya.
2. Konflik antarkelas sosial – Dikenal dengan konflik vertikal, merupakan konflik yang terjadi
karena adanya benturan kepentingan dan kebutuhan antara dua kelas sosial yang berbeda.
Contoh : Demo buruh yang meminta kenaikan upah kepada pengusaha tempat ia bekerja.
3. Konflik antarkelompok sosial – Dikenal dengan konflik horizontal, merupakan konflik yang
terjadi karena ada benturan dua kepentingan dari dua kelompok sosial yang berbeda.
Contoh : Kasus bentrok Lampung tahun 2012.
4. Konflik rasial – Konflik rasial terjadi karena ada benturan antara dua ras yang berbeda
mengenai suatu isu. Faktor pemicunya adalah timpangnya kondisi sosial ekonomi yang
memiliki dampak ketimpangan sosial di masyarakat.
Contoh : kasus Timor Timur, DOM Aceh, Malari (SARA).
5. Konflik politik – Konflik politik timbul karena adanya kepentingan untuk meraih kekuasaan
dengan menumbangkan kekuasaan pemerintahan sebelumnya
Contoh : tumbangnya Orde Lama oleh Orde Baru.
6. Konflik internasional – Konflik internasional terjadi karena adanya benturan antar Negara
yang berkaitan kepentingan masing-masing Negara.
Contoh : Sengketa Selat Ambalat antara Malaysia dan Indonesia
Konflik sosial yang berdampak besar pada masalah kemanusiaan menjadikan konflik sosial
sebagai salah satu dari jenis-jenis pelanggaran HAM. Sebagai Negara yang kaya akan suku,
agama dan budaya membuat Indonesia dikenal sebagai Negara demokrasi dengan tingkat
toleransi yang tinggi. Namun, maraknya konflik sosial yang terjadi menunjukkan bahwa fungsi
toleransi tidak berjalan dan ada yang salah dengan cara kita merawat kekayaan itu sebagai
kekuatan. Salah satu upaya mencegah terjadinya konflik sosial adalah dengan cara merawat
kemajemukan bangsa Indonesia yang dimiliki melalui dibumikannya kembali 4 Pilar Bangsa
Indonesia, yaitu :
 Menjaga keutuhan NKRI
 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila;
 Menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasar pada UUD 1945
 Mempererat rasa persatuan sebagai bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika
Guna menangani konflik sosial yang terjadi di Indonesia disahkanlah Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial.

Anda mungkin juga menyukai