Anda di halaman 1dari 17

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

ENTEROKOLITIS NEKROTIKANS

OLEH :
ABDUL GAFUR ZULKARNAIN
10542 0059 09

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2013
LAPORAN KASUS PSIKOTIK
SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

I. IDENTITAS PASIEN
No Status / No. Reg : 111906
Masuk RS Tanggal : 28 Mei 2013, pkl. 14:56 WITA
Nama : Tn. NA
Jenis kelamin : Laki-Laki
Tempat / Tanggal Lahir : Bulukumba / 08 November 1992 (21
tahun)
Status perkawinan : Belum kawin
Warga Negara : Indonesia
Suku Bangsa : Bugis Makassar
Pendidikan / sekolah : SMA
Alamat :kBonto Kamase Herlang, Bulukumba

Pasien diantar oleh Ayah kandungnya, yaitu Tn MJ , tinggal serumah dengan


pasien. Pendidikan terakhir Tn. MJ adalah SMA.

II. LAPORAN PSIKIATRIK


A. Keluhan Utama : Mengamuk
B. Riwayat Gangguan Sekarang :
 Keluhan dan Gejala :
Pasien masuk RSKD dengan keluhan utama mengamuk sejak ±
5 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengamuk dengan
menghancurkan barang-barang, mau memukul orang yang berada
disekitarnya, sering marah-marah, berteriak-teriak, dan berjalan di
genteng sehingga orang di sekitarnya merasa terganggu. Menurut
keluarga pasien, pasien mengamuk karena tidak diberi uang untuk
membeli rokok dan juga dilarang keluar rumah, karena keluarga takut
nanti pasien tidak pulang. Pasien dapat makan, mandi dan berpakaian
sendiri.
Sejak 10 hari yang lalu pasien sudah menunjukkan perubahan
tingkah laku. Pasien sering berbicara sendiri dan tertawa sendiri,
terkadang juga pasien menunjuk sesuatu yang sebenarnya tidak ada
apa-apa (udara kosong) sebagai pacarnya. Pasien sering mendengar
suara yang menyuruhnya untuk mengamuk, biasanya suara
perempuan. Pasien juga selalu merasa dia mempunyai kelebihan
diberikan oleh Tuhan dibanding manusia lain yang, dimana dia dapat
mengetahui sesuatu yang belum diketahui manusia lain seperti hari
kiamat yang akan datang dan dia ingin menyelamatkan orang-orang di
dunia ini. Pasien ke dokter praktek umum dan mendapat obat
haloperidol 0,5 mg 3x1 dan clozapine 25 mg 3x1.
Pada bulan Desember 2012 (± 7 bulan yang lalu), pasien ikut
berlayar karena pasien mengikuti kursus pelayaran di Bulukumba, saat
berlayar pasien mengalami demam dan menggigil dan sembuh dengan
meminum obat penurun panas, semenjak setelah sakit tersebut pasien
mulai sering mengamuk.
Karena keluhan-keluhan tersebut, maka keluarga membawa
pasien ke rumah sakit. Pasien masuk RSKD Dadi untuk pertama
kalinya.

 Hendaya/disfungsi :
Hendaya dalam bidang sosial (+)
Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)

 Faktor stressor psikososial :


Merasa mempunyai kewajiban untuk menyelamatkan orang-orang
di dunia karena memiliki kelebihan dari Tuhan yang dapat mengetahui
sesuatu, salah satunya tentang hari kiamat.
 Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya :
Tidak ada

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


 Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami infeksi, trauma kepala atau kejang. Dulu
sempat demam tinggi dan menggigil saat berlayar bersama ayahnya ±7
bulan yang lalu.
 Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif :
Riwayat tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan obat-obat terlarang,
tetapi pasiem merokok ±3 bungkus dalam 1 hari
 Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


 Riwayat prenatal dan perinatal (0-1tahun)
Pasien lahir di rumah, ditolong oleh dukun, lahir spontan dan dalam
keadaan normal. Selama masa kehamilan, ibu pasien dalam keadaan sehat.
Pasien tumbuh dan berkembang dengan baik.
 Riwayat masa kanak-kanak awal ( usia 1 – 3 tahun )
Pasien mendapat ASI hingga berumur 1 tahun. Pertumbuhan dan
perkembangan pasien sama dengan pertumbuhan dan perkembangan anak-
anak sebayanya. Pasien suka bermain dengan anak-anak seusianya. Pasien
saat masih anak-anak sering mengompol di celana dan sering mengisap ibu
jarinya sampai usia 3 tahun.
 Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya. Pertumbuhan dan perkembangan
baik. Pasien masuk SDN 128 Bulukumba pada umur 7 tahun. Pasien
merasa senang ketika pergi ke sekolah. Pasien merupakan anak yang ramah
dan mudah bergaul. Pasien bermain dengan teman-temannya seperti anak
lainnya. Pasien sering bermain sepak bola di lapangan dekat rumah. Pasien
juga termasuk anak yang berprestasi di sekolahnya.
 Riwayat masa kanak-kanak akhir ( usia 12 – 18 tahun )
Pasien melanjutkan pendidikan ke SMPN 2 Batuasang Bulukumba,
hubungan pasien dengan guru-guru dan teman-temannya di sekolah baik
Pasien belum memiliki pacar, hanya sebatas beberapa teman yang cukup
akrab. Pasien mulai menunjukkan tanda kedewasaan saat SMP kelas 2,
pada saat itu pasien juga mulai merokok.
 Riwayat masa dewasa
o Riwayat Pekerjaan
Belum bekerja
o Riwayat Pendidikan
Pasien SMA 1 Herlang Bulukumba tapi karena tinggal kelas saat di
kelas 2, pasien tinggal kelas karena sering bolos sekolah mengikuti
teman-temannya yang lain sehingga pasien pindah ke SMA Dallo
di Bulukumba, tamat SMA tahun 2010. Lalu melanjutkan
pendidikan kursus pelayaran di Bulukumba baru setahun terakhir
dan sudah sempat berlayar ±7 bulan yang lalu.
o Riwayat Penikahan
Pasien belum menikah
o Riwayat Kehidupan beragama
Pasien memeluk agama Islam dan rajin beribadah

E. Riwayat Kehidupan Keluarga


 Pasien adalah anak pertama dari 4 bersaudara (♂, ♀, ♀,)
 Saudara perempuan pasien yang anak kedua sudah meninggal dunia ±2
tahun yang lalu (usia 18 tahun) karena penyakit malaria .
 Riwayat keluarga yang mengalami keluhan utama yang sama (+) yaitu
kakek pasien (paman dari ibu pasien), menderita gangguan jiwa sejak
tahun 2003, berobat jalan di RS Bulukumba.
F. Situasi Sekarang
 Pasien tinggal dengan orang tua kandung dan adik kandung
perempuannya, dan seorang nenek dari ibunya
 Pasien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga

G. Persepsi Pasien tentang diri dan Kehidupannya


Pasien merasa dirinya baik-baik saja. Pasien ingin pulang ke
kampung halamannya. Pasien ingin hidup dengan keluarganya dan ingin
menyelesaikan kursus pelayarannya.

III. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan :
Seorang pria tampak sesuai dengan umurnya yaitu 21 tahun. Berambut
pendek, bentuk wajah tirus, alis tebal, iris warna, perawakan tinggi.
Memakai baju kaos warna hitam, celana jins panjang warna biru.
Perawatan diri. Kulit kuning sawo matang.
2. Kesadaran : Berubah
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : terfiksasi
4. Pembicaraan : Spontan, intonasi biasa
5. Sikap terhadap Pemeriksa : Kooperatif

B. Keadaan Afektif (Mood), Perasaan, Empati dan Perhatian


1. Mood : observasi
2. Afek : Restriktif
3. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
4. keserasian : tidak serasi

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)


1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan :
Sesuai dengan taraf pendidikan
2. Daya Konsentrasi :
baik
3. Orientasi (Waktu, tempat, orang) :
Cukup
4. Daya Ingat :
Cukup
5. Pikiran Abstrak :
Terganggu
6. Bakat Kreatif :
Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri :
Cukup

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi :
Auditorik (+)
Pasien mendengarkan suara perempuan yang sering berbisik dan
menyuruhnya mengamuk.
Visual (+)
Pasien menunjuk sesuatu yang sebenarnya tidak ada apa-apa (udara
kosong) sebagai pacarnya.
2. Ilusi : Tidak ditemukan
3. Depersonalisasi : Tidak ditemukan
4. Derealisasi : Tidak ditemukan

E. Proses Berfikir :
1. Arus Pikiran :
a. Produktivitas : Cukup
b. Kontinuitas : Relevan, koheren
c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada
2. Isi Pikiran
a. Preokupasi : tidak ada
b. Gangguan Isi Pikiran : waham kebesaran, pasien merasa bahwa
dirinya mempunyai kelebihan yang
diberikan Tuhan, dimana dia dapat
mengetahui sesuatu yang orang lain belum
mengetahuinya, seperti hari kiamat yang
akan datang. Sehingga dia merasa
mempunyai kewajiban untuk
menyelamatkan orang lain.

F. Pengendalian Impuls : Terganggu

G. Daya Nilai :
1. Normo Sosial : Terganggu
2. Uji Daya Nilai : Terganggu
3. Penilaian Realitas : Terganggu

H. Tilikan (Insight) : Derajat 1 (pasien merasa dirinya tidak sakit)

I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat Dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


Pemeriksaan Fisik :
- Status Internus :
Tekanan darah : 120/80 mmHg, Nadi 88x/menit kuat angkat, frekuensi
pernapasan 20 kali permenit, suhu 36,6 C, konjunctiva tidak pucat,
sklera tidak ikterus
- Status neurologis
GCS = E4M6V5
Rangsang meanings = Kaku kuduk (-), kernig sign (-/-)
Nn. Cranialis = Pupil bulat isokor Ø 2,5mm ODS. Refleks cahaya
langsung (+)/(+), refleks cahaya tidak langsung (+)/(+)
Nn. Cranialis lain dalam batas normal
Sistem motorik dan sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal
SSO dalam batas normal

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien masuk RSKD dengan keluhan utama mengamuk sejak ± 5 jam
yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengamuk dengan
menghancurkan barang-barang, mau memukul orang yang berada
disekitarnya, sering marah-marah, berteriak-teriak, dan berjalan di genteng
sehingga orang di sekitarnya merasa terganggu. Menurut keluarga pasien,
pasien mengamuk karena tidak diberi uang untuk membeli rokok. Pasien
dapat makan, mandi dan berpakaian sendiri. Tapi pasien tidak pernah
berkeinginan pergi dari rumah.
Sudah ± 10 hari terakhir ini pasien sudah menunjukkan perubahan
tingkah laku. Pasien sering berbicara sendiri dan tertawa sendiri, terkadang
juga pasien menunjuk sesuatu yang sebenarnya tidak ada apa-apa (udara
kosong) sebagai pacarnya. Pasien sering mendengar suara perempuan yang
menyuruhnya untuk mengamuk, biasanya suara perempuan. Pasien juga
selalu merasa dia mempunyai kelebihan diberikan oleh Tuhan dibanding
manusia lain yang, dimana dia dapat mengetahui sesuatu yang belum
diketahui manusia lain seperti hari kiamat yang akan datang dan dia ingin
menyelamatkan orang-orang di dunia ini. Pasien sempat ke dokter praktek
umum dan mendapat obal haloperidol 0,5 mg 3x1 dan clozapine 25 mg 3x1.
Pada bulan Desember 2012 (± 7 bulan yang lalu), pasien ikut berlayar
dengan ayahnya yang berprofesi sebagai nelayan, saat berlayar pasien
mengalami demam tinggi dan menggigil, semenjak setelah sakit tersebut
pasien mulai sering mengamuk.
Karena keluhan-keluhan tersebut, maka keluarga membawa pasien ke
rumah sakit. Pasien masuk RSKD Dadi untuk pertama kalinya.
Dari pemeriksaan status mental ditemukan seorang Seorang pria
tampak sesuai dengan umurnya yaitu 23 tahun. Berambut pendek, bentuk
wajah tirus, berkumis tipis, alis tebal, iris warna coklat dan hidung mancung.
Memakai baju kaos warna merah, celana jins panjang warna biru. Perawatan
diri. Kulit kuning langsat, tinggi sekitar 165 cm. Kesadaran berubah,
pembicaraan spontan, lancer dan intonasi biasa. Sikap terhadap pemeriksa
kooperatif. Afek kesan terbatas (restriktif). Fungsi kognitif dan pikiran
abstrak terganggu. Bakat kreatif tidak ada. Kemampuan menolong diri sendiri
cukup. Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik. Proses
berpikir, produktivitas baik, kontinuitas relevan koheren, tidak ada hendaya
berbahasa. Terdapat gangguan isi pikir berupa waham kebesaran,
pengendalian impuls dan daya nilai terganggu. Tilikan derajat I yaitu
penyangkalan penuh bahwa dirinya sakit.

VI. EVALUASI MULTI AKSIAL


 Aksis I
Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis ditemukan gejala
klinis yang bermakna yaitu perubahan tingkah laku seperti mengamuk
dan memukul. Keadaan ini terjadi karena dia tidak diberikan uang saat
ingin membeli rokok. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress)
pada pasien dan keluarga serta terdapat hendaya (disability) pada fungsi
psikososial, pekerjaan dan penggunaan waktu sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan hendaya berat dalam
menilai realita berupa halusinasi auditorik dan waham kebesaran
sehingga didiagnosis gangguan jiwa psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologik tidak ditemukan
adanya gangguan medis umum yang menimbulkan disfungsi otak serta
dapat mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien saat ini,
sehingga gangguan mental organik dapat disingkirkan dan didiagnosa
gangguan jiwa psikotik non organik.
Dari alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental
didapatkan pasien mempunyai halusinasi auditorik, mendengar suara
perempuan yang selalu menyuruhnya mengamuk dan juga halusinasi
visual, dimana dia selalu menunjuk sesuatu yang sebenarnya tidak ada
apa-apa (udara kosong) sebagai pacarnya. Sehingga memenuhi diagnosis
Skizofrenia (F20). Pada pasien ditemukan gejala halusinasi dan waham
yang menonjol, maka berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa (PPDGJ III), pasien ini memenuhi kriteria untuk
diagnosis dengan skizofrenia paranoid (F20.0)

 Aksis II
Ciri kepribadian pasien sebelum sakit, yaitu pasien seorang yang
ramah dan mudah bergaul, tapi semenjak sakit pasien menjadi seorang
yang pemarah.

 Aksis III
Pasien tidak pernah sakit/gangguan fisik hanya demam saat pasien
pergi berlayar.

 Aksis IV
Faktor stressor psikososial :
Stressor psikososial untuk saat ini belum jelas.

 Aksis V
GAF Scale 50-41 (gejala berat, disabilitas berat)

1. DAFTAR PROBLEM
 Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna.
Namun diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter, maka
pasien memerlukan farmakoterapi.
 Psikologik : Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai
realita berupa waham dan halusinasi sehingga menimbulkan gejala
psikis.
 Sosiologi : Ditemukan adanya hendaya berat dalam bidang
sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga diperlukan
sosioterapi
2. PROGNOSIS
 Dubia
 Faktor Pendukung :
o Gejala positif
o Tidak ada kausa organik
o Dukungan keluarga yang cukup baik
 Faktor Penghambat :
o Ketidakaturan minum obat
o Sosial ekonomi rendah

3. DISKUSI PEMBAHASAN

Berdasarkan PPDGJ III untuk mendiagnosis skizofrenia (F20), jika


memenuhi kriteria berikut;
 Harus ada sedikitnya 1 gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas);
a. Gangguan isi pikiran
- Thought echo
- Thought insertion or withdrawal
- Thought broadcasting
b. Gangguan waham
- Delusion of control
- Delusion of influence
- Delusion of passivity
- Delusional perception
c. Halusinasi auditorik
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri
(diantara berbagai suara yang berbicara), atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh
d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya
perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan
kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan
cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).

 Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada dan secara
jelas;
a. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh
ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila
terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan
terus-menerus
b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang
tidak relevan atau neologisme
c. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement),
posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas, negativism,
mutisme dan stupor
d. Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang
dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya
yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika

 Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun


waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal)

 Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi
(personal behavior), dan bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self-
absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial.

Pada saat autoanamnesis pasien memperlihatkan afek restriktif. Pasien ini


mempunyai halusinasi auditorik, Pasien mendengarkan suara perempuan yang
sering berbisik dan menyuruhnya mengamuk dan juga halusinasi visual, dimana
pasien selalu menunjuk sesuatu yang sebenarnya tidak ada apa-apa (udara kosong)
sebagai pacarnya. Pasien juga mengalami gangguan isi pikir berupa waham
kebesaran, yaitu pasien merasa bahwa dirinya mempunyai kelebihan yang
diberikan Tuhan, dimana dia dapat mengetahui sesuatu yang orang lain belum
mengetahuinya, seperti hari kiamat yang akan datang. Sehingga dia merasa
mempunyai kewajiban untuk menyelamatkan orang lain.

Pada pasien ini jelas terlihat gambaran klinis didapatkan adanya waham
kebesaran dan halusinasi auditorik serta visual serta adanya relevan dalam arus
pikir dan gejala-gejala tersebut berlangsung lebih dari satu bulan, sehingga di
diagnosis sebagao skizofrenia paranoid (F20.0)

Pemilihan jenis obat antipsikosis mempertimbangakn gejala psikosis yang


dominan, efek samping obat dan kemampuan keluarga pasien. Haloperidol
termasuk obat anti-psikotik tipikal golongan butyrophenone. Pemberian
haloperidol pada kasus ini dikarenakan obat ini efektif untuk skizofrenia, efek
sedatifnya yang lemah dan efek hipotensi kurang sehingga cocok digunakan jenis
psikosis dengan gejala dominan halusinasi dan waham. Obat antipsikotik generasi
pertama bekerja dengan memblok reseptor D2 di jalur mesolimbik dopamin
pathways sehingga menurunkan hiperaktivitas dopamin. Kadar puncak plasma
haloperidol dicapai dalam waktu 2-6 jam setelah pemberian oral dan waktu dalam
20 menit setelah pemberian intramuskular. Waktu paruhnya antara 10-12 jam.
Diekskresi dengan cepat melalui urin dan tinja dan berakhir dalam 1 minggu
setelah pemberian. Efek samping yang paling menonjol adalah toksisitas terhadap
ekstrapiramidal. Sehingga pemberian haloperidol dimulai dengan dosis awal yang
rendah yaitu 1.5 mg 3x1 yang sesuai dengan dosis anjuran, diberikan dosis awal
yang rendah karena untuk meminimalisir gejala EPS. Dosis ini dapat ditingkatkan
per 2-3 hari sampai dosis efektif, dievaluasi per 2 minggu dan bila perlu
ditingkatkan sampai dosis optimal yang dipertahankan 8-12 minggu. Kemudian
diturunkan bertahap per 2 minggu yang dilanjutkan dengan dosis maintenans yang
diselingi drugs holiday 1-2 hari per minggu selama 6 bulan sampai 2 tahun. Jika
pada pasien terdapat gejala-gejala EPS, maka pemberian Trihexylphenidil
dianjurkan untuk memperbaiki gejala ekstrapiramidal tersebut.

4. RENCANA TERAPI
 Farmakoterapi :
- Haloperidol 1.5 mg 3x1
 Psikoterapi
Supportif dengan dukungan keluarga agar lebih memperhatikan
dan memberikan dukungan kepada pasien serta lebih memperhatikan
keteraturan pasien dalam meminum obat.
 Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat
pasien tentang gangguan yang dialami pasien, sehingga tercipta
dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif sehingga membantu
proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.

5. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta
efektivitas terapi serta kemungkinan terjadinya efek samping dari terapi
farmakologi yang diberikan

6. AUTOANAMNESIS

DM : Selamat malam Pak!


P : Selamat malam dok!
DM : Perkenalkan pak, saya Gafur, dokter muda disini, bapak siapa
namanya?
P : NA
DM : Pak NA, bisa saya tanya-tanya sebentar?
P : Iye, apa ?
DM : Bapak NA asalnya dari mana?
P : Dari Bulukumba bu, di Bonto Kamase
DM : Tinggal sama siapa di Bulukumba pak?
P : Sama orang tuaku, adikku, sama nenekku
DM : Apa kegiatanta hari-hari pak ?
P : kursus pelayaran ka di Bulukumba.
DM : sejak kapanki kursus pak ?
P : sudah satu tahun mi
DM : Anak ke berapa Pak ?
P : anak pertama, 3 ka bersaudara bu tapi meninggal mi adikku yang
kedua karena penyakit malaria
DM : Kalau orang tua bapak masih hidup semua?
P : iye masih
DM : Bapak NA, siapa yang antar bapak ke sini?
P : Bapakku
DM : Bagaimana bisa kita dibawa kesini ?
P : nakira ka orang orang gila, padahal mau ji kutanya bilang mau mi
kiamat dunia, baru minta ka uang sama mamaku mau beli rokok tidak nakasih jadi
marah-marah, baru ada yang bisik-bisik ka bilang mengamukko, baru naik ma ka
di genteng
DM : siapa itu bisik ki ?
P : tidak tau juga tapi suara perempuan
DM : masih diingatki kapan itu kita mengamuk ?
P : waktuku di Bulukumba, baru langsung ma ka nabawa ke sini
DM : Bapak masih ingat kapan dibawa kesini?
P : Kemarin
DM : Bapak NA sekarang ada dimana?
P : ada ka di RS. Dadi
DM : Pernahki liat sesuatu pak?
P : iye, selalu ka liat cewekku, sebenarnya ini bu ada kelebihanku na
kasih ka Tuhan, kutahuki semua yang akan terjadi kayak ini
sekarang toh dok mau mi kiamat
P : Tidak pernah
DM : Bapak dalam satu hari mandi berapa kali?
P : Dua kali
DM : bagaimana ka itu orang kalau mandi?
P : Siram air baru pakai sabun, masa tidak ditau ki dok.
DM : Bapak tau apa artinya “panjang tangan”?
P : pencuri, tapi bukan ka pencuri saya
DM : Bapak bisa berhitung?
P : Bisa
DM : 50-2 berapa?
P : 48
DM : terus kalau seumpamanya toh bapak lagi jalan baru dapatki
dompetnya orang yang jatuh, apa mi kita bikin?
P : Saya kembalikan ke yang punya itu dompet karena bukan ka
pencuri.
DM : Bapak senang tinggal disini?
P : Tidak , mau ka pulang ke rumahku di Bulukumba
DM : Iya, nanti kalau bapak sudah sembuh. Rajin maki saja minum obat
supaya cepatki sembuh pak. Baik Bapak NA, terima kasih banyak,
atas waktunya pak
P : Iya sama-sama

Anda mungkin juga menyukai