Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mahasiswa mempunyai kekuatan mental yang menjadi penggerak
belajar berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Kekuatan mental
yang mendorong mahasiswa belajar disebut motivasi belajar. Motivasi belajar
dimiliki oleh mahasiswa yang menyadari bahwa belajar merupakan suatu
kebutuhan sehingga ia akan berusaha sebaik-baiknya untuk mendapatkan
hasil yang maksimal. Hasil belajar mahasiswa setelah mengikuti proses
pembelajaran disebut dengan prestasi belajar atau kata lain adalah indeks
prestasi (IP). Prestasi belajar digunakan sebagai indikator penguasaan
kompetensi mahasiswa terhadap bahan ajar. Prestasi tinggi dapat dicapai
dengan ketekunan belajar yang terbentuk dari adanya motivasi belajar yang
akan mengarahkan perilaku mahasiswa pada pencapaian prestasi belajar yang
maksimal.
Penelitian Sugiyanti (2009) bahwa terdapat hubungan yang sangat
signifikan antara tingkat motivasi belajar terhadap tingkat prestasi belajar
mahasiswa, sehingga motivasi belajar perlu ditingkatkan untuk meningkatkan
Prestasi Belajar dengan cara optimalisasi penerapan prinsip belajar,
optimalisasi unsur dinamis balajar dan pembelajaran, optimalisasi
pemanfaatan pengalaman dan kemampuan mahasiswa, serta pengembangan
cita-cita dan aspirasi belajar.
Motivasi belajar dan minat belajar berpengaruh terhadap prestasi
belajar akuntansi siswa SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga sebesar 19.8%.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah ada pengaruh motivasi belajar dan
minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMK Muhammadiyah
1.
Penelitian Analisis korelasi sederhana yang dilakukan oleh Fitri
Nugraheni, 2009. dengan menguji hubungan antara motivasi belajar terhadap
hasil belajar di Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus. Hasil penelitian
dengan menggunakan 35 responden tersebut menunjukkan hasil sebagai
berikut: didapat bahwa nilai r (koefisien korelasi) adalah sebesar 0,02 atau
2% dan koefisien determinasi sebesar 0,03%, maka hasil penelitian dapat
diinterpretasikan bahwa pemberian motivasi belajar berpengaruh sangat kecil
terhadap hasil belajar mahasiswa, artinya jika motivasi belajar meningkat
maka hasil belajar juga meningkat. Dan faktor lain yang mempengaruhi hasil
belajar mahasiswa, selain motivasi belajar, adalah sebesar 0,97%.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dan pentingnya
peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang menunjukkan kualitas lulusan
maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan motivasi belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa Tingkat II semester 3 angkatan XVIII di
Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti menetapkan rumusan
masalah yang diambil adalah :
1. Bagaimana motivasi belajar mahasiswa semester 3 angkatan XVIII di
Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu ?
2. Bagaimana Indeks Prestasi (IP) mahasiswa semester 3 angkatan XVIII di
Akademi keperawatan Bala Keperawatan Palu ?
3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan Indeks Prestasi (IP)
mahasiswa semester 3 angkatan XVIII di Akademi Keperawatan Bala
Keselamatan Palu?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara motivasi belajar dengan Indeks Prestasi
(IP) mahasiswa semester 3 angkatan XVIII di Akademi Keperawatan Bala
Keselamatan Palu.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya motivasi belajar mahasiswa semester 3 angkatan XVIII
di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu ?
b. Diketahuinya Indeks Prestasi (IP) mahasiswa semester 3 angkatan
XVIII di Akademi keperawatan Bala Keperawatan Palu ?
c. Diketahuinya hubungan antara motivasi belajar dengan Indeks
Prestasi (IP) mahasiswa semester 3 angkatan XVIII di Akademi
Keperawatan Bala Keselamatan Palu?

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu
Menjadi bahan masukan agar dapat meningkatkan motivasi belajar
mahasiswa-mahasiswinya agar dapat memperoleh hasil belajar yang
maksimal.
2. Bagi Peneliti
Memperluas wawasan dan pengalaman secara nyata dalam melakukan
riset keperawatan.
3. Bagi peneliti lain
Dapat memberikan informasi kepada peneliti berikutnya tentang
hubungan antara motivasi belajar dan Indeks Prestasi (IP) mahasiswa dan
sebagai bahan referensi atau data bagi peneliti selanjutnya.

E. Ruang Lingkup penelitian


Peneliti melakukan penelitian di kampus Akademi Keperawatan Bala
Keselamatan Palu pada bulan Maret 2018.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Motivasi


1. Pengertian Motivasi
Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti
bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang
melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan
membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti
bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan
berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha,
berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya
(Pintrich, 2003).

Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi


semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki
motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama
(Santrock, 2007).
Menurut Mc. Donald yang di kutip oleh Sardiman (2003: 198),
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini
mengandung tiga elemen penting yaitu; (1) bahwa motivasi itu mengawali
terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, (2)
motivasi ditandai dengan munculnya rasa dan afeksi seseorang, (3)
motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan
dalam diri individu yang mempengaruhi gejala kejiwaan, perasaan, dan
emosi untuk melakukan sesuatu yang didorong oleh adanya tujuan,
kebutuhan atau keinginan.
Menurut Thursan Hakim (2000) yang dikutip Winastwan Gora dan
Sunarto (2010 : 16), belajar adalah suatu proses perubahan-perubahan
didalam manusia, ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain. Jadi dalam
kegiatan belajar terjadinya adanya suatu usaha yang menghasilkan
perubahan-perubahan itu dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung. Dari beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan, belajar
dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku
baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara
langsung dan terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong, menggerakan dan
mengarahkan siswa dalam belajar (Endang Sri Astuti, 2010 : 67).
Motivasi belajar sangat erat sekali hubungannya dengan prilaku
siswa disekolah. Motivasi belajar dapat membangkitkan dan
mengarahkan peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang baru. Bila
pendidik membangkitkan motivasi belajar anak didik, maka mereka
akan memperkuat respon yang telah dipelajari (TIM Pengembang Ilmu
Pendidikan FIP-UPI, 2007 : 141). Motivasi belajar yang tinggi tercermin
dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun
dihadang oleh berbagai kesulitan. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri pelajar
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman,
2000). Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004)
menyatakan bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon
kognitif, yaitu kecenderungan pelajar untuk mencapai aktivitas akademis
yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan
keuntungan dari aktivitas tersebut. Pelajar yang memiliki motivasi
belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca
materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi
belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, pelajar juga memiliki
keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu
yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu
topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa yang memiliki
motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut
memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya,
motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang
berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004).

2. Aspek-aspek Motivasi Belajar


a. Motivasi Intrinsik
Menurut Singgih (2008 : 50), motivasi intrinsik merupakan
dorongan yang kuat berasal dari dalam diri seseorang. Sedangkan
John W Santrock (2003 : 476) mengatakan motivasi intrinsik adalah
keinginan dari dalam diri seseorang untuk menjadi konpeten, dan
melakukan sesuatu demi usaha itu sendiri. Thursan (2008 : 28)
mengemukakan motif intrinsik adalah motif yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan
motivasi intrinsik adalah motivasi yang kuat berasal dari dalam diri
individu tanpa adanya pengaruh dari luar yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu kegiatan. Semakin kuat motivasi intrinsik
yang dimiliki, semakin memperlihatkan tingkah laku yang kuat untuk
mencapai tujuan (Singgih, 2008 : 50).
Adapun faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik
adalah keinginan diri, kepuasan, kebiasaan baik, dan kesadaran.
b. Motivasi ekstrinsik
Menurut Supandi (2011 : 61), motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang timbul manakala terdapat rangsangan dari luar
individu. Menurut Thomas (2010 : 39) motivasi ekstrinsik adalah
motivasi penggerak atau pendorong dari luar yang diberikan dari
ketidak mampuan individu sendiri. Menurut Jhon W Santrock (2003:
476) berpendapat, motivasi ekstrinsik adalah keinginan mencapai
sesuatu dengan tujuan untuk mendapatkan tujuan eksternal atau
mendapat hukuman eksternal.
Dari berbagai pendapat diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa motivasi ektrinsik dipengaruhi atau dirangsang dari luar
individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik antara
lain pujian, nasehat, semangat, hadiah, hukuman, dan meniru sesuatu.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Menurut Brophy (2004), terdapat lima faktor yang dapat
mempengaruhi motivasi belajar siswa, yaitu:
a. Harapan guru
b. Instruksi langsung
c. Umpan balik (feedback) yang tepat
d. Penguatan dan hadiah
e. Hukuman

Sebagai pendukung kelima faktor di atas, Sardiman (2000)


menyatakan bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar adalah:
a. Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar
dengan tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.
b. Persaingan/kompetisi
c. Ego-involvement, yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa
agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga
diri.
d. Memberi ujian, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi
giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.
e. Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih
giat belajar terutama kalau terjadi kemajuan.
f. Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan
baik, hal ini merupakan bentuk penguatan positif.

4. Ciri-ciri Motivasi Belajar


Motivasi yang ada pada diri siswa sangat penting dalam kegiatan
belajar. Ada tidaknya motivasi seseorang individu untuk belajar sangat
berpengaruh dalam proses aktivitas belajar itu sendiri. Seperti
dikemukakan oleh Sardiman AM (2003 : 83) motivasi memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapai).
c. Mewujudkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang
dewasa. (misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi,
keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak
kriminal, amoral dan sebagainya).
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Jika ciri-ciri tersebut terdapat pada seorang siswa berarti
siswa tersebut memiliki motivasi belajar yang cukup kuat yang
dibutuhkan dalam aktifitas belajarnya. Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar
akan menunjukkan hal-hal sebagai berikut, yaitu:
 Keinginan mendalami materi
 Ketekunan dalam mengerjakan tugas
 Keinginan berprestasi
 Keinginan untuk maju

5. Fungsi Motivasi Belajar


Motivasi berhubungan erat dengan suatu tujuan. Dengan demikian
motivasi dapat mempengaruhi adanya kegiatan. Dalam kaitannya dengan
belajar motivasi merupakan daya penggerak untuk melakukan belajar.
Sardiman AM (2003 : 85), mengemukakan bahwa motivasi mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi motivasi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak yang akan digerakkan.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang akan dicapai.
Jadi motivasi dapat memberi arah kegiatan yang harus dikerjakan agar
sesuai dengan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan yang harus
dikerjakan yang sesuai untuk mencapai tujuan dengan menyisihkan
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya


fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai pendorong dan pengarah
seseorang atau siswa pada aktifitas mereka dalam pencapaian tujuan
belajar.
Menurut Heward (1996), karakteristik perilaku belajar
dengan motivasi tinggi yang dimiliki oleh anak berbakat, yaitu:
a. Konsisten dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.
b. Senang mengerjakan tugas secara independen dimana mereka hanya
memerlukan sedikit pengarahan.
c. Ingin belajar, menyelidiki, dan mencari lebih banyak informasi.
d. Memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam hal pembelajaran,
seperti mudah menangkap pelajaran, memiliki ketajaman daya
nalar, daya konsentrasi baik, dan lain sebagainya.

B. Tinjauan Tentang Indeks Prestasi


a. Pengertian Indeks Prestasi
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan
siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya
seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya
untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar
mengajar berlangsung. Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh
karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Memahami
pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada
pengertian belajar itu sendiri.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai selama mengikuti
pelajaran pada periode tertentu dalam suatu lembaga pendidikan dimana
hasilnya dinyatakan dengan melalui penilaian yang dapat diwujudkan
dengan angka atau simbol yang lain. Menurut Winarno Surakmad (1982
:25) menilai bahwa hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti
ulangan, ujian atau tes dan maksud ulangan tersebut adalah untuk
memperoleh suatu indeks dalam menentukan berhasil tidaknya siswa
dalam belajar. Bercermin dari pandangan ini maka keberhasilan belajar
siswa dapat dilihat dalam bentuk indeks prestasi yang dicapainya terhadap
berbagai mata pelajaran yang di ikutinya. Menurut Winkel (1984 : 23)
yang dimaksud dengan “Prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang
dapat dicapai, dan belajar adalah suatu aktivitas mental psikis yang
belangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai
sikap”.
Dari teori-teori tersebut dapat diambil kesimpulan mengenai
prestasi belajar. Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan kemampuan
belajar individu melalui berbagai perubahan tingkah laku yang diperoleh
dari usaha-usaha, latihan dan pengalaman dalam kegiatan belajar
mengajar. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari
pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif
dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur
dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan.
Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta
didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah
mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan
instrumen tes yang relevan. Untuk mencapai prestasi belajar siswa
sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat
dalam diri siswa (faktorintern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa
(faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat
biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain
adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
Prestasi belajar mahasiswa pada perguruan tinggi disebut dengan
indeks prestasi (IP). Indeks Prestasi (IP) adalah nilai kredit rata-rata yang
merupakan satuan nilai akhir yang menggambarkan nilai proses belajar
mengajar setiap semester atau dapat diartikan juga sebagai besaran atau
angka yang menyatakan prestasi keberhasilan dalam proses belajar
mengajar mahasiswa pada suatu semester. Indeks Prestasi dibedakan
menjadi Indeks Prestasi Semester (IPS) dan Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK). IP semester adalah indeks prestasi yang perhitungannya
berdasarkan mata kuliah yang ditempuh selama satu semester tertentu,
sedangkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah indeks prestasi
mahasiswa yang perhitungannya berdasarkan seluruh mata kuliah yang
telah ditempuh.
Tabel 2.1 ketentuan predikat

IP/IPK Predikat
4,00 Summa
Cumlaude
3,51-3,99 Cumlaude
2,76-3,50 Sangat
Memuaskan
2,00-2,75 Memuaskan

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar (indeks prestasi)


1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu
sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu :
a) Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini
sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal
selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan
sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-
kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya,
sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya.
Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal
yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Kecerdasan
merupakan salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan
berhasil tidaknya studi seseorang. Menurut Femi Olivia, (2009 : 15).
keberhasilan dalam belajar 50% ditentukan oleh faktor kecerdasan.
Menurut Henderson dan Dweck (1990) dalam bukunya Jhon W
Santrock (2003 : 478)., siswa yang yakin dengan intelejensi dan
kemampuannya lebih berprestasi daripada yang tidak yakin akan
intelejensi dan kemampuannya .Dari pendapat di atas jelaslah bahwa
intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor
yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.

b) Bakat
Menurut Conny Semiawan (1997 : 11) bakat adalah kemampuan
yang merupakan sesuatu yang “inhern” dalam diri seseorang sejak
lahir dan terikat dengan struktur otak. Bakat adalah kemampuan yang
dibawa sejak lahir, jika kemampuan tersebut dikembangkan dengan
belajar maka akan menjadi kecakapan yang nyata (Rudi
Mulyatiningsih, dkk, 2004 : 91). Dari pendapat di atas jelaslah bahwa
tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh
bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat
mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi
tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat
memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi
yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya
untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka
akan merusak keinginan anak tersebut.

c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk
merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1984 : 30). Selanjutnya
Witherington (1985 : 35), mengatakan bahwa minat merupakan
kesadaran suatu obyek, seseorang, suatau hal situasi yang mendukung
sangkut paut dengan dirinya. Prestasi belajar secara umum dapat
dipengaruhi beberapa faktor, yang salah satunya adalah minat belajar.
Hal ini sesuai pendapat Sumadi Suryabrata (1983 : 10-11), yang
mengatakan bahwa kalau seseorang tidak berminat pada sesuatu,
maka tidak dapat dihasilkan belajar yang baik. Berdasarkan pendapat
di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau
kegiatan.Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah
dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan
belajar.Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima
pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat
untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap
sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa
yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
Keberadaan minat selalu bertalian dengan hadirnya motif dan
perhatian, menurut Skiner bahwa minat merupakan motif yang
menunjukan arah perhatian individu pada obyek yang menarik (Skiner
dalam Nurdjito, 1989 : 6).Motif sebagai daya penggerak dari dalam
individu untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi tercapainya
tujuan. Sedangkan perhatian merupakan pemusatan kesadaran
individu terhadap suatu obyek.Individu yang secara sadar menaruh
perhatian terhadap suatu obyek tetapi tidak disertai dengan laihirnya
kekuatan dari dalam dirinya yang mendorong untuk melakukan
aktivitasaktivitas guna mencapai tujuan, belum dikatakan bahwa
individu tersebut mempunyai minat terhadap obyek yang
diperhatikan.

d) Motivasi
Motivasi adalah sesuatu yang menggerakan seseorang atau
kelompok untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (Anton
Iranto, 2005 : 53). Motivasi dalam belajar merupakan faktor yang
penting, karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong
keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi
dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat
ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang
anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa
pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan
sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan
tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Thursam Hakim
(2008 : 17) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar antara lain:
a) Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat
seseorang dilahirkan dan dibesarkan.Keluarga yang sehat besar
artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam
ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.Thursam
Hakin (2008 : 17) mengatakan, faktor lingkungan rumah atau keluarga
merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan
perkembangan pendidikan seseorang dan merupakan factor utama dan
pertama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Oleh
karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai
dari keluarga.Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan.
Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal
memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai
pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan
kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh
perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian
orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak
dapat belajar dengan tekun.karena anak memerlukan waktu, tempat
dan keadaan yang baik untuk belajar.

b) Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena
itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang
lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,
hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.
Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi
hasil-hasil belajarnya. Menurut Thursan Hakim (2008 : 18)
mengemukakan yang dapat mempengaruhi kindisi belajar di sekolah
adalah adanya guru yang baik dan jumlahnya memadai, sesuai dengan
jumlah bidang studi yang ada, adanya teman yang baik dan adanya
keharmonisan hubungan antara semua personil di sekolah.

c) Lingkungan Masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu
faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa
dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab
dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan
lingkungan dimana anak itu berada. Lingkungan yang dapat yang
dapat menunjang keberhasilan belajar yaitu lembaga-lembaga
pendidikan nonformal yang melaksanakan kursus-kursus tertentu
seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes dan lain-lain, sedangkan
yang dapat yang dapat menghambat keberhasilan belajar adalah
tempat hiburan tertentu yang mengutamakan hura-hura seperti
bioskop, tempat perbelanjaan dan lain-lain, (Thursan Hakim, 2008 :
19).
d) Faktor waktu
Waktu sangatlah berpengaruh dalam keberhasilan belajar
seseorang (Thursan Hakim, 2008 :2 0). Banyak siswa yang sulit
mengatur waktu sebaik-baiknya dalam belajar, seluruh waktu luang
tidak hanya digunakan untuk bermain tetapi digunakan pula untuk
belajar. Sehingga terjadi keseimbangan antara belajar dan bermain.
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI
OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep
Penelitian ini adalah penelitian analitik dimana akan meneliti motivasi
mahasiswa sebagai variabel independen dan Indeks Prestasi kumulatif (IPK)
sebagai variabel dependen. Untuk lebih jelasnya, kerangka konsep tersebut
dibuat dalam skema sebagaimana gambar di bawah ini :

Variabel Independen Variabel Dependen


Motivasi Indeks Prestasi
Kumulatif

Gambar 3.1
Kerangka Konsep

B. Hipotesis
Ada hubungan antara motivasi belajar dengan Indeks Prestasi Kumulatif
mahasiswa semester 3 angkatan XVII Tahun Akademi 2017/2018 Akademi
Keperawatan Bala Keselamatan Palu.
C. Definisi Operasional
1. Variabel Independen
Motivasi Belajar
Definisi : Sesuatu yang dapat mengerakkan atau mendorong
seseorang untuk belajar.
Alat ukur : Kuesioner
Cara ukur : Angket
Hasil ukur : Baik (jika skor > 14)
: Kurang (jika skor < 14)
Skala Ukur : Ordinal

2. Variabel Dependen
Indeks Prestasi (IP)
Definisi : Hasil belajar (nilai) mahasiswa yang ditunjukkan dalam
bentuk nilai mutu.
Alat Ukur : Lampiran nilai
Cara Ukur : Studi dokumentasi
Hasil ukur : Tinggi ( 3,50 – 4,00 )
: Rendah ( 2,70 – 0,00 )
Skala ukur : Ordinal
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Pada penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah jenis
desain penelitian observasional analitik, dengan menggunakan Cross
sectional yaitu penelitian tentang hubungan antara motivasi belajar dengan
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa semester 3 angkatan XVIII yang
dilakukan di kampus Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu pada saat
yang bersamaan antara variabel independen dan variabel dependen. Cara ini
dilakukan dengan melakukan angket dengan memberikan kuesioner pada
responden penelitian dan melihat IPK responden pada lembar nilai yang
telah disiapkan untuk menghubungkan antara variabel independen dengan
variabel dependen yang diteliti. Variabel independen dalam penenlitian ini
adalah motivasi belajar dan variabel dependen adalah Indeks Prestasi (IP).

B. Populasi dan sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Prof. Dr. Suharsimi
Arikunto, 2010:73). Pada penelitian ini populasinya adalah semua jumlah
mahasiswa semester 3 angkatan XVIII Akademi Keperawatan Bala
Keselamatan Palu yang berjumlah 111 mahasiswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Prof. Dr.
Suharsimi Arikunto, 2010).
a. Menghitung besar sampel
Dalam penelitian ini untuk menentukan besar sampel peneliti
menggunakan rumus Slovin.
𝑁
n=
1+𝑁(𝑑2 )
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d = Nilai presisi 90 % atau signifikan 10 % = 0,1
Didapatkan perhitungan sebagai berikut :
𝑁
n=
1+𝑁(𝑑2 )

111
n=
1 + 111(0,12 )

111
n=
1+111(0,01)

111
n=
1+ 1,11

111
n=
2,11

n = 52,60
n = 52 mahasiswa

b. Cara pengambilan sampel


Adapun cara pengambilan sampel dari penelitian ini adalah
menggunakan teknik probability sampling jenis stratified random
sampling dimana pengambilan sampel pada populasi yang heterogen
dengan membagi populasi menjadi beberapa strata sesuai kriteria
tertentu dan sampel diambil dari tiap strata secara random.

C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek
yang diperoleh dalam penelitian (Nursalam, 2011 : 111).
1. Sumber Data
a. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh melalui angket dengan
menggunakan kuesioner pada mahasiswa mengenai motivasi belajar.
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dosen bagian evaluasi
berupa nilai IPK dan jumlah mahasiswa semester 3 angkatan XVIII
Akademi Keperawatan Bala Keselamatan palu.
2. Cara Pengukuran Data
Cara pengukuran data dilakukan dengan cara angket yaitu
kuesioner yang berisi 10 pertanyaan mengenai motivasi belajar. Jika
pertanyaan dijawab ya maka diberi bobot 2, jika dijawab jarang maka
diberi bobot 1, dan jika dijawab tidak maka diberi bobot 0, sehingga nilai
atau skor tertinggi adalah 20.

D. Pengolahan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengolahan data dengan
cara : (A.Aziz Alimul Hidayat, 2008:107)
1. Editing
Adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenarannya data yang
diperoleha atau yang dikumpulkan.
2. Coding
Merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori.
3. Tabulasi
Adalah menggambarkan jawaban responden dan memasukkan
data dari tabel-tabel.

4. Cleaning Data
Merupakan kegiatan mengecek kembali data yang sudah ditabulasi
apakah ada kesalahan atau tidak.
E. Analisa Data
Adapun analisa data yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
(Bambang Prasetyo, 2009:184)
1. Analisis Univariat
Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekwensi dan proporsi masing-
masing variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).
2. Analisis Bivariat
Dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen dengan menggunakan uji statistik chi-square (x2)
dengan nilai derajat kemaknaan atau kepercayaan 95 % dalam hal ini
sebagai variabel independen adalah motivasi belajar, dan variabel
dependennya adalah Indeks Prestasi (IP).
Kriteria penerimaan Hipotesis :
1) Bila nilai X2 hitung ≥ X2 tabel berarti hasil perhitungan statistik
bermakna (signifikan) (Ho ditolak), berarti ada hubungan.
2) Bila nilai X2 hitung < X2 tabel berarti hasil perhitungan statistik
bermakna (tidak signifikan) (Ho diterima), berarti tidak ada hubungan.

Tabel 4.1
Tabel 2 x 2 chi-square
Indeks Prestasi Kumulatif
Motivasi Belajar (Dependen) Jumlah
(Independen) Tinggi Rendah
Baik a b a+b
Kurang c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d

Rumus :
n
𝑛 ((𝑎𝑑−𝑏𝑐)− )²
2 2
X Hitung = (𝑎+𝑏)(𝑐+𝑑)(𝑎+𝑐)(𝑏+𝑑) db=1

X2 Tabel = X2αdb
Keterangan :
X2 : chi-square
n : Jumlah sampel
db :1
α : 0,05 X2 Tabel = 3,84

F. Penyajian Data
Untuk penyajian data dari hasil penelitian ini, peneliti
menggunakan cara penyajian dalam bentuk tabel sedemikian rupa dengan
teks atau naskah untuk menjelaskan hasil penelitian.

G. Etika Penelitian
Dalam melakukan penenlitian , peneliti mengajukan permohonan
izin kepada Direktur Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu untuk
mendapat persetujuan dan kemudian kuesioner dijalankan ke subjek yang
diteliti dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi : (A.Aziz
Alimul Hidayat, 2008:83)
1. Informed Concent (Lembar Persetujuan)
Sebelum melakukan penelitian maka akan diedarkan lembaran
persetujuan untuk menjadi responden, dengan tujuan agar subjek mengerti
maksud dan tujuan penelitian, serta mengetahui dampaknya.
2. Anonimity / Tanpa nama
Menjelaskan bentuk alat ukur dengan tidak mencantumkan nama pada
lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data.
3. Confidentiality / kerahasiaan
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil
penenlitian.
H. Cara Menyusun Kuesioner
Indikator Pertanyaan
Ciri-ciri motivasi 1. Ulet menghadapi 1. Apakah anda
kesulitan. selalu ulet dalam
2. Tekun menghadapi mengerjakan
tugas. tugas walaupun
3. Mewujudkan minat mengalami
terhadap bermacam- kesulitan ?
macam masalah. 2. Apakah anda
4. Lebih senang bekerja tekun dalam
mandiri. menyelesaikan
5. Cepat bosan pada tugas yang
tugas-tugas yang rutin diberikan dosen?
(hal-hal yang bersifat 3. Apakah dalam
mekanis, berulang- mengerjakan
ulang begitu saja, tugas anda lebih
sehingga kurang senang bekerja
kreatif). secara
6. Dapat independen
mempertahankan dengan sedikit
pendapatnya . pengarahan ?
7. Tidak mudah 4. Apakah dalam
melepaskan hal yang berdiskusi anda
diyakini itu. selalu
8. Senang mencari dan mempertahankan
memecahkan masalah pendapat yang
/ soal-soal. anda yakini?
5. Apakah anda
senang
memecahkan
masalah / soal-
soal dalam hal
pelajaran?
Karakteristik perilaku 1. Konsisten dalam 1. Apakah dalam
belajar menyelesaikan tugas- proses
tugas yang diberikan. pembelajaran
2. Senang mengerjakan anda dapat
tugas secara menangkap
independen dimana pelajaran dengan
mereka hanya mudah ?
memerlukan sedikit
2. Apakah anda
pengarahan.
dapat
3. Ingin belajar,
berkonsentrasi
menyelidiki, dan
baik saat belajar?
mencari lebih
3. Apakah anda
banyak informasi.
senang mencari
4. Memiliki kemampuan
dan menyelidiki
di atas rata-rata dalam
informasi tentang
hal pembelajaran,
pelajaran lebih
seperti mudah
menangkap pelajaran, mendalam?

memiliki ketajaman
daya nalar, daya
konsentrasi baik, dan
lain sebagainya.

Faktor-faktor motivasi 1. Faktor intrinsik : 1. Apakah anda


kepuasan, belajar atas dasar
kebiasaan baik, kesadaran sendiri ?
bakat, keinginan 2. Apakah anda
diri, dan pernah mendapat
kesadaran. pujian, nasehat,
2. Faktor Ekstrinsik
: pujian, nasehat, atau motivasi dari
semangat, orang sekitar
hadiah, anda?
hukuman, dan
meniru sesuatu
KUESIONER PENELITIAN

Kode :

Petunjuk :
1. Isilah kolom dibawah ini sesuai jawaban anda dengan memberi tanda
ceklist (√).
2. Jangan memberi tanda ceklist lebih dari satu kolom. Jika itu terjadi
maka skor dinyatakan nol.
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur.
4. Jangan mencantumkan nama anda pada lembar kuesioner ini.
No Pertanyaan Ya Jarang Tidak
1. Apakah anda selalu ulet dalam
mengerjakan tugas walaupun
mengalami kesulitan ?
2. Apakah anda tekun dalam
menyelesaikan tugas yang
diberikan dosen?
3 Apakah dalam mengerjakan tugas
anda lebih senang bekerja secara
independen dengan sedikit
pengarahan ?
4. Apakah dalam berdiskusi anda
selalu mempertahankan pendapat
yang anda yakini?
5. Apakah anda senang memecahkan
masalah / soal-soal dalam hal
pelajaran?
6. Apakah dalam proses
pembelajaran anda dapat
menangkap pelajaran dengan
mudah ?
7. Apakah anda dapat berkonsentrasi
baik saat belajar?
8. Apakah anda senang mencari dan
menyelidiki informasi tentang
pelajaran lebih mendalam?
9. Apakah anda belajar atas dasar
kesadaran sendiri ?
10. Apakah anda pernah mendapat
pujian, nasehat, atau motivasi dari
orang sekitar anda?
Jumlah Skor
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal.itats.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/AnalisisFaktor-Faktor-Yang-
MempengaruhiIndeksPrestasi-IP-Mahasiswa-ITATS-Jurusan-Teknik-
Industri.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/49593/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

http://eprints.undip.ac.id/40295/1/A12_Safitri_Daruyani.pdf

http://eprints.uny.ac.id/553/1/SKRIPSI-RITA.pdf

Anda mungkin juga menyukai