Resume Journal Reading Suni
Resume Journal Reading Suni
Pakistan
Latar Belakang
Retinoblastoma (RB) adalah tumor intraokular yang paling umum dijumpai pada
masa anak-anak. Penyakit ini dihubungkan dengan adanya mutasi pada gen
yang sudah ada sejak lahir namun klinisnya ditemukan saat melakukan
pemeriksaan rutin pada anak atau ditemukan oleh orang tuanya diawal usia anak.
Dalam kasus dimana penyakit ini bersifat sporadik atau non-herediter jika terjadi
pada satu mata saat usia 3 - 5 tahun. Dua pertiga dari keseluruhan kasus
retinoblastoma didiagnosa diusia < 2 tahun sementara 95% dari kasus didiagnosa
20.000 kelahiran hidup, dimana terdapat 9000 kasus baru setiap tahunnya.
terapi untuk retinoblastoma, menimbulkan angka harapan hidup > 90%. Pada
negara berkembang angka harapan hidup lebih rendah akibat alasan yang berbeda,
yaitu akses terhadap pelayanan kesehatan yang sulit dan rendah sehingga
menyebabkan penyakit ini berkembang ke tahap lanjut saat sampai ke pusat
kanker.
Klasifikasi IRCB:
1. Grup A : tumor kecil intraretinal (<3 mm) jauh dari fovela dan disc.
2. Grup B : tumor >3 mm, makula atau lokasi juxtapapillary, atau dengan
cairan subretinal.
3. Grup C : tumor dengan asal dari subretina fokal dan vitreus <3 mm dari
tumor
4. Grup D : tumor dengan asal dari subretina difus dan viterus >3 mm dari
tumor
kemerahan, dan sebagainya. Gejala ini dapat tumpang tindih dengan kondisi mata
jarang namun kanker yang umum terjadi pada anak. Tujuan dari studi ini adalah
menampilkan pengobatan yang dilakukan oleh institusi dan hasilnya pada anak
Metodologi
Desian penelitian retrospektif, data diambil dari rekam medis semua pasien anak
yang didiagnosa retinoblastoma pada pusat kanker di Pakistan dari Januari 2005 –
September 2015. Pasien yang dimasukkan dalam penelitian adalah pasien yang
telah dilakukan anamnesis yang detail dan pemeriksaan fisik. Penelitian dilakukan
anastesi, CT, dan atau MRI, biopsi bilateral sum-sum tulang, pungsi lumbal,
termasuk umur saat gejala klinis muncul, jenis kelamin, riwayat keluarga
lama kelangsungan hidup. Semua data tersebut kemudian dibuat dalam suatu
chart review.
Kriteria inklusi: semua rekam medik pasien anak yang didiagnosa retinoblastoma
Total sample pada penelitian ini adalah 258 orang (100%) yang dilakukan terapi.
Didapatkan sebanyak 163 orang (63,3%) adalah laki-laki dan 95 orang (36,8%)
bulan (berkisar 2 - 96 bulan) dan 36 bulan (berkisar 1- 132 bulan) untuk yang
didiagnosis unilateral. Lebih dari 50% pasien > 24 bulan dan usia yang lebih tua,
gejala klinis muncul saat usia 11 tahun. Terdapat 20 keluarga (7,8%) yang
n=145 (56,2%) dan proptosis n=49 (18,9%). Pasien yang gagal di follow-up
sebanyak 108 orang (41,8%), sebanyak 47 orang (18,2%) meninggal dan 103
orang (39,9%) masih hidup dalam follow-up 2 tahun terakhir. Sebanyak 196 orang
kemoterapi tanpa intervensi operatif. Terdapat 163 orang (63,2%) yang tumornya
untuk pasien saat itu. Konseling genetik juga tidak diterima oleh pasien.
Diskusi
Pusat kanker telah didirikan cukup lama di Pakistan. Namun karena ada sejumlah
orang yag buta huruf, rendahnya tingkat kesadaran masyarat untuk membawa
untuk memakai pengobatan medis. Tidak ada predeleksi jenis kelamin pada
retinoblastoma, namun dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak pada laki-
laki.
Pada negara maju, pasien yang datang diusia awal dan dengan menggunakan
perawatan dan tindak lanjut juga lebih baik pada pasien dengan gejala awal
penyakit.
Tingkat follow-up pasien tidak adekuat dengan tingginya angka putus pengobatan
pada pasien. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sumber daya. Isu penting
dalam penelitian ini adalah diagnosis dan perawatan pasien anak dengan
retinoblastoma. Usia yang lebih tua saat gejala klinis awal muncul secara
signifikatan lebih banyak dibanding dengan data dinegara barat sehingga banyak
Ada sebuah institusi pada sebuah negara berkembang, yaitu Chilhood Eye Cancer
Trust (CHECT) dan lainnya yang mempromosikan penggunaan aplikasi pada
smartphone untuk mendeksi reflex cahaya merah dan cahaya putih pada mata.
Jika terdapat cahaya putih maka terjadi pertanda suatu hal yang serius terjadi pada
keterbatasan yang terjadi. Pertama, mendidik keluarga tentang tanda dan gejala
saat anak memiliki resiko atau menunjukan gejala awal penyakit, maka akan
Kesimpulan
Usia rata-rata pada presentasi awal penyakit menunjukan keterlambatan
penentuan diagnosis pada retinoblastoma unilateral dan bilateral. Dibandingkan
data dari negara barat, didapatkan penderita retinoblastoma lebih banyak pada
laki-laki. Masalah keuangan, akses ke pelayanan primer, kurangnya tenaga
kesehatan yang terlatih dan masih adanya praktik pengobatan alternatif
merupakan faktor penyebab berkembangnya penyakit menuju tahap lanjut.