Klasifikasi
Struktur/ Morfologi
Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman batang lurus atau agak bengkok, berukuran
panjang 1 sampai 4 µ dan lebar 0,2 sampai 0,8 µ, dapat ditemukan bentuk sendiri maupun
berkelompok. Kuman ini merupakan bakteri tahan asam (BTA) yang bersifat tidak bergerak,
tidak berspora, dan tidak bersimpai. Pada pewarnaannya M. tuberculosis tampak seperti
manik-manik atau tidak terwarnai secara merata.
Daur Hidup
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri aerob, oleh karena itu pada kasus TBC
biasanya mereka ditemukan pada daerah yang banyak udaranya. Mikobakteria mendapat
energi dari oksidasi berbagai senyawa karbon sederhana. Aktivitas biokimianya tidak khas, dan
laju pertumbuhannya lebih lambat dari kebanyakan bakteri lain karena sifatnya yang cukup
kompleks dan dinding selnya yang impermeable, sehingga penggandaannya hanya berlangsung
setiap kurang lebih 18 jam. Karena pertumbuhannya yang lamban, seringkali sulit untuk
mendiagnostik tuberculosis dengan cepat. Bentuk saprofit cenderung tumbuh lebih cepat,
berkembangbiak dengan baik pada suhu 22-23oC, menghasilkan lebih banyak pigmen, dan
kurang tahan asam dari pada bentuk yang pathogen. Mikobakteria cepat mati dengan sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan
lembab.Bakteri ini biasanya berpindah dari tubuh manusia ke manusia lainnya melalui
saluran pernafasan, keluar melalui udara yang dihembuskan pada proses respirasi dan terhisap
masuk saat seseorang menarik nafas. Habitat asli bakteri Mycobacterium tuberculosis sendiri
adalah paru-paru manusia. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat
melewati sistem pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan sehinga sampai di alveolus
dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman tuberkulosis berhasil berkembang biak dengan
cara pembelahan diri di dalam paru-paru.
Prognosis
Bila tidak menerima pengobatan spesifik (Grzybowsky, 1976) :
- 25% meninggal dunia dalam 18 bulan
- 50% meninggal dalam 5 tahun
- 8-12.5 % menjadi chronic exeretors, yakni terus-menerus mengeluarkan basil TB dalam
sputumnya (sumber penularan)
Sisanya mengalami kesembuhan dengan spontan dengan bekas berupa proses fibrotik dan
perkapuran
Bila diberikan pengobatan spesifik (sesuai aturan sebenarnya) :
Pengobatan spesifik hanya membunuh basil TB saja, namun kelainan paru yang sudah ada pada
saat pengobatan spesifik dimulai tidak akan hilang sehingga keluhan-keluhan yang
disebabkannya belum tentu hilang secara sempurna saat terapi spesifik selesai, bahkan dapat
bertahan selama hidup. Bila diberikan pengobatan spesifik (tidak memenuhi syarat) penderita
tidak akan sembuh, dan basil TB yang tadinya resisten terhadap obat-obatan yang dipakai akan
menjadi resisten. Akibatnya penderita sukar disembuhkan dan menularkan basil-basil resisten
pada sekelilingnya.
Dafpus
Mikrobiologi Kedokteran ed.23, ab. Huriawati Hartanto, dll. Jakarta: EGC
Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis. 2007. Departemen Kesehatan Republic
Indonenesia. Bakti Husada.