Anda di halaman 1dari 12

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN


TEKNIK PENGECORAN LOGAM

Menyiapkan Pasir Cetak

Arianto Leman Soemowidagdo

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2016
PASIR CETAK

BAB 4
PASIR CETAK

A. SUB KOMPETENSI
Penyiapan pasir cetak pada proses pengecoran logam dapat dipahami dan
dijelaskan dengan benar.

B. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Mahasiswa mampu menjelaskan dengan benar Penyiapan pasir cetak pada
pengecoran logam.

C. URAIAN MATERI
1. Syarat Pasir Cetak
Pasir cetak yang baik digunakan untuk membuat cetakan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut (Surdia & Chijiiwa, 1976):
a. Mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan cetakan dan
memiliki kekuatan yang sesuai sehingga tidak rusak jika dipindah-pindah letaknya
dan mampu menahan logam cair saat dituang kedalam rongga cetak.
b. Permeabilitas pasir yang sesuai. Permeabilitas berhubungan erat dengan keadaan
permukaan coran. Permeabilitas menentukan seberapa besar kemampuan pasir
cetak mengalirkan gas-gas dari cetakan atau logam cair mampu dilepaskan
selama penuangan. Permeabilitas yang rendah menyebabkan kulit coran lebih
halus karena gelembung udara terjebak didalam cetakan dan mengahasikan cacat
permukaan pada coran.
c. Distribusi ukuran besar butir pasir sesuai. Hal ini terkait dengan dua hal diatas
agar terpenuhi sifat mampu bentuk yang baik dan mudahnya gas-gas keluar dari
dalam rongga cetakan.
d. Tahan terhadap tingginya suhu logam cair selama penuangan. Pasir dan bahan
pengikat harus tahan suhu tinggi sehingga dinding dalam rongga cetakan tidak
rontok saat penuangan logam cair.

1
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG
PASIR CETAK

e. Perbandingan komposisi yang sesuai antara bahan baku pasir dengan bahan
pengikat atau tambah lainnya.
f. Pasir harus dapat digunakan berulang-ulang sehingga lebih ekonomis.

2. Macam Pasir
Pasir cetak yang umum digunakan adalah pasir gunung, pasir pantai, pasir
sungai dan pasir silika (pasir kuarsa) (Surdia & Chijiiwa, 1976). Beberapa dari pasir
tersebut ada yang langsung dapat dipakai tetapi ada yang harus dipecah-pecah dulu
sehingga ukuran butirannya sesuai. Jika kadar tanah liatnya kurang mencukupi
biasanya ditambahkan bahan pengikat seperti bentonit, ter, grafit maupun resin
(furan maupun fenol) sehingga daya ikatnya lebih baik. Pasir gunung yang umumnya
mengandung lempung dan kebanyakan dapat dipakai setelah dicampur air. Pasir
dengan kadar lempung 10-20 % dapat dipakai begitu saja. Pasir dari daerah Juwana,
Pati dan dari daerah Ceper, Klaten adalah contoh pasir yang langsung dapat dipakai.
Pasir pantai diambil dari pantai dan pasir kali diambil dari kali. Pasir pantai, pasir
kali, pasir silika alam, dan pasir silika buatan tidak melekat dengan sendirinya, oleh
karena itu dibutuhkan pengikat untuk mengikat butir-butirnya satu sama lain dan
baru dipakai setelah pencampuran.

3. Susunan Pasir Cetak


a. Bahan baku pasir
Pasir cetak yang paling lazim dipergunakan adalah pasir gunung berasal dari
gunung berwarna cenderung hitam, pasir pantai berasal dari pantai laut berwarna
coklat agak kehitaman, pasir sungai berasal dari sungai berwarna kehitaman, dan
pasir silika berasal dari persediaan alam berwarna kekuningan. Dalam praktiknya
bahan-bahan pasir dipilih dengan ukuran yang sesuai sehingga dapat langsung dipakai
begitu saja. Bentuk butir pasir ada yang bulat, sebagian bersudut, bersudut, dan
berkristal. (Gambar 4.1.).
Pasir dengan butiran bulat baik digunakan sebagai bahan pasir cetak, karena
diperlukan jumlah bahan pengikat yang sedikit untuk memperoleh kekuatan dan
permeabilitas yang sesuai, serta memiliki sifat alir yang baik sekali. Sebaliknya pasir

2
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG
PASIR CETAK

berbutir kristal kurang baik karena ketahanan api dan permeabilitasnya buruk. Pasir
cetak umumnya terdiri atas butiran-butiran dengan ukran berviriasi. Butiran pasir
yang baik adalag sedemikian rupa sehingga dua pertiga dari butir-butir psir dengan
ukuran dari toga mesh berurutan dan sisanya dari ukran mesh berikutnya. Jadi pasir
dengan ukuran butiran beragam adalah lebih baik.

Gambar 4.1. Bentuk butir-butir pasir cetak (Surdia & Chijiiwa, 1976)

b. Bahan tambah
Selain pasir sebagai bahan baku dalam jumlah banyak dibutuhkan (sampai 85 %)
pada pembuatan cetakan, juga dibutuhkan bahan tambah lain (Tiwan, 2010). Tanah
liat/lempung dengan ukuran butir antara 0,005 mm s.d 0,02 mm ditambahkan sebagai
pengikat pasir dengan jumlah maksimum 16%. Bentonit sejenis tanah liat sangat baik
digunakan sebagai pengikat pasir silika mencapai ±10%.
Biasanya campuran pasir cetak ditambah pula bahan pengikat tambahan
seperti; air (1,5 – 8 %) , tetes gula (8 –10 %), dekstrin/kanji (±1%), semen (±10%), resin
(4-7%), dan atau tepung grafit (±1%). Tidak ada ketentuan pasti mengenai komposisi
campuran pasir cetak, dikarenakan banyak variabel lain yang sangat berkaitan satu
dan lainnya.

4. Sifat-sifat Pasir Cetak


a. Pasir cetak basah
Sifat pasir cetak dalam keadaan basah berkaitan dengan kemudahan pembuatan
cetakan (Surdia & Chijiiwa, 1976). Sifat pasir cetak basah sangat dipengaruhi bahan
pengikat dan kadar air. Pada pembuatan cetakan, kadar air harus tepat agar cetakan

3
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG
PASIR CETAK

tidak mudah pecah. Kadar air di dalam pasir cetak berpengaruh pada permeabilitas
cetakan. Pengaruh kadar air dan kadar lempung pada pasir cetak dapat dilihat pada
Gambar 4.2. Demkian juga pada cetakan pasir dengan pengikat bentonit. Pengaruh
kadar air dan bentonit terhadap kekuatan pasir cetak dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.2. Pengaruh kadar air dan kadar lempung terhadap kekuatan pasir cetak
(Surdia & Chijiiwa, 1976)

Gambar 4.3. Pengaruh kadar air dan bentonit pada kekuatan pasir cetak (Surdia &
Chijiiwa, 1976)

b. Pasir cetak kering


Sifat pasir cetak kering berkiatan dengan kekuatan pasir cetak setelah cetakan
dikeringkan (Surdia & Chijiiwa, 1976). Hal ini perlu diketahui untuk mennentukan
kekuatan pasir cetak setelah kering. Sifat-sifat ini dipengauhi oleh komposisi cetakan
saat dibuat. Dalam kasus ini kadar air dan bahan pengikat akan mempengaruhi
4
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG
PASIR CETAK

kekuatan pasir cetak saat kering. Pengaruh kadar air dan bahan pengikat terhadap
kekuatan pasir cetak dalam keadaan kering dapat dilihat pada gambar 4.2 dan 4.3.
c. Penguatan oleh udara
Perubahan kekuatan pasir cetak selama pengeringan dari kondisi pasir cetak
basah menjadi kering disebut sifat penguatan oleh udara (Surdia & Chijiiwa, 1976).
Penguatan ini disebabkan oleh penguapan pada permukaan cetakan dan pergerakan
air dalam pasir cetak. Penguapan air pada permukaan akan menaikkan kekerasasn
permukaan yang tergantung komposisi pasir, pemadatan, dan kondisi disekitar
cetakan (suhu udara luar, kelemababan dan sebagainya).
d. Sifat-sifat panas
Karakteristik pasir cetak terhadap suhu tinggi dari cairan logam saat dituangkan
disebut sebagai sifat-sifat panas pasir cetak. Karakteristik ini meliputi: kekuatan panas,
pemuaian pasir dan perubahan bentuk pasir cetak saat dikenai logam cair. Gambar
4.4. memperlihatkan karakteristik pemuaian panas pasir cetak, sedang Gambar 4.5
memeprlihatkan krakterisitik kekuatan tekan panas dan deformasi panas pasir cetak.

Gambar 4.4. karakterisitik pemuaian panas pasir cetak (Surdia & Chijiiwa, 1976)

e. Sifat-sifat sisa
Sifat-sifat sisa pasir cetak berkaitan dengan sifat pasir setelah penuangan. Pasir
cetak yang baik memiliki sifat mampu ambruk yang baik sada saat pembongkaran

5
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG
PASIR CETAK

cetakan. Sifat mampu ambruk yang baik ini dibutuhkan agar mudah membersihkan
sisa-sisa pasir cetak dari coran setelah proses penuangan. Kemudahan membersihkan
sisa pasir dari coran menjadikan pasir tidak tercecer kemana-mana sehingga mudah
dikumpulkan dan dapat diaur ulang untuk digunakan lagi.

Gambar 4.5. krakterisitik kekuatan tekan panas dan deformasi panas pasir cetak
(Surdia & Chijiiwa, 1976)

5. Komposisi Pasir Cetak


Terdapat banyak jenis-jenis pasir yang dapat dipakai untuk membuat cetakan
pasir. Jenis-jenis pasir yang akan dijelaskan berikut adalah pasir cetak yang umum
digunakan industri-industri pengecoran logam di Ceper, Klaten, Jawa Tengah.
a. Pasir greensand
Cetakan ini dibuat dari pasir silica SiO2 yang dicampurkan dengan bahan aditif
antar lain: bentonit, coal dust, dan lain lain. Kompisisi campurannya adalah (Logam
Ceper, Pasir cetak dalam Pengecoran Logam, 2014):
1) Bahan dasar: pasir kuarsa : 80 % - 90 %
2) Bahan pengikat: bentonit 8 %
3) Air: 4 % - 5 %
b. Pasir cetak CO2 proses
Pasir cetak ini juga disebut sebagai cetakan pasir kering karena kadar air yang
terdapat dalam cetakan tersebut sedikit (Logam Ceper, Pasir cetak dalam Pengecoran

6
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG
PASIR CETAK

Logam, 2014). Pasir cetak CO2 proses adalah suatu metode pembuatan pasir cetak
dengan cara mengalirkan gas CO2 pada suatu pasir cetak dengan komposisi tertentu.
Proses pembuatan cetakan dengan cara ini mudah dan tidak memerlukan proses
pengeringan untuk mengeraskannya.
Pasir yang digunakan dalam proses ini adalah pasir silika dengan kadar lempung
rendah. Bahan-bahan tambahnya meliputi: air kaca (water glass) dan gas C02. Kedua
bahan tambah tersebut merupakan reaktan dalam proses pengerasan dan dapat
dicampur dengan gula tetes. Gula tetes adalah salah satu zat organik sampingan dari
proses pembuatan gula, untuk mempermudah pembongkaran cetakan. Komposisi
pasir cetak dalam pembuatan pasir CO2 proses adalah:
1) Pasir silika ±90 %.
2) Air kaca/water glass 3 – 6 % dengan syarat air kaca memilki perbandingan
molekul SiO2 dan Na2O kurang dari 2,5 % dan air yang bebas dibawahs 50 %
serta mempunyai viskositas tendah.
3) Gula tetes ± 4,5 %
Cara pembuatan pasir CO2 proses adalah sebagai berikut:
Campurkan pasir s!lika, air kaca dan gula tetes selama 5 menit. Campuran diisolasi
dari udara luar dalam suatu wadah/bejana. Masukkan olahan pasir ke dalam cetakan
dan padatkan dengan tangan tanpa bantuan alat. Pengerasan cetakan dilakukan
dengan mengalirkan gas CO2. Gambar 4.6 memperlihatkan ilustrasi pembuatan
cetakan pasir CO2 proses.

Gambar 4.6. pembuatan inti pasir dengan CO2 proses (Surdia & Chijiiwa, 1976)

c. Pasir cetak semen proses


Pasir cetak semen proses adalah pasir cetak yang berkomposisikan pasir silika
SiO2 dan semen sebagai pengikatnya. Bahan aditif lain seperti gula tetes ditambahkan
7
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG
PASIR CETAK

sebagai bahan yang dapat memudahkan pembongkaran cetakan. Kompisisi


campurannya adalah (Logam Ceper, Pasir cetak dalam Pengecoran Logam, 2014):
1) Pasir silika.
2) Semen: 6 -12%.
3) Air: 4 - 8%.
4) Gula tetes: 3 - 5%
d. Pasir furan
Pasir cetak dengan pengikat resin furan atau fenol. Kompisisi pasir ini adalah
(Logam Ceper, Pasir cetak dalam Pengecoran Logam, 2014):
1) Pasir kuarsa: 90 %.
2) Resin Furan atau Fenol: 0,8- 1,2 %.
3) Pengeras (hardener):
a) Resin furan: asam fosfat (H3P04)
b) Fenol: biasanya Asam Tolualsulfon (PTS)
Pasir cetak akan segera mengeras dengan sendirinya jika resin bertemu dengan
pengeras, oleh karena itu biasanya pengeras dicampurkan dengan cara ditaburkan
setelah campuran pasir cetak dan resin dimasukkan ke dalam rangka cetak. Jika
pengeras telah dicampurkan ke dalam adukan pasir dan resin, maka pasir cetak harus
segera dimasukkan ke dalam rangka cetak sebelum pasir mengeras.

6. Penyiapan Pasir Cetak


Cetakan pasir umumnya dibuat dari pasir baru atau pasir daur ulang (Tiwan,
2010). Sebelum dipakai dalam pembuatan cetakan, pasir perlu disiapkan lebih dahulu.
Pasir cetak disiapkan dengan perlakuan-perlakuan: penggilingan pasir, penyampuran
pasir, pengayaan pasir, pemisahan dari sisa coran, dan pendinginan.
a. Penggilingan pasir
Pasir alam atau pasir sisa pengecoran masih berbentuk gumpalan-gumpalan.
Pasri yang masih menggumpal dihancurkan menjadi butiran pisah melalui perlakuan
penggilingan. Proses ini dilakukan menggunakan alat bantu mesin giling. Penggilingan
dilakukan sampai semua butiran pasir terpisah. Contoh mesin penggiling pasir tampak
pada Gambar 4.7.

8
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG
PASIR CETAK

Gambar 4.7. Mesin penggiling pasir

b. Penyampuran pasir
Kualitas pasir cetak biasanya dijaga dengan cara menyampur pasir sisa dengan
pasir baru. Penyampuran pasir dilakukan dengan mesin penyampur pasir seperti
terlihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8. Mesin pencampur pasir (Surdia & Chijiiwa, 1976).

Gambar 4.9. Mesin pengayak pasir (Surdia & Chijiiwa, 1976).


c. Pengayakan pasir
Pasir cetak perlu di ayak untuk memisahkan gumpalan-gumpalan pasir yang
masih tersisa serta kotoran-kotoran yang terdapat dalam pasir cetak. Mesin pengayak
pasir dapat dilihat pada gambar 4.9.
9
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG
PASIR CETAK

d. Pemisahan dari coran sisa


Pada pasir cetak sisa biasanya banyak terdpat serpihan-serpihan logam sisa
pengecoran. Serpihan-serpihan ini perlu dipisahkan untuk menjaga kulitas pasir cetak.
Pada pasir cetak sisa pengecoran baja cor atau besi cor pemisahan serpihan-serpihan
logam dilakukan menggunakan mesin pemisah magnet.
e. Pendinginan pasir
Pendinginan pasir dilakukan pada pasir cetak sisa yang suhunya masih relatit
tinggi. Proses pendinginan dilakukan dengan mengangin-anginkan pasir cetak sehingga
didinginkan oleh udara. Mesin pendingin pasir cetak dapat dilihat pada gambar 4.10.

Gambar 4.10. Alat pendingin pasir tegak (Surdia & Chijiiwa, 1976)

10
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Wikipedia. (2016, Januari 7). Retrieved Juli 26, 2016, from Wikipedia.org:
https://en.wikipedia.org/wiki/Lost-foam_casting

Amshori, N. C. (2014). Metalurgi. Retrieved Juli 24, 2016, from Pola Pengecoran:
http://nandachoirul.blogspot.co.id/2014/10/proses-pengecoran-bagian-2-pola.html

Callister, Jr., W. D. (2001). Fundamentals of Materials Science adn Engineering. New York: John
Wiley & Sons, Inc.

hestyawan, R. (n.d.). Retrieved Juli 22, 2016, from


https://romzneverdie.wordpress.com/metallurgy/lost-foam-casting/#

Logam Ceper. (2014, Agustus 18). Aluminium dalam Pengecoran. Retrieved Juli 19, 2016, from
logamceper.com: http://logamceper.com/aluminium-dalam-pengecoran-logam/

Logam Ceper. (2014, Agustus 18). Pasir cetak dalam Pengecoran Logam. Retrieved April 16, 2016,
from logamceper.com: http://logamceper.com/?s=pasir+cetak+dalam+pengecoran

Logam Ceper. (2014, Agustus 19). Tembaga dalam Pengecoran. Retrieved Juli 19, 2016, from
logamceper.com: http://logamceper.com/tembaga-dalam-pengecoran-logam/

Ngatiman. (2016). Modul Pengecoran Logam Aluminium. Yogyakarta: Pendidikan Teknik Mesin, FT
UNY.

Smith, W. F. (1990). Principles of Materials Science and Engineering. Singapore: McGraw-Hill.

Supendi, V. (2012). Pola. Retrieved Juli 24, 2016, from Jejak Metalurgis:
http://jejakmetalurgis.blogspot.co.id/2012/09/pola.html

Surdia, T., & Chijiiwa, K. (1976). Teknik Pengecoran Logam. Jakarta: PT. PRADNYA PARAMITA.

Tiwan. (2010). Modul Ilmu Bahan Teknik. Yogyakarta: FT UNY.

11
Teknik Pengecoran Logam PROGRAM PLPG

Anda mungkin juga menyukai