Proses-Proses Pendukung Dan Cleaning in Place (CIP) Pada Industri Bioproses
Proses-Proses Pendukung Dan Cleaning in Place (CIP) Pada Industri Bioproses
NIM : 31S14016
PENDAHULUAN
Pembentukan lapisan fouling selama proses pemanasan pada industri susu menjadi masalah utama.
Pemanasan susu terjadi pada sistem penukar panas (heat exchanger). Pembentukan fouling pada
alat ini mengurangi efisiensi termal peralatan. Pabrik industri susu membutuhkan proses
pembersihan yang teratur dan efisiensi di sistem penukar panas.
Protein pada susu mengandung 2,6% dan whey 0,7%, dimana whey protein mengandung β-laktoglobulin
yang dapat terdenaturasi, sehingga ikatan non-kovalen terputus. Ikatan kovalen yang terputus dapat
mengikat protein lain yang tergolong dalam disulfide aktif. Hasil pengikatan kedua protein tersebut biasa
disebut dengan merkaptan. Senyawa ini bersifat toksik jika dikonsumsi, dan dapat menurunkan kualitas
produk susu karena bau yang ditimbulkan tidak sedap.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan optimalisasi proses pembersihan pada sistem penukar panas.
Parameter yabg diperhatikan adalah, pengaruh konsentrasi protein, pengaruh kecepatan putaran pulsating
flow dalam pelarutan fouling, dan pengaruh kecepatan aliran fluida pada proses pembersiha fouling.
PERCOBAAN
Pembersihan lapisan fouling dilakukan dengan proses pembersihan di tempat yang secara umum terdiri
dari:
1. Pembilasan dengan aliran fluida untuk melunakkan lapisan fouling, pada tahap ini air akan berdifusi
pada lapisan.
2. Pembersihan dengan menggunakan detergen atau senyawa kimia. Senyawa kimia yang dialirkan
pada tahap ini adalah NaOH (0,5 wt%). Proses ini bertujuan untuk melarutkan lapisan fouling dari
permukaan sistem penukar panas.
3. Pembilasan dengan aliran fluida kembali, bertujua untuk menghilangkan residu penumpukan
fouling dan senayawa kimia.
Pengujian keefektifan dari proses pembersihan fouling pada industri menggunakan tes rig. Pada uji ini
perolehan nilai temperatur pada permukaan permukaan sistem penukar panas menentukan ketahanan
fouling pada sistem penukar panas.
KESIMPULAN
1. Proses pembersihan pada sistem penukar panas dapat bekerja dengan efisien jika aliran fluida
dipercepat.
2. Peningkatan konsentrasi protein dapat meningkatkan proses pembentukan agregat fouling lebih
cepat
3. Penggunaan pulsating flow memberikan laju dan waktu pembersihan lebih cepat