2 - Pendahuluan Sifat Fisika Kimia PDF
2 - Pendahuluan Sifat Fisika Kimia PDF
• SIFAT FISIKA-KIMIA
• PARAMETER STRUKTUR KIMIA
• PERTIMBANGAN RUANG (STERIK)
• SIFAT FISIKA-KIMIA
– Kelarutan dan koefisien partisi
– Ionisasi
SIFAT FISIKA-KIMIA – Ikatan hidrogen
– Pembentukan khelat
– Aktivitas antarmuka
• PARAMETER STRUKTUR KIMIA
– Resonansi
– Efek induktif
– Potensial oksidasi
– Interaksi obat-reseptor
– Isosterisme
• PERTIMBANGAN RUAG (STERIK)
– Dimensi molekuler
– Jarak interatom
– stereokimia
• SIFAT FISIKA-KIMIA
– Kelarutan dan koefisien partisi
– Ionisasi
SIFAT FISIKA-KIMIA – Ikatan hidrogen
– Pembentukan khelat
– Aktivitas antarmuka
• PARAMETER STRUKTUR KIMIA
– Resonansi
– Efek induktif
– Potensial oksidasi
– Interaksi obat-reseptor
– Isosterisme
• PERTIMBANGAN RUAG (STERIK)
– Dimensi molekuler
– Jarak interatom
– stereokimia
..KELARUTAN & KEOFISIEN PARTISI..
• Kelarutan dalam cairan biologis
• Keofisien partisi (P) lipid/air
• Log P ~ lipofilisitas = hidrofobisitas
• Kelarutan & keofisien partisi sangat penting
untuk obat agar dapat mencapai dan
mempertahankan kadarnya dalam jumlah efektif
pada lokasi aksi untuk absorbsi & distribusi
• Kelarutan & keofisien partisi~ kemampuan untuk
menembus membran sel
• Transfer obat melewati membran sel, >>difusi
Pengaruh lipofilisitas pada durasi aksi
TOTAL C LIPOFILISITAS ONSET-DURASI
7-9 Paling lipofil Onset cepat
Durasi pendek (<3 jam)
5-7 menengah Onset & durasi menengah (3-
6 jam)
<4 Paling polar Onset lambat
Durasi lama (>6 jam)
Ion 5,5-dietilbarbiturat
Asam 5,5-dietilbarbiturat
Pada pH 7,4 hanya
pKa = 7,4
sebagian yang dapat
Aktivitas hipnotik/sedatif
menembus sawar otak
Pengaruh ionisasi pada aktivitas biologis
b. Reaktivitas gugus asam/basa pada permukaan di
dalam sel
O O O
+
H3N H+ H2N OH- H2N -
OH OH O
CH3 CH3 CH3
c. Memungkinkan CH3
OH
O R
HN Cl
O
+
N O R
-
O OH
R=H kloramfenikol
sukar larut dalam air
R=COCH2CH2COONa kloramfenikol Na suksinat
sangat mudah larut dalam air
Obat Dengan Aksi Biologik dalam
Bentuk Ion
• Ionisasi meningkat aksi biologi meningkat
• Penetrasi ke membran sel sulit berkurang
• Obat-obat ini aksi biologiknya di luar sel
8 9 1
Obat Dengan Aksi Biologik 7 2
Contoh: Aminoakridin 5 N
10
4
+ +
N NH2 N NH2
H H
H O H O
O N O N
O O
• Umumnya intra lebih kuat dari inter
• Pada intra terbentuk cincin dengan 6 atom (termasuk
H) >kuat (struktur>stabil)
• Ikatan hidrogen berpengaruh terhadap sifat-sifat fisika
molekul: t.d., t.l., kelarutan, serapan IR, dll
Hubungan ikatan Hidrogen dengan
aktivitas biologis
N N N
H O H O H O
N N N
H O H O
O O
O H OH
O
CH3
H O H O
O O
O CH3 O CH3
• SIFAT FISIKA:
– Kelarutan
– Tekanan uap
– Koefisien partisi
– Tegangan permukaan
• Strukturnya bervariasi, yaitu:
– Barbiturat
– Alkohol tersier
– Karbamat Obat-obat Hipnotika
– Amida
– N,N-diasilurea
• Mempunyai 2 bagian molekul
– Bagian non ionik yang sangat polar
– Bagian hidrokarbon atau hidrokarbon terhalogenasi yang
cukup lipofil
• Molekul untuk senyawa hipnotik:
– Bersifat aktif permukaan
– Log P = 1-3
– Contoh: etklorvnal, amobarbital
OBAT STRUKTUR SPESIFIK
Sebagian besar obat merupakan tipe ini. Ciri:
• Efektif pada kadar < dari obat berstruktur non
spesifik
• Sifat fisikokimia sama-sama penting untuk aksi
farmakologi obat, namun (tertentu) struktur
mempunyai pengaruh lebih besar
• Loka aksi: reseptor spesifik/enzim
• Perubahan struktur yang kecil menyebabkan
perubahan aktivitas farmakologis yang besar.
2.1. RESONANSI & EFEK INDUKTIF
• Delokalisasi elektron akan menstabilkan
sistem -
O O
R R
-
O O
+
NH2 NH3
R R
-
O O
• SIFAT FISIKA-KIMIA
– Kelarutan dan koefisien partisi
– Ionisasi
SIFAT FISIKA-KIMIA – Ikatan hidrogen
– Pembentukan khelat
– Aktivitas antarmuka
• PARAMETER STRUKTUR KIMIA
– Resonansi
– Efek induktif
– Potensial oksidasi
– Interaksi obat-reseptor
– Isosterisme
• PERTIMBANGAN RUAG (STERIK)
– Dimensi molekuler
– Jarak interatom
– stereokimia
3.1. Dimensi Molekuler & Jarak Atom
• Reseptor mempunyai bentuk tertentu dan gugus-
gugus fungsional yang berinteraksi dengan obat.
• Obat-obat mempunyai gugus-gugus fungsi yang
berinteraksi dengan reseptor pada pembentukan
kompleks obat-reseptor.
• Jarak intra atom gugus-gugus yang berinteraksi
dengan reseptor pada obat harus sesuai dengan
jarak intra atom gugus-gugus fungsional reseptor
yang berinteraksi dengan obat.
• Molekul yang mempunyai dimensi molekuler
terlalu besar mengganggu interaksi.
• Jarak intra atom berbeda interaksi gugus
fungsional sulit terjadi kekuatan aktivitas
berbeda.
• Obat-obat yang mempunyai dimensi molekuler
dan jarak intra atom yang berinteraksi dengan
reseptor bersesuaian bisa salling menduduki
reseptornya menghasilkan efek samping.
CH3 O CH3
N N
O CH3 O CH3
5,5 A 5,5 A
Difenhidramin Adiponektin
7,5 A
CH3
O CH3
+ CH3
N N CH3
H2N O CH3 O
• Isomer:
–Optik
–Geometrik
–Konformasi
3.2.A. Isomer Optik
• Perbedaan hanya dalam pemutaran bidang
cahaya terpolarisasi: isomer (+)/d ; (-)/l
• Enantiomer/zat enantiomorf/antipoda optik
• Perbedaan aktivitas farmakologik zat-zat
enantiomorf disebabkan oleh perbedaan
susunan ruang/stereokimia
Sistem R dan S (sistem Cahn, Ingold
dan Prelog)
• Nomor atom tertinggi adalah prioritas utama
• Jumlah isomer senyawa yang mempunyai n
atom C asimetrik = 2n isomer
a b b a
c c
Senyawa 1 (R) senyawa 2 (S)
OH OH O Cl
H2N OH H2N
NH Cl
D(-)-eritrokloramfenikol HN
O OH
Cl L(+)-treokloramfenikol
Cl
Pengaruh isomer optik terhadap
aktivitas farmakologi
• Pada diasteromer
– Tipe reaksi sama, sifat bisa berbda aktivitas
farmakologi berbeda
• Pada enantiomer
– Obat berstruktur non spesifik
aktivitas sama
– Obat berstruktur spesifik
aktivitas bisa sama, bisa juga berbeda. Paling umu
berbeda
Senyawa 1 Senyawa 2
a c c a
b b
3.2.B. Isomer Geometri (cis-trans)
• Perbedaan konfigurasi strukutur karena
perbedaan relatif atom/gugus pada sistem
ikatan rangkap
• Isomer geometrik, bila mempunyai atom C
asimetrik enentiomer optik aktif
H3C CH3 H3C H3C
H3C CH3 H CH3
H3C CH3
H H H3C H
Pengaruh isomer geometrik pada
aktivitas farmakologi
• Isomer cis-trans memiliki sifat fisika kimia
yang berbeda, ikatan interaksi obat-reseptor
beda respon/intensitas aksi biologis
berbeda.
Contoh: dietilstilbestrol
OH HO OH
CH3 OH
HO
HO H3C H3C CH3